Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah tropis, beriklim basah, serta berada diwilayah
khatulistiwa. Daerah ini memungkinkan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan
dengan subur, termasuk buah-buahan. Banyak jenis buah-buahan tropis yang
dihasilkan Indonesia, namun kebanyakan masih membanjiri pasar local hanya pada
saat panen raya. Baru sedikit jenis buah yang menempati pasarswalayan atau pasar
internasional. Jenis buah-buahan tropis yang diperdagangkan di pasar internasional
saat ini adalah pisang, mangga, alpukat, rambutan, markisa,sirsak, jambu biji,
belimbing, manggis, dan nanas.
Nanas merupakan salah satu komoditas penting yang dimiliki oleh
Indonesia. Buah ini menjadi komoditas ekspor andalan dalam bentuk
kalengan(canning) dan jus. Selain buahnya, nanas memiliki banyak kegunaan.
Daunnya dapat diolah menjadi serat (benang) yang bagus sebagai bahan pakaian
tetapi masih belum dikembangkan.Pada buah nanas terdapat zat bromealin yang
bersifat sebagai pemecah protein (pelunak daging) (Sunarjono 2006).Banyak sekali
daerah penghasil nanas di Indonesia, yaitu Sumatera Utara(Pematang Siantar), Riau
(Tanjung Pinang, Bengkalis, dan Kampar), SumateraSelatan (Indralaya, Tanjung
Batu, Prabumulih, dan Palembang), Jawa Barat(Bogor, Lembang, dan Subang),
Jawa Timur (Blitar, Jember, dan Kediri)(Sunarjono 2006).
2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan mengetahui hama, gulma, dan penyakit
pada tanaman nanas di desa Baratan kecamatan Tanjung Palas Barat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Tanaman Nanas
Nanas merupakan anggota dari famili Bromeliaceae yang terdiri dari
45 genus serta 2000 spesies. Nanas dikenal dengan nama latin yaitu Ananas
comosusL. Merr (syn.A. sativusSchult. f.,Ananassa sativaLindl.,Bromelia
ananasL.,B.comosaL.). Nanas dikenal dengan beberapa nama lokal di
berbagai negara, yaitu pinadi Spanyol,abacaxidi Portugis,ananasdi Belanda
dan Perancis, nanas di Asia,po-lo-mahdi Cina,sweet pinedi Jamaika, dan
pinedi Guatemala (Morton1987).

2. Taksonomi
Klasifikasi tanaman nanas menurut Collins (1960) yaitu sebagai
berikut: Kingdom: Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi: Spermatophyta
(tumbuhan berbiji) Kelas: Angiosperma (berbiji tertutup) Ordo: Farinosae
(Bromeliales) Famili: Bromiliaceae Genus:Ananasdan Pseudoananas.

3. Asal dan Distribusi


Tanaman nanas berasal dari Amerika tropis, yakni Brazil, Argentina,
dan Peru. Pada saat ini, nanas telah tersebar ke seluruh dunia, terutama di
sekitar khatulistiwa antara 30° LU dan 30° LS (Sunarjono 2006).

4. Syarat Tumbuh
Menurut Sunarjono (2006), tanaman nanas menghendaki dataran
rendah hingga dataran tinggi 1.200 mdpl. Tanaman ini tidak tahan terhadap
salju, tetapi tahan sekali terhadap kekeringan. Namun, tanaman nanas lebih
senang terhadap tanah subur, daerah beriklim basah dengan curah hujan
1.000-2.500 mm pertahun. Tanaman nanas tahan terhadap tanah asam yang
mempunyai pH 3-5, tetapi paling baik adalah pH tanah antara 5-6,5. Oleh
karena itu, tanaman nanas bagus pula dikembangkan di lahan gambut.
Tanaman nanas dapat tumbuh di lahan terbuka, tetapi dapat pula tumbuh
subur di tempat yang ternaungi pohon besar.Namun, di tempat terbuka yang
mendapat sinar matahari terik, buahnya sering hangus. Tanaman masih
mampu berbuah di daerah beriklim kering (4-6 bulan kering), asalkan
kedalaman air tanah antara 50-150cm.Hal ini disebabkan akarnya yang
dangkal, tetapi tanaman mampu menyimpan air.
5. Hama Pada Tanaman Nanas
Permasalahan hama merupakan salah satu kendala dalam budidaya
nanas.Berikut ini merupakan beberapa hama penting yang menyerang
tanaman nanas.
a. Kutuputih Dysmicoccus brevipes (Cockerell) (Hemiptera:
Pseudococcidae).
b. Uret (Pineapple white grubs) Lepidiota grata, Rhopaea
magnicornis,dan lain-lain (Coleoptera: Scarabaeidae).
c. Onion or yellow spot thrips, Thrips tabaci (Thysanoptera: Thripidae).
d. Kutu sisik (Pineapple scale), Diaspis bromeliae (Hemiptera:
Diaspididae) (Kerner).
e. Tikus Rattus tiomanicus, R. argentiventer, R. exulans (Rodentia:
Muridae).

Kutuputih Dysmicoccus brevipes (Cockerell) (Hemiptera:


Pseudococcidae). Serangga ini merupakan vector Pineapple Mealybug
Wiltassociated Virus (PMWaV) yang sering menyerang pertanaman
nanas. Ciri-ciri pada serangga dewasa tungkainya terlihat pendek dan
membengkok. Pada tibia terdapat pori translusen. Bentuknya oval dan
melebar, tersklerotisasi pada daerah lobusanal dan ruas ke-2 dari
belakang. Ciri khasnya yaitu terdapat 2 seta yang besar pada bagian
lobus anal, 2 porus disciodal dekat mata, dan di ruas ke-8bagian dorsal
terdapat seta-seta panjang yang diantaranya terdapat pori granular
(Nainggolan 2006).Serangga ini lebih banyak menginfestasi nanas
kultivar Smooth Cayenne(Samson 1992).

Uret (Pineapple white grubs) Lepidiota grata, Rhopaea


magnicornis,dan lain-lain (Coleoptera: Scarabaeidae). Hama ini
merusak bagian perakaran. Larva berbentuk C (scarabaeiform) dan
berpupa di dalam tanah (Penaet al.2002;Sunarjono 2006).

Onion or yellow spot thrips, Thrips tabaci (Thysanoptera:


Thripidae). serangga ini merupakan vector Tomatto Spotted Wilt
Virus (TSWV) yang menyerang tanaman muda dan dapat meyebabkan
kematian tanaman (Penaet al.2002).

Kutu sisik (Pineapple scale), Diaspis bromeliae (Hemiptera:


Diaspididae) (Kerner). Hama ini menyerang bagian daun. Bagian
buah juga banyak yang terinfestasi, terutama ratoon fruits (Penaet
al.2002). Tanaman yang terserang kutu ini daunnya akan keriput dan
pucat.
Tikus Rattus tiomanicus, R. argentiventer, R. exulans
(Rodentia: Muridae). Menurut Priyambodo (2003), pada umumnya
serangan tikus terjadi dipertanaman nanas yang terletak dekat
pemukiman warga atau sawah dan ladang.

6. Penyakit Pada Tanaman Nanas


Selain hama, penyakit juga menjadi kendala dalam budidaya
tanaman nanas, sehingga menurunkan hasil baik kualitas maupun kuantitas.
Beberapa penyakit penting pada tanaman nanas adalah:

Busuk pangkal (base rot) atau busuk lunak (soft rot).Penyakit ini
disebabkan oleh cendawan Ceratocytis paradoxadengan gejala yang dapat
diamati pada batang, pangkal daun, buah dan bibit. Gejala yang tampak
pada bibit nanas yaitu terjadi busuk lunak yang berwarna coklat pada
pangkalnya yang meluas ke atas (daun-daun) sebelum atau sesudah bibit
dipindah ke lapangan.Serangan pada daun ditandai dengan timbul bercak-
bercak putih kekuningan atau coreng-coreng (streak) yang melebar dan
pendek. Buah matang yang terinfeksi membusuk, berwarna kuning yang
akhirnya berubah menjadi hitam, biasanya mulai dari bidang potongan
tangkai dan mengeluarkan bau yang khas. Kerugian terbesar yang
diakibatkan yaitu saat buah setelah dipetik. Patogen penyakit ini hanya
dapat mengadakan infeksi melalui luka, baik luka karena pemotongan
maupun karena penanganan yang kasar. Bibit-bibit yang mempunyai bidang
potongan yang cukup besar pada pangkalnya, sangat rentan terhadap
penyakit,terutama jika banyak hujan (Semangun 2007).

Penyakit layu/Mealybug Wilt of Pineapple (MWP).Penyakit ini


disebabkan oleh PMWaV (Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus).
Gejala yang terjadi yaitu daun berwarna kuning hingga kemerahan,
melengkung kebawah dan layu mulai dari ujungnya. Ujung daun mengalami
nekrotik. Jika diperhatikan tidak ada perbedaan gejala yang signifikan, jika
dibedakan menurut stadia tanaman (Nainggolan 2006; Damanik 2008).
Tingkat keparahan penyakit sangat tergantung kepada konsentrasi virus di
tanaman tersebut. Infeksi kutuputih berpengaruh terhadap kemunculan
gejala (Juarsa 2005).Menurut Amalia (2008) berdasarkan penelitian di
Subang, akibat penyakit ini petani mengalami kerugian ekonomi yang nyata
(signifikan). Ketika tingkat serangan kurang dari 37%, keuntungan petani
berkurang 5%. Sedangkan pada tingkat serangan di atas 40%
mengakibatkan kerugian yang lebih besar, yaitu mencapai 45%. Ambang
tindakan yang disebabkan oleh MWP adalah pada saatkejadian penyakit
(KP) sebesar 32,59%.Novianti (2008) menyatakan bahwa, penyakit layu
dapat menyebabkan: (a) penurunan bobot akar sebesar 39,49%, (b)
penurunan kualitas buah, seperti penurunan bobot buah mencapai 62,11%,
serta (c) penurunan diameter buah 17,65%, dan panjang buah sebesar
26,90%. Namun, buah dari tanaman yang terserang MWP ini tetap manis
seperti buah tanaman yang sehat.

Busuk hati (titik tumbuh).Penyakit ini disebabkan oleh cendawan


Phytophthora cinnamomi.Tanaman muda yang terserang penyakit ini
mempunyai daun yang klorosis dengan ujung nekrotik, daun-daun muda
mudah dicabut dan pangkalnya busuk. Bagian daun yang membusuk
mempunyai batas yang berwarna coklat. Pembusukan dapat meluas ke
bagian batang tanaman.Bagian yang busuk berbau tidak sedap. Pada
tanaman tua jarang terjadi infeksi,jika hal ini terjadi, umumnya hanya
sebatas pada jaringan sukulen pada bagian atas batang dan terbatas pada
petak kecil di lapang. Tanaman yang terserang penyakit ini tidak selalu mati,
hanya rebah dan membentuk tunas-tunas baru dan secara perlahan
melanjutkan pertumbuhannya. Patogen penyebab penyakit busuk hati ini
dibantu oleh curah hujan yang tinggi dan memberikan kerugian yang lebih
besar di tanah yang basah dan sejuk (±25°C) (Semangun 2007).

Busuk akar.Penyakit busuk akar disebabkan oleh cendawan


Phytophthora parasitica. Penyakit ini menyebabkan pembusukan pada
sebagian besar sistem perakaran.Tanaman yang sakit pertumbuhannya
terhambat,sehingga pematangan buahnya juga tertunda.Penyakit ini akan
berkembang dengan baik pada kondisi pertanaman nanas yang drainasenya
tidak baik atau tergenang air.Penyebaran patogen dibantu oleh curah hujan
yang tinggi.Penyakit ini memberikan kerugian yang lebih besar di tanah
yang lebih kering dan lebih panas (30°C) (Semangun 2007).

Tomatto Spotted Wilt Virus (TSWV). TSWV disebarkan oleh


vector Thrips tabaciLind. Menurut Pena et al.(2002), patogen ini
menyebabkan daun nanas mengecil dan bergaris kuning.

Nematoda Pratylenchus brachyurus (Lesion nematodes).Gejala


yang ditimbulkannya yaitu bintil-bintil pada akar. Nematoda ini merupakan
nemato damigratori endoparasit. Nematoda dewasa meletakkan telur di
jaringan akar dan tanah, namun semua stadia nematoda dapat bermigrasi ke
dalam dan keluar akar.Gejalanya sangat sulit diidentifikasi di lapangan,
tetapi terdapat lesio berwarna kegelapan dan merusak bagian akar (Penaet
al.2002).

Busuk buah bakteri.Patogen dari penyakit ini yaitu


Erwiniachrysanthemi (Sunarjono 2006).Gejala yang ditimbulkan yaitu
pembusukan pada bagian buah dan tercium bau yang tidak sedap.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

1. Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum ini di lakukan di perkebunan nanas di desa Baratan
Kecamatan Tanjung Palas Barat Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara.
Waktu praktikum hari sabtu 27 April 2019 pukul 13.00 Wita.

2. Bahan dan Alat


Bahan pada praktikum kali ini adalah tanaman nanas. Untuk alatnya
berupa pulpen, buku tulis, dan handphone,
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan dilakukan di kebun nanas salah satu milik warga di desa


Baratan Kecamatan Tanjung Palas Barat. Sistem budidaya yang digunakan
merupakan plant crop yaitu satu bibit yang digunakan hanya untuk satu kali panen.
System penanaman dilakukan dengan berjejer garis lurus. Pada Pengamatan di
dapatkan beberapa hama, penyakit , dan gulma.
1. Hama
Setelah diamati Hama yang menyerang tanaman nanas adalah :
a. Belalang Kayu (Valanga nigricornis).
Gejala Serangan
Hama ini menyerang tanaman muda dan tua dengan merusak tanaman
pada bagian daun dan pucuk. Kadang-kadang pada musim kering dapat
menyebabkan kerusakan parah. Daun yang dimakan menjadi berlubang-
lubang, tulang daun dan urat-urat daun tidak dimakan. Gejalanya kadang-
kadang sulit dibedakan dengan gejala lubang-lubang kerusakan daun oleh
serangan ulat daun. Lubang akibat serangan belalang tepinya bergerigi kasar
tidak beraturan, sedangkan akibat serangan ulat lebih halus. Tanaman inang
lainnya, antara lain adalah kapas, jati, kelapa, kopi, cokelat, jarak, wijen,
ketela, waru, kapuk, nangka, karet, jagung, dan pisang.

Pengendalian
Pengendalian secara mekanis dan fisik dengan mengumpulkan
kelompok-kelompok telur. Penangkapan belalang dewasa serta nimfa-
nimfanya dilakukan setelah musim penghujan pada malam hari atau pagi
hari dengan menggunakan jaring. Pengendalian secara biologi dengan
menggunakan parasit, seperti parasit telur Scelia javanica, parasit imago
dari famili Sarcophagidae. Pengendalian dengan menggunakan predator
seperti burung pemakan serangga, dapat juga dengan jamur entomopatogen
Metarhizium anisopliae yang dapat mengendalikan nimfa dan imagonya.
Pengendalian dengan penyemprotan pestisida disesuaikan dengan
rekomendasi untuk hama belalang.

b. Tikus Rattus sp. (Rodentia : Muridae)


Persentase tanaman terserang hama tikus sebesar 10%. Gejala
serangan hama tikus ini dijumpai di Desa Baratan. Kebun pengamatan
tersebut terletak jauh dengan pemukiman warga. Hama tikus ini
menyerang tanaman nanas yang telah berbuah. Gejala serangan tikus ini
ditandai dengan bekas gigitan pada buah nanas (Gambar 14.a) dan tidak
adanya buah pada tanaman nanas (Gambar 1). Menurut Priyambodo
(2003), hama tikus akan menyerang tanaman nanas sebagai makanan
pengganti dari tebu.

Gejala serangan tikus Rattus sp.; (a) bekas gigitan pada buah nanas,
(b) bagian yang dilingkari menunjukkan hilangnya buah nanas dari
tanamannya,
2. Penyakit
Setelah diamati Penyakit yang Menyerang Tanaman Nanas adalah :
a. Hawar Daun (Leaf Blight)
Gejala penyakit hawar daun yaitu terdapat bercak-bercak kuning yang
membulat pada daun (Gambar 2). Gejala ini merupakan gejala awal dari
hawar daun. Bercak akan meluas dan berwarna kecoklatan. Penyakit ini
disebabkan oleh cendawan Cladosporium sp. Tanaman nanas berumur
muda lebih rentan terhadap penyakit ini dibandingan dengan tanaman
berumur sedang dan tua.Menurut Semangun (2007), selain di Indonesia,
penyakit hawar daun ini juga dilaporkan di Malaysia.

(Gambar 2)

3. Gulma
Setelah diamati Gulma Yang menyerang Tanaman Nanas adalah :
a. Rumput (Grasser)
Gulma golongan rumput (grasses) termasuk dalam suku/famili
Gramineae/Poaceae. Ciri-ciri umum gulma golongan rumput antara lain
memiliki batang bulat atau agak pipih dan rata-rata berongga. Daun-
daun soliter pada buku-buku (ruas), tersusun dalam dua deret, umumnya
memiliki tulang daun sejajar. Gulma terdiri atas dua bagian, yaitu
pelepah daun dan helaian daun. Daun pada umumnya berbentuk garus
dengan tepi yang rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas
antara pelepah daun dan helaian daun.

Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat


bertangkai atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas
satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil
biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak
sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut
palea.Buah disebut caryopsis atau grain.Gulma dalam kelompok ini
berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di
dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pengamatan ditemukan dua jenis hama, yaitu : Belalang kayu
dan Tikus. Selain itu ada satu Penyakit (Hawar Daun) dan Satu Gulma
(Rumput).

B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang di dapat, diperlukan
pengamatan lebih lanjut agar dapat mengetahui hama dan penyakit yang
belum teridentifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Harjaka, T. dan S. Sudjono. 2005. Petunjuk Praktikum Dasar-dasar Ilmu


Hama Tanaman. Jurusan Perlindungan Tanaman. Fakultas
Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Kartasapoertra, A. E. 1987. Hama Tanaman dan Perkebunan. Bina Aksara.
Jakarta.

Priyambodo, S. 2003. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Jakarta:


Penebar Swadaya.

Putra, N. S. 1994. Serangga di Sekitar Kita. Kanisius. Yogyakarta.


Rukmana, R. dan S. Saputra. 2005. Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta.

Samson, J. A. 1992. Tropical Fruits. Ed ke-2. New York: Longman Group UK.

Semangun, H. 1989. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia.

Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.


Semangun, H. 2007. Penyakit-penyakit Hortikultura di Indonesia. Ed ke-2.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai