Anda di halaman 1dari 5

Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran dan informasi yang ada dalam kepustakaan Universitas

Prima Indonesia, khususnya di lingkungan Magister Kenotariatan Universitas Prima

Indonesia, belum ada penelitian sebelumnya yang berjudul “KAJIAN HUKUM ATAS

PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 012/PUU-I/2003 DALAM

MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0, DI KOTA MEDAN”.

Untuk mengetahui keaslian penelitian yang penulis lakukan, dalam hal ini akan

dicantumkan penelitian terdahulu yang satu tema pembahasan. Penelitian ini dalam bentuk

tesis dilakukan beberapa mahasiswa berikut dibawah ini:

No Nama Judul Rumusan Masalah Kesimpulan

1. Roosmaya Dampak Putusan Bagaimana Bahwa semua


Abubakar Mahkamah Konstitusi memberdayakan pemutusan hubungan
Republik Indonesia dan kerja (PHK) terkait
No.012/PUU-I/2003 mendayagunakan pelanggaran yang
Terhadap Pemutusan tenaga kerja secara mengandung unsure
Hubungan Kerja optimal dan pidana hanya dapat
Karena Kesalahan manusiawi ? dilakukan setelah
Berat Bagaimana mendapatkan putusan
mewujudkan pidana yang
pemerataan berkekuatan hukum
kesempatan kerja tetap (inkracht van
dan penyediaan gewisjde). Pengusaha
tenaga kerja yang tidak dapat melakukan
sesuai dengan pemutusan hubungan
kebutuhan kerja terhadap
pembangunan pekerja/buruh
nasional dan daerah berdasarkan Pasal 158
? ayat (1) Undang-
Bagaimana Undang No. 13 Tahun
memberikan Tahun 2003 termaksud
perlindungan antara lain penipuan,
kepada tenaga kerja pencurian, penggelapan,
? perbuatan asusila atau
Bagaimana perjudian, menganiaya,
meningkatkan mengancam merupakan
kesejahteraan perbuatan pidana
tenaga kerja dan sebagaimana yang diatur
keluarganya ? dalam kitab Undang-
Undang Hukum Pidana.
2. Aidina Penyelesaian 1. Bagaimana Berdasarkan Pasal 158
Perselisihan penyelesaian ayat (1) Undang-
Hubungan Kerja perselisihan Undang No. 13 Tahun
Karena Kesalahan hubungan kerja Tahun 2003 termaksud
Berat Pasca Putusan karena antara lain penipuan,
Mahkamah Konstitusi kesalahan pasca pencurian, penggelapan,
Nomor 012/PUU- putusan perbuatan asusila atau
I/2003 (Studi Kasus Mahkamah merupakan perbuatan
Nomor 1112 Konstitusi pidana sebagaimana
K/Pdt.Sus-PHI/2017 Nomor yang diatur dalam kitab
012/PUU- Undang-Undang Hukum
I/2003 ? Pidana. Maka dalam hal
2. Bagaimana ini perbuatan pekerja
putusan buruh apabila melanggar
Mahkamah konsukensi tersebut
Agung nomor boleh di pidanakan
1112 sesuai dengan
K/Pdt.Sus- perundang-undangan
PHI/2017 telah yang berlaku.
memberikan
rasa keadilan
terhadap
pekerja terkait
sengketa
hungunan
industrial
karena
kesalahan berat
?
3. Kurnaedi Efisiensi Perusahaan 1. Bagaimana a. Undang-Undang
Sebagai Alasan pengaturan
Nomor 13 Tahun
Pemutusan Hubungan Pemutusan
Kerja Hubungan Kerja 2003 Tentang
Pasca Putusan dengan alasan
Ketenagakerjaan
Mahkamah Konstitusi efisiensi
Nomor 19/PUU- perusahaan telah mengatur hal-
IX/2011 bersasarkan
hal terkait Pemutusan
Undang –
Undang Nomor Hubungan Kerja,
13 tahun 2003
termasuk alasan-
tentang
Ketenagakerjaan alasan yang
?
diperbolehkan dan
2. Bagaimana
pengaturan yang tidak
Pemutusan
diperbolehkan untuk
Hubungan Kerja
dengan alasan dijadikan sebagai
efisiensi
alasan dilakukannya
perusahaan
berdasarkan Pemutusan
Putusan
Hubungan Kerja
Mahkamah
Konstitusi tersebut.
Nomor 19/PUU-
b. Terhadap beberapa
IX/2011?
pasal terkait
Pemutusan
Hubungan Kerja,
telah dilakukan
pengujian materi oleh
Mahkamah
Konstitusi Republik
Indonesia, yang
tentunya berdasarkan
karena adanya
permohonan pihak –
pihak yang merasa
hak konstitusionalnya
dirugikan dengan
adanya pasal
tersebut.
c. Melalui Putusan
Mahkamah
Konstitusi Nomor
19/PUU-IX/2011,
Mahkamah
Konstitusi melakukan
pengujian terhadap
Pasal 164 ayat (3)
Undang – Undang
Nomor 13 Tahun
2003 Tentang
Ketenagakerjaan,
terkait alasan
pemutusan hubungan
kerja karena efisiensi
perusahaan.
4. Fahrizal PEMUTUSAN 1. Apakah alasan Dalam melaksanakan
HUBUNGAN KERJA PHK yang di fungsi atau
(PHK) KARENA ajukan wewenangnya tersebut,
KESALAHAN Pengusaha notaris harus bertindak
BERAT PASCA terhadap jujur, saksama, mandiri,
PUTUSAN Pekerja/Buruh tidak berpihak, dan
MAHKAMAH yang melakukan menjaga kepentingan
KONSTITUSI kesalahan berat pihak yang terkait dalam
NO.012/PUU-I/2003 yang perbuatan hukum.
(STUDI berkualifikasi Hukum Adat telah
KASUS PUTUSAN pidana telah begitu meresap dalam
MAHKAMAH sesuai dengan kepribadian bangsa
AGUNG NO.611 UU Indonesia, sehingga
K/PDT-SUS/2009) Ketenagakerjaa dalam setiap
n No. 13 Tahun penyusunan peraturan
2003 pasca perundang-undangan
Putusan baru yang bersifat
Mahkamah nasional tidaklah
Konstitusi mungkin untuk
No.012/PUU- mengabaikan aturan
I/2003? yang terdapat dalam
2.Apakah Putusan Hukum Adat begitu
Mahkamah saja. Tetapi Hukum
Agung dalam Adat yang dipakai
perkara No.611 hendaknya disesuaikan
K/PDT- dengan perkembangan
SUS/2009 dan kebutuhan bangsa
Tentang PHK Indonesia atau dengan
karena Pekerja kata lain Hukum Adat
melakukan yang dipakai adalah
kesalahan berat Hukum Adat yang
berkualifikasi disanir. Kode etik
pidana telah profesi juga penting
sesuai dengan sebagai sarana kontrol
UU sosial, selain itu
Ketenagakerjan kehadiran Kode Etik
No.13 Tahun dimaksudkan untuk
2003 pasca menyelenggarakan agar
Putusan tingkah laku para
Mahkamah anggota profesi ini
Konstitusi memiliki petunjuk untuk
No.012/PUU- praktek profesinya. Oleh
I/2003? karena itu notaris harus
senantiasa menjalankan
jabatannya menurut
kode etik notaris yang
ditetapkan dalam
Kongres Ikatan Notaris
Indonesia yang telah
mengatur mengenai
kewajiban, dan larangan
yang harus dipatuhi oleh
notaris dalam
menegakkan kode etik
notaris dan mematuhi
undang-undang yang
mengatur tentang
jabatan notaris yaitu
Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2004 tentang
Jabatan Notaris.

Anda mungkin juga menyukai