Anda di halaman 1dari 5

GPPH ( GANGGUAN PEMUSATAN

PERHATIAN & HIPERAKTIF )

1. Baiq Dindin Ade Pranita


2. Nadia Sholeha
3. Nofriyani Rizkia Damasin
4. Nur Maulina
5. Rian Zulkarnain
6. Ristika Martha Dewi

1
ASUHAN KEPERAWATAN
GPPH (GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN & HIPERAKTIF)

A. Pengkajian
1. Kaji riwayat keluarga melalui wawancara atau genogram.
Data yang dapat diperoleh apakah anak tersebut lahir premature, berat badan lahir rendah,
anoksia, penyulit kehamilan lainnyan atau ada faktor genetik yang diduga sebagai
penyebab dari gangguan hiperaktivitas pada anak.
2. Kaji riwayat perilaku anak.
 Riwayat perkembangan, dimana dulu seorang bayi yang gesit, aktif
dan banyak menuntut, yang mempunyai tanggapan – tanggapan yang mendalam dan
kuat, dengan disertai kesulitan – kesulitan makan dan tidur, kerap kali pada bulan –
bulan pertama kehidupannya, sukar untuk menjadi tenang pada waktu akan tidur serta
lambat untuk membentuk irama diurnal. Kolik dilaporkan agak umum terjadi pada
mereka.
 Laporan guru tentang permasalahan – permasalahan akademis serta
tingkah laku di dalam kelas.

B. Diagnosa Keperawatan
 Kerusakan interaksi sosial
 Gangguan konsep diri
 Resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif
 Resiko tinggi perubahan peran menjadi orang tua
 Resiko tinggi kekerasan
 Resiko tinggi mencederai diri sendiri

C. Perencanaan
Intervensi keperawatan umumnya diimplementasikan pada pasien rawat jalan dan komunitas.
1. Bantu orang tua dalam mengimplementasikan program perilaku agar mencakup
penguatan yang positif.

2
 Latih kefokusan anak
Jangan tekan anak, terima keadaannya. Perlakukan anak dengan hangat dan sabar,
tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas. Kalau anak tidak bisa
diam di satu tempat, coba pegang kedua tangannya dengan lembut, kemudian ajak
untuk duduk dan diam. Mintalah agar anak menatap mata anda ketika bicara atau
diajak berbicara. Berilah arahan dengan nada lembut.
 Telatenlah
Jika anak telah betah untuk duduklebih lama, bimbinglah anak untuk melatih
koordinasi mata dan tangan dengan cara menghubungkan titik – titik yang
membentuk angka atau huruf. Selanjutnya anak diberi latihan menggambar bentuk
sederhana dan mewarnai. Bisa pula mulai diberikan latihan berhitung dengan
berbagai variasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Mulailah
dengan penjumlahan atau pengurangan dengan angka-angka di bawah 10. Setelah itu
baru diperkenalkan konsep angka 0 dengan benar.
 Bangkitkan kepercayaan diri anak
Gunakan teknik pengelolaan perilaku, seperti menggunakan penguat positif. Misalnya
memberikan pujian bila anak makan dengan tertib. Tujuannya untuk meningkatkan
rasa percaya diri anak.
 Kenali arah minatnya
Jika anak bergerak terus jangan panik, ikutkan saja dan catat baik-baik, kemana
sebenarnya tujuan keaktifan dari anak. Yang paling penting adalah mengenali bakat
anak secara dini.
 Minta anak bicara
Anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisasi. Karena itu Bantu
anak dalam bersosialisasi agar ia mempelajari nilai – nilai apa saja yang diterima di
kelompoknya.
2. Sediakan struktur kegiatan harian
Anak hendaknya mempunyai daftar kegiatan harian yang berjalan dengan teratur menurut
jadwal yang ditetapkan dan hendaknya segera mengikuti serta melaksanakan kegiatan

3
rutinnya itu, sebagaimana iharkn dari dirinya dan untuk itu anak dihadiahi kata – kata
pujian.
Perangsangan yang berlebihan serta kelelahan yang sangat hebat hendaknya dihindarkan.
Anak membutuhkan saat santai setelah bermain, terutama setelah ia melakukan kegiatan
fisik yang kuat dan keras. Periode sebelum tidur harus merupakan masa tenang, dengan
cara menghindarkan acara televisi yang merangsang, permainan yang keras dan jungkir
balik.
3. Beri obat stimulans sesuai instruksi.
a. Stimulans dapat dihentikan sementara pada akhir pekan dan hari
libur. Di mana untuk menentukan apakah kemampuan pengendalian yang dimiliki
oleh anak itu sendiri telah mengalami suatu kemajuan.
b. Stimulans tidak diberikan sesudah pukul 3 atau 4 sore, dimana
efek samping stimulans adalah insomnia. Insomnia dapat dicegah dengan tidak lagi
memberikan pengobatan perangsang setelah jam 3 sore serta mengatur sedemikian
rupa, sehingga periode sebelum tidur itu merupakan saat yang tenang serta tidak
merangsang.

D. Perencanaan Pemulangan (Discharge Planning) dan Perawatan di Rumah


1. Didik dan bantu orang tua dan anggota keluarganya.
2. Berkolaborasi dengan guru dan libatkan orang tua. Dorong orang tua untuk menjamin
bahwa guru dan perawat sekolah mengetahui tentang nama, dosis dan waktu minum obat.
3. Pastikan bahwa anak mendapatkan evalusi dan bimbingan akademik yang diperlukan.
Memasukkan anak dalam kelas pendidikan khusus sering kali diperlukan.
4. Pantau kemajuan dan respons anak terhadap pengobatan.
5. Rujuk ke spesialis perilaku dan orang tua untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan rencana perilaku.

E. Hasil yang Diharapkan


1. Prestasi di sekolah meningkat, dibuktikan oleh nilai dan tugas-tugas yang diselesaikan
anak.
2. Perilaku anak semakin baik menurut penilaian guru dan orang tua.
4
3. Anak menunjukkan hubungan yang positif dengan teman sebaya.

Anda mungkin juga menyukai