Anda di halaman 1dari 32

PENCAHAYAAN BUATAN

PENCAHAYAAN BUATAN TERDIRI DARI:

1. Pencahayaan buatan menurut jenisnya

a) Pencahayaan tidak langsung ( indirect lighting )


Jenis pencahayaan yang di pancarkan melalui langit-langit

b) Pencahayaan semi tidak langsung ( semi indirect lighting )


60 - 90% cahaya di arahkan ke langit-langit, sedangkan 10 - 40% diarahkan ke bawah.

c) Pencahayaan langsung tidak langsung ( direct – indirect lighting )


Jenis pencahayaan ke atas dan ke bawah dengan menghasilkan cahaya yang teduh.

d) Pencahayaan semi langsung ( semi direct lighting )


Jenis pencahayaan yang diarahkan ke bidang kerja, selebihnya di arahkan ke langit – langit

e) Pencahayaan langsung ( direct lighting )


Jenis pencahayaan yang seluruhnya hampir dipancarkan pada bidang kerja, dapat dirancang
menyebar/terpusat, tergantung reflektor yang digunakan.

2. Pencahayaan buatan menurut arah pencahayaan

a) Pencahayaan ke bawah ( downlight )


Pencahayaan datang dari atas ke bawah atau merata.

b) Pencahayaan ke atas ( uplight )


Pencahayaan datang dari bawah ke atas.

c) Pencahayaan dari belakang ( backlight )


Arah pencahayaan berasal dari belakang obyek untuk memberi aksentuasi pada obyek.

d) Pencahayaan dari samping ( sidelight )


Arah cahaya datang dari samping sehingga memberikan penekanan pada elemen interior
tertentu.

e) Pencahayaan dari depan ( frontlight )


Arah cahaya datang dari depan obyek.

3. Pencahayaan buatan menurut cakupan cahaya

a) Pencahayaan umum ( general lighting )


Pencahayaan merata pada ruangan & di maksudkan untuk memberi kesan merata agar tidak
terlalu gelap.

b) Pencahayaan dilokalisasi ( localized lighting )


Jenis pencahayaan dilokalisasi secara tidak seragam yang di fokuskan pada area kerja.
Efesiensi cukup tinggi karena area non kerja tidak mendapat cahaya yang sama dengan area
kerja.

c) Pencahayaan ambien ( ambient lighting )


Pencahayaan tidak langsung yang di pantulkan plafon & dinding, lampu dapat digantung pada
dinding atau menyatu dengan perabot.

d) Pencahayaan setempat ( Task lighting )


Jenis pencahayaan yang hanya terdapat pada tempat & area sekelilingnya yang terkena
cahaya.

e) Pencahayaan aksen ( accent lighting )


Jenis pencahayaan yang digunakan pada obyek tertentu.

f) Pencahayaan decoratif ( decorative lighting )


Pencahayaan dengan lampu sebagai object untuk di lihat.

4. Pencahaayn buatan menurut pencahayaan arsitektur

a) Pencahayaan cove
Pencahayaan tidak langsung dari fixture yang terpasang menerus pada dinding.

b) Pencahayaan coffer
Jenis pencahayaan pada kantung (coffer) plafon lampu diletakkan pada kantung kecil berbentuk
persegi.

c) Pencahayaan luminous – ceiling


Sumber cahaya seragam dengan memakai elemen penyebar yang digantung dibawah ruang
lampu secara seragam.

d) Pencahayaan valance ( bracket )


Jenis pencahayaan pada bidang atas dan bawah pelindung dinding.

e) Pencahayaan cornice ( soffit )


Dinding yang kena cahaya hanya dari atas & plafon yang tidak terkena cahaya akan terlihat
gelap.

 2. Pencahayaan buatan atau artificial lighting

Pencahayaan yang memanfaatkan teknologi buatan manusia atau energi olahan seperti lampu.
Kelebihan dari konsep pencahayaan buatan adalah, intensitas cahaya yang lebih stabil serta
pilihan warna yang bervariasi.

Lalu, berdasarkan arah penyinarannya, pencahayaan buatan dibedakan menjadi :


 Sistem pencahayaan langsung (direct lighting)

Sistem pencahayaan langsung merupakan penempatan sumber cahaya secara langsung ke arah
permukaan bidang aplikasi, baik dalam pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan.
Permainan cahaya langsung akan memunculkan efek bayangan yang kuat.
Tujuan dari sistem pencahayaan ini adalah mengoptimalkan penerangan umum dan intensitas
cahaya untuk mendukung kegiatan yang ada di ruangan tersebut. Pengaturan yang tepat dan
cermat dalam peletakan titik cahaya langsung akan memberikan kesan tegas, fungsional, dan
nyaman.

 Sistem pencahayaan tidak langsung (indirect lighting)

Sistem ini merupakan sistem yang menempatkan sumber cahaya dibalik suatu bidang aplikasi,
dan memanfaatkan refleksi cahaya dari balik bidang tersebut untuk membentuk kesan cahaya
tertentu. Permainan cahaya tidak langsung menghasilkan efek gradasi dan bayang-bayang pada
bidang yang tidak terkena bayangan. Sistem pencahayaan ini memiliki tujuan utama yaitu untuk
menegaskan kesan tertentu dari suatu ruang, atau membentuk batasan pada suatu bidang aplikasi.

Berdasarkan cakupan penyinarannya, artificial lighting terbagi menjadi tiga:

 General Lighting

General lighting atau pencahayaan umum adalah sistem pencahayaan yang menjadi sumber
penerangan utama. Umumnya penerangan dilakukan dengan cara menempatkan titik lampu pada
titik tengah ruangan atau pada beberapa titik yang dipasang secara simetris dan merata.

Tujuan general lighting adalah menghasilkan sumber cahaya secara terang dan menyeluruh.
Lampu yang digunakan adalah lampu TL atau downlight. Selain itu, dapat pula digunakan
pencahayaan tidak langsung (indirect lighting) dengan lampu tersembunyi yang memanfaatkan
bias cahayanya saja. Keunggulan lampu indirect adalah dapat menghasilkan cahaya yang merata
tanpa membuat mata silau dan suasana hangat pun lebih terasa dengan tampilan lampu warna
kekuningan.

 Task Lighting

Task lighting merupakan sistem pencahayaan yang difokuskan pada suatu area dengan tujuan
membantu aktivitas tertentu. Task lighting juga dapat menjadi satu cara untuk menghindari
ketegangan mata ketika beraktivitas.
Contoh task lighting adalah ruang kerja yang dilengkapi dengan lampu meja untuk membaca
sehinga mata tidak cepat lelah. Contoh lain adalah lampu di atas counter table yang
memungkinkan orang untuk membaca resep masakan ketika akan memasak. Atau, lampu
gantung yang diletakkan di atas ruang makan yang mengarah pada meja makan. Selain
diperuntukkan sebagai lampu penegas fungsi, task lighting juga dapat berfungsi sebagai
pembentuk suasana.

 Accent Lighting

Accent lighting digunakan untuk menyorot atau memfokuskan pada suatu benda agar dapat lebih
terlihat. Pemasangan accent lighting pada ruang dalam umumnya digunakan untuk menyorot
benda seni (artwork) atau menyorot lukisan.

Accent lighting biasanya menggunakan spotlight karena dapat menghasilkan bias cahaya yang
kuat dan menghasilkan fokus pada objek yang dituju. Aplikasi wall lamp juga dapat digunakan
untuk pada dinding tertentu sehingga menghasilkan tampilan ruang yang dinamis.

Sebuah perencanaan pencahayaan buatan dapat mempergunakan salah satu dari jenis-jenis
pencahayan di atas, atau dapat juga memadukan dua atau beberapa jenis pencahayaan tersebut.
Kolaborasi dan elaborasi dalam mengunakan beberapa jenis pencahayaan sangat dibutuhkan
untuk mendramatisasi nuansa ruang. Pencahayaan lampu terbaik adalah jika sumber cahaya tidak
langsung mengenai mata kita hingga menyebabkan silau. Yang dibutuhkan dalam penerangan
adalah efek dari cahaya ketika menerangi ruang. Beberapa desain justru menyembunyikan
sumber cahaya lampu dan mendapatkan efek pantulannya melalui dinding. Pencahayaan yang
menarik dapat juga diperoleh dengan mengarahkan lampu berlawanan arah dengan bidang yang
akan diterangi, untuk kemudian diletakkan elemen estetis di depannya yang mampu
memantulkan cahaya secara lembut hingga dapat menerangi ruang.

Permainan pencahayaan kerap kali digunakan untuk mengekspose tekstur suatu material yang
memang didesain sebagai elemen estetis suatu ruangan atau fasad bangunan. Sistem lighting
yang diaplikasikan untuk dapat menonjolkan kesan material ini adalah perpaduan antara accent
lighting dan spot lighting. Mulai dari batu bata, kayu, batu alam, hingga tekstur beton ekspose
akan sangat menarik bila dipadukan dengan permainan lighting yang tepat. Tekstur khas dan
warna netral yang dihasilkan oleh material semen pada beton ekspose akan terlihat lebih
menonjol dengan pengaplikasian permainan tata cahaya.

Jadi, tata cahaya atau lighting bukan lagi hal yang sepele karena pencahayaan yang didesain
dengan baik akan menciptakan suasana tertentu dan membangun estetika pada suatu ruangan.
Bahkan dengan lighting kita dapat memengaruhi atmosfer dalam sebuah ruangan. Selamat
mencoba. Light up your life !!

(sumber materi dan gambar : chooseandbuild.wordpress.com; majalahasri.com;


furnituretrendzona.com; nextelements.com; homeinteriores.net)

Septana Bagus Pribadi, ST, MT

Staff Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip

Artikel ini dimuat di Rubrik Bale Harian Suara Merdeka


3. Macam-macam Lampu Listrik dan Armatur Beserta Penjelasannya


Label: Listrik

Macam- macam lampu listrik dan armatur beserta penjelasannya

Macam-macam Lampu Listrik


Berdasarkan jenis-jenisnya lampu dibedakan menjadi beberapa kelompok antara lain :

1.Lampu Incandescent (Lampu Pijar)

2.Lampu Halogen
3.Lampu Fluorescent (Lampu TL)

4.Lampu Mercury

5.Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)

6.Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)

7.Lampu LED

1. Lampu Incandenscent (Lampu Pijar)

Karakteristik

Jenis lampu incandenscent ini biasa disebut lampu pijar, lampu pijar akan memancarkan cahaya ketika
ada arus listrik melewati filamen kawat pijar pada lampu dan kemudian memanasi filamen tersebut.
Pembuatan lampu pijar juga didasarkan pada beberapa faktor, yaitu temperatur filamen, campuran gas
yang diisikan, efficacy (im/W), dan umur lampu.

Tahanan filamen tungsten akan semakin tinggi jika temperatur naik, sehingga kenaikan tegangan akan
mengakibatkan menaiknya tahanan yang juga akan terjadi sedikit kenaikan arus yang mengalir. Tahanan
filamen kira-kira seperempat belas dari keadaan temperatur normal dalam keadaan dingin. Salah satu
yang perlu diperhatikan dalam karakteristik lampu pijar ini adalah pengaruh perubahan tegangan
terhadap lampu.

karakteristik lampu pijar

Prinsip Kerja

Prinsip kerja dari lampu pijar tersebut adalah dengan cara menghubung singkat listrik pada filamen
carbon (C) sehingga terjadi arus hubung singkat pada yang mengakibatkan timbul panas. Panas yang
terjadi dibuat hingga suhu tertentu sampai mengeluarkan cahaya,
beberapa konstruksi filamen lampu pijar

Kontruksi

Jenis lampu ini lebih dikenal dengan sebutan lampu DOP, termasuk juga lampu yang ditemukan pertama
kali oleh Tomas Alva Edison.

konstruksi lampu pijar

Lampu incandescent terdiri atas beberapa bagian utama yaitu bulb atau bola lampu, base lamp, dan
filamen kawat pijar

a. Brass Base

Bentuk dari alat ini biasanya bulat spiral yang biasanya terbuat dari bahan yang tahan panas agar tidak
leleh jika dialiri arus listrik, dan bagian ini dirancang untuk tahan terhadap korosi bahan ini berfungsi
untuk menghubungkan lampu dengan soket lampu/fitting.
jenis dan ukuran kaki lampu pijar

b. Filament Stem Base

Bagian ini berfungsi sebagai pembungkus filament kawat,sebagai isolator,serta sebagai pondasi dasar
kawat filament, bagian ini terbuat dari kaca yang meniliki ketahanan panas tinggi dan tidak mudah
pecah.

c. Filament Stem

Berfungsi sebagai penopang posisi filamen kawat shingga tetap tegak berdiri, sehingga performa lampu
tetap terjaga.

d. Lamp Gases

Gas murni yang yang digunakan utuk mengisi ruangan udara di dalam tabung kaca, biasanya diisi oleh
gas aragon dn nitrogen, serta gas krypton yang berfungsi sebagai penahan panas dalam tabung lampu.

e. Fimament Support

Bagian yang berfungsi sebagai penyangga filamen kawat agar tidak bersentuhan, terdiri atas lima sampai
enam kawat penyangga.

Lampu incandescent terasa sangat panas karena temperatur tabung umumnya mencapai 2700 kelvin,
masa kerja lampu ini antara 750-2000 jam
lampu incandescent / lampu pijar / lampu dop

Penggunaan

Lampu pijar digunakan berdasarkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, diantaranya :

i.Untuk penerangan yang membutuhkan pengontrolan cahaya (dimmer) dan ON/OFF secara langsung,
contoh tempat penggunaannya:

Panggung / show

 Bioskop
 Studio
 Kamar tidur, dll

ii.Untuk penerangan yang membutuhkan variasi armatur dan warna sehingga memberi suasana lebih
menarik dan indah, misalnya di :

 Ruang pertemuan / tamu


 Dekorasi
 Reklame
 Pameran, dll

iii.Untuk penerangan di ruangan, misalnya :

 Toilet
 Gudang kecil, dll

Jenis - jenis Lampu Pijar


1)Lampu GLS

i. Lampu Bohlam Bening


ii. Lampu Argenta

iii. Lampu Superlux

iv. Lampu Bohlam Buram


v. Lampu Bohlam Lilin

vi. Lampu Luster

2)Lampu Reflektor

Berdasarkan kontruksi reflektornya, lampu ini terdiri dari 3 jenis. Yaitu:

i. Lampu reflektor pressed glass


Lampu reflector pressed glass ini reflektornya terbuat dari gelas yang dipress sehingga tahan hujan.
Lampu reflektor pressed bisa digunakan untuk penerangan luar (outdoor), misalnya lampu sorot di
taman. Lampu ini tersedia dalam daya 100W, 125W, 150W dan 300W

Lampu reflektor pressed glass

ii. Lampu reflector blown bulb

Lampu reflector blown bulb ini reflektornya terbuat dari gelas biasa dan tipis. Lampu ini hanya
digunakan untuk penerangan dalam (indoor), misalnya sebagai lampu sorot di panggung. Lampu
reflektor blown bulb tersedia dengan daya 25W, 40W, 60W, 75W, 100W, 150W dan 300W.

Lampu reflector blown bulb

iii. Lampu disco

Lampu disco ini reflektornya terbuat sedemikian rupa sehingga sesuai untuk penerangan disko. Lampu
disco ini hanya tersedia dalam wattase 40W.
Lampu disco

2. Lampu Halogen

Prinsip Kerja

Lampu halogen termasuk dalam kelompok lampu pijar, sebab prinsip kerja lampu halogen adalah karena
memijarnya filament.

Lampu ini dibuat untuk mengatasi masalah ukuran fisik dan struktur yang dihadapi lampu pijar dalam
pengunaannya untuk lampu sorot, lampu ”side projector”, dan lampu ”film projector”. Dalam bidang-
bidang ini dibutuhkan ukuran bohlam yang sekecil-kecilnya sehingga sistem pengontrolan arah dan
pemokusan cahaya dapat dilakukan dengan lebih presisi.

Hal ini berarti kaca bohlam harus berada pada temperatur tinggi dimana menyebabkan bohlam lampu
menghitam akbat tungsten yang berevaporasi. Kesulitan ini dapat diatasi dengan penambahan halogen
ke dalam bohlam lampu, proses kerjanya disebut Tungsten Halogen Regenerative Cycle (Siklus
regenaratif tungsten halogen). Elemen-elemen halogen itu sendiri terdiri dari iodine, bromine, fluorine,
dan chlorine.

Iodine dan bromine adalah gas yang digunakan sebagai gas tambahan terhadap gas normal (argon dan
nitogen) dalam produksi lampu-lampu halogen, sehingga lampu halogen juga disebut sebagai lampu
Iodine Quartz (Quartz Iodine Lamp).
lampu halogen / lampu Iodine Quartz (Quartz Iodine Lamp)

Keterangan Gambar :

1.Terlihat gas halogen diantara gas-gas lainnya dalam lampu halogen. Secara kimia, gas halogen (butir
merah) akan bereaksi dengan uap tungsten(butir hitam) yang kemudian menghasilkan halida tungsten.

2.Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap.

3.Gas halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika halida tersebut menyentuh
tungsten filamen yang sedang membara, senyawa tersebut kembali terpecah dimana gas halogen
kembali terlepas sementara tungsten kembali melekat pada filamen.

4.Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan umur lampu yang
panjang.

Kontruksi

i.Bohlam

Dikarenakan dinding bohlam dengan filament dekat, maka dinding bohlam akan berada pada
temperatur tinggi (minimal 75 ºC). Oleh karena itu, bohlam harus terbuat dari bahan tahan
panas,biasanya berupa quartz atau silika. Disamping bohlam lampu yang harus dibuat bahan tahan
panas, juga kaki dan penyokong filamen. Kaki lampu halogen terbuat dari porselin yang juga berupa
bahan penyekat

ii.Filament dan Penyokong

Bahan filament yang digunakan untuk lampu halogen sama dengan bahan filament yang digunakan pada
lampu pijar, yaitu tungsten. Filamen ini harus bekerja pada temperatur antara 2600 ºC sampai 3000 ºC
untuk membuat gas halogen berfungsi dalam mencegah terjadinya penghitaman pada dinding bohlam
lampu.

Filamen membutuhkan penyokong dalam bohlam karena kontruksinya yang sedemikian rupa sehingga
filamen tetap dalam keadaan posisi lurus dalam bohlam. Biasanya penyokong juga terbuat dari tungsten
yang sama dengan bahan filamennya sendiri

Filament dan Penyokong


Jenis lampu

i.Lampu Halogen Berujung Ganda (Double Ended Halogen Lamp)

Lampu ini biasa dipakai untuk lampu sorot, baik indoor maupun outdoor. Dan tersedia dengan daya 200
W sampai 3000 W. Lampu ini hanya untuk pemasangan pada posisi horizontal.

Lampu Halogen Berujung Ganda (Double Ended Halogen Lamp)

ii. Lampu halogen berujung tunggal (Single Ended Halogen Lamp)

Lampu ini digunakan untuk penerangan di dalam ruangan (indoor). Dapat dipasang dalam posisi
sembarang

Lampu halogen berujung tunggal (Single Ended Halogen Lamp)

Armatur

Armatur untuk lampu halogen ini dapat digunakan untuk penerangan indoor dan outdoor, ukurannya
tergantung dari wattase lampu yang dipasang di dalamnya. Misalnya ukuran armatur lampu halogen 500
W tidak akan sama dengan ukuran armatur untuk lampu halogen 1000 W dikarenakan perbedaan
ukuran panjang bohlam. Bentuk armatur lampu halogen jenis berujung ganda untuk lampu sorot
diperlihatkan oleh gambar di bawah ini.
armatur lampu halogen jenis berujung ganda untuk lampu sorot

Penggunaan

Lampu halogen banyak digunakan di panggung (Stage Lighting) ataupun studio untuk lampu sorot. Hal
ini didasarkan pada sifat-sifat yang dimiliki oleh lampu halogen yang dimana pengaturan cahayanya
(dimmer) lebih mudah dilakukan dan ON/OFF dapat secara langsung, disesuaikan dengan kebutuhan
sistem penerangan panggung / studio yang diinginkan. Lampu halogen juga digunakan untuk
penerangan yang memerlukan fisik lampu yang lebih kecil tetapi dengan fluks cahaya yang tinggi
(landasan pacu kapal terbang). Dengan alasan yang sama lampu halogen juga banyak digunakan sebagai
lampu proyektor dalam “overhead projector”, lampu depan mobil, dll

3. Lampu Floresen (TL)

Prinsip Kerja

Lampu floresen atau lebih dikenal dengan istilah lampu TL, sudah dikembangkan sejak tahun 1980,
lampu ini bekerja menggunakan gas flour untuk menghasilkan cahaya, dimana energi listrik akan
membangkitkan gas di dalam tabung lampu sehingga akan timbul sinar ultar violet. Sinar urtra violet itu
akan mebangkitkan phosphors yang kemudian akan bercampur mineral lain yang telah dilaburkan pada
sisi bagian dalam tabung lampu sehingga akan menimbulakan cahaya. Phosphors dirancang untuk
meradiasi cahaya putih, sehingga sebagian besar model jenis lampu ini berwarna putih.
Karakteristik Lampu Floresen (TL)

Kontruksi
Kontruksi tabung lampu fluoresen ini terdiri dari gelas dimana dinding bagian dilapisi serbuk phosphor
sehingga tabung kelihatan berwarna putih susu. Bentuk tabung lampu fluoresen ada yang memanjang
dan melingkar.

Panjang tabung lampu bervariasi tergantung besar daya, mulai dari panjang 35 cm untuk yang 10 W
sampai yang panjangnya 150 cm untuk 65 W. Pada kedua ujung tabung dipasang filamen tungsten yang
dilapisi suatu bahan yang dapat beremisi, biasanya terdiri dari barium, strontium, dan calcium. Untuk
lampu tabung (Discharge Lamps) filamen ini disebut juga elektroda, karena salah satu dari filamen harus
berfungsi sebagai katoda dan yang lainnya anoda. Ke dalam tabung dimasukkan merkuri dan gas argon,
yang dimana merkuri akan berfungsi untuk menhasilkan radiasi ultraviolet. Sedangkan gas argon
berfungsi untuk keperluan start.

Kontruksi tabung lampu fluoresen


Konstruksi Lampu Floresen (TL)

Kontruksi tabung lampu fluoresen

Rangkaian lampu TL

Rangkaian lampu TL

Armatur Berdasarkan arah cara pemasangannya, armatur lampu fluoresen dibagi menjadi 2 macam.
Pertama, armatur yang terpasang langsung pada plafon (surface mounted). Yang berarti lampu
fluoresen beserta armaturnya merupakan bagian dari plafon. Kedua, armatur lampu yang digantungkan,
dimana tinggi lampu dari bidang kerja dapat diatur dan disesuaikan dengan keperluan.Banyaknya
tabung lampu dalam setiap armatur bervariasi, mulai dari satu tabung sampai dengan empat tabung.
Beberapa jenis armatur lampu fluoresen dapat dilihat dari gambar berikut :

I.Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka

Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka

II. Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung terbuka


Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung terbuka

III. Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka ke bawah

Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung terbuka ke bawah

IV. Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung tertutup

Armatur lampu fluoresen dengan satu tabung tertutup

V. Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung tertutup

Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung tertutup

Vi.Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung


Armatur lampu fluoresen dengan dua tabung

Penggunaan

Penggunaan lampu fluoresen didasarkan pada kelebihan-kelebihannya, yaitu warna cahaya yang lebih
menarik, efficacy yang tinggi dan umur yang panjang. Karena itu lampu fluoresen banyak digunakan
untuk penerangan yang memerlukan ketiga aspek tersebut, misalnya toko, kantor, sekolah, industri,
rumah sakit, atau bahkan untuk penerangan jalan kecil di perkampungan.

4. Lampu Mercury

Prinsip Kerja

Prinsip kerja lampu merkuri sama dengan prinsip kerja lampu fluoresen, yaitu cahaya yang dihasilkan
berdasarkan terjadinya loncatan elektron (electron discharge) didalam tabung lampu.

Kontruksi Lampu Mercury

Lampu merkuri terdiri dari dua tabung, yaitu tabung dalam (arc tube) dan tabung luar atau bohlam
(bulb). Lampu merkuri dengan bohlam bentuk elips cocok bila digunakan untuk penerangan bidang kerja
(downward lighting) di industri dimana situasi kerja berdebu.
Kontruksi Lampu Mercury

Cara Kerja

Lampu merkuri terdiri dari tabung dalam dan tabung luar. Tabung dalam diisi merkuri untuk
menghasilkan radiasi ultraviolet dan gas argon yang berfungsi untuk keperluan start. Sedangkan bohlam
luar berfungsi sebagai rumah tabung dan menjaga kestabilan suhu di sekitar tabung. Lampu merkuri ini
bekerja pada faktor daya yang rendah, oleh karena itu harus menggunakan kapasitor untuk
memperbaiki faktor daya lampu.

Armatur

Bentuk armatur lampu merkuri tergantung jenis penggunaan lamnpu yang bersangkutan. Armatur untuk
penerangan jalan berbeda dengan armatur untuk penerangan industri dan seterusnya.

Berdasarkan jenis penggunaannya, armatur lampu merkuri dapat dibagi menjadi 4 kelompok :

i. Armatur penerangan jalan

Armatur penerangan jalan

ii. Armatur penerangan taman


Armatur penerangan taman

iii. Armatur penerangan industri

Armatur penerangan industri

iv. Armatur penerangan sorot

Armatur penerangan sorot

Jenis Lampu Mercury

i)Lampu merkuri fluoresen


Lampu merkuri fluoresen

ii) Lampu merkuri reflektor

Lampu merkuri reflektor

iii)Lampu merkuri blended

iv)Lampu merkuri halide (Metal Halide Lamp)

5. Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX)

Prinsip Kerja

Lampu SOX ini termasuk dalam kelompok lampu tabung (discharge lamp). Oleh karena itu, prinsip kerja
lampu ini sama dengan prinsip kerja lampu tabung lainnya. Yaitu berdasarkan terjadinya pelepasan
elektron (electron discharge) dalam tabung gas (arc tube). Tujuan dibuatnya lampu sodium tekanan
rendah adalah untuk mencapai efficacy yang setinggi-tingginya, yaitu sampai 200 lm/watt.

Kontruksi Lampu SOX


Tabung dalam berbentuk U dan di kedua ujungnya terpasang elektroda yang biasanya terdiri dari
filamen tungsten. Untuk menjaga dinding tabung dari kerusakan akibat tekanan uap sodium maka
tabung gas dibuat dari gelas ”lime borate” khusus yang tahan terhadap tekanan uap sodium. Ke dalam
tabung gas dimasukkan campuran gas argon dann neon, dan logam murni sodium. Gas argon dan neon
dimaksudkan untuk keperluan penyalaan awal, sedangkan logam sodium dimaksudkan untuk
menghasilkan cahaya kuning.
Kontruksi Lampu SOX

Cara Kerja

Jika rangkaian lampu dihubungkan terhadap sumber arus bolak-balik, maka arus akan mengalir melalui
ballast dan seterusnya ke lampu. Pada saat yang sama argon dan neon yang ada dalam tabung gas akan
bekerja untuk menaikkan temperatur dalam tabung gas, dalam tahap ini lampu akan mengeluarkan
cahaya kemerah-merahan. Setelah beberapa menit, panas dalam tabung gas akan mencapai temperatur
tertentu sehingga sodium yang ada dalam tabung gas akan berubah menjadi uap (vapour). Dengan
demikian pelepasan elektron yang terjadi melalui uap sodium akan menghasilkan cahaya yang
sebenarnya, yaitu cahaya kuning.

Waktu menyala normal lampu sox

Armatur

Karena karakeristik lampu sodium tekanan rendah sedemikian rupa, warna cahaya kuning, posisi
pemasangan harus horizontal, dan bentuk tabung yang memanjang, maka praktis lampu ini hanya sesuai
untuk penerangan jalan

Armatur penerangan jalan mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu intensitas cahaya yang dipancarkan ke
samping kiri dan kanan adalah lebih besar daripada ke bawah. Hal inilah yang memungkinkan
pemasangan lampu jalan dapat menempuh jarak yang cukup jauh yaitu 40-60 m.

Setiap armatur dapat berisikan lebih dari satu lampu tergantung jenis armaturnya. Umumnya, peralatan
bantu lampu seperti ballast, starter atau ignitor, dan kapasitor perbaikan faktor daya ditempatkan di
dalam armatur.

Berikut contoh gambar armatur lampu sodium tekanan rendah (SOX)


armatur lampu sodium tekanan rendah (SOX)

Penggunaan

Alasan utama untuk penggunaan lampu SOX adalah penghematan enrgi listrik dan jika colour rendering
tidak menjadi masalah. Lampu SOX mempunyai efficacy sampai 200 lm/watt, sedangkan lampu pijar
hanya12 lm/watt dan lampu merkuri yang memiliki efficacy sampai 90 lm/watt. Jadi, lampu ini dapat
menghemat energi listrik daripada lampu lainnya karena memiliki efficacy yang paling tinggi. Kelebihan
lain lampu SOX adalah mempunyai umur yang panjang sampai 12.000 jam, tingkat kesilauan rendah,
ketajaman penglihatan (visual acuity) baik, dan juga dalam situasi berkabut atau musim hujan cahaya
lampu SOX ini akan lebih dapat menembus dibandingkan cahaya lampu-lampu listrik lainnya. Sehingga
pilihan utama untuk penerangan jalan pada daerah berkabut atau berhujan adalah lampu sodium
tekanan rendah (SOX).

Sedangkan warna objek yang disinari lampu SOX ini akan berwarna kuning atau hitam, hal inilah yang
yang menjadi kekurangan lampu ini sehingga tidak digunakan untuk penerangan yang memerlukan
colour rendering yang baik.

Berdasarkan kelebihan-kelebihan dan kekurangannya, maka lampu sodium tekanan rendah sesuai
digunakan untuk penerangan jalan-jalan bebas hambatan, jalan-jalan utama menuju luar kota, dan
sejenisnya yang tidak mengutamakan colour rendering, dan khususnya pada daerah-daerah yang
berkabut dan berhujan.

6. Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)

Prinsip Kerja
Lampu sodium tekanan tinggi sering juga disebut lampu SON. Prinsip kerjanya sama dengan prinsip kerja
lampu sodium tekanan rendah, yaitu berdasarkan terjadinya pelepasan elektron di dalam tabung lampu.
Sesuai dengan namanya, lampu ini mempunyai tekanan gas di dalam tabung kira-kira 1/3 atmosper
(250mm merkuri), dibandingkan dengan tekanan gas dalam lampu sodium tekanan rendah yang kira-
kira hanya 10-3 mm merkuri. Disamping itu, temperatur kerja tabung lampu sodium tekanan tinggi juga
lebih tinggi.

Kontruksi Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)

Kontruksi Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)

Lampu sodium tekanan tinggi terdiri dari dua tabung, yaitu:

i.Tabung Gas (arc tube)

Terbuat dari bahan yang tahan terhadap tekanan uap sodium yang harus bekerja pada temperatur
tinggi, misalnya stellox ke dalam tabung gas dimasukkan sodium, merkuri yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan gas dan tegangan kerja lampu sampai batas tertentu, dan xenon untuk keperluan
gas start.

ii.Bohlam (bulb)

Terbuat dari gelas yang sama sekali terpisah dari udara luar yang berfungsi untuk mencegah tabung gas
terhadap kerusakan akibat bahan kimia dan juga berfungsi untuk mempertahankan kekonstanan
temperatur tabung gas.

Cara Kerja

Lampu ini tidak mampu distart dengan tegangan nominal 220 Volt, maka dibutuhkan tegangan tinggi
dan frekuensi tinggi sesaat. Gas xenon terionisasi untuk memulai terjadinya pelepasan elektron dalam
tabung gas sampai mencapai temperatur kerja yang dibutuhkan. Periode pemanasan ini dapat
berlangsung hingga kira-kira 10 menit karena tekanan uap merkuri-sodium awalnya sangat rendah sekali
yang tidak dapat menjadikan pelepasan elektron dalam tabung gas. Setelah lampu bekerja normal,
merkuri tidak akan tercapai yang menjadikan merkuri memancarkan cahaya.
Lampu sodium tekanan tinggi mempunyai dua jenis starter, yaitu starter jenis ”snap” yang bekerja
berdasarkan panas yang terdiri dari bimetal dengan kontak tertutup dan sebuah kumparan pengontrol
temperatur bimetal, dan starter jenis ”solid state” adalah start lampu lebih dapat dipercaya dan dapat
secara langsung, baik penyalaan awal maupun penyalaan kembali.

Waktu Menyala Normal Lampu Sodium Tekanan Tinggi (SON)

Armatur

Jenis armatur lampu sodium tekanan tnggi sesuai dengan jenis penggunaannya, misalnya armatur
penerangan jalan, armatur penerangan industri, armatur penerangan sorot, dll. Untuk penggunan yang
sama, bentuk dan konstruksi armatur lampu sodium tekanan tinggi sama dengan armatur lampu
merkuri. Hal ini dapat terjadi karena bentuk lampu sodium tekanan tinggi sama dengan bentuk lampu
mercury.

i. Armatur penerangan industri

Armatur penerangan industri

ii. Armatur penerangan jalan


Armatur penerangan jalan

iii. Armatur penerangan sorot

Armatur penerangan sorot

Penggunaan

Penggunaan lampu sodium tekanan tinggi didasarkan pada sifat-sifat yang dimilikinya. Lampu ini
memiliki efficacy yang tinggi (90-120 lm/watt), umur yang tinggi (12.000-20.000 jam), tetapi mempunyai
colour rendering yang kurang baik (CRI hanya 26). Oleh karena itu, lampu sodium tekanan tinggi
digunakan untuk penerangan jalan.

Karena colour rendering lampu sodium tekanan tinggi kurang baik dimana perubahan warna objek yang
disinari sangat besar dan warna cahayanya (colour appearance) putih keemasan (yellowish) yang kurang
memberi keindahan, maka penggunaan lamnpu ini untuk penerangan jalan yang berpenghuni kurang
sesuai. Tetapi sesuai digunakan untuk penerangan jalan bebas hambatan, jalan utama, jalan menuju luar
kota, penerangan “highmast” untuk jalan besar atau persimpangan jalan bertingkat , dll yang tidak
menuntut colour rendering yang baik.

ØJenis lampu SON

i.Berbentuk elips

ii.Berbentuk tubular
Lampu SON Berbentuk tubular

7. Lampu Light Emitting Diode (LED)

Lampu Light Emitting Diode (LED)

Prinsip kerja

Sebuah LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti sebuah dioda normal, LED terdiri dari
sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk
menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa- muatan - elektron dan lubang
mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang,
dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.

Panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan, dan oleh karena itu warnanya, tergantung dari selisih
pita energi dari bahan yang membentuk p-n junction. Sebuah dioda normal, biasanya terbuat dari silikon
atau germanium, memancarkan cahaya tampak inframerah dekat, tetapi bahan yang digunakan untuk
sebuah LED memiliki selisih pita energi antara cahaya inframerah dekat, tampak, dan ultraungu dekat.

LED biru pertama yang dapat mencapai keterangan komersial menggunakan substrat galium nitrida yang
ditemukan oleh Shuji Nakamura tahun 1993 sewaktu berkarir di Nichia Corporation di Jepang. LED ini
kemudian populer di penghujung tahun 90-an. LED biru ini dapat dikombinasikan ke LED merah dan
hijau yang telah ada sebelumnya untuk menciptakan cahaya putih.
LED dengan cahaya putih sekarang ini mayoritas dibuat dengan cara melapisi substrat galium nitrida
(GaN) dengan fosfor kuning. Karena warna kuning merangsang penerima warna merah dan hijau di mata
manusia, kombinasi antara warna kuning dari fosfor dan warna biru dari substrat akan memberikan
kesan warna putih bagi mata manusia.

LED putih juga dapat dibuat dengan cara melapisi fosfor biru, merah dan hijau di substrat ultraviolet
dekat yang lebih kurang sama dengan cara kerja lampu fluoresen.

Metode terbaru untuk menciptakan cahaya putih dari LED adalah dengan tidak menggunakan fosfor
sama sekali melainkan menggunakan substrat seng selenida yang dapat memancarkan cahaya biru dari
area aktif dan cahaya kuning dari substrat itu sendiri.

4.

Anda mungkin juga menyukai