Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Program bimbingan dan konseling di sekolah ialah sejumlah kegiatan bimbingan dan
konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu
(Purwoko, 2008: 18).

Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di sekolah, menurut
H.M. Umar dkk., dalam Salahudin (2010: 129) adalah sebagai berikut[1]:
1. Menolong anak dalam kesulitan belajarnya
2. Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai denga minat dan kecakapan anak-anak
3. Memberi nasihat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya
4. Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.
Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan guru terhadap
siswa-siswanya. Dalam arti khusus, bimbingan mencakup semua teknik
penasihatan (conseling) dan semua informasi yang dapat menolong individu untuk menolong
dirinya sendiri.
B. Tujuan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-
tugas perkembangannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati (2005:3) tujuan
program bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum, dan (2) Tujuan
Khusus.
1. Tujuan umum program bimbingan
a. Agar siswa dapat mengembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam kemajuannya disekolah
b. Agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan tetang dunia kerja, kesempatan kerja serta rasa
tanggung jawab dalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu
c. Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memilih dan mempertemukan pengetahuan
tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang secara tepat dan bertanggung jawab
d. Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri orang lain
2. Tujuan khusus program bimbingan
a. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
b. Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya
c. Agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan
memecahkan masalah yang dihadapinya
d. Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan menyalurkan potensi-potensi yang
dimilikinya dalam pendidikan dan lapangan kerja secara tepat
C. Komponen (Struktur) Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah diklasifikasikan ke dalam
empat komponen layanan, ialah sebagai berikut[2]:
1. Pelayanan Dasar
Layanan dasar adalah layanan bantuan kepada semua peserta didik melalui kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan untuk membantu para peserta didik mencapai kompetensi dan
keterampilan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan dapat
melaksanakan tugas-tugas perkembangan secara efektif dan sehat. Layanan ini dilaksanakan
melalui kegiatan di dalam kelas (klasikal), kelompok-kelompok kecil, dan kerjasama antara
konselor dan guru dalam pengembangan kompetensi tertentu yang diperlukan oleh peserta didik
dalam kehidupannya.
Strategi pelaksanaan layanan dasar bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah
meliputi:
a. Bimbingan Klasikal: yaitu program pertemuan antara konselor dan peserta didik di kelas, yang
disajikan secara klasikal dan terjadwal.
b. Pelayanan Orientasi: ialah kegiatan yang dilaksanakan untuk memberi pemahaman baru kepada
para peserta didik tentang lingkungan, kurikulum dan program sekolah atau madrasah, teman di
kelas atau di luar kelas sekolah/madrasah, guru dan sarana atau fasilitas sekolah/madrasah,
peraturan dan tata tertib sekolah/madrasah, program ekstra kurikuler dan lain-lain guna
memperlancar penyesuaian diri di awal program tahun ajaran baru.
c. Pelayanan Informasi: yaitu sajian informasi yang diberikan kepada para peserta didik tentang hal-
hal yang dipandang perlu dan bermanfaat bagi mereka, seperti informasi tentang perguruan tinggi,
pergaulan yang sehat, bahaya Miras(minuman keras)/Narkoba dan lain-lain.
d. Bimbingan Kelompok: ialah layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik melalui
kegiatan kelompok untuk merespon kebutuhan, minat dan pemberian informasi yang bersifat
umum dan tidak rahasia.
e. Pelayanan Pengumpulan Data (Aplikasi Instrumentasi): yaitu kegiatan penjaringan data atau
informasi tentang data pribadi dan lingkungan peserta didik baik tes maupun non tes.
2. Pelayanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada peserta didik yang memerlukan
pertolongan segera. Dalam hal ini konseli mungkin berinisiatif mendatangi konselor untuk
memanfaatkan bantuan profesional yang diperlukannya dari konselor karena mengalami masalah
atau kesulitan tertentu karena adanya rujukan dari guru, orangtua atau profesional lain. Layanan
ini dilaksanakan melalui:
a. Konseling Individual: ialah layanan yang ditujuan untuk membantu peserta didik yang mengalami
hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.
b. Referal (Rujukan atau Alih Tangan): yaitu pelimpahan wewenang penanganan masalah yang
dihadapi konseli kepada orang atau lembaga yang lebih berwenang.
c. Kolaborasi: ialah suatu kegiatan kerjasama perlu dilakukan oleh konselor dengan pihak-pihak
terkait di luar sekolah/madrasah seperti orangtua, guru bidang studi dan wali kelas yang berkaitan
dengan kegiatan belajar dan pengembangan potensi peserta didik secara langsung maupun tidak
langsung.
d. Konsultasi: yaitu layanan konsultasi bagi guru, orangtua, pimpinan sekolah/madrasah, yang terkait
dengan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah.
e. Bimbingan Teman Sebaya: ialah pemberian pelatihan kepada peserta didik yang dianggap mampu
membimbing teman-temannya. Peserta didik yang menjadi pembimbing akan berperan sebagai
tutor sebaya yang membantu teman-temannya dalam memahami persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan akademik maupun non akademik.
f. Konferensi Kasus: yaitu kegiatan yang dilakukan untuk membahas permasalahan peserta didik
yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan dan pemecahan
masalah.
g. Kunjungan Rumah: ialah kunjungan konselor ke rumah peserta didik untuk memperoleh informasi
dan data utuh tentang peserta didik dan lingkungannya untuk membantu mengentaskan masalah
peserta didik.
3. Perencanaan Individual
Perencanaan individual ialah proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik sebagai
upaya merencanakan, memonitor dan mengelola aktivitas yang berkaitan dengan kemajuan dan
kesuksesan masa depannya berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta
pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
memantapkan, memelihara dan meningkatkan program bimbingan secara menyeluruh. Layanan
dukungan sistem sangat banyak dan bervariasi, antara lain dapat berupa kegiatan pengembangan
profesional konselor; hubungan masyarakat dan staf, konsultasi dengan guru, staf ahli/penasehat,
masyarakat yang lebih luas; peningkatan mutu manajemen program; peningkatan anggaran dan
fasilitas, pelatihan BK bagi para Pengawas dan Kepala Sekolah/Madrasah.
Dukungan sistem ini meliputi beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:
a. Pengembangan Profesi: yaitu Berkaitan dengan pengembangan profesi, konselor dituntut untuk
terus memperkaya diri dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya dengan kegiatan-
kegiatan: (a) in-service training, (b) aktif dalam kegiatan organisasi profesi, (c) aktif dalam
kegiatan ilmiah, (d) mengikuti kegiatan seminar, workshop (lokakarya), (e) melanjutkan studi ke
program yang lebih tinggi.
b. Kegiatan Manajemen: Kegiatan manajemen ini merupakan berbagai upaya untuk memantapkan,
memelihara dan meningkatkan mutu program Bimbingan dan Konseling melalui kegiatan-
kegiatan: (a) pengembangan program, (b) pengembangan staf, (c) pemanfaatan sumber daya dan
(d) pengembangan penataan kebijakan.
c. Riset dan Pengembangan: Kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh konselor misalnya penelitian,
membuat karya tulis, mengikuti kegiatan peningkatan profesi atau organisasi profesi.
Saling keterkaitan antara keempat komponen program bimbingan dan konseling dalam
membantu konseli mencapai perkembangan yang optimal.
D. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah (TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi
Setiap lembaga pendidikan formal (TK, SD, SMP, SMA, sampai dengan PT) mempunyai
tujuan pendidikan yang disebut dengan tujuan institusional. Tujuan sekolah merupakan tujuan
intermedier bagi tercapainya tujuan pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan ini, maka
setiap sekolah (SD sampai PT) haruslah menyelenggarakan berbagai kegiatan. Selain kegiatan,
masih ada aspek lain yaiatu bimbingan sikap dan kesejahteraan yang belum dapat tercapai secara
maksimal. Untuk memberikan perhatian terhadap aspek ini maka salah satu caranya adalah
memberikan bimbingan kepada siswa. Dengan layanan ini diharapkan kesulitan siswa, baik
kesulitan belajar, kesulitan emosional, maupun kesulitan yang lain dapat teratasi dengan baik.[3]
Program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan dapat dirumuskan sesuai
dengan karakteristiknya, yaitu:
1. Program Bimbingan di TK (Taman Kanak-kanak)
Layanan bimbingan dan konselingnya ditekankan pada:
a. Bimbingan yang berkaitan dengan kemandirian dan hubungan sosial dengan teman-teman
sebayanya
b. Bimbingan pribadi seperti pemupukan disiplin
Di samping itu, bimbingan untuk taman kanak-kanak perlu dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan psikologis, seperti pemberian kasih sayang dan perasaan aman.
Pada Taman Kanak-kanak guru kelaslah yang bertindak sebagai konselor dikelas dan
biasanya terdapat dua guru kelas pada masing-masing kelas. Terdapat pada dua hal yang dibahas
didalam program Bimbingan dan Konseling, yaitu:
1) Uraian program pengembangan pembentukan perilaku meliputi moral pancasila, agama, disiplin,
perasaan atau emosi dan kemampuan bermasyarakat.
2) Uraian program pengembangan kemampuan dasar meliputi kemampuan berbahasa, daya pikir,
daya cipta, keterampilan dan jasmani. Biasanya guru menjabarkan macam-macam hal yang perlu
diperhatikan secara satu persatu, antara lain:
a) Kemampuan berbahasa
b) Daya pikir
c) Daya cipta
d) Keterampilan dan
e) Jasmani
2. Program Bimbingan di SD (Sekolah Dasar)
Program kegiatan bimbingan dan konseling untuk siswa-siswa sekolah dasar lebih
menekankan pada usaha pencapaian tugas-tugas perkembangan mereka antara lain mengatur
kegiatan belajarnya dengan bertanggung jawab, dapat berbuat dengan cara-cara yang dapat
diterima oleh orang dewasa serta teman-teman sebayanya, mengembangkan kesadaran moral
berdasarkan nilai-nilai kehidupan dengan membentuk kata hati (Winkel, 1991). Layanan BK
ditekankan pada:
a. Mengatur kegiatan-kegiatan belajarnya dengan bertanggung jawab
b. Mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan
Pada tahap ini Bimbingan dan Konseling berperan dalam membimbing siswa untuk
mengenal diri dan lingkungan agar siswa menjadi pribadi yang mandiri, kreatif dan produktif. Di
sekolah dasar, sekolah tidak memiliki guru Bimbingan dan Konseling secara khusus yang ada
hanyalah wali kelas yang juga berperan sebagai guru Bimbingan dan Konseling dan sistem yang
digunakan wali kelas akan mengomentari perilaku yang terjadi sehari-hari dan menuliskannya
pada buku rapot yang biasanya berupa bagaimana prilaku, sikap dan cara berpakaian.
3. Program Bimbingan di SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Program bimbingan dan konseling di SMP hendaknya berorientasi kepada pencapaian
tugas-tugas perkembangannya. Layanan bimbingan dan konseling ditekankan pada:
a. Bimbingan belajar (sebab cara belajar di SMP berbeda dengan di SD)
b. Bimbingan tentang hubungan muda-mudi dan hubungan sosial, karena pada usia ini mereka mulai
membentuk kelompok sebaya dan mengenal hubungan cinta kasih (Gibson dan Mitchell, 1981)
c. Bimbingan yang berorientasi pada tugas-tugas perkembangan anak usia 12-15 tahun
d. Bimbingan karier baik yang menyangkut pemahaman tentang dunia pendidikan ataupun
pekerjaan.
Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak
memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri mengenai bakat (attitude), minat (interest) dan
kemampuan (ability)nya.
Bimbingan dan Konseling pada tingkat Sekolah Menengah Pertama memiliki dua guru
Bimbingan Konseling yang khusus mengajar pelajaran BK. Dan Bimbingan Konseling pada
Sekolah Menengah Pertama memiliki ruangan BK tesendiri agar murid secara mudah bisa
menceritakan masalah yang terjadi pada keluarganya. Bimbingan dan Konseling pada Sekolah
Menengah Pertama juga memiliki kesempatan masuk kelas selama seminggu sekali, jadi sudah
menjadi pelajaran pada umumnya. Setiap murid di wajibkan memiliki buku latihan Bimbingan dan
Konseling yang akan dijadikan latihan pada setiap pelajaran usai.
Berikut adalah bagaimana sistematika Bimbingan dan Konseling yang dimiliki sekolah
saya:
1) Evaluasi: Siswa diberi pertanyaan atau tugas untuk mengidentifikasi tentang bakat dan minat serta
mengidentifikasi bakat dan minat yang dimiliki
2) Tindak Lanjut: upaya lebih lanjut menangani siswa yang belum memahami materi diberi layanan
bimbingan kelompok kecil, siswa yang memiliki masalah, sehingga tidak aktif dalam layanan di
kelas akan diberi layanan konseling dan siswa yang memiliki masalah setelah layanan materi di
kelas akan diberi layanan konseling
4. Program Bimbingan di SMA (Sekolah Menengah Atas)
Program bimbingan dan konseling di SMA hendaknya dapat mengatasi permasalahan yang
dihadapi siswa sehingga mereka dapat mencapai tugas-tugas perkembangan seperti kemtangan
emosional, sosial, intelektual, kematangan dalam mengidentifikasi diri, kematangan dalam
memilih pekerjaan, dll. Oleh sebab itu, program bimbingan di SMA hendaknya berorientasi
kepada:
a. Hubungan muda-mudi atau hubungan sosial
b. Pemberian informasi pendidikan dan jabatan
c. Bimbingan cara belajar
Rentang umur antar 16-19 tahun yang meliputi sebagian besar dari masa remaja,
merupakan masa yang sangat berati bagi perkembangan kepribadian seseorang. Oleh karena itu,
pelayanan bimbingan harus lebih intensif dan lebih lengkap, dibandingkan dengan pelayanan di
satuan pendidikan di bawahnya.[4]
Di Sekolah Menengah Atas terdapat dua guru Bimbingan dan Konseling yang selalu ada
di ruang khusus Bimbingan dan Konseling. Bimbingan kelompok maupun individual diterapkan
secara seimbang, supaya pelayanan bimbingan sampai kepada semua siswa.[5]
5. Program Bimbingan di Perguruan Tinggi (PT)
Arah program bimbingan di perguruan tinggi agak berbeda dengan program yang ada di
lembaga pendidikan yang lebih rendah. Hal ini disebabkan karena adanya hal-hal yang lebih
spesifik dalam perkembangan diri mahasiswa. Di samping itu, mahasiswa juga dituntut untuk
menyesuaikan diri dengan pola kehidupan kampus dan di luar kampus. Program bimbingan di
perguruan tinggi hendaknya berorientasi kepada:
a. Bimbingan belajar di perguruan tinggi atau bimbingan yang bersifat akademik
b. Hubungan social dan hubungan muda-mudi
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling di sekolah ialah sejumlah kegiatan bimbingan dan
konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-
tugas perkembangannya. Sedangkan tujuan program bimbingan dan konseling disekolah terdiri
dari: tujuan umum dan tujuan khusus.
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah atau madrasah diklasifikasikan ke dalam
empat komponen layanan, yaitu:
1. Pelayanan Dasar
2. Pelayanan Responsif
3. Perencanaan Individual dan
4. Dukungan Sistem.
Program bimbingan untuk masing-masing jenjang pendidikan dapat dirumuskan sesuai
dengan karakteristiknya, yaitu:
1. Program Bimbingan di TK (Taman Kanak-kanak)
2. Program Bimbingan di SD (Sekolah Dasar)
3. Program Bimbingan di SMP (Sekolah Menengah Pertama)
4. Program Bimbingan di SMA (Sekolah Menengah Atas) dan
5. Program Bimbingan di Perguruan Tinggi (PT)

DAFTAR PUSTAKA
Mu’awanah, Elfi dan Rifa Hidayah. 2009. Bimbingan Konseling Islami. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Prabowo, Sugeng Listya dan Faridah Nurmaliyah. 2010. PERENCANAAN PEMBELAJARAN: Pada
Bidang Studi, Bidang Studi Tematik, Muatan Lokal, Kecakapan Hidup, Bimbingan dan Konseling.
Cetakan ke-1. Malang: UIN MALIKI PRESS.
Salahudin, Anas. 2003. Bimbingan & Konseling. Cetakan ke-2. Bandung: Pustaka Setia.
Sukardi, Ketut Dewa. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Winkel, W.S dan M. M Sri Hastusi. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
Media Abadi.
http://endahlestari-thebestdramakorea.blogspot.co.id/2012/07/bimbingan-dan-konseling-pada-tingkat-
tk.html. Diunduh pada tanggal 21 Oktober 2015 pada pukul 4:35 WIB.
http://10halam.blogspot.co.id/2013/09/program-bimbingan-di-sekolah-dan.html. diunduh pada tanggal
21 Oktober 2015 pada pukul 6:45 WIB.

[1] Drs. Anas Salahudin, M. Pd. Bimbingan & Konseling. Cetakan ke-2. (Bandung: Pustaka Setia,
2003). hlm. 129.
[2] Dr. Sugeng Listya Prabowo dan Faridah Nurmaliyah, S. Pd. PERENCANAAN
PEMBELAJARAN, Pada Bidang Studi, Bidang Studi Tematik, Muatan Lokal, Kecakapan Hidup,
Bimbingan dan Konseling. Cetakan ke-1. (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2010). hlm. 251-256.
[3] Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islami, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009). hlm. 46-47.
[4] W.S Winkel dan M. M Sri Hastusi, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
(Yogyakarta: Media Abadi, 2007). hlm. 146.
[5] Ibid

Anda mungkin juga menyukai