Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR

FARMAKOGNOSI II
PEMBUATAN PRODUK FARMAKOGNOSI
DAN EVALUASINYA

DOSEN PEMBIMBING
M. RIFQY EFENDI, M.farm., Apt.

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. CENDANA 17160039
2. DIANA PUTRI WAHYUNI 17160042
3. PUTRI AVENDA MELATI 17160046
4. MERI APRIYANI 17160049
5. MARINI EKA PUTRI 17160050
6. WINDI WULANDARI 17160053

5 Farmasi 2

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PADANG
2019
PATI BENGKOANG
1. TUJUAN
Bengkoang (Pachyrhizus erosus (L) Urban) adalah salah satu tanaman
berumbi daerah tropika dari family leguminoceae yang mudah dibudidayakan. Telah
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menentukan karakter fungsional dari pati
yang diekstrak dari umbi bengkoang.

2. TEORI / KLASIFIKASI
a. Teori
Bengkoang (Pachyrhizus erosus (L) Urban) adalah salah satu tanaman
berumbi daerah tropika dari family leguminoceae yang mudah dibudidayakan.
Bengkuang (Pachyrhizus erorus) berasal dari daerah Amerika Tengah dan
Selatan terutama di daerah Mexico. Suku Aztec menggunakan biji tanaman
bengkuang ini sebagai obat-obatan. Kemudian pada abad ke-17, Spanyol
menyebarkan tanaman ini ke daerah Philipina sampai akhirnya menyebar ke
seluruh Asia Pasifik . Tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis ini termasuk
dalam suku polong-polongan atau Fabaceae. Tanaman ini masuk Indonesia dari
Manila melalui Ambon, dan sejak saat itulah bengkuang dibudidayakan
diseluruh negeri . Bengkuang sekarang ini lebih banyak dibudayakan di daerah
Jawa dan Madura atau di dataran rendah. Di tempat asalanya, tumbuhan ini
dikenal dengan xicama atau jicama. Orang jawa menyebutnya sebagai besusu.
Bengkuang (Pachyrhizys erosus) dikenal dari umbi (cormus) putihnya yang
bisa dimakan sebagai komponen rujak dan asinan atau dijadikan masker untuk
menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Bagian umbi merupakan bagianyang
dikomsumsi dari tanaman bengkuang karena mengandung gula, pati dan
oligosakarida yang dikenal dengan nama inulin.

b. Klasifikasi
Menurut Van Steenis (2005) dalam Hilman (2012), klasifikasi tanaman
bengkuang adalah :
 Kingdom : Plamtae (Tumbuhan)
 Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan Berpembuluh)
 Super Devisi : Sprematophyta (Menghasilkan Biji)
 Divis : Magnoliophyta ( Tumbuhan Berbunga)
 Kelas : Magnoliopsida (Berkeping Dua / Dikotil)
 Sub Kelas : Rosidae
 Ordo : Fabales
 Family : Fabaceae (Suku Polong-Polongan)
 Genus : Pachyrizus
 Spesies : Pachrizus Aerosus (L) Urban
c. marfologi

Tanaman ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau membulat
seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis berwarna
kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar agak
manis. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbinya
juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90 %. Rasa manis
pada umbi bengkoang berasal dari suatu oligosakarida yang disebut inulin, yang
tidak bisa dicerna tubuh manusia. Sifat ini berguna bagi penderita diabetes atau
orang yang berdiet rendah kalori.
Berdasarkan bentuk umbinya, ada dua macam yaitu bulat pipih dan bulat
panjang. Umbi yang berbentuk bulat pipih lebih baik dari pada yang berbentuk
bulat panjang. Kelebihan umbi yang bentuknya bulat pipih antara lain : kulitnya
tipis, mudah dikupas, berwarna putih, berair banyak, serat sedikit, mudah dipecah
dan rasanya manis. Sedang umbi yang berbentuk bulat panjang kulitnya lebih
tebal, sulit dikupas, berwarna sedikit kekuningan, berkadar air rendah, berserat,
sulit dipecah dan rasanya tawar [6]. Umbi bengkuang sering dikonsumsi karena
dianggap memberi efek segar. Efek ini muncul karena kandungan air pada umbi
yang cukup tinggi, yaitu sekitar 86 hingga 90 persen. Kadar air yang tinggi dapat
menggantikan cairan tubuh, hingga dapat memberikan rasa segar pada tubuh.

d. kandungan kimia
Umbi bengkuang mengandung banyak karbohidrat sehingga berasa manis,
dingin, sejuk, dan berkhasiat mendinginkan. Kandungan kimianya dari tanaman
bengkuang adalah pachyrhizon, rotenon, vitamin B1, dan vitamin C [5].
Walaupun umbi bengkuang dapat dimakan, tetapi bagian biji dari benkuang
sangat beracun karena mengandung senyawa rotenone. Biji bengkuang yang telah
tua kaya akan senyawa lipid dan protein, akan tetapi tidak dapat dikonsumsi
karena mengandung rotenone, isoflavon, furano-3- fenil, kumarin yang bersifat
racun [6]. Jika senyawa yang bersifat racun tersbut dapat dibebaskan dari biji,
maka biji bengkuang memiliki kandungan gizi yang setara dengan biji kaang
tanah yaitu asam palmtat, asam oleat dan asam linoleate dengan kadar
masingmasing 26,7 %, 33,4 % dan 34,2 %, Dilaporkan juga bahwa tanaman
bengkuang mengandung mineral dengan jumlah yang cukup tinggi seperti fosfor,
zat besi, serta kalsium.

e. efek farmakologi
Bengkuang termasuk umbi-umbian yang memiliki kandungan air tinggi.
Bentuknya bulat dengan ujung yang meruncing. Buah ini sering digunakan untuk
bahan rujak. Bengkoang kaya akan vitamin C, kalsium, fosfor dan serat makanan
(Sekarinda dan Rosalin, 2006).
Komposisi kimia yang seperti itu memungkinkan umbi bengkuang digunakan
sebagai obat, baik obat luar maupun obat dalam. Untuk obat luar, bengkuang
dijadikan masker wajah yang memberikan kesegaran pada kulit wajah. Untuk
obat dalam, bengkuang dapat mengatasi penyakit diabetes melitus, demam,
eksim, sariawan dan wasir.
Menurut Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (1992) komposisi
bengkuang dapat dilihat pada tabel berikut:
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI (1992)

Bengkuang baik dikonsumsi oleh penderita hiperglikemia. Dengan


kandungan air yang sangat besar, mengkomsumsi bengkuang akan memberi
perasaan kenyang, tapi tidak memberikan kalori dimana kandungan kalori pada
bengkuang 55 kkal dan tidak berpotensi untuk meningkatkan indeks glikemik.
Kandungan air dalam bengkuang sangat baik untuk mempercepat proses
pencernaan makanan. Pencernaan yang lancar akan mengurangi penyerapan gula
yang harus dihindari oleh penderita hiperglikemia (Hilman, 2012)
Kandungan vitamin C yang cukup tinggi, memungkinkan bengkuang
digunakan sebagai sumber antioksidan yang potensial untuk menangkal atau
menetralisir serangan radikal bebas yang cenderung meningkat dalam tubuh
akibat hiperglikemia (stres oksidatif) sehingga dapat menghambat terjadinya
peroksidasi lipid, mencegah penurunan kadar asam askorbat dalam testis dan
mencegah penurunan kualitas spermatozoa.
Umbi bengkuang mengandung isoflavon yang dapat berperan sebagai
antioksidan sehingga berguna untuk mencegah kerusakan oksidatif dan
membantu penyerapan kalsium lebih kuat ke dalam tulang, sehingga tidak terjadi
pengkeroposan tulang atau osteoporosis. Bengkuang merupakan salah satu
makanan yang mengandung fitoestrogen, sehingga baik untuk dikonsumsi bagi
mereka yang sudah memasuki masa menopause, yang berarti dapat mempertahan
kualitas hidup di usia tua (Lubis, 2012)

3. CARA KERJA
1. Timbang 3-5 kg buah bengkoang
2. Kupas kulit bengkuang dan dicuci
3. Buah bengkuang tersebut di parut
4. Dari hasil parutan lalu di peras untuk mendapatkan sari dari bengkuang
tersebut
5. Ampas bengkuang tersebut di tambahkan dengan air secukupnya , lalu
diperas kembali.
6. Kumpulkan air perasan lalu di enapkan
7. Endapan di ambil dan di keringkan
8. Gerus endapan yang sudah kering lalu diayak
9. Hitung rendemen yang didapatkan
4. HASIL
Hasil penggerusan pati
bengkoang

Hasil penimbangan pati


bengkoang

Hasil penimbangan setelah


melakukan susut pengeringan

Hasil melarutkan pati


bengkoang dengan 50 ml
air(suspense)

Hasil pelarutan pati bengkoang


dengan air dingin dan etanol
Hasil melartukan pati
bengkoang dengan fehling A

Hasil penambahan iodiium

5. EVALUASI
 Rendemen pati Bengkoang

Rendemen = Berat Endapan kering x 100%


Berat Awal
= 202,2 g x 100%
5000 g
= 4,044 %

Hasil ekstraksi pada buah bengkoang sebanyak 5 kg diperoleh rendemen


sebanyak 4,044%. Banyak atau tidaknya didapatkan rendemen tersebut
tergantu dari buah yang didapatkan , semakin tua buah bengkoang tersebut
semakin banyak pati yang akan didapatkan.

 Persyaratan
 Pemerian : berbentuk hablur, serbuk putih
 Warna : putih
 Mikroskopis : terdapat seperti gelembung/ bulatan
 Kelarutan
 Dalam air dingin :larut
 Dalam etanol :larut
 Identifikasi
 Pada saat 1 gr pati ditambahkan 50 ml air pati tersebut terlarut
 Pada saat penambahan 1 ml suspense dan ditambahkan dengan
larutan idodium 0,05 warna yang ditunjukan warna hitam setelah
dipanaskan warna berubah menjadi warna hitam kebiruam , lalu
setelah itu didingankan warna tetap sama yaitu warna hitam kebiruan.
 Susut pengeringan
Susut pengeringan adalah pengurangan berat bahan setelah
dikeringkan dengan cara yang telah ditetapkan. Susut pengeringan terjadi
dikarenakan berkurangnya mineral yang terdapat pada bahan yang di olah.
Susut pengeringan ditetapkan dengan cara berikut : timbang 1 sampai 2 gr
pati lalu di letakan pada porselen, lalu di masukan kedalam ruang pengering.
Suhu yang digunakan yaitu 105 derajat C , selama 4jam .Berat cawan+pati
awal yaitu 329,02 gram lalu berat cawan+ setelah pengeringan 4 jam yaitu
328,19 gram terjadi penyusutan 0,83 gr.
 Uji kadar abu total
Kadar abu merupakan campuran dari komponen anorganik atau
mineral yang terdapat pada suatu pada bahan. Cara pengujiannya yaitu
dengan cara: timbang seksama 2 sampai 3 gr pati yang telah dihaluskan dan
masukan kedalam krus silica yang telah dipijarkan dan ditara, pijarkan
perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan timbang.
Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan sedikit air
panas , diaduk, saring melalui kertas saring bebas abu, pijarkan kertas saring
beserta sisa penyaringan dalam krus yang sama . masukkan filtrate kedalam
krus uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap.

6. KESIMPULAN DAN SARAN


 Kesimpulan
Bengkoang (Pachyrhizus erosus (L) Urban) adalah salah satu
tanaman berumbi daerah tropika dari family leguminoceae yang mudah
dibudidayakan. Bengkuang (Pachyrhizus erorus) berasal dari daerah Amerika
Tengah dan Selatan terutama di daerah Mexico. Suku Aztec menggunakan
biji tanaman bengkuang ini sebagai obat-obatan.
 Hasil ekstraksi pada buah bengkoang sebanyak 5 kg diperoleh rendemen
sebanyak 4,044%
 Saat melakukan uji susut pengeringan pati bengkoang : Berat cawan+pati
awal yaitu 329,02 gram lalu berat cawan+ setelah pengeringan 4 jam
yaitu 328,19 gram terjadi penyusutan 0,83 gr.

 Saran
Saat praktikan mengerjakan praktikum ini, harus selalu
memperhatikan keadaan perendaman pati bengkoang
R I M P A N G T E M U L A WA K

1. Tujuan pelaksanaan

Untuk mengetahui adanya kandungan metabolit sekunder dari suatu simplisia


tumbuhan obat.
2. Teori
a. Pengertian

Temulawak yang mempunyai nama latin (Curcuma xanthorhiza Roxb)


merupakan tanaman obat yang banyak tumbuh di pulau Jawa, Kalimantan, dan
Maluku. Rimpang temulawak terbentuk sempurna dan kuat, rimpang ini cukup
susah untuk ditarik dari dalam tanah. Biasanya, rimpang berwarna kemerahan,
coklat, kuning tua, atau bahkan hijau gelap.

Temulawak juga merupakan tumbuhan berbunga. Bunga itu berbentuk


kecil berwarna kuning tua dan bergerombol. Temulawak banyak dimanfaatkan
oleh penduduk Indonesia, terutama Jawa, dan juga oleh negara lainnya.
Temulawak biasanya digunakan sebagai jamu godhok. Rimpang temulawak
dilansir mengandung 48 hingga 60% zat tepung, 2% kurkumin, dan juga kurang
dari 2% minyak asiri. Minyak asiri ini dipercaya mampu meningkatkan kinerja
ginjal. Selain itu, kandungan dalam asiri mampu mengobati peradangan.

b. Morfologi Tumbuhan
Temulawak termasuk tanaman berbatang basah. Tingginya dapat mencapai
2,5m. Bunganya berwarna Putih kemerah-merahan atau kuning. Panjang tangkai
bunga 1,5-3 cm. Kelompok bunga 3-4 buah. Bunganya langsung keluar dari rimpang
dan berwarna merah, kelopak hijau muda, sedangkan pangkal bunga bagian atas
berwarna ungu. Temulawak dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0-1.800 m
dpl.
Temulawak tumbuh baik pada jenis tanah latosol, andosol, regosol dan
podsolik pada ketinggian 100-1.500 m dpl dengan curah hujan 100-4.000 mm/tahun.
Tumbuhan ini tumbuh liar di hutan maupun di pekarangan dan hidup subur pada
tanah gembur. Temulawak termasuk jenis temu-temuan yang berbunga terus-
menerus. Bagian yang dipanen dan dipergunakan adalah rimpang yang beraroma
tajam dengan daging rimpang berwarna jingga. Panen dapat dilakukan pada umur 7-
12 bulan setelah tanamanatau keadaan daun telah menguning dan gugur

c. Klaifikasi Tumbuhan

Divisi : Spermatophyte

Sub divisi : Angiospermae


Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza Roxb

Rimpang

Rimpang kunyit bercabang-cabang sehingga membentuk rumpun.


Rimpang berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang berupa batang yang
berada di dalam tanah.Rimpang kunyit biasanya ditumbuhi tunas yang tumbuh ke
samping, mendatar, dan melengkung. Tunas berbuku-buku pendek dengan bentuk
lurus atau melengkung. Warna kulit rimpang kunyit biasanya jingga kecokelatan
atau berwarna terang agak kuning kemerahan.

Sementara itu, rimpang temulawak biasanya memiliki ukuran yang lebih


besar dibandingkan dengan kunyit. Satu hal lain yang cukup mencolok antara
temulawak dan kunyit, yaitu daging kunyit berwarna lebih pekat alias oranye
kemerahan, sedangkan temulawak biasanya berwarna kuning pudar. Temulawak
juga memiliki rasa yang lebih pahit dibandingkan dengan kunyit.

d. Kandungan Kimia
Rimpang temulawak mengandung protein, pati,zat warna kuning
kurkuminoid (yang terdiri dari dua komponen yaitu kurkumin dan kurkuminoid),
serta minyakatsiri. Pati merupakan komponen terbesar dalam temulawak, sekitar
29-34%. Pati ini adalah jenis yang mudah dicerna sehingga baik untuk makanan
bayi atau makanan orang yang baru sembuh dari sakit Kandungan zat pada
Temulawak yaitu minyakatsiri yang bemuatan felandren dan turmerol, terdapat
juga kurkumin dan pati dengan dosis 0,5 gram sampai 1 gram sangat baik untuk
antipasmodika dan obat kolagoga

Dari hasil tes uji yang dilakukan oleh Balai penelitian tanaman dan obat,
diperoleh sejumlah zat / senyawa dalam rimpang temulawak antara lain : Air
19,98%, pati 41,45%, serat 12,62%, abu 4,62%, abu tak larut asam 0,56%, sari air
10,96%, sari alkohol 9,48%, dan kurkumin 2,29%.Dari hasil pengujian tersebut,
ditemukan juga kandungan alkaloid, flavonoid, fenolik, triterpennoid, glikosida
tannin, saponin dan steroid .Selain itu, terdapat juga kandungan minyak atsiri
sebesar 3,81%, meliputi : d-kamfer, sikloisoren, mirsen,p-toluil metikarbinol,
pati, d-kamfer, siklo isoren, mirsen, p-toluil metilkarbinol, falandren, borneol,
tumerol, xanthorrhizol, sineol, isofuranogermakren, zingiberen, zingeberol,
turmeron, artmeron, sabinen, germakron, dan atlantone.

e. Farmakologi

 Mengatasi masalah sistem pencernaan


Manfaat temulawak yang pertama adalah merangsang produksi
cairan empedu di kantong empedu. Tentu saja hal ini membantu pencernaan
serta metabolisme makanan dalam tubuh. Tidak hanya itu, menurut para ahli,
temulawak juga bermanfaat untuk mengatasi perut kembung, membantu
pencernaan yang tidak lancar, dan meningkatkan nafsu makan. Sebuah studi
yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology
meminta pasien yang mengalami peradangan usus untuk mengonsumsi
temulawak setiap harinya. Hasilnya, kelompok pasien tersebut mengalami
proses penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan kelompok pasien
yang tidak mengonsumsi temulawak.

 Mengatasi osteoarthritis

Manfaat temulawak lainnya, yaitu membantu pasien yang mengalami


osteoarthritis. Osteoarthritis adalah penyakit sendi degeneratif, di mana
sendi-sendi menjadi terasa sakit dan kaku. Hal ini juga dibuktikan dalam
sebuah jurnal yang diterbitkan di dalam Journal of Alternative and
Complementary Medicine. Dalam jurnal tersebut menunjukkan bahwa efek
temulawak hampir sama seperti efek ibuprofen (obat penghilang rasa sakit)
yang diberikan pada pasien osteoarthritis

 Mencegah serta membantu pengobatan kanker

Walaupun masih sangat sedikit penelitian yang tersedia terkait


manfaat temulawak dengan pengobatan kanker, beberapa ahli percaya akan
khasiat tanaman ini. Temulawak dapat berguna untuk membantu pengobatan
kanker prostat, kanker payudara, dan kanker usus. Manfaat temulawak ini
didukung dengan sebuah riset yang dilakukan pada tahun 2001, yang
menyatakan bahwa temulawak dapat menghambat pertumbuhan serta
perkembangan kanker prostat.

Para peneliti dari University of Maryland Medical Center


menjelaskan bahwa bahan-bahan herbal mungkin bisa membantu
menghentikan pertumbuhan kanker berkat zat antioksidan yang terkandung di
dalam obat herbal, termasuk temulawak.

 Obat antiradang

Temulawak mengandung senyawa antiradang yang bisa menghambat


produksi prostaglandin E2 yang memicu peradangan. Oleh karena itu,
kandungan antiradang di dalamnya membantu mengatasi penyakit akibat
peradangan di dalam tubuh seperti radang sendi.

 Antibakteri dan antijamur

Temulawak mengandung berbagai senyawa antibakteri dan


antijamur. Kandungan antibakteri dalam temulawak memiliki manfaat
terutama cukup efektif untuk membasmi bakteri jenis Staphylococcus dan
Salmonella. Sementara senyawa antijamurnya cukup ampuh menghilangkan
jamur dari golongan dermatofita.

 Obat jerawat
Dalam dunia kecantikan, temulawak juga bisa digunakan sebagai
obat jerawat. Ini karena temulawak memiliki sifat astringent. Astringent
bermanfaat untuk mengurangi produksi minyak dari kelenjarnya. Selain itu,
kandungan antiseptik di dalamnya juga bisa membantu membersihkan kulit
dari bakteri penyebab jerawat. Dengan begitu, jerawat yang meradang akan
berangsur membaik dan sembuh.
 Menjaga kesehatan liver

Dilansir dari Scientific Researh Journal, ekstrak temulawak terbukti


memiliki manfaat dalam melindungi hati dari hepatotoksin, seperti karbon
tetraklorida dan acetaminophen. Hepatotoksin adalah bahan kimia yang
menyebabkan efek buruk pada hati. Dengan begitu, temulawak menjadi salah
satu bahan alami yang bisa dijadikan pilihan untuk membantu menjaga
kesehatan hati Anda.

 Obat diuretic

Manfaat temulawak lainnya yang sayang jika dilewatkan, yaitu


sebagai obat diuretik alami. Diuretik merupakan zat yang membantu
membersihkan tubuh dari garam (natrium) dan air, sehingga tak terjadi
penumpukan cairan di dalam tubuh. Zat ini merangsang ginjal untuk
melepaskan lebih banyak natrium ke dalam urine.

Manfaat diuretik dalam temulawak ini juga akan mengambil


kelebihan cairan dari pembuluh darah. Proses ini membantu mengurangi
tekanan pada dinding pembuluh Anda. Biasanya diuretik sangat dibutuhkan
untuk membantu mencegah, mengobati, dan memperbaiki masalah seperti:

 Gagal jantung
 Gagal hati
 Pembengkakan jaringan (edema)
 Masalah pada ginjal

 Antispasmodik

Minyak Curcuma xanthorrhiza ternyata juga memiliki manfaat


sebagai antispasmodik. Dilansir dari pusat informasi obat nasional,
antispasmodik merupakan golongan obat yang memiliki sifat sebagai
relaksan otot polos. Artinya, obat ini bisa merilekskan otot halus di usus dan
mencegahnya dari kejang. Obat antispasmodik biasanya bermanfaat untuk
mengatasi kondisi Irritable Bowel Syndrome (IBS). IBS adalah kondisi saat
usus besar mengalami gangguan akibat kontraksi otot yang tidak normal.
Akibatnya, orang dengan IBS akan mengalami berbagai gejala seperti:

 Sakit perut
 Kembung
 Diare
 Kram perut
 Sembelit

Dengan kandungan antispasmodiknya, temulawak bisa menjadi salah


satu obat alami yang bisa membantu meringankan gejala IBS. Biasanya,
sebagai obat, antispasmodik dikonsumsi 30 hingga 60 menit sebelum makan.
3. Cara Kerja
 Timbang temulawak
 Kupas kulit Temulawak
 Cuci temulawak yang sudah dibersihkan
 Potong-potong temulawak dengan ukuran sekitar 2-3 mm.
 Jemur temulawak dibawah terik matahari
 Dan lakukan evaluasi-evaluasi sesuai dengan panduan pengerjaan
4. Hasil

Proses pengeringan timbangan hasil pengeringan

Dilarutkan dengan beberapa pereaksi


5. Evaluasi

 Perhitungan Rendemen

Rendemen = Berat simplisia kering x 100%


Berat Awal

Rendemen = 399,2 g x 100%


2,500 g

Rendemen = 15,96%

 Persyaratan
Pemerian : serbuk halus
Warna : kuning
Rasa : kecut
Bau : khas temulawak

 Identifikasi ( pengujian 2 mg rimpang dengan pereaksi )

Pereaksi Warna
H2SO4 Kuning pekat
HCl pekat Kuning kehijauan
NaOH P 5% Merah hati
KOH P 5% Merah hati
Amonia 25% Kuning muda
KI P 6% Kuning muda
FeCl3 5% Kuning kecoklatan
Mayer Orange
Dragendorf Hitam

 Susut Pengeringan

= Berat awal - berat akhir


= 2.500g – 399,2g
= 2.100,8 g
6. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan ;
 Rimpang temulawak dilansir mengandung 48 hingga 60% zat tepung, 2%
kurkumin, dan juga kurang dari 2% minyak atsiri
 Rendemen yang didapat adalah 15,96%
 Temulawak mempunyai banyak efek farmakologi terutama pada system
pencernaan

Saran
 Dalam proses penjemuran temulawak praktikan harus memperhatiakan sushu
cuaca, agar temulawak tidak berjamur
 Kerja dari prakstikan harus bersih agar simplisia tidak terkontaminasi dengan
bakteri lain.
PEMBUATAN MINYAK KELAPA MURNI (VCO)

1. Tujuan
 Untuk mengetahui cara pembuatan minyk kelapa murni (VCO)

2. Teori/ klasifikasi
a. Teori

Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil atau VCO) merupakan produk
olahan asli Indonesia yang terbuat dari daging kelapa segar yang diolah pada suhu
rendah atau tanpa melalui pemanasan, sehingga kandungan yang penting dalam
minyak tetap dapat dipertahankan Minyak kelapa murni merupakan hasil olahan
kelapa yang bebas dari transfatty acid(TFA) atau asam lemak trans. Asam lemak trans
ini dapat terjadi akibat proses hidrogenasi. Agar tidak mengalami proses hidrogenasi,
maka ekstraksi minyak kelapa ini dilakukan dengan proses dingin. Misalnya, secara
fermentasi, pancingan, pemanasan terkendali, pengeringan parutan kelapa secara
cepat dan lain-lain.

Virgin Coconut Oil (VCO) memiliki sejumlah sifat fisik yang


menguntungkan. Di antaranya, memiliki kestabilan secara kimia, berwarna bening,
dan berbau harum, bisa disimpan dalam jangka panjang dan tidak cepat tengik, serta
tahan terhadap panas, cahaya dan oksigen. Virgin coconut oil (VCO) memiliki kadar
air, asam lemak bebas, dan angka oksidasi yang rendah.

Dalam perkembangannya VCO telah dimanfaatkan sebagai bahan baku


farmasi, kosmetik, dan pangan (VCO merupakan suatu produk yang memiliki sifat
dwifungsi yaitu sebagai minyak goreng kualitas tinggi dan sebagai obat yang
potensial. Beberapa manfaat VCO bagi kesehatan yaitu merupakan antibakteri,
antivirus, antijamur, dan antiprotozoa, menjaga kesehatan jantung dan pembuluh
darah, dapat mencegah terjadinya osteoporosis, diabetes, penyakit liver, dan
timbulnya kanker, dapat menurunkan berat badan, dan memberikan stamina bagi
tubuh.

Minyak kelapa murni memiliki sifat kimia-fisika antara lain organoleptis


(tidak berwarna dan berbentuk kristal seperti jarum) dan bau (ada sedikit berbau asam
ditambah bau caramel). Kelarutan dari VCO yaitu tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam alcohol (1:1). pH VCO tidak terukur, karena tidak larut dalam air. Namun
karena termasuk dalam senyawa asam maka dipastikan memiliki pH di bawah 7.
Berat jenis 0,883 pada suhu 20⁰C. Persentase penguapan yaitu VCO tidak menguap
pada suhu 21⁰C (0%). Titik cair 20-25⁰C, titik didih : 225⁰C, dan kerapatan udara
(Udara = 1): 6,91. Tekanan uap (mmHg) yaitu 1 pada suhu 121⁰C .

b. klasifikasi
 Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
 Diviso : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
 Sub-Diviso : Angiospermae (Berbiji tertutup)
 Kelas : Monocotyledonae (Biji berkeping satu)
 Ordo : Palmales
 Familia : Palmae
 Genus : Cocos
 Spesies : Cocos nucifera L .
c. morfologi
a. Akar
Akar pada tanaman kelapa adalah serabut, tebal,dan berkayu. Akar tanaman
Kelapa ini berkerumun membentuk bonggol, dan hidup pada lahan pantai yang
berpasir. Pada tanaman kelapa yang baru bertunas, mempunyai akar tunggang.
Namun, pertumbuhan akar tersebut sangat cepat dan akan terlihat seperti berlapis.
Akar ini memiliki struktur yang lembut di bagian dalam dan ber air, serta
berwarna kecoklatan.

b. Batang
Batang pada tanaman kelapa tumbuh tegak keatas dan merupakan batang
tunggal. Batang tanaman kelapa juga beruas-ruas dan berkayu. Namun, kayunya
kurang baik untuk bangunan. Pada batang tanaman kelapa terdapat pangkal
pelepah-pelepah daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun
telah kering dan mati. Pada tanaman tua, pangkal-pangkal pelepah yang masih
tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa tampak berwarna
hitam beruas.

c. Daun
Daun pada tanaman kelapa berbentuk seperti bulu burung atau bulu ayam.
Pada bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri (spina) yang tajam
dan keras di kedua sisinya. Anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua
sampai ke ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai
tulang daun. Daun pada tanaman kelapa termasuk daun majemuk (folium
compositum), dan merupakan Roset Batang. Hal ini dikarenakan daun-daunnya
rapat dan berjejal-jejal di ujung batang.

d. Bunga
Bunga pada tanaman kelapa tumbuh ketika tanaman berusia 3-4 tahun. Bunga
tumbuh pada ketiak daun bagian luar yang diselubungi oleh seludang bunga yang
disebut spatha. Spatha ini bertujuan untuk melindungi calon bunga sebelum
merkar. Bunga pada tanaman kelapa termasuk bunga majemuk (inflorecentia).

d. kandungan kimia
Kandungan utama VCO adalah asam lemak jenuh sekitar 90% dan asam
lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi oleh asam
laurat. VCO mengandung ± 53% asam laurat dan sekitar 7% asam kaprilat.
Keduanya merupakan asam lemak rantai sedang yang biasa disebut Medium
Chain Fatty Acid
(MCFA). VCO mengandung 92% lemak jenuh, 6% lemak mono tidak
jenuh dan 2% lemak poli tidak jenuh.

e. Efek farmakologi

 Alergi

Meskipun tidak lazim seperti bentuk alergi lainnya, minyak kelapa murni
memang menyebabkan alergi jika seseorang sensitif terhadapnya. Beberapa
reaksi alergi termasuk mual, ruam, eksim, gatal-gatal, muntah, dan anafilaksis
(keadaan darurat yang mematikan yang melibatkan gangguan pernapasan).
 Diare

Bisakah minyak kelapa VCO menyebabkan diare? minyak kelapa


biasanya dikonsumsi secara oral untuk melawan infeksi bakteri internal. Proses
menghancurkan bakteri ini dapat menyebabkan efek samping jangka pendek,
salah satunya adalah diare. Untuk meminimalkan gejalanya, anda harus terlebih
dahulu mengonsumsi minyak dalam jumlah yang lebih sedikit – dan secara
bertahap meningkatkan jumlah yang dibutuhkan.

 Gangguan Usus

Individu dengan mal absorpsi fruktosa sangat rentan terhadap hal ini.
Pada dasarnya ketika seseorang mengalami kesulitan menyerap fruktosa, ini
menyebabkan masalah pencernaan – termasuk gangguan usus. Jika anda
menderita gangguan usus atau masalah terkait pasca konsumsi produk yang
mengandung minyak kelapa, solusinya juga satu. Minum air kelapa muda.

 Kerusakan Hati

Asam lemak rantai menengah dalam minyak kelapa diangkut ke hati, di mana
mereka dikonversi menjadi energi. Sejumlah ahli nutrisi menyebut jika kecepatan
membawa MCFA ini ke hati dapat menyebabkan masalah. Resikonya akan membuat
hati tertekan. Dalam jangka panjang bisa merusak organ hati.Efek samping negatif
dari minyak kelapa VCO meskipun tidak banyak bisa mengganggu. Itulah sebabnya
Anda harus berhati-hati jika alergi terhadap minyak kelapa.

3. Prosedur Kerja
 Alat
 Blender  Beaker Gelas
 Botol  Kertas Saring
 Corong  Erlenmeyer
 Kompor  Buret
 Wajan  Reflaktometer
 Piknometer
 Bahan
 Sari Pati Santan
 Etanol 96%
 Fenolftalein
 KOH
 NaOH
 Cara Kerja
Sari perasan 10 kelapa tua didiamkan selama 1 malam didalam
lemari pendingin, pisahkan air dan lemak dengan cara menghisapnya,
lalu di timbang. Pisahkan lemak yang terbentuk dan di masukkan ke
dalam botol tutup dan di biarkan 1 malam, minyak yang terbentuk
menjadi (mutu I). Sisa dari mutu I dipanaskan dengan api dengan api
sedang dan di saring menjadi (mutu II). Dan lemak yang tinngal dari
mutu II di panaskan lagi setelah semalam menjadi (mutu III).

4. Hasil
 Perolehan hasil vco setelah pendinginan
 Pemanasan vco

 Penyaringan dari mutu I,II,III

 Hasil kelarutan ditambahkan dengan air

 Hasil kelarutan ditambahkan dengan etanol 95%

 Hasil kelarutan ditambahkan dengan kloroform


5. Evaluasi
1. Persyaratan
 Pemerian
a. Warna
 Mutu I : bening
 Mutu II : bening kekuningan
 Mutu III : bening kekuningan
b. Rasa
 Mutu I : rasa kelapa tua
 Mutu II : hambar
 Mutu III : hambar
c. Bau
 Mutu I : bau minyak kelapa
 Mutu II : bau agak asam
 Mutu III : bau harum
 Kelarutan

Pelarut Mutu I Mutu II Mutu III


Air TL TL TL
Etanol 95 % TL TL TL
kloroform L L L

 Mutu I : apabila vco ditambhankan dengan air maka dia tidak larut,
vco ditambahkan dengan etanol 95% juga tidak larut, dan vco
ditambahkan denagan kloroform maka dia larut.
 Mutu II : : apabila vco ditambhankan dengan air maka dia tidak larut,
vco ditambahkan dengan etanol 95% juga tidak larut, dan vco
ditambahkan denagan kloroform maka dia larut.
 Mutu III : : apabila vco ditambhankan dengan air maka dia tidak
larut, vco ditambahkan dengan etanol 95% juga tidak larut, dan vco
ditambahkan denagan kloroform maka dia larut.

6. Kesimpulan & Saran


 Kesimpulan
a. Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil atau VCO) merupakan
produk olahan asli Indonesia yang terbuat dari daging kelapa segar
yang diolah pada suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan,
sehingga kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat
dipertahankan Minyak kelapa murni merupakan hasil olahan kelapa
yang bebas dari transfatty acid(TFA) atau asam lemak trans
b. Efek farmakologi yang ditimbulkan ada alergi, diare, gangguan usus,
kerusakan hati.
 Saran
a. Kerja dari prakstikan harus bersih agar mendapatkan hasil yang lebih
baik, dan hasil vco bisa di gunakan.
b. Lebih berhati hati dalam penyaringan vco dan pemindahan antara
lemak dan air agar mendapakan hasil yang lebih bagus.
MINYAK ATSIRI DARI SEREH (Cymbopogon citratus)

1. Tujuan
Mempelajari teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik didih.

2. Teori
A. Pengertian
Tanaman sereh di Indonesia terdiri atas dua jenis yaitu sereh wangi
(Cymbopogan winterianus) dan sereh dapur (Cymbopogan citratus). Di
Indonesia, spesies sereh dapur lebih dikenal dengan West Indian Lemongrassdan
masyarakat umumnya menggunakannya sebagai campuran bumbu dapur dan
rempah-rempah karena mempunyai aroma khas seperti lemon. Aroma tersebut
merupakan senyawa bergugus fungsi aldehida, yakni senyawa sitral yang
terkandung dalam minyak atsiri sereh.
Sereh dapur tumbuh liar di daerah-daerah tropis seperti Indonesia, Malaysia,
Vietnam,India, Amerika Tengah, sebagian Amerika Selatan dan Afrika. Cuaca
yang panas dan sinar matahari akan merangsang pembentukan minyak dalam
tanaman.di daerah yang curah hujannya melimpah,sereh dapat dipanen lebih
sering dibandingkan dengan daerah kering,namun minyak yang dihasilkan
berkadar sitral lebih rendah.tanaman yang dibudidayakan diatas tanah yang baik
dapat meningkatkan rendemen minyak serta kandungan sitralnya lebih tinggi.
Proses untuk mendapatkan minyak atsiri dari tanaman sereh pada umumnya
menggunakan metode destilasi atau penyulingan yang mana dibagi menjadi 4
metode penyulingan, yaitu penyulingan dengan air (water distillation),
penyulingan dengan air dan uap (water and steam distillation), penyulingan
dengan uap langsung (steam distillation) serta metode destilasi uap dan air
dengan pemanasan microwave. Dimana semua metode diatas dapat diterapkan
secara tradisional terkecuali metode yang terakhir.

B. Morfologi Tumbuhan

 Akar: Tanaman sereh memiliki akar yang besar. Akarnya merupakan jenis
akar serabut yang berimpang pendek

 Batang: Batang tanaman sereh bergerombol dan berumbi, serta lunak dan
berongga.Isi batangnya merupakan pelepah umbi untuk pucuk dan berwarna
putih kekuningan. Tanaman sereh memiliki batang yang berwarna putih.
Namun ada juga yang berwarna putih keunguan atau kemerahan. Selain itu,
batang tanaman sereh juga bersifat kaku dan mudah patah. Batang tanaman ini
tumbuh tegak lurus di atas tanah.

 Daun: Daun tanaman sereh berwarna hijau dan tidak bertangkai. Daunnya
kesat, panjang, dan runcing, hampir menyerupai daun lalang. Selain itu, daun
tanaman ini memiliki bentuk seperti pita yang makin ke ujung makin
runcing dan berbau citrus ketika daunnya diremas. Daunnya juga
memiliki tepi yang kasar dan tajam. Tulang daun tanaman sereh tersusun
sejajar. Letak daun pada batang tersebar. Panjang daunnya sekitar 50-100
cm, sedangkan lebarnya kira-kira 2 cm. Daging daun tipis, serta pada
permukaan dan bagian bawah daunnya berbulu halus.

 Bunga: Tanaman sereh jenis ini jarang sekali memiliki bunga. Kalaupun
ada, pada umumnya bunganya tidak memiliki mahkota dan mengandung
bulir.
 Buah: Tanaman sereh jenis Cymbopogon citratus jarang sekali atau
bahkan tidak memiliki buah.
 Biji: Tanaman sereh jenis Cymbopogon citratus juga jarang sekali
memiliki biji.

C. Klasifikasi Tumbuhan

kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Sub-Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio / Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis / Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub-Classis :Commelinidae
Ordo / Bangsa : Poales
Familia / Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus / Marga : Cymbopogon
Species / Jenis : Cymbopogon citratus (DC.)

D. Kandungan Kimia
Kandungan dari serai terutama minyak atsiri dengan komponen sitronelal 32-
45%, geraniol 12-18%, sitronelol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronelil asetat 2-
4%,sitral,kavikol,augenol,elemol,kadonon,kadinen,vanilin,limonen,kamfen.
Minyak serai mengandung 3 komponen utama yaitu sitronelal, sitronelol,
geraniol. Minyak serai memiliki aroma khas lemon, karena roma tersebut adalah
sebuah senyawa bergugus fungsi aldehid, yakni sitral sebagai senyawa utama
minyak.
E. Farmakologi

 Mencegah kanker
Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa setiap 100 gram serai
mengandung antioksidan yang dapat mencegah kanker. Pada tahun 2006,
sebuah tim peneliti dari University Gurion di Israel menemukan senyawa
dalam tubuh serai yang bisa mematikan sel kanker tanpa merusak sel
sehat.
 Obat gangguan pencernaan
Teh yang mengandung serai membantu mengatasi gangguan
pencernaan, sakit perut, masuk angin, kram usus dan diare. Serai juga
membantu mengurangi gas dari usus sekaligus mencegah pembentukan
gas lebih lanjut.
 Detoksifikasi
Serai juga memiliki sifat detoksifikasi tubuh dengan meningkatkan
jumlah dan frekuensi buang air kecil. Hal ini bisa membuat organ
pencernaan, hati, pankreas, ginjal, dan kandung kemih bersih dan sehat
karena zat beracun dan asam urat sudah disingkirkan.
 Manfaat pada sistem saraf
Minyak esensial yang dibuat menggunakan serai dapat digunakan
untuk memperkuat dan meningkatkan fungsi sistem saraf. Karenanya
minyak serai yang dioleskan ke permukaan tubuh memberikan efek
menghangatkan, melemaskan otot dan meredakan kejang.
 Menurunkan tekanan darah
Serai efektif dalam mengurangi tekanan darah, merangsang sirkulasi
darah dan menghilangkan masalah tekanan darah. Konsumsi segelas jus
serai untuk menurunkan hipertensi.
 sebagai analgesik

Serai meringankan semua jenis peradangan dan iritabilitas yang


berhubungan dengan sakit dan nyeri. Jadi jika Anda mengalami sakit gigi,
nyeri otot, nyeri sendi, atau nyeri, teh lemon pasti bisa membantu.
 Kulit indah
Serai merupakan pilar dalam industri kosmetik. Manfaatnya antara lain
mengurangi jerawat dan berfungsi sebagai penyegar. Minyak serai juga bisa
dibalurkan ke seluruh tubuh untuk memberi efek menghangatkan.
 Kesehatan wanita
Konsumsi teh yang diberi serai mungkin akan membantu mengurangi
nyeri haid dan rasa mual
3. Cara Kerja
4. Hasil
5. Evaliuasi
DAFTAR PUSTAKA
Devaraj, S., Esfahani, A.S., Ismail, S., Ramanathan, S., Yam, M.F.,
2010.Evaluation of the Antinoceptive and Acute Oral Toxicity of
Standardized Ethanolic Extract of the Rhizome of Curcuma xanthorrhiza
Roxb.Molecules.

Dewoto, H.R. 2007.Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi


Fitofarmaka.Jakarta : Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Feriyanto,Y. 2013.Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Sereh


Wangi(Cymbopogonwinterianus) Menggunakan Metode
Distilasi . Institut Teknologi 10 November: Surabaya

Hariana, A. 2004. “Tanaman Obat dan Khasiatnya”. Penebar Swadaya: Jakarta

Hidayat, S. 2015. “Kitab Tumbuhan Obat”. Penebar Swadaya: Jakarta

Ketaren, S.1987. “MinyakAtsiri”. UI Press: Jakarta, Jilid I dan Jilid III A

Anda mungkin juga menyukai