Jadi yang perlu kita camkan baik-baik adalah bahwa, Pengenalan diri itu yaitu yang tidak
dihakekatkan dan tidak pula dima’rifatkan lagi, akan tetapi Ia hanya berlaku dengan sendirinya.
Juga jangan kita berpandangan bahwa Kita (manusia atau jasad yang baharu ) ini yang
mengenal, akan tetapi, yang mengenal itu ialah yang hidup dan tiada akan pernah mati.
End
BACA PELAN2
- Mengenal Nafas
- Mengenal Asal usul nya Nafas
- Mengenal Datang nya Nafas
- Mengenal Reservoir Nafas
- Mengenal Puncak Kedatangnya Nafas
- Menghargai Nafas dengan Haqqul Yakin
- Melihat kedatangan Nafas dari Pandangan Ainul Yakin
- Tarbiyyah diri dengan Muttu Qablaan
tammutu [ hadits]
- Latih pergerakan ALLAH (memulangkan Zat, Sifat, Asma, Af’al ALLAH) Dengan Muraqabah
dan Musyahadah
Bila PERNAFASAN baik, maka akan baiklah perjalanan RUH dengan ROBBnya.
EMOSI amat mempengaruhi PERNAFASAN, baik ia dalam keadaan marah, “stress” atau
tenang.
apa gunanya sebatang JASAD walaupun ia seorang raja, seorang yang cantik dan kaya jika
tidak ada ROH dan NYAWA, maka akan di kebumikan dengan secepat mungkin (mayat
namanya).
ROH dan KEROHANIAN amat penting dalam memahami pengertian hidup dan perjalanan
hidup ini .
Bagiamana mengenal turunnya dan naiknya NAFAS ini dari sebatang tubuh
yang tidak ada Hawl dan Quwwah..??
manakala para ahli “tenaga dalam” mengamalkan PERNAFASAN untuk mengaktifkan tenaga
ghaibnya sehingga dapat melakukan perkara dg kekuatan JASAD.
Kaum Sufi menamakannya sebagai NASMA yaitu gabungan antara RUH, JASMANI dan
JASAD.
Zikir NAFAS adalah lentera pengerak semua sistem ROHANI dan JASMANI.
Pecahan zikir ini ialah zikir NUFUS, zikir TANAFAS dan zikir ANFAS. ~> Keempat-empatnya
saling berkaitan diantara satu sama lain.
Bermula dari NAFAS itu karena ANFAS, Hidup ANFAS itu karena NUFUS,
Hidup NUFUS itu dengan RAHASIA
dan RAHASIA itulah merupakan DIRI RAHASIA ALLAH.
NUFUS, ANFAS dan TANAFAS itu adalah satu perkara yang ghaib ~> yang wujud tanpa dapat
dirasakan dan tak bisa dilihat seperti juga NAFAS.
Kurang etis jika membicarakan sesuatu yang tidak boleh dibuktikan dengan ILMU YAKIN,
ataupun AINUL YAKIN. Karena ini akan menimbulkan fitnah besar kepada pembicaranya kelak.
Sudah menjadi ghalibnya manusia akan menolak sesuatu yang tidak tercapai oleh AKAL dan
ILMUnya, meskipun jalan paling baik adalah jika ia mendiamkan diri (tawakuf) disamping belajar
untuk memahaminya.
Kedudukan Sistem Bathin dan Spiritual ini bergerak dengan Kuasa Qudrat yang mutlak dan
hanya dapat dilihat dengan MATA HATI/ BASHIRAH oleh mereka yang telah HIDUP HATI
mereka secara zahir dan bathin.
Tanpa ILMU MATA HATI memang HATI tidak akan terbuka dan hidup, dan
tidak akan dapat memperhatikan
KEAJAIBAN HATI ini.
Kedudukan ANFAS ialah di HIDUNG.
ANFAS , NAFAS , TANAFAS dan NUFUS ini merupakan satu “kuasa” ataupun keadaan yang
keluar masuk (bergerak) dalam tubuh seseorang manusia.
sekali-kali INSAN tidak akan mengenal ROBB nya tanpa ILMU KALIMAH LA ILAHA ILLALLAH.
Diantara keempat unsur ini, NAFASlah yang bisa dirasa dan disentuh serta mudah untuk
diyakini (kalau kita membicarakannya) karena setiap orang bisa merasakan dengan perasaan
zahir.
Justru itu dalam bab ini kita membicarakan Zikir NAFAS saja.
NAFAS yaitu angin yang keluar masuk dari lubang hidung dan mulut (dari luar tubuh ke dalam
tubuh).
Fungsi Oksigen (O²) ini ialah untuk memutarkan DARAH dalam JANTUNG, menyebabkan
NYAWA bergerak.
Oksigen (O²) itu dihirup dari luar yang diproses oleh tumbuh-tumbuhan dan alam seluruhnya.
Justru perawatan yang paling baik ialah membina motivasi seseorang pada kekuatan dalam
tubuh dg mendekatkan manusia itu dengan ROBBnya.
Zikir yang digabungkan dengan teknik pernafasan yang betul, atau disebut oleh ahli Tasawuf
sebagai ZIKIR NAFAS, akan memberi kesan yang hebat.
Imam Ghazali mengatakan ZIKIR yang dilakukan dengan cara menahan NAFAS akan
mempercepat proses PENSUCIAN HATI (membakar MAZMUMAH).
Pernafasan yang betul akan memaksimumkan penyerapan OKSIGEN (O²) yang amat penting
dalam kehidupan dan kesehatan manusia.
Sebaiknya bagi Pemula Mata Dipejamkan, mulut tertutup rapat dan lidah sedikit ditekuk diatas (
langit-lagit).
Rasakan seolah – olah energi ILAHI masuk melalui pusat ( umbilicus ) naik keatas menembus
ubun-ubun sampai ke titik omega (titik tak berhingga).
> Penarikan Nafas harus dengan tertib dan juga *secara natural tanpa dipaksa
atau pun didesak,* sebab hal ini akan gagal menghasilkan satu proses yang mukammil.
Tahan selama beberapa detik, dan selanjutnya [ sebaiknya 5-1-5 atau 10-1-10 atau pun
3-1-3] , tarik 3 saat -tahan 1 saat dan lepas 3 saat ] atau ikut kekuatan daya tarikan dan
hembusan.
> Lanjutkan terapi pernapasan dengan dada tetap digembungkan, dan perut tetap dikempeskan
dan dikeraskan.
Menarik NAFAS dengan membayangkan menghirup udara yang bersih dan sehat, lepaskan
napas dengan membayangkan membuang penyakit, racun dan udara kotor.
NAFAS ditahan agar proses biologis didalam paru-paru berlangsung sempurna, yaitu : oksigen
(O²) yang di udara diserap oleh paru-paru ( secara maximal ) dan udara kotor beracun ( CO2 )
dilepaskan ke-udara untuk kemudian di buang keluar saat melepaskan napas.
( Dengan bernapas biasa maka proses berlangsung tidak sempurna, karena belum sempat
terjadi pertukaran secara lengkap, udara sudah dikeluarkan lagi dari paru-paru ).
Ketika anda berNAFAS tepat pada tarikan Oksigen (O²), maka yang harus anda fokuskan ialah
lafadz "HU (Dia)".
baru setelah hembusan NAFAS maka fokuskan pada lafadz "ALLAH". begitu terus berulang-
ulang.
Perlu diingat,
bahwa pada lafadz "HU" harus benar-benar anda rasakan,
"HU" mengalir di pembuluh-pembuluh nadi dan menyebar ke segenap penjuru organ tubuh.
Pada lafadz "ALLAH" ketika dihembuskan, rasakan bahwa yang diluar tubuh anda tidak lepas
dari "Tangan-NYA".
Jika anda ikhlas karena ALLAH semata , maka anda akan bertatapan dengan- NYA, tentunya
bukan dengan panca indera, tapi lebih dari itu.
Jika anda ingin tahu metode Zikir NAFAS Wali Songo yang lain (kecuali Raden Syarif
Hidayatullah/Sunan Gunung Jati) tinggal membalik "HU" pada Hembusan NAFAS, dan "ALLAH"
pada Tarikan NAFAS .
Waktu ingin melakukan zikir NAFAS kita wajib memulangkan Zat, Sifat, Af’al kita kepada Zat,
Sifat, Af’al ALLAH ~> yang berarti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud
kita yang batin yaitu RUH
dan pulangkan wujud RUH pada hakikatnya Wujud Yang Qadim Zat ALLAH juga.
La maujud illaLlah
tiada yang ada di alam ini pada
hakikatnya melainkan ALLAH juga.
La hayun,
La muridun,
1) Mati Hissii
yaitu seolah-olah sudah bercerai RUH dari JASAD, tidak ada daya upaya walau sedikitpun juga,
pada hakikatnya hanya ALLAH yang berkuasa, kemudian dimusyahadahkan di dalam HATI
dengan menyaksikan kebesaran sifat JALAL dan JAMAL-NYA serta KESUCIAN-NYA.
Hendaklah melakukan MIRAJ artinya menaikkan NAFAS kita melalui alam “Qaba qawsain au
adna” yaitu
antara kening merasa penuh limpah dalam alam Qudus yaitu dalam benak kepala kita hingga
hilang segala ingatan yang lainnya.
Ini dinamakan mati ma’nawi yaitu hilang segala sesuatu didalam HATImu melainkan hanya
berhadapan pada ALLAH juga.
3) Mati dalam Hidup dan Hidup dalam kematian, inilah hakikat matilah kamu sebelum kamu di
matikan.
Mati segala usaha ikhtiar segala daya upaya diri kita, kita hanya mendirikan sembahyang
dengan melihat pada mata hati, dari ALLAH, dengan ALLAH dan untuk ALLAH.
Dari ALLAH yg mengerakkan RUHANIAH,
Dari RUHANIAH yg mengerakan AL-HAYAT,
Dari NAFAS yg menggerakkan JASAD dan pada hakikatnya, semua itu ALLAH juga yang
menggerakkan semuanya..
sebagaimana firmaNYA:
“Dan tiadalah yang melontar oleh engkau ya MUHAMMAD Sala Allahu Alaihi Wasalam - ketika
engkau melontar tetapi ALLAH yang melontarnya…”.
Pada pandangan dzahirnya perbuatan hamba, tetapi pada pandangan matahati perbuatan
ALLAH juga.
Zikir NAFAS adalah Ummul Zikir yang mampu memberi kekuatan Rohani
adalah Zikir Khafi, ini di jelaskan dalam beberapa hadits sohih.
Zikir NAFAS adalah sebagai NUR CAHAYA yang memancar keseluruh JIWA seorang
pengamal Zikir NAFAS , besar faedahnya untuk memecahkan kekentalan darah hitam yang
berada dihati yang dianggap sebagai istana Iblis itu.
Selagi istana Iblis tidak terpecah dan hancur musnah, NUR QALBI sebagai penyuluh lampu
Ma’rifat yang diharapkan itu tidak mungkin diperoleh.
NUR itu tidak akan bersinar menyuluh kegelapan dalam diri. Kalau pun ia menyala tetapi
cahayanya tidak terang
MAN ARAFA NAFSA FAQAD ARAFA RAB’BAH WAMAN ARAFA RAB’BAH FASADA JASAD.
“Siapa yang mengenal dirinya, tentu dia mengenal ROBBnya dan siapa yang mengenal
ROBBnya, maka binasalah dirinya.”
Apabila RUH diturunkan ke bumi, RUH berhajat pada Sifat IFTIQAR ALLAH untuk berfungsi di
atas muka bumi ini..
Jika tidak ada Sifat IFTIQAR, RUH tidak berfungsi. Ini disebabkan karena RUH memiliki sifat
yang suci dan tinggi yang tidak ada pengetahuan dan kehendak terhadap alam yang rendah
(dunia).
Oleh karena itu diperlukan Sifat IFTIQAR untuk melaksanakan tugas sebagai KHALIFAH, di
kehidupannya dan dunia.
Sifat Qudrat,
Hayat,
Iradat,
Ilmu.
Sebelum RUH dimasukkan ke dalam JASAD, ALLAH melapisi RUH AL-QUDSI dengan
lapisan-lapisan sampai ke Alam “MULKIAH” yang disebut “QISWAH UNSURIAH” yaitu
Alam JABARUT,
Alam MALAKUT
Alam MULKI
karena kekuatan RUH AL-QUDSI dapat menghancurkan JASAD, sebagaimana cahaya
matahari yang dihalangi cahayanya dengan berbagai lapisan Ozone agar tidak terbakar bumi ini
karena kepanasannya.
1. QUDRAT (Kuasa)
yaitu dinyatakan pada (RUH JASMANI) dan diletakkan dalam JASAD.
RUH memerlukan JASAD untuk bergerak di atas muka bumi. (NASMA “fizikal”: kuasa batin
yang hebat).
2. ILMU (ilmu)
dinyatakan pada (RUH SULTANI) dan menjadi AKAL apabila digabungkan dgn unsur AIR dan
diletakkan pd OTAK.
RUH tidak akan dapat berfikir untuk kehidupan di dunia tanpa ILMU bangsa dunia. (AIR: akal -
ilham, laduni pandangan tajam hikmah).
3. HAYAT (hidup)
ia dinyatakan pada (RUH AL HAYAT) dan menjadi NAFAS apabila bergabung dgn UDARA.
4. IRADAT (berkehendak)
ia dinyatakan pada (RUH SAIRANI RAWANI) dan menjadi NAFAS apabila digabungkan dgn
unsur API dan diletakkan di JANTUNG/ QALBU.
RUH adalah NUR CAHAYA yang tinggi yang dibalut dengan beberapa lapisan pakaian sebelum
di turunkan ke alam dunia ini agar JASAD tidak terbakar.
“Manusia itu rahasiaKU dan AKU adalah rahasia manusia.” (Hadits Qudsi)
Setiap RUH mempunyai tempat/ daerah ketika RUH berada dalam JASAD
Setiap INSAN wajib mengetahui bagaimana mengolah setiap lapisan tersebut agar tersingkap
baginya Rahasia.
Kenali dirimu dengan merenungkan kedalam dirimu, niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu
tanpa huruf, tanpa suara, tanpa dalil dan tanpa perantara.
Galillah Rahasia alam dirimu sendiri sehingga berjumpa dengan air dari alam Malakut, alam
Jabarut dan akhirnya Lahut, niscaya kamu akan dapat menyaksikan kembali bagaimana dirimu
berhimpun dan bertasbih di alam Lahut serta menyaksikan bagaimana dirimu bersaksi akan diri
KeTuhanan
sebagaimana firmannya:
”Adakah AKU Tuhan Kamu, (Ruh menjawab) Bahkan! Kami menyaksikan.” (QS. al-Araf:172)
Siapa yang sampai ke alam ini, ia mengambil ilmunya dari ALLAH tanpa perantara yaitu ilmu
LADUNI.
Di alam ini, ia beribadah dari ALLAH, dengan ALLAH dan untuk ALLAH. Pandangannya
senantiasa melihat pada 2 alam, melihat diriNya di alam zahir yaitu Af’al, Sifat dan Asma,
bermusyahadah dengan ZatNYA di alam lahut.
Adakala mereka itu FANA (lebur) penglihatan di alam ini ketika mentajallikan rahasiaNYA
sehingga tidak ada yang dilihat melainkan ALLAH swt.
Adakah Mengenal JASAD yang di kenali oleh semua orang kafir dan mushrik agar dengan itu
mereka bisa mengenal ROBB mereka?
Mempunyai senjata lengkap namun tidak mengenal maqam Musuh akan menempuh
kekalahan.
Mengenal senjata dan musuh tetapi tidak ada tarbiyah dari orang yg mengenal perjalanan dan
kaidah juga akan binasa dalam kesesatan.
Siapa yang benar Mengenal Dirinya, akan binasalah dirinya, tenggelamlah ia dalam lautan
kefakiran, tenggelam ia dalam lautan ketiadaan ke-Aku-an.
Didalam Kitab Kasaful Asrar dinyatakan bahwa wujud INSAN adalah bayang-bayang kepada
wujud Tuhan.
Tidak akan wujud bayang-bayang ini jika tidak ada yang empunya bayang-bayang, tidak
bergerak bayan-bayang melainkan bergeraknya tuan empunya bayang-bayang.
Apabila kamu memandang diri kamu, memandang kewujudan dirimu, maka kamu wajib
memahami bahwa kamu ada pemiliknya.
Wujud kamu menyatakan wujud diri-NYA. DIA ghaib dan kamu nyata,
DIA hakikat dan kamu syariat,
DIA adalah wujud dan kamu adalah bayang bagi wujud-NYA.
Semoga HATI kita tidak dibutakan sama sekali, sehingga tidak mengenal Diri-NYA, yang
meskipun Al-Ghaib tetapi sangat dekat sekali, bahkan lebih dekat DIA bila dibandingkan
dengan urat nadi yang ada di lehernya sendiri.
Itu Berarti lebih dekat DIA meskipun dibandingkan dengan keluar masuknya NAFAS dalam
dada.
“Barang siapa yang hidupnya sekarang ini (di dunia) buta (mata hatinya tidak mengetahui
keberadaan Diri Tuhannya yang dekat sekali dan Wajib Wujud-Nya), maka kelak di akhirat juga
akan lebih buta dan lebih sesat jalannya.” (Al-Isra:72)
End
.
URAIAN TAKBIRATUL IHRAM
HAKEKAT SHOLAT :
Artinya berdiri menyaksikan diri sendiri, kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang
nyata pada diri kita.. Hanya diri batin (Allah) dan diri dzahir kita (Muhammad) yang membawa
dan menanggung rahasia Allah swt.
Takkala Roh (diri batin) Adam as. sampai ketahap dada, Adam as pun bersin dan berkata
Alhamdulillah = Segala puji bagi Allah
Apa yang dipuji adalah : Dzat (Allah), Sifat (Muhammad), Asma’(Adam) dan Afa’al (Manusia)
Jadi sholat itu bukan berarti : Menyembah tapi suatu “cara” penyaksian diri sendiri dan
sesungguhnya tiada diri kita melainkan diri Allah semata.
Kita menyaksikan bahwa diri kitalah yang membawa dan menanggung rahasia Allah swt. Dan
tiada sesuatu pada diri kita hanya rahasia Allah semata serta..tiada sesuatu yang kita punya
kecuali Hak Allah semata.
“Inna ‘aradnal amanata ‘alas samawati wal ardi wal jibal. Fa abaina anyah milnaha wa’asfakna
minha wahamalahal insanu”
Artinya :
“Sesungguhnya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung
tapi mereka enggan menerimannya (memikulnya) karena merasa tidak akan sanggup, lantas
hanya manusia yang sanggup menerimanya”
Dan karena firman Allah inilah kita mengucap :
“Kita bersaksi dengan diri kita sendiri bahwa tiada yang nyata pada diri kita sendiri hanya Allah
semata-mata dengan tubuh dzahir kita sebagai tempat menanggung rahasia Allah dan akan
menjaganya sampai pada masa yang telah ditentukan.”
Manusia akan berguna disisi Allah jika dapat menjaga amanah Rahasia Allah dan berusaha
mengenal dirinya sendiri. Bila manusia dapat mengenal dirinya maka dengan sendirinya ia
dapat mengenal Allah.
Hadits Qudsi….
Perkataan pertama dalam sembahyang itu adalah : Allahu Akbar (Allah Maha Besar)
Perkataan ini diambil dari asal ketika Roh diri Rahasia Allah itu dimasukkan kedalam tubuh
Adam as. Kemudian Adam berusaha berdiri sambil menyaksikan keindahan tubuhnya dan
berkata : Allahu Akbar (Allah Maha Besar).
a. Fiqli (perbuatan)
b. Qauli (bacaan)
c. Qalbi (Hati atau roh atau qalbu).
.
Mengapa kita Sholat sehari-semalam 17 rakaat… ?
.
Sebab diri batin manusia mempunyai 9 wajah.
Sholat SUBUH 1X itu memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR USIR (Rahasia di
dalam Rahasia)
Sholat ZOHOR 2X memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat SIR dan AHDAH
Sholat ASHAR 2X memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat WAHDA dan WAHDIAH
Sholat MAGHRIB 2X memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat AHAD dan
MUHAMMAD
Sholat ISYA 2X memberi kesaksian pada wajah kita pada martabat MUSTAFA dan
MUHAMMAD
Niat Sholat : “Aku hendak Sholat menyaksikan diriku karena Allah semata-mata.”
Dalilnya :
End
Dalam penantian Sang Hamba menuju kesempurnaan maka akan di mulai dengan Ilmu. Dalam
Ilmu (pengetahuan) tidak akan memberikan Manfa’at (sia-sia) jika tanpa di dasari Kesadaran
dalam Niat yang tulus.
“Sesungguhnya Manusia itu Mati kecuali mereka2 yang berpengetahuan, dan mereka2 yang
berpengetahuan banyak yang tertidur kecuali mereka2 yang mengamalkan, dan mereka2 yang
mengamalkan banyak yang tertipu kecuali mereka2 yang Tulus Ikhlas.
Ketika Lautan Hikmah dari segala Ilmu terselami maka terlihat lah……Mutiara2 Indah yang
sangat berkilauan, dan banyak di antara para Salik yang mengambil Mutiara2 itu, karena saking
Takjub dan terpananya melihat keindahan Mutiara2 tsb.
Ketika rasa Takjub itu datang merasuk kedalam Qolb’ maka pada saat itu…..Nyanyian ke EGO
an menyertai dan mengakibatkan diri hanyut dan tenggelam dalam RASA/Zauq.
Ketahuilah……pada satu sisi, RASA/Zauq itu adalah “Jalan/Thoriqoh” menuju Sang Sejati akan
tetapi apabila terlena dan hanyut dalam RASA/Zauq itu dan lupa akan “sang pemilik” RASA,
maka semakin banyak duri2 yang akan tumbuh pada diri.
Lihatlah…………kesekeliling, berapa banyak yang Asyik Masyuk dalam RASA berenang dalam
Nikmatnya RASA, lalu meRASA kosong, lalu meraba dalam Kosong dan mengata tidak ada
apa apa dan menyatakan bahwa inilah SEJATI, inilah PUNCAK, inilah AKHIR dari segalanya,
inilah IA.
Maka ketika hal itu telah ternanam, maka itulah Akar dari pada duri2 yang akan menyelimuti diri
dan tanpa sadar……, telah ber TUHAN kan kekosongan, ber TUHAN kan ke HAMPA an, ber
TUHAN kan ketiadaan.
Sesungguhnya……RASA/Zauq itu, masih di dalam sifat Jamal-NYA, dan bukan itulah Akhir
perjalanan, namun itu barulah Awal perjalanan untuk Melangkah di “ARSY TUHAN” dan
Akhirnya “MENENGOK RAHASIA KALAM”.
Semakin banyak ber ZIKIR/ZIKRULLAH dengan bermacam2 ZIKIR (mutiara2), maka semakin
terhijab, jika……………masih terpandang Ma Siwa Allah ( Sesuatu), masih terpandang akan diri
: “Aku ini berzikir”, Aku ini beramal”, Aku ini berThoriqoh”, “Aku ini ber mursyid”, “Aku ini
berma’rifat”, dll…dll…dll….maka akan timbul suatu penekanan akan sesuatu. Jika penekanan
“akan sesuatu” itu telah menjadi pandangan Bathinnya maka Hijab telah menutupi Qolb’ dari
NurNya yang Nyata. Ia melihat akan Nur, tetapi yang terlihat bukanlah Nur yang sesungguhnya
melainkan hanyalah bayangan dari pada Nur. Maka bayangan tetaplah bayangan, sampai
kapanpun tetaplah bayangan dan bayangan bukan lah yang punya bayang2.
Bulan Nyata terlihat, tetapi tiada di ketahui…..karena yang di ketahui hanya kenyataan Bulan di
atas Danau dan Bathin lalai bahwa sesungguhnya yang ada di danau itu bukan Bulan,
melainkan hanya bayang2 dari sang bulan.
Maka……lihatlah Bulan yang terang dan cahayanya sangat menyejukkan itu dan mendamaikan
Qolb itu Sangat Nyata dan Indah, bukan dimana2 tetapi ada di mana2.
Pandanglah yang memandang dan rasakan yang merasakan maka engkau tidak ada, maka
engkau kosong, maka engkau hampa.
Bukan Al-Haq yang tidak ada, bukan Al-Haq yang kosong itu, bukan Al-Haq yang hampa itu
melainkan dirimulah yang tiada, dirimulah yang kosong itu, dirimulah yang hampa dan sunyi itu.
Dan tidak boleh dua, tiga, empat atau banyak yang mengisi kekosongan itu melainkan hanya
SATU yang ber hak untuk mengisi kekosongan itu yaitu “Al-Haq”.
Dirimu bukan lah dirimu karena dirimu kosong dan Al-haq lah yang ada pada ke kosongan itu.
Jika dirimu sudah kosong karena memang kosong, jika dirimu sudah tidak ada karena memang
tidak ada. Maka yang manakah yang di sebut EGO….???, maka yang manakah yang di sebut
Nafsu….???, maka yang manakah yang di sebut Aku…???
Maka itulah Hijab/Tirai yang sangat tipis bak sehelai rambut di belah tujuh.
Nyata ketiadaan itu menunjukkan Nyatannya yang ADA (Al-Haq).
maka matilah sebelum engkau mati……maka siapakah yang ada setelah kematianmu….????
Jika engkau sudah mati maka engkau sudah tidak ada, maka siapakah yang ada setelah
kematianmu/ketiadaanmu…???
Jika hanya Al-Haq yang ada, maka selain itu……..adalah Fatamorgana, bayangan, semu, tidak
ada dan nyatalah….Ana (Al-Haq) meliputi pada kekosongan dan ketiadaan dirimu. Dan
kekosongan diri/ketiadaan diri itulah Singgasana/Kerajaan TUHAN dan di situlah Al-Haq
bersemayam (Arsy’). Bukan di tubuh, bukan pula di hati, bukan pula di jiwa dan juga bukan di
Ruh.
Maka “DIAM” = “MATI” = “KOSONG” = “TIDAK ADA” = “Laa Hawla Wa Laa Quwwata…..” dan
itulah diri yang bernama habibi ahmad
End
Yang ada hanya Allah. Tiada yang lain. Yang lain tidak ada.
Walaupun ada bertingkat-tingkat dari segi badan / akal / ruh / sirr / nur / zat, hakikat anda
bukanlah salah satu dari tingkat tingkat itu tetapi adalah Zat itu sendiri.
- seluruh alam
- wali wali
- malaikat malaikat
- keturunan yang lahir dari jasadnya
Benda benda wujud bukan dari tidak ada tetapi adalah dari A’yan Sabitah ( bentuk bentuk tetap
dalam Ilmu Allah ) yaitu dari Wujud Allah
Perintah KUN hendaklah pada benda yang ada. Yang tidak ada tidak dapat menerima Perentah
Kun itu.
Ulama Syariat mengatakan Wujud Kejadian berbeza dengan Wujud Allah. Para Sufi
mengatakan Tiada Perbezaan Hanya Satu Jua Yaitu Wujud Mutlah Allah
Ulamak Syariat mengatakan bahawa kejadian sari ADOM. Para Sufi mengatakan Yang
Diperentah itu mestilah ada ayau wujud untuk menerima perentah dan ini ialah A’yan Sabitah.
Ulamak Syariat mengatakan dalam fana’ makhluk menjadi KAANAHU ( saperti Dia ) dan bukan
HU HU ( Dia Dia )
Ibnu Arabi menyatakan wujud tidak lebeh dari SATU. Yang sama itu menzahirkan kepada
DiriNya dengan DiriNya saperti air menzahirkan dirinya dalam bentuk ais. Jadi tiada yang fana’
Ianya Hu Hu. Yang lain tidak lebeh dari hanya nama nama dan benda benda pada fikiran
sahaja. Hakikatnya Dia Yang Satu.
Semua nama nama adalah penzahiran daripada satu hakikat. Kadang kadang hakikat itu
lautan, kadang kadang bueh, kadang kadang ombak, kadang kadang ais kadang kadang salji,
kadang kadang Allah, kadang kadang makhluk
Bentuk bentuk adalah DiriNya sendiri pada zahirnya dan pada hakikatnya.
Semua benda benda wujud kerana WujudNya Allah. Dengan sendirinya mereka itu TIDAK
ADA. Huruf tidak ada , yang ada ialah Dakwat.
Ulamak Syariat mengatakan Wujud benda benda ( dunia ) adalah Tambahan pada Zat. Para
Sufi mengatakan Wujud Mutlak ialah Allah. Pembatasannya ialah DiriNya sendiri.
Dia Menjadi wajib. Pelaku tanpa kualiti, Pencipta Yang Berkuasa dll
Dia menjadi Yang Dilakukan . Yang diberi kualiti. Yang Dijadikan tanpa kuasa yaitu Hakikat
Insan.
Surah Al-Hadid : 04
Huraian :-
Selagi anda wujud dalam pandangan anda , DIA TIADA NAMPAK dan apabila anda tidak wujud
dalam pandangan anda DIALAH YANG ANDA NAMPAK.
Allah menzahirkan DiriNya pada sesuatu benda yang dicari oleh seseorang itu. Tajallinya tidak
terkira banyaknya . Penyembahan Yang Terhad oleh Yang Terhad adalah Syirik.
CINTA ALLAH ialah KEMAHUAN UNTUK MANIFESTASI ( penzahiran ) . Wujud adalah gerak
dari KEADAAN YANG TERPENDAM ( Kunza Mahfiyyan – Adom Idhafi ) kepada KEADAAN
YANG TERNAMPAK. Ini adalah Gerak Cinta. Tanpa Cinta ianya terpendam dalam Ilmu buat
selama-lamanya.
Wujud itu adalah HANYA TAJALLI dan Tajalli itu menjadi hakikat seseorang dalam Tajalli.
Hakikat benda ialah ZAT ALLAH sendiri. Wujud diluar dan wujud didalam tidak berbeza.
Semuanya adalah Satu Diri Yang Sama itu jua yakni Allah.
End
ﯾﺎ رﺳﻮل اﷲ أﯾﻦ ﻛﺎن رﺑﻨﺎ ﻗﺒﻞ أن ﯾﺨﻠﻖ ﺧﻠﻘﻪ ؟ ﻗﺎل ﻛﺎن ﻓﻲ ﻋﻤﺎء ﻣﺎ ﺗﺤﺘﻪ ﻫﻮاء وﻣﺎ: ﻋﻦ وﻛﯿﻊ ﺑﻦ ﺣﺪس ﻋﻦ ﻋﻤﻪ أﺑﻲ رزﯾﻦ ﻗﺎل ﻗﻠﺖ
ﻓﻮﻗﻪ ﻫﻮاء وﺧﻠﻖ ﻋﺮﺷﻪ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺎء ﻗﺎل أﺣﻤﺪ ﺑﻦ ﻣﻨﯿﻊ ﻗﺎل ﯾﺰﯾﺪ ﺑﻦ ﻫﺎرون اﻟﻌﻤﺎء أي ﻟﯿﺲ ﻣﻌﻪ ﺷﻲء
Maksudnya: Daripada Waki’ bun Hudus (Udus) daripada ayah saudaranya Abu Razin
radiallahuanhu katanya: Aku berkata: “Wahai Rasulullah, di mana Tuhan kita berada sebelum
Dia mencipta makhlukNya?” Jawab baginda: “Adalah Dia dalam al-Ama’, tiada di bawahnya
udara dan tiada di atasnya udara dan Dia mencipta ArasyNya di atas air”. Kata Ahmad bin
Mani’ (perawi hadis): Berkata Yazid bin Harun: “al-‘Ama’(1) yakni tiada suatupun bersamaNya”.
[al-Tarmizi, Ibn Majah, Ahmad-hasan-](2)
(1) Al-Ama’ dalam bahasa bermaksud awan. Namun, tafsiran Yazid bin Harun lebih utama
diikuti.
(2) Imam al-Tarmizi menyatakan hadis ini hasan dan ulama salaf berhujjah dengannya
demikian juga Ibn Taimiah rahimahullah.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: “Allah ada pada azal (Ada tanpa permulaan)
dan belum ada sesuatupun selain-Nya”. (H.R. al-Bukhari, al-Bayhaqi dan Ibn al-Jarud) AKAN
TETAPI HADITS INI TIDAK BERHENTI SAMPAI DISINI, karena setelah itu Allah menciptakan
ARSY diatas air tersebut ( )وﻋﺮﺷﻪ ﻋﻠﺊ اﻟﻤﺎء, dalam riwayat Nafi’ bin Zaid al Himyari disebutkan
ﯿﻬ ﱠﻦ َْ ﺛُ ﱠﻢ َﺧَﻠ َﻖ ﱠ، اُ ْﻛﺘُ ْﺐ ﻣَﺎ ُﻫ َﻮ َﻛﺎِﺋﻦ: ﺎل
َ َﺎء ﺛُ ﱠﻢ َﺧَﻠ َﻖ ْاﻟ َﻘَﻠ َﻢ َﻓ َﻘ
ِ ﺎن َﻋ ْﺮ ُﺷ ُﻪ َﻋَﻠﻰ ْاﻟﻤ
َ " َﻛ
ِ َﻮات َواﻷ ْرض َوﻣَﺎ ِﻓ
َ اﻟﺴﻤ
Setelah menciptakan ARSY-NYA diatas AIR, kemudian Allah menciptakan QOLAM (pena) dan
berfirman : " Tulislah apa yang akan terjadi " kemudian Allah menciptakan LANGIT dan BUMI
serta apa yang ada didalamnya.(Riwayat ini menegaskan tentang urutan ciptaan setelah arsy
dan air).
َ ْ َﻮات َو
اﻷ ْرض َو َﺧَﻠ َﻖ ﱠ، اﻟﺬ ْﻛﺮ ُﻛ ﱠﻞ َﺷ ْﻲء
َ اﻟﺴﻤ َو َﻛَﺘ َﺐ ِﻓﻲ ﱢ، ﺎن َﻋ ْﺮ ُﺷ ُﻪ َﻋَﻠﻰ ْاﻟﻤَﺎء
َ ) َو َﻛ: ) َﻗ ْﻮﻟُ ُﻪ
“Arsy-Nya di atas air, dan Allah menuliskan segala sesuatu pada adz-dzikir, dan Allah
menciptakan langit dan bumi”
َ ْ َﺎوات َو
" اﻷ ْرض " ﺛُ ﱠﻢ َﺧَﻠ َﻖ ﱠ
َ اﻟﺴﻤ
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits Abdullah bin Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wassalam :
“ Sesunguhnya Allah menetapkan kadar-kadar ciptaan sebelum menciptakan langit dan bumi
selama 50 ribu tahun, dan arsy-Nya berada diatas air”
Setelah Allah menciptakan langit dan bumi, arsy- Nya berada diatas langit
16/ أأﻣﻨﺘﻢ ﻣﻦ ﻓﻲ اﻟﺴﻤﺎء أن ﯾﺨﺴﻒ ﺑﻜﻢ اﻷرض ( اﻟﻤﻠﻚ. " Apakah kamu ...merasa aman terhadap Allah yang di
langit ...... Al-Mulk : 16
اﺳَﺘ َﻮى
ْ ش ْ َﻦ َﻋَﻠﻰ ْاﻟﻌ
ِ َﺮ ُ اﻟﺮ ْﺣﻤ...
ﱠ
Dan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam yang sangat masyhur sekali yang
diriwayatkan oleh banyak imam, di antaranya Al Imam Muslim di Shahih-nya juz II hal. 70-71 :
Beliau bersabda : “ Merdekakan dia! Karena sesungguhnya dia seorang mu’minah (perempuan
beriman)
Inilah aqidah yang sangat besar dan sangat agung yang telah hilang dari dada-dada sebagian
besar kaum muslimin. Oleh karena itu, wajib bagi kita membersihkan aqidah kita dari kekotoran
syirik dan segala macam pemahaman yang sesat dan menyesatkan yang mengatakan ALLAH
ADA TANPA TEMPAT!!! Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan! .
Sejati Makrifat
Sejati Makrifat
Dalam Wirid Hidayat Jati, makrifat yang di diajarkan adalah wejangan yang berasal dari delapan
wali dari tanah Jawa, yang sudah dikumpulkan menjadi satu. Isinya bersumber dari intisari
firman Allah SWT yang dijelaskan dalan hadis Nabi Muhammad SAW kepada Sayyidina Ali r.a
melalui telinga kirinya.
Dzat dan Rumah Tuhan
Ajaran pertama tentang Dzat dan singgasana Tuhan. Ajaran tersebut terbagi menjadi delapan
bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Adanya Dzat
Sesungguhnya tidak ada apa-apa, karena pada waktu masih keadaan kosong, belum ada
sesuatupun. Yang ada hanyalah Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku. Akulah hakikat Dzat yang
Maha Suci, yang meliputi sifat-Ku, yang menyertai Nama-Ku, dan yang menandai
perbuatan-perbuatan-Ku.
2. Kejadian Dzat
Sesungguhnya, Aku adalah Dzat yang Maha Kuasa, yang berkuasa menciptakan segala
sesuatu. Terjadi dalam seketika, sempurna dari Kodrat-Ku. Pertama kali yang Aku ciptakan
adalah sebuah pohon bernama Sajaratul Yakin (pohon kehidupan). Pohon itu tumbuh dialam
Adam Makdum (kosong hampa) yang azali dan abadi. Setelah itu Aku ciptakan Cahaya
Bernama Nur Muhammad (cahaya yang terpuji), kemudian cermin bernama Mir’atul Haya’i
(kaca wira’i), nyawa yang disebut Roh Idhafi (nyawa yang jernih), pelita yang bernama Kandil
(lampu tanpa api), pemata yang bernama Dzarrah (permata), dan Jalal (keperkasaan) yang
disebut Hijab (dinding jalal atau penutup), yang menjadi sekat bagi penampakan-Ku.
Sebenarnya manusia itu adalah Rahsa-Ku dan Aku ini adalah rahsa manusia karena Aku
menciptakan Adam dari empat unsur yaitu : tanah, air, api, dan udara. Keempat unsur itu
adalah perwujudan dan Sifat-Ku. Kemudian Aku masukkan kedalam tubuh Adam lima macam
mudzarrah, yaitu : nur, rahsa, ruh, nafsu, dan budi yang merupakan diding yang menghalangi
Wajah-Ku yang Maha Suci.
Sesungguhnya Aku mengatur singgasana dalam Baitul Makmur, yaitu rumah tempat
kesukaan-Ku. Tempat itu berada dalam kepala Adam. Dalam kepala itu ada otak, dalam otak itu
ada manik, dalam manik ada budi, dalam budi ada nafsu, dalam nafsu ada sukma, dalam
sukma ada rahsa, dalam rahsa ada Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, Dzat yang melipti semua
keadaan.
berada dalam Baitul Muharram, yaitu rumah tempat pengingat-Ku. Tempat itu ada di dalam
dada Adam, di dalam dada itu ada hati, di dalam hati itu ada jantung, di dalam jantung itu ada
budi, di dalam budi itu ada jinem (angan-angan), di dalam jinem itu ada sukma, di dalam sukma
itu ada rahsa, di dalam rahsa itu ada Aku. Tidak ada Tuhan selain Aku, Dzat yang meliputi
semua keadaan.
Sesungguhnya Aku mengatur singgasana di dalam Baitul Muqaddas. Itu adalah rumah, tempat
yang Aku sucikan. Berada dalam kontholnya adam, dalam konthol itu ada prinsilan (buah pelir),
di antara prinsilan itu ada nathfah yaitu mani, dalam mani itu ada madzi, dalam madzi itu ada
wadi, dalam wadi ada manikem, dalam manikem itu ada rahsa, dalam rahsa ada Aku. Tidak
ada Tuhan selain Aku, Dzat yang meliputi semua keadaan, bertahta dalam nukat gaib, turun
menjadi Jauhar Awal. Disitulah alam Ahadiyat berada (alam Wahdat dan alam Wahidiyat), alam
Arwah, alam Misal, alam Ajsam, dan alam Insan Kamil, menjadi manusia sempurna yaitu
sifat-Ku yang sejati.
7. Peneguh Iman
8. Kesaksian
Aku bersaksi dalam Diri-Ku sendiri bahwa tidak ada Tuhan selain Diri-Ku dan menyaksikan
Diri-Ku bahwa Muhammad itu adalah utusan-Ku.
Bahwa sesungguhnya yang dinamakan Allah itu adalah Badan-Ku, Rasul itu adalah Rahsa-Ku,
Muhammad itu adalah Cahaya-Ku.
Akulah yang selalu ingat dan tidak pernah lupa, Akulah yang kekal tidak bisa diubah oleh
keadaan.
Akulah yang selalu tahu, tidak ada suatu apapun yang tersembunyi dari-Ku. Akulah yang
menguasai segalanya, yang Maha Kuasa dan Bijaksana, tidak memiliki kekurangan dalam
pengetahuan.
Byar! Sempurna, terang-benderang, tidak terasa apa-aa, tidak kelihatan apa-apa, hanya Diri-Ku
yang meliputi semua alam dengan Kodrat-Ku.
End
1. Makam Qalbi
2. Makam Roh
3. Makam Sirri
4. Makam Khafi
5. Makam Akhfa
6. Makam Nafsun Natiqa
7. Makam Kullu Jasad
1. Makam Qalbi letaknya dua jari dibawah susu kiri, tepatnya berada pada Jantung jasmani.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan kemusrikan, kekafiran, ketahyulan dan
sifat-sifat iblis dan inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila
kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar
semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam
tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Iman, Islam, tauhid, ma’rifah pada peribadi
seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.
2. Makam Roh letaknya dua jari dibawah susu kanan, tepatnya berada pada Rabu jasmani.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan Bahimiyah (Sifat biunatang jinak) dan
sifat-sifat menuruti hawa nafsu. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata
berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan
pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak
lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Sabar tawakkal pada
peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar
menjadi Pilot.
3. Makam Sirri letaknya dua jari diatas susu kiri, tepatnya berada pada Paru-paru jasmani.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan Syabiyah (sifat binatang buas) yaitu sifat
pemarah, pendendam, dhalim dan aniaya. maka inilah yang saya sebut semak belukar juga
hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan
melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat
tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Kasih sayang
juga ramah tamah pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji
itu akan bertukar menjadi Pilot.
4. Makam Khafi letaknya dua jari diatas susu kanan, tepatnya berada pada Limpa jasmani.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan hjasad, dengki juga khianat dan sifat-sifat
iblis yang tercela ini membawa kecelakaan dunia akhirat. Inilah yang saya sebut semak belukar
juga hewan melata berbisa. Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah
dan melakukan pembersihan total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat
tercela tidak lagi mengotori makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Kebaikan dan
sifat syukur pada peribadi seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu
akan bertukar menjadi Pilot.
5. Makam Akhfa letaknya ditengah dada, tepatnya berada pada empedu jasmani.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan ria, takabur, sombong, ujub, dan sama’ atau
mempamerkan kebaikan diri. Sifat-sifat iblis inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan
melata berbisa.
Apabila kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan
total agar semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori
makam tersebut. Sejatinya makam ini adalah Ikhlas, khusyu’, tadarru tafakkur pada peribadi
seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.
6. Makam Nafsun Natiqa letaknya diantara kening, tepatnya berada pada pikiran jasmani.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan nafsu amarah yang senantiasa mendorong
orang untuk melakukan kejahatan tidak berperikamunisiaan, sifat ini juga selalu biang
penghambat dalam meciptakan perbaikan masyarakat, juga sifat banyak hayalan dan panjang
angan-angan. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila kita
sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar
semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam
tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Sifat tentram dan pikiran tenang pada peribadi
seorang. Jadi, dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji itu akan bertukar menjadi Pilot.
7. Makam Kullu Jasad letaknya ada dua (1) di pusat (2) di ubun-ubun, tepatnya meliputi seluruh
tubuh.
Disinilah tempat iblis bersemayam dengan muatan gahflah atau sifat kejahilan, kebendaan,
kelalaian atau alfa. Inilah yang saya sebut semak belukar juga hewan melata berbisa. Apabila
kita sudah tau hal ini maka seharusnyalah kita berjiarah dan melakukan pembersihan total agar
semua rumput dan binatang melata yang notabene sifat tercela tidak lagi mengotori makam
tersebut. Sejatinya makam ini adalah tempat Ilmu dan amal pada peribadi seorang. Jadi,
dengan bersihnya kotoran tadi maka sifat terpuji tadi akan bertukar menjadi Pilot.
Untuk membersihkan kotornya makam diri adalah dengan Dzikrullah, yaitu berzikir kepada
Allah. Disini kita memakai pembersihnya dengan Asma’ Allah atau Nama Allah. dibaca:
“Allah-Allah” pada setiap makam.
Maka, Zikir “Allah-Allah” tersebut kalau dijumlahkan keseluruhan menjadi 11.000 x (hatam
besar) dan kalau mampunya hanya 5000x pada makam qalbi maka itu disebut hatam kecil.
Selama kotoran makam itu belum di bersihkan maka IBLIS akan senantiasa menjadi PILOT
dengan mengendarai seorang manusia untuk senantiasa melakukan perbuatan tercela,
sementara manusia itu sendiri sulit untuk berkelakuan terpuji karena jiwanya telah dirasuki oleh
iblis.
Jangan heran apabila dimuka bumi ini kita melihat banyaknya kehancuran akibat tangan-tangan
manusia. Semua itu dalangnya adalah iblis yang bersemayam dikerajaannya.
Apa Keuntungan Utama Melebihi Segalanya
Kebersihan adalah sebagian dari pada iman, dan kebersihan itu pangkal kesehatan. Tentunya,
kalau makam diri sudah bersih dan senantiasa dijaga kebersihannya maka prilaku seseorang
itu akan sehat dan iman seseorang itu akan kokoh tidak berbuat sesuatu yang tercela.
Dengan seseorang memiliki perbuatan terpuji itu baik lahir maupun bathinnya tentulah
permukaan bumi ini akan aman dan kehancuran akibat tangan manusia tadi tidak akan terjadi.
Tidak akan saling mengahancurkan satu sama, dan masih banyak lagi cerita indah yang tidak
cukup dilukiskan disini.
Dari semua itu, ada keuntungan utama melebihi semua yang saya sebutkan sebelumnya yaitu
Sucinya “Makam Robbaniyah”. Dialah implementasi Roh yang Suci dan paling halus yang
disebut “Hakekat diri sebenarnya diri.”
Dialah induk dari semua makam. Dialah yang dapat mendekati Tuhan. Rasululloh bersabda:
“Di dalam tubuh anak adam ada segumpal daging apabila baik, maka baiklah seluruh jasad dan
apabila rusak maka rusaklah seluruh jasad.
End
LANJUT TS TADI
Bagaimana cara berdzikir kepada Allah SWT sehingga kita siap untuk bertemu dengan-NYA?
Dzikir adalah sebuah aktivitas yang kaya akan aspek esoteris. Ia adalah bagian laku yang harus
ada dalam sebuah perjalanan suluk menempuh jalan ruhani untuk mendekatkan diri dengan
Tuhan Semesta Alam. Dalam prakteknya, berdzikir harus mengikuti aturan-aturan dan adab
tertentu sesuai dengan cara yang dituntunkan oleh para guru spiritual sepanjang masa.
Pada kesempatan kali ini, akan dipaparkan adab berzikir dan tata cara zikir dengan harapan
agar kita mendapatkan pengetahuan bagaimana berdzikir yang khusyuk agar kita bisa bertemu
Allah SWT.
1. Membaca lafaz LA ILAHA ILLA ALLAH. Artinya: Tiada Tuhan selain Allah. Zikir ini disebut
zikir NAFI ISBAT. Paling tidak dibaca 100 kali setiap hari terutama dibaca setelah sholat fardhu.
Khususnya setelah Maghrib, Isya dan setelah sholat subuh. Lafaz ILLA ALLAH ini disebut Isbat
yang artinya pengecualian atas segala sesembahan kecuali hanya Allah SWT.
2. Membaca lafaz ALLAHU. Zikir ini disebut ISMU AL-ASMA, dibaca sebanyak 33 kali sehabis
sholat fardhu, terutama setelah sholat Isya.
3. Membaca lafaz zikir HUWA ALLAH. Zikir inilah yang disebut sebagai zikir GHAIB AL ISMI.
Zikir ini dibaca setiap hari sebanyak 33 kali, setelah sholat fardhu, terutama setelah sholat Isya.
4. Membaca zikir HUWA, HUWA.atau HU, AH. Zikir ini disebut sebagai zikir GHAIB AL GHAIB.
Zikir ini dibaca sebanyak 34 kali setelah sholat fardhu, sehingga jumlahnya (total item 2,3,4)
sebanyak 100 kali.
Adapun gerakan dalam melafazkan zikir NAFI ISBAT tersebut haruslah mengikuti aturan
sebagai berikut:
1. Ketika membaca lafaz LA, maka dengan gerakan kepala, lafaz LA tersebut dimulai dari bahu
kiri menuju ke bawah ke arah perut, kemudian diputarkan mengelilingi tali pusat lalu diteruskan
ke arah atas menuju bahu kanan;
2. Pada waktu berada di bahu kanan itulah lafaz ILAHA diucapan sambil kepalanya dimiringkan
ke arah belikat kanannya;
3. Sambil kepala ditekan ke arah hati sanubarinya, lafaz ILA ALLAH diucapkan dengan
penekanan pada sudut kiri bawah dada.
TIGA TAHAP BERDZIKIR
Ada tiga tahap adab berdzikir. Pertama, ada lima perkara sebelum berdzikir. Kedua, dua belas
perkara pada saat mengerjakan zikir dan ketiga, ada tiga perkara setelah berdzikir.
Lima perkara yang harus dilakukan sebelum berdzikir adalah sebagai berikut:
1. Diam sejenak sesaat setelah usai melakukan dzikir dan tetap diam di tempat
2. Mengatur dan mengembalikan nafas seperti semula
3. Menahan diri untuk minum air
Sangat dianjurkan untuk melakukan pemutihan diri dari semua amalan negatif sebelum
menjalankan ritual dzikir. Caranya adalah menjalankan PUASA selama 7 hari. Usai
menjalankan puasa baru kemudian menjalankan amalan zikir rutin. Bagi para pejalan spiritual
yang ingin lebih mendalami laku suluknya, maka disarankan untuk melakukan dzikir dengan
cara:
1. BERTAPA (Uzlah).
Ini adalah syarat agar laku suluk kita semakin bagus. Uzlah adalah mengasingkan diri untuk
sementara waktu dari keramaian dan dari pergaulan sehari-hari. Ini biasa dilakukan oleh
murid-murid tarekat di masa silam. Bila anda berkesempatan untuk uzlah, silahkan pergi ke
gunung atau hutan dan carilah sebuah gua. Siapkan bekal makan dan minum yang cukup untuk
sekian lama Anda inginkan. Pedoman selesainya uzlah adalah KEMANTAPAN HATI setelah
bertemu dengan apa yang dicari. Namun kini, uzlah dianggap terlalu berat sehingga sebagai
penggantinya adalah menjauhkan diri dari segala bentuk perbuatan maksiyat dan terlarang
syariat.
2. NGAWULO
(Mengabdi). Mengabdi pada “sang guru” selama berbulan-bulan atau mungkin juga hingga
bertahun-tahun. Dalam konteks sekarang, cukup kita mengabdi kepada instruksi-instruksi yang
diyakini benar dan tawadhu’ (merendahkan diri) untuk tidak mengaku dirinya paling benar
dibanding diri yang lain.
3. AMAL SHOLDAQOH.
Mengadakan amal shodaqoh dan infaq sesuai dengan kemampuan. Ini sebuah bentuk
pengorbanan dan kerelaan melepaskan apa yang dimiliki karena sesungguhnya kita
hakekatnya tidak memiliki apa-apa. Hanya DIA yang Maha Memiliki.
Dalam keadaan bersih lahir batin dan untuk sementara mengosongkan diri dari pengaruh
duniawi itulah kita menghadap Sang Khalik Yang Maha Suci. Saat bersuluk ini, kita diharapkan
untuk selalu menjauhi pikiran kotor dan suci dari batin yang penuh prasangka negatif (suudzon)
dan menggantinya dengan prasangka baik (husnudzan) kepada Allah dan kita yakin bahwa
hanya DIA-lah sebaik-baiknya tempat bergantung.
HASBUNA ALLAH WA NI’MAL WAKIL, NI’MAL MAULA WA NI’MA N-NASIR (Cukuplah Allah
sebagai tempat bersandar bagi kami dan Dialah tempat memohon pertolongan manusia).
Apa yang akan terjadi bila kita sudah melengkapi laku suluk mulai Dzikir dan Uzlah secara
lengkap?
Silahkan ditunggu kejadian-kejadian gaib luar biasa yang akan merubah hidup Anda
selamanya. Salam.
End
Lanjut TS Tadi
4 September