PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN
DAN PEMBANGUNAN
DISUSUN OLEH :
Puji syukur kehadirat Allah SWT, senantiasa kami panjatkan, karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulisan makalah dengan judul “Permasalahan
Kependudukan dan Pembangunan” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Tugas ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat lebih mendalami dasar teori
ekonomi pembangunan dalam dunia nyata sehingga dapat menambah wawasan dan
dapat dijadikan alat atau teknik dalam pengambilan keputusan di kemudian hari.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada para Dosen yang telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk mentransfer ilmunya kepada kami. Dan tak lupa
juga penulis mengucapkan terima kasih kepada semua rekan yang telah membantu
dalam proses pengerjaan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis berharap kritik dan saran demi sempurnanya tugas ini. Dan penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Kurang lebihnya Penulis ucapkan terima kasih.
Sekian.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Perumusan Masalah..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kurang optimal baik antara desa dan kota maupun antara berbagai pulau di
Indonesia.
Pembangunan di bidang kependudukan yang telah dirintis sejak Repelita I
dimaksudkan untuk mengatasi masalah tingkat pertumbuhan penduduk yang
tinggi dan persebaran penduduk yang kurang merata. Jumlah penduduk yang
besar mempunyai dampak terhadap proses dan hasil usaha pembangunan. Jumlah
penduduk yang besar tersebut apabila mampu berperan sebagai tenaga kerja yang
berkualitas akan merupakan modal pembangunan yang besar dan akan sangat
menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang. Sehubungan
dengan itu, pembangunan di bidang kependudukan di samping diarahkan pada
upaya pencapaian sasaran-sasaran yang langsung ditujukan pada penurunan laju
pertumbuhan penduduk, juga dititikberatkan pada upaya peningkatan kualitas
penduduk sebagai pelaku dan sasaran pembangunan bangsa dan negara. Upaya-
upaya peningkatan kualitas penduduk antara lain meliputi upaya peningkatan gizi
dan kesehatan masyarakat, peningkatan kualitas lingkungan kemasyarakatan, dan
peningkatan pendidikan masyarakat.
Pembangunan di bidang kependudukan lebih diarahkan pada upaya
pengembangan sumber daya manusia agar penduduk makin menjadi kekuatan
yang efektif dan produktif bagi pembangunan. Dalam upaya ini diusahakan
ditingkatkan keterpaduan dan koordinasi upaya pengendaliankelahiran dengan
berbagai kegiatan pembangunan lainnya, khususnya upaya pembangunan di
bidang kesehatan, transmigrasi, pengendalian urbanisasi, pendidikan,
pembangunan daerah dan penciptaan lapangan kerja.
B. Perumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dengan konsep manusia modern, serta (f) Hoselitz dengan konsep faktor-faktor non-
ekonominya.
Di lain sisi, Kartasasmita (1996) menyatakan, pembangunan adalah “usaha
meningkatkan harkat martabat masyarakat yang dalam kondisinya tidak mampu
melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Membangun
masyarakat berarti memampukan atau memandirikan mereka”.
Menurut Tjokrowinoto (1997), batasan pembangunan yang nampaknya bebas
dari kaitan tata nilai tersebut dalam realitasnya menimbulkan interpretasi-interpretasi
yang seringkali secara diametrik bertentangan satu sama lain sehingga mudah
menimbulkan kesan bahwa realitas pembangunan pada hakikatnya merupakan self
project reality.
Secara filosofis, suatu proses pembangunan dapat diartikan sebagai “upaya
yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat
menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi setiap warga yang
paling humanistik” (Rustiadi, 2006: vii-1). Di lain sisi, UNDP mendefinisikan
pembangunan dan khususnya pembangunan manusia sebagai “suatu proses untuk
memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people’s choices)
(dalam Rustiadi, 2006: vii-1). Dalam konsep tersebut, penduduk ditempatkan sebagai
tujuan akhir (the ultimate end), bukan alat, cara atau instrumen pembangunan
sebagaimana dilihat oleh model formasi modal manusia (human capital formation)
sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan itu.
4
global, regional ataupun negara. Apalagi negara sedang berkembang yang tengah
banyak menghadapi permasalahan ekonomi seperti Indonesia. Sehingga degadrasi
lingkungan telah banyak menurunkan kualitas hidup masyarakat, khususnya di negara
sedang berkembang seperti Indonesia. Oleh karena itulah masyarakat dunia sejak
tahun 1970-an mulai memberikan perhatian yang besar pada masalah lingkungan,
dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan. Hal itu dapat dilihat diantaranya dari
Stockholm Conference (1972), Agenda 21 di Rio Earth Summit (1992), dan
Johannesburg Declaration (2002). Meski komitmen dan perhatian besar telah
diberikan pada tingkat internasional, namun kondisi lingkungan hidup masih saja
memburuk. Kita sekarang masih hidup dalam kondisi yang dapat merusak lingkungan
hidup semakin parah, sehingga akan membahayakan kehidupan umat manusia pada
masa mendatang. Oleh karena itulah usaha untuk menjaga lingkungan hidup agar
pembangunan dapat berkelanjutan sehingga kepentingan kehidupan generasi yang
akan datang terproteksi, menjadi semakin penting untuk diperjuangkan. Dengan
demikian perlu adanya jaminan agar supaya dalam memenuhi kebutuhan sekarang
kita tidak akan mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhannya.
Penduduk adalah objek dan subjek pembangunan. Sebagai objek, penduduk
adalah sasaran pembangunan sedangkan sebagai subjek , penduduk adalah pelaku
pembangunan. Peranan penduduk sebagai subjek menentukan arah dab keberhasilan
pembangunan. potensi dan tantangan pembangunan ditentukan oleh keadaan riil
kependudukan dan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara. Kekayaan
sumber daya alam yang ada dibumi Indonesia sangat besar, fakta yang menunjukan
bahwa eksploitasi sumber daya alam (penebangan ) di Indonesia banyak dilakukan
oleh perusahaan asing. Proyek-proyek pembangunan oleh pemerintah juga sering
menggunakan bantuan perusahaan asing, hl ini disebabkan oleh keterbatasan modal
dan teknologi yang dimiliki penduduk Indonesia. Penguasaan teknologi dan
kepemilikan modal terkait dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) penduduk
Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia penduduk Indonesia ditunjukkan
dengan GDP perkapita yang relatif rendah. Kualitas sumber daya manusia penduduk
Indonesia yang rendah merupakan penghambat pembangunan.
Secara terperinci faktor kependudukan yang menghambat pembangunan
adalah:
1. Rendahnya kualitas SDM penduduk Indonesia
5
Salah satu Indikator kemakmuran suatu negara adalah volume barang dan jasa
yang dihasilkan oleh penduduknya. Untuk memproduksi barang dan jasa diperlukan
penguasaan teknologi dan ilmu pengetahuan. Penguasaan teknologi dan ilmu
pengetahuan terkait dengan kualitas SDM penduduk suatu negara. Jadi kualitas SDM
merupakan faktor penentu kemakmuran.
6
c. Tingkat pendidikan yang rendah
d. Adanya tradisi yang menganjurkan terbentuknya keluarga-keluarga besar
e. Masih minimnya masyarakat yang melaksanakan program pemerintah, misalnya
keluarga berencana (KB) dan menggunakan alat kontrasepsi.
Dari data-data yang tersedia dapat diperkirakan bahwa hampir 95,0% dari
wanita dewasa ini telah menikah pada umur rata-rata 18 tahun dan tiap-tiap ibu yang
berumur 40 tahun keatas mempunyai rata-rata lebih dari 5 orang anak yang masih
hidup.
4. Kematian/ Mortalitas
Dewasa ini tingkat kematian lebih rendah dibandingkan tingkat kelahiran, hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Kemajuan teknologi
b. Berkembangnya pendidikan dan pengetahuan
c. Berkembangnya penemuan-penemuan terutama di dunia kedokteran
d. Berkembangnya/ penemuan obat-obat yang dapat menghambat penyakit/
kematian
e. Adanya imunisasi sehingga seseorang tahan terhadap penyakit
f. Berhasilnya penerapan ilmu kedokteran
g. Pengobatan moderen dengan biaya yang relatif rendah
Di negara-negara maju umumnya tingkat kematian lebih minim/ rendah, hal
ini dipengaruhi oleh adanya percobaan-percobaan dan kemajuan teknologi yang
sangat cepat terutama dalam menghambat kematian. Berhasilnya penerapan ilmu
kedokteran ini maka beberapa penyakit epidemis yang beberapa tahun lalu yang
merupakan pembunuh sebagian besar penduduk, pada dewasa ini sudah dapat
dikendalikan. Para ahli menduga bahwa angka kematian yang sudah berhasil
diturunkan masih dapat ditekankan ke tingkat yang lebih rendah sehingga tingkat 9
per 1000 pada akhir abad ini bukanlah hal yang mustahil.
Karena tingginya angka kelahiran dalam suatu daerah dibandingkan angka
kematian yang renda, maka menyebabkan masalah-masalah kependudukan, misalnya:
1. Pengangguran
Pengangguran merupakan masalah yang sangat penting dalam suatu derah
tertentu karena apabila tingkat pengangguran yang tinggi maka daerah tersebut sulit
untuk melakukan pembangunan. Penduduk penganggur adalah mereka yang bekerja
atau sedang mencari pekerjaan menurut refrensi waktu tertentu atau mereka yang
7
pernah bekerja (PHK). Pengangguran ini juga disebabkan oleh angka partisipasi
angkatan kerja, yaitu angka yang menunjukan perbandingan antara banyaknya
angkatan kerja dengan banyaknya tenaga kerja. Apabila angkatan kerja di pedesaan
53.52% sedangkan di kota 40.07%, maka di pedesaan lebih sulit mencari pekerjaan
dibandingkan di perkotaan.
2. Kriminalitas
Kriminalitas merupakan dampak lanjutan dari pengangguran. Kriminalitas
terjadi karena seseorang berupaya untuk memenuhi suatu kebutuhan dan karena
keadaan ekonomi dan pengetahuan/ pendidikan yang demikian sangat rendah, maka ia
terpaksa melakukan tindakan yang merugikan orang lain.
3. Sosial dan Ekonomi
Kita ketahui bahwa ekonomi menunjukan tingkat kesejahteraan /
kemakmuran. Tingkat kesejahteraan/ kemakmuran berhubungan erat dengan hasil
produksi barang dan jasa di negara yang bersangkutan. Hasil produksi ini merupakan
resultan dari keadaan dan sumber alam, angkatan kerja, tingkat teknologi dan
besarnya modal yang tersedia.
Selain masalah-masalah fisik, kependudukan juga berhubungan dengan bidang
administrasi, sosial politik dan kewibawaan yang menunjukan adanya hambatan
dalam pembangunan. Pembangunan memang berhasil dan ada hasilnya, tetapi ini
tidak bearti tidak adnaya penyelewengan dan proses perusakan/ kemunduran
mentalitas manusia-manusia pembangunannya. Sebab jika dulu yang dikorupsi pokok
biaya proyek sehingga proyek berantakan maka sekarang dengan DUP dan DIP dapat
diperinci anggaran untuk pembangunan, untuk komisi, upeti, dan lain-lain. Sehingga
proyek dapat berjalan seiring korupsi dan penyelewengan lainnya.
8
BAB III
PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA
metrotvnews.com/.../Kependudukan-dan-Pembangunan-Ekonomi-Nasional.
www.kamusilmiah.com/.../dinamika-kependudukan-dan-pembangun...
www.kependudukancapil.go.id/
ml.scribd.com/doc/.../Permasalahan-Kependudukan-Di-Indonesia
10