Anda di halaman 1dari 5

Selection of Research Subjects

By : Sri Mariam

Salah satu isu yang perlu diselesaikan dalam melakukan riset di bidang pendidiakn dan pendidikan
berkelanjutan adalah memilih mata pelajaran yang digunakan sebagai sumber data. Dalam hal ini
berhubungan dengan metode sampling. Penelitian hanya diterapkan pada subyek kelompok kecil
yang merupakan bagian dari subyek penelitian secara keseluruhan. Analisis data untuk menarik
kesimpulan juga didasarkan pada data yang diambil dari kelompok kecil subjeknya, sementara
kesimpulan yang dibuat digunakan untuk menjelaskan karakteristik dan keadaan kelompok besar
yang diwakili oleh kelompok kecil.

Sebuah kelompok penelitian yang besar disebut populasi, sedangkan bagaian dari kelompok yang
mewakili kelommpok yang besar disebut sample. Implementasi pengumpulan data hanya dilakukan
pada sample, tetapi penerapannya mencapai seluruh subjek dari populasi. Peraturan metodologi
riset menyatakan bahwa jika sample tersebut mewakili populasi, apapun yang diketahui tentang
sample ini adalah pengetahuan tentang populasi. Implikasinya adalah bahwa jika penelitian sample
yang digunakan mewakili populasi, lalu hubungan penelitian pada sample tersebut bisa
digeneralisasikan kepada masyarakat. Implikasi lainnya adalah representasi dari populasi ke sample
atau representasi sample ke populasi adalah prasyarat mutlak untuk validitas dalam membuat
kesimpulan secara umum. Validitas ini disebut sebagai validitas eksternal. Jika sample dilakukan
bukan untuk perwakilan maka validitas eksternal perlu dipertanyakan.

Implementasi kesimpulan hasil riset dari sample ke populasi disebut generalisasi. Validitas eksternal
menunjukan validitas kesimpulan secara umum dalam hasil penelitian untuk seluruh populasi. Agar
generalisasi dapat berlaku maka, kegiatan sampling harus menghindari faktor-faktor yang dapat
menyebabkan tidak mewakilkan sampel yang dipilih.

Sampel adalah bagian yang menggambarkan jumlah pendudukan yang digambar dengan teknik
tertentu. Kesimpulan tidak selalu didasarkan pada pengamatan semua anggota kelompok, tetapi
hanya didasarkan pada beberapa dari mereka. kesimpulan yang diperoleh dianggap berlaku bagi
seluruh kelompok itu. Misalnya seorang pedagang grosir menyimpulkan bahwa sejumlah besar
barang yang harus dibeli diangggap sesuai dengan apa yang diinginkan. Kesimpulan biasanya diambil
bukan berdasarkan pengamatan semua barang, tetapi berdasarkan pengamatan sampel barang-
barang yang diambil dari gudang yang ditunjukan kepadanya.

Beberapa masalah dapat muncul dalam sampling mengenai sampel yang tidak mewakili populasi
yaitu sebagai berikut :

1. Sampelnya diambil secara subyektif


2. Sampling tidak memperhitungkan karakteristik dari unit anggota populasi
3. Sampel tersebut bukan dari populasi yang dimaksudkan.

Sampling harus dilakukan dengan memperhatiakn sifat homogen dari karakteristik unit yang adalah
anggota dari populasi. Saat populasi nya homogen, pengambilan contoh acak adalah cara untuk
menghindari kemungkinan sampel bias. Jika sampling dilakukan tanpa memperhatikan masyarakat
homogen, populasi mungkin akan dianggap homogen, padahal sebenarnya itu heterogen.
Kemungkinan mendapatkan sampel yang bias juga karena sampel yang bukan dari populasi yang
sama.

Keuntungan dalam menggunakan sampel adalah sebagai berikut :

1. Biaya penyelamatan
2. Mempercepat proses penelitian
3. Memperluas ruang lingkup
4. Mendapatkan hasil yang akurat

Agar penggunakan sampel dapat manfaat yang optimal, Proses sampling hendaknya mengambil
langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan batas populasi


2. Menuliskan unit anggota dalam populasi
3. Menentukan jumlah unit yang perlu di jadikan sampel
4. Menentukan teknik yang digunakan

Sistem acak adalah dasar utama dalam kegiatan per sampelan untuk memperoleh sampel
perwakilan. Dalam sampling, acak dilakukan jika kita tidak bisa memerediksi unit mana dari anggota
populasi akan dipilih untuk menjadi anggota sampel sebelum proses sampling dilakukan ( Kerlinger,
1986 ). Proses acak dalam sampling pada dasarnya hanya mungkin ketika populasi yang hoogen. Jika
populasi itu homogen, setiap unit yang dipilih untuk menjadi anggota sampel akan memiliki
karakteristik yang sama. Jika tidak, sampel mungkin tidak memiliki karakteristik sebagai populasi,
karena kemungkinan bahwa unit tidak akan memiliki karakteristik yang sama sebagai anggota
sampel. Sampel tersebut bisa dikategorikan sebagai sampel yang berat sebelah.

Ketika populasi heterogen, maka kita perlu mengelompokkan mereka berdasarkan kesamaan
karakteristik pada lapisan yang berbeda, atau perlu untuk membuat stratifikasi. Stratifikasi ini
bertujuan untuk membuat setiap unit di sebuah stratum homogen, bahkan antara stratum dan yang
lain heterogen. Setelah memperoleh sejumlah strata yang terkumpul dalam populasi, kemudian
melakukan seleksi sampel dengan menerapkan prinsip pengacakan setiap strata.

Ukuran sampel untuk penelitian menggunakan formula sebagai berikut :

n = {(z / e )2[p (1 – p)}


n : jumlah subjek dalam sampel yang akan digunakan
z : harga z dari tabel adalah tingkat signifikansi yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis
e : kesalahan yang mungkin terjadi selama sampling dari populasi yang ditoleransi
p : kesempatan muncul dari karakteristik anggota populasi yang berbeda dari karakteristik populasi
secara keseluruhan
faktor-faktor yang menetukan ukuran sampel adalah :

1. Tingkat sifnifakansi yang digunakan untuk menguji hipotesis


2. Kesalahan yang dapat diterima
3. Kemungkinan munculnya heterogen dari unit-unit anggota populasi
Dalam mencari nilai n, signifikansi tingkat tercermin dalam nilai Z dalam distribusi normal, yang
dapat dilihat dalam tabel Z. nilai e menunjukan berapa banyak pelaku yang bida diterima dalam
kesempatan untuk membuat kesalahan dalam mengambil sampel, atau berapa persen sampel yang
mungkin bisa diatasi. Nilai ‘p’ menunjukan kesempatan untuk kemunculan unit heterogen dari
anggota populasi. Semakin kecil kemungkinan populasi itu heterogen, atau semakin besar peluang
populasi itu homogen, semakin kecil nilai ‘p’. Masalah yang mungkin muncul dalam rumus ini adalah
tentang mendapatkan nilai ‘p’ dan ‘e’. pada prinsipnya nilai e dan p berhubungan dengan ukuran
populasi. Populasi yang besar lebih sulit untuk mengenali karakteristik unit.

Peluang populasi heterogen tidak akan melampaui 0,05, karena hanya ada dua kemungkinan,
disebut homogen dan heterogen. Probabilitas heterogen selalu sama dengan atau lebih besar dari
nol. Ketikaa populasi lebih besar maka kemungkinan samplenya heterogen, tentu lebih besar. Jika
besarnya populasi itu kecil maka kemungkinan sampelnya bersifat heterogen akan menjadi lebih
kecil karena karakteristik populasinya dapat lebih mudah dikenali. Standar eror telah dihitung
menggunakan akar kuadrat dari n sebagai penyebut, dimana n adalah ukuran sampel. Hal ini berlaku
juga dalam mengkalkulasikan standar eror dari sebuah nilai (SEM), yang penghitungannya sebagai
berikut :

SEM = Sx = Sx / √𝑛

Untuk menghasilkan sampel yang mewakili, langkah-langkah berikut dapat diambil :

1. Menentukan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini dibuat setelah masalah dan rasionalisasi
mengapa penelitian tentang masalah ini perlu dilakukan telah dirumuskan (Moore, 1987)
2. Merumuskan populasi
3. Menetukan jenis data yang diperlukan
4. Jelaskan metode riset dan rancangan riset.
5. Tentukan nilai alpha, penilaian alpha digunakan sebagai efek peluang untuk membuat
kesimpulan yang tepat
6. Buat kerangka sampling. Kerangka Sampel adalah model kerangka kerja umum yang digunakan
para peneliti untuk memilih sampel dari populasi. Dengan kerangka ini, subjek atau individu
mana yang mungkin dan mana yang tidka mungkin dipilih sebagai sampel ditentukan terlebih
dahulu.
7. Memilih sampel. Dengan menggunakan teknik sampling yang pantas dan sesuai dengan
karakteristik masyarakat.

Teknik sampling berkaitan dengan cara memperoleh sampel yang secara masuk akal dianggap
mewakili populasi. Jika keberadaan populasi benar-benar homogen, teknik apapun yang digunakan
untuk mengambil sampel dari populasi itu dapat menghasilkan sampel yang mewakili. Aturan ini jika
dalam penelitian dalam fisika sangat mudah karena objek penelitian bersifat fisik dan homogenitas
mereka mudah dikenali. Berbeda halnya dengan penelitian dalam pendidikan yang pada umumnya
menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, populasi nyata homogen sangat sulit untuk
menemukan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam teknik sampling sebagai berikut :


1. Batas lingkup populasi. Kelompok topik riset baik di daerah, waktu, metode, hasil tes dan
sebagainya merupakan anggota populasi tidak terbatas. Tanpa pembatasan yang jelas pada
lingkup populasi, sulit untuk memperoleh sampel yang mewakili.
2. Daftar semua subjek yang adalah anggota populasi agar telihat mana dapat diketahui sebagai
populasi dan yang tidak termasuk.
3. Tentukan sampel yang akan dipilih. Dari populasi yang di daftarkan, kemudian dipilih sebagau
sub-item untuk sampel.

Ada beberapa teknik dalam probabibilitas sampling yaitu :

Sampling acak. Yaitu memilih subjek dimana setiap subjek memiliki kesempatan untuk dipilih dan
menjadi anggota sampel. Hal ini dapat dilakukan manakala populasi homogen dan jumlahnya
terbatas. Salah satu kategori teknik ini adalah : 1) lotre sederhana, 2) pengembilan contoh acak yang
sistematis, 3) menggunakan tabel angka acak, dan 4) menggunakan paket program komputer.

Teknik dengan menggunakan lotre misalnya, dengan menulis jumlah subjek secara individual salam
satu potongan, diguung dan kemudian dimasukan ke dalam kotak, lalu gulungan tersebut
disingkirkan sesuai dengan jumlah yang telah di tentukan. Teknik pengembilan contoh acak
sistematis dilakukan dengan mendaftarkan unit populasi, yang masing-masing diberi no seri. Setelah
itu beri nomor interval yang akan digunakana. Lalu pilih nomor sampel pilihan. Kemudian lanjutkan
untuk memililih angka menggunakan nomor interval yang telah ditentukan. Teknik menggunakan
tabel angka acak berisi angka digital dengan komposisi angka di setiap angka berbeda dan acak. Sang
oeneliti dapat memeriksa salah satu dari beberaoa tabel angka acak yang telah disusun. Teknik
dengan menggunakan paket program komputer yaitu program SPSS.

Sampling bertingkat. Digunakan ketika populasi heterogen. Langkah-langkah yang diambil dalam
sampling bertingkat adalag sebagai berikut :

1. Tentukan populasi penelitian


2. Identifikasi karakteristik unit populasi
3. Kelompokan subjek unit dari anggota populasi berdasarkan 3 kesamaan karateristik ke dalam
berbagai strata
4. Menentukan proporsi setiap strata dan ukuran sampel berdasarkan proporsi strata dalam
populasi
5. Ambil sampel dari setiap strata acak.

Pengambilan sampel acak. Teknik ini biasanya tidka tunduk pada subjek individu tetapi kepada
pengambilan kelompok mata pelajaran. pengambilan sampel kepada kelompok yang utuh tanpa
mengintervensi apapun untuk mengubah kelompok itu. Contohnya kelompok keluarga, siswa di
kelas, karyawan di kantor dan kelompok pekerja di pabrik atau perusahaan.

Sampling berbagai tahap. Pelaksanaan teknik ini dilakukan pada setiap tahap menggunakan pilihan
acak. Dimulai dengan menetukan wilayah geografis, kemudian mengidentifikasi sub wilayah, dan
subjek dari sub-sub wilayah. Sampel diseleksi dimulai dari memilih secara acak pada sampel sub-
daerah. Dari setiap sampel sub wilayah pilih sampel sub daerah dan setiap sampel sub - sub wilayah
pilih sampel subjek.
Sampling non-probabilitas adalah teknik yang tidak melakukan pengacakan. Kategori teknik ini
terdiri dari:

Sampling tetap. Teknik ini sebagian besar digunakan dalam studi kasus, termasuk penelitian
kualitatif. Peneliti diharuskan memeriksa kasus itu melalui kumpulan data pada sampel yang telah
ditentukan berdasarkan pertimbangan peneliti, sesuai dengan fokus masalah yang dipelajari.

Sampling Quota. Teknik ini dilakukan berdasarkan kuota yang diberikan untuk setiap strata dalam
populasi, seperti etnis, jenis kelamin atau latar belakang pendidikan. Teknik ini digunakan dalam
survei opini atau jajak pendapat publik.

Sampling disengaja. Teknik ini memilih subjek sampel secara kebetulan atau dengan cara yang
mudah. Peneliti mengambil sampel tidak berdasarkan contoh kerangka yang mencantumkan semua
anggota populasi, tetapi subjek yang ada dan dapat dicapai. Teknik ini biasanya tidak digunakan
untuk tujuan penelitian ilmiah tetapi hanya untuk menggambarkan keadaan opini publik tentang
sesuatu yang di survei.

Anda mungkin juga menyukai