Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINERAL OPTIK

NAMA : M.IQBAL JABAL DINAR

NMP : 12.2018.1.00354

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL DAN KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan ini dengan
baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam laporan ini kami membahas tentang
ciri fisik mineral serta sistem kristalnya.

Laporan ini merupakan tugas mata kuliah MINERAL OPTIK agar dapat mengetahui
ciri-ciri dari suatu mineral.

kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan laporan selanjutnya.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Surabaya, 24 Oktober 2019

M.IQBAL JABAL DINAR


12.2018.1.00354

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................. (i)

DAFTAR ISI............................................................................................................................................ (ii)

DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................... (iii)

DAFTAR TABEL.................................................................................................................................... (iv)

BAB I PEMBAHASAN......................................................................................................................... (1)

1.1 Pleokroisme.................................................................................................................... (1)


1.2 Chromophores................................................................................................................ (2)
1.3 Allochromatic................................................................................................................. (2)
1.4 Warna................................................................................................................................. (3)
1.5 Kilap (luster)................................................................................................................... (4)
1.6 Derajat Transparasi...................................................................................................... (5)
1.7 Sistem Kristal Plagioklas............................................................................................ (6)
1.8 Sistem Kristal Feldspar............................................................................................... (8)
1.9 Sistem Kristal Muskovit.............................................................................................. (9)

DAFTAR PUSTAKA

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 pleokroisme biotit berwarna coklat kekuningan orde I.............................(1)

Gambar 1.2 pleokroisme biotit berwarna cokelat gelap orde I........................................(2)

Gambar 1.3 sistem kristal triklin.................................................................................................. (7)

Gambar 1.4 mineral albalite........................................................................................................... (7)

Gambar 1.5 mineral anorthite....................................................................................................... (7)

Gambar 1.6 mineral labradorite................................................................................................... (8)

Gambar 1.7 mineral bytownite...................................................................................................... (8)

Gambar 1.8 mineral oligoklas........................................................................................................ (8)

Gambar 1.9 mineral andesin.......................................................................................................... (8)

Gambar 1.10 sistem kristal monoklin........................................................................................ (9)

Gambar 1.11 K-Feldspar.................................................................................................................. (9)

Gambar 1.12 mineral muskovit..................................................................................................... (10)

3
DAFTAR TABEL

1.1 tabel tingkat transparasi mineral.......................................................................................... (6)

4
BAB I

PEMBAHASAN

I. Pleokroisme

Pleokroisme yaitu sifat penyusupan mineral anisotropic dalam menyerap sinar


mengikuti sistem kristalografinya. Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan warna
kristal setelah diputar hingga 360˚. Dapat diamati pada posisi terpolarisasi maupun
nikol sejajar. Mineral uniaxial disebut dichroic: dua warna yang berbeda dari vibrasi
sinar yang parallel terhadap sumbu vertikal dan sumbu dasar. Mineral biaksial:
trichroic, 3 perubahan warna berhubungan dengan 3 sumbu clastisitas utama. Ct:
hornblend pleokrois kuat dan piroksen tak-pleokrois

Gambar 1.1 Pleokroisme Biotit Berwarna Coklat Kekuningan Orde

1
Gambar 1.2 Pleokroisme Biotit Berwarna Coklat Gelap Orde I

(Gambar atas: warna interferensi biotit sejajar sumbu C dan gambar bawah:
Pleokroismenya pada sudut putaran 90˚)

II. Chromophores

Chromophores merupakan kehadiran kelompok ion asing yang dapat


memberikan warna tertentu pada mineral.

Misalnya : ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan chromophores dalam


mineral Cu sekunder, maka akan memberikan warna hijau dan biru.

III. Allochromatic

Allochromatic merupakan warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan


unsur lain, sehingga memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari
pengotornya. Misal :

 Halite, warna dapat berubah-ubah menjadi abu-abu, biru bervariasi, kuning,


cokelat gelap, merah muda.
 Kuarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/pengotor, warnanya berubah-
ubah menjadi violet, merah muda, coklat-hitam dan lain-lain.

IV. Warna

2
Warna mineral merupakan kenampakan yang bisa dilihat langsung oleh mata.
Bila suatu permukaan mineral dikenai suatu cahaya, maka cahaya akan mengenai
permukaan tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan sebagian dipantulkan
(refleksi).

Warna penting untuk membedakan antara warna mineral akibat pengotor dan
warna asli yang berasal dari elemen utama pada mineral tersebut. Warna mineral yang
tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada mineral disebut dengan
idiochromatic. Misalnya :

 Sulfur berwarna kuning


 Magnetite berwarna hitam
 Pyrite berwarna kuning loyang

Warna mineral akibat adanya campuran atau pengotoran dengan unsur lain,
sehingga memberikan warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut
dengan allochromatic. Misalnya :

 Halite, warna dapat berubah-ubah menjadi warna abu-abu, kuning, coklat gelap,
merah muda, biru bervariasi
 Kwarsa, tidak berwarna tetapi karena ada campuran/pengotoran, warna
berubah-ubah menjadi violet (amethyst), merah muda, coklat, hitam

Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu pada
mineral disebut dengan chromophores. Misalnya : ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi
merupakan chromophores dalam mineral Cu sekunder, maka akan memberikan warna
hijau dan biru.

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi warna dari mineral adalah :

a. Komposisi kimia
Misalnya :
 Chlorite berwarna hijau
 Albite berwarna putih
 Melanite berwarna hitam
 Eryteryte berwarna merah
b. Struktur kristal dan ikatan atom
Misalnya :
 Polymorph dari carbon (C)
 Intan tidak berwarna bersistem kristal isometrik
 Graphite warnanya hitam dan bersistem kristal hexagonal
c. Pengotoran dari mineral

3
Misalnya :
 Silika tidak berwarna
 Kalsedon berwarna coklat hitam
 Jasper berwarna merah
 Agate berwarna asap/putih
V. Kilap (Luster)

Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral,
yang erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi).
Intensitas kilap tergantung dari indeks bias mineral, yang apabila makin besar indeks
bias mineral, makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomis mineral
terkadang ditentukan oleh kilapnya.

Secara garis besar kilap (luster) dibedakan atas tiga kelompok antara lain :

a. Kilap logam (metallic luster)


Mineral-mineral opaq yang mempunyai indeks bias sama dengan tiga atau lebih,
bila mineral tersebut mempunyai kilap seperti logam. Contoh : galena (PbS),
magnetite (Fe3O4), native metal, sulphide, pyrite.
b. Kilap sub metalik (metallic luster)
Terdapat pada mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6 sampai 3.
Contoh : cuprite (Cu2O), hematite (Fe2O3), cinnabar (HgS).
c. Kilap bukan logam (non metallic luster)
Mineral-mineral yang mempunyai warna terang dan dapat membiaskan, dengan
indeks bias kurang dari 2,5. Gores dari mineral-mineral ini biasanya tidak
berwarna atau berwarna muda. Kilap bukan logam (non metallic luster) terdiri
atas beberapa bagian, antara lain :
1. Kilap kaca (vitreous luster)
Kilap ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas. Contoh quartz,
carbonates, sulphates, silicates, spinel, garnet, leucite, flourite, corondum dan
halite.

2. Kilap intan (adamantine luster)

Kilap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau permata.
Contoh : Diamond, Cassiterite, Sulphur, Sphalerite, Zircon dan Rutile.

3. Kilap lemak (greasy luster)

4
Kenampakan kilap dari suatu mineral seperti lemak atau sabun. Contoh :
Napheline yang sudah teralterasi, Halite yang sudah terkena udara

4. Kilap lilin (waxy luster)

Kenampakan dari suatu mineral seperti lilin yang khas. Contoh : Serpentine,
Cerargyrite

5. Kilap sutera (silky luster)

Kilap seperti sutera yang terdapat pada mineral-mineral yang paralel atau
berserabut. Contoh : Asbestos, Selenite, Serpentine, Hematite

6. Kilap mutiara (pearly luster)

Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transparan yang terbentuk lembaran


dan menyerupai mutiara. Contoh : Talc, Mica, Gypsum

7. Kilap tanah (earthy luster)

Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk tidak
bisa dipantulkan kembali. Contoh : Kaoline, Montmorilonite, Chalk, Diatomea,
Pyrolusite

Tidak sulit untuk membedakan antara kilap logam dengan kilap bukan logam,
perbedaannya jelas sekali. Tetapi dalam membedakan jenis-jenis kilap bukan logam
akan sulit sekali. Padahal perbedaan inilah yang sangat penting dalam deskripsi mineral,
karena dapat untuk menentukan jenis suatu mineral tertentu.

VI. Derajat Transparasi

Transparansi merupakan kemampuan mineral untuk meneruskan cahaya. Suatu


obyek terlihat jelas melalui cahaya yang menembus potongan mineral yang transparan.
Bila obyek tersebut terlihat secara samar, dipakai istilah transculent.

5
Tabel 1.1 tingkat transparasi mineral

Transparant Obyek terlihat jelas

Sub-Transparant Obyek sulit terlihat

Transculant Obyek tak terlihat, sinar masih diteruskan


dan menembus kristal

Sub-Transculant Sinar diteruskan hanya pada tepi kristal

Opaque Sinar tidak tembus

VII. Sistem Kristal Plagioklas

Plagioklas kumpulan sejumlah mineral dengan sistem kristal triklin. Plagioklas


adalah mineral pembentuk batuan yang paling umum, yang dikenal dengan 6 kombinasi
mineral seperti Anortit, Bitownit, Labradorit, Andesin, Oligoklas dan Albalit. Sistem
triklin mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak
lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Pada kondisi
sebenarnya, sistem kristal triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a≠b≠c,
yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu
sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi ɑ = β ≠ ɣ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada
sistem ini, sudut ɑ,β dan ɣ tidak saling tegak lurus satu sama lainnya. Sistem ini dibagi
menjadi 2 kelas yaitu pedial dan pinakodial.

6
Gambar 1.3 sistem kristal triklin

Gambar 1.4 mineral Albalite

Gambar 1.5 mineral Anorthite

7
Gambar 1.6 mineral Labradorite

Gambar 1.7 mineral bytownite

Gambar 1.8 mineral oligoklas

Gambar 1.9 Mineral andesin

8
VIII. Sistem Kristal feldspar

Berwarna putih, kekerasan 6, sistem kristal monoklin atau triklin mempunyai


belahan yang baik dan dua arah. Mineral yang termasuk kedalam kelompok ini dan
paling banyak tersebar adalah ortoklas. Dalam Sistem kristal monoklin artinya hanya
mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak
lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak
lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek. Pada kondisi
sebenarnya, sistem monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c, yang
artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama
lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi ɑ = β = 90˚ ≠ ɣ. Hal ini berarti pada ancer ini,
sudut ɑ dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan ɣ tidak tegak lurus (miring). Sistem
monoklin dibagi menjadi 3 kelas yaitu sfenoid, doma dan prisma.

Gambar 1.10 sistem kristal monoklin

Gambar 1.11 K-Feldspar

9
IX. Sistem kristal Muskovit

Muskovit sendiri berwarna muda sampai tidak berwarna, sistem kristalnya


monoklin, belahan sempurna berlembar, banyak terdapat pada batuan granit, metamorf
dan batu pasir.

Gambar 1.12 mineral muskovit

10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/24711559/laporan_mineralogi

https://www.academia.edu/28762328/LAPORAN_RESMI_PRAKTIKUM_GEODAS

https://faristyawan.wordpress.com/2012/03/03/mineral/

https://www.academia.edu/12364537/Laporan_Kristalografi_and_Mineralogi

11

Anda mungkin juga menyukai