Anda di halaman 1dari 16

ANTILOCK BREAKING SYSTEM (ABS)

MAKALAH

OLEH:

Ekasakti Hergi Syahputra NIM 1741220067

Ghibran Maulana Nahendra NIM 1741220071

PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI MALANG

MALANG

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada anggota kelompok yang telah
berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan
baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Malang, 9 Februari 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................... ii


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. iii
BAB I............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Tujuan ......................................................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat ........................................................................................................................................ 3
BAB II ........................................................................................................................................................... 4
TEORI DASAR.............................................................................................................................................. 4
2.1 Sejarah Rem ABS ........................................................................................................................ 4
2.2 Pengertian dan Fungsi Rem ABS .............................................................................................. 5
2.3 Klasifikasi Rem ABS .................................................................................................................... 5
BAB III.......................................................................................................................................................... 8
PEMBAHASAN .............................................................................................................................................. 8
3.1 Konstruksi Rem ABS ................................................................................................................... 8
3.2 Kerusakan dan Solusi Rem ABS.............................................................................................. 10
3.3 Kelebihan dan Kekurangan Rem ABS .................................................................................... 11
BAB IV ........................................................................................................................................................ 12
KESIMPULAN SARAN ................................................................................................................................ 12
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
4.2 Saran .......................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini dipaparkan enam hal, yaitu latar belakang masalah, rumusan
masalah, rumusan tujuan, batasan masalah, manfaat.

1.1 Latar Belakang Masalah


Rem merupakan salah satu bagian kendaraan yang sangat penting pada sebuah
kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang saat ini banyak digunakan oleh
masyarakat dari perkotaan sampai pedesaaan.

Rem ini dapat mengatur kecepatan ataupun menghentikan lajunya kendaraan


sesuai dengan yang kita harapkan, pengaturan kecepatan ataupun diberhentikannya
lajunya kendaraan ini diatur melalui suatu gesekan antara komponen rem dengan roda
yang berputar. Syarat–syarat sebuah rem adalah sebagai berikut.

Dapat bekerja dengan cepat, apabila beban pada semua roda sama, maka daya
pengereman harus sama dengan atau gaya pengereman seimbang dengan beban yang
di terima oleh masing-masing roda, dapat dipercaya dan mempunyai daya tahan cukup,
mudah disetel dan diperbaiki pengemudi waktu pengereman.

Makalah Sistem Rem ABS membahas tentang system pengereman pada motor
ataupun mobil. Tujuan dari makalah ini adalah sebagai salah satu syarat dari mata
kuliah system manajemen casis, selain itu makalah ini juga bertujuan agar mahasiswa
memiliki subkompetensi yaitu mengetahui dan memelihara Sistem Rem ABS dan
komponen-komponen di dalamnya.

Makalah ini membahas tentang bagian-bagian dari Sistem Rem ABS dan
komponenya, yaitu meliputi ABS modulator, pressure control valve, pump,reservoir
tank, speed sensor, solenoid valve, caliper dan komponen lainnya. Setelah mempelajari
makalah ini diharapkan Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja Rem ABS serta dapat
memelihara dengan baik Sitem Rem ABS tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengambil judul makalah


“ANTI-LOCK BRACKING SYSTEM”

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari makalah ini
adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana sejarah rem ABS?

2) Apa pengertian dan fungsi rem ABS?

3) Apa komponen yang terdapat pada rem ABS?

4) Apa macam-macam rem ABS?

1.3 Rumusan Tujuan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka rumusan tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui sejarah rem ABS.

2) Untuk mengetahui pengertian dan fungsi rem ABS.

3) Untuk mengetahui komponen yang terdapat pada rem ABS.

4) Untuk mengetahui macam-macam rem ABS.

1.4 Batasan Masalah


1) Dibatasi pada system rem ABS.

2) Materi berisi beberapa cara merawat serta menjaga rem ABS.

3) Pengenalan materi hanya di lingkup system ABS dan tidak membahas jenis
yang lain.

4) Memaparkan tentang hal-hal seperti, cara kerja, konstruksi, pengertian dan


fungsi serta klasifikasi rem ABS, dan hal-hal berkaitan rem ABS.

2
1.5 Manfaat
Berdasarkan rumusan tujuan diatas, maka manfaat dari makalah ini adalah
sebagai berikut:

1) Sebagai referensi untuk mahasiswa yang mengetahui tentang rem jenis ABS.

2) Memperkaya ilmu pada bidang otomotif khususnya bagian rem jenis ABS.

3) Diharapkan dapat digunakan bagi mahasiswa sebagai bahan untuk


mengerjakan tugas yang berkaitan dengan system rem ABS.

3
BAB II

TEORI DASAR
Pada bab ini dipaparkan tiga hal, yaitu sejarah rem abs, pengertian dan fungsi
rem abs, klasifikasi rem abs.

2.1 Sejarah Rem ABS


Sejarah rem ABS berawal pada 22 hingga 25 Agustus 1978 dimana Mercedes-
Benz dan Bosch mempresentasikan sistem pengereman anti-lock di Untertürkheim,
Jerman. Sistem ini dijelaskan sebagai sistem pembantu digital yang didefinisikan
sebagai kemitraan antara pengemudi dan mobil.

Mempertahankan kontrol penuh atas kemudi mobil, bahkan di bawah


pengereman darurat karena roda tidak mengunci merupakan pengertian pertama dari
sistem pengereman anti-lock (Anti-Lock Braking System atau biasa dikenal dengan
ABS). Sistem ini dikembangkan di jalur uji coba Daimler-Benz di Untertürkheim yang
disebut sebagai pengantar era teknologi digital pada dunia otomotif.

ABS adalah “Sistem pengereman anti-lock menggunakan komputer untuk


memantau perubahan kecepatan putaran setiap roda saat pengereman. Jika kecepatan
melambat terlalu cepat (seperti saat pengereman pada permukaan licin) dan resiko
roda mengunci, komputer secara otomatis mengurangi tekanan rem. Roda
berakselerasi lagi dan tekanan rem dinaikkan lagi, sehingga mengerem roda. Proses ini
diulangi beberapa kali dalam hitungan detik.

Meskipun diperkenalkan pada tahun 1978, sejarah ABS jauh dimulai pada tahun
1950an. Tahun 1953, kepala desain di Mercedes-Benz, Hans Scherenberg, mengajukan
permohonan paten pada sistem untuk menghentikan roda kendaraan yang terkunci di
bawah pengereman.

Tahun 1963 menjadi awal dimulainya pengembangan sistem rem elektronik-


hidrolik di departemen Advanced Development yang nantinya akan menjadi Daimler –
Benz AG. Hingga 1966, perusahaan mulai berkolaborasi dengan spesialis elektronik
Heidelberg Teldix yang kemudian diambil alih oleh Bosch. Hasilnya dipresentasikan
pada tahun 1970 ketika Hans Scherenberg yang sekarang menjadi kepala
pengembangan Daimler–Benz, dengan nama “Mercedes-Benz/Teldix Anti-Bloc System”.

4
2.2 Pengertian dan Fungsi Rem ABS
Pengertian :

ABS merupakan system rem anti terkunci. System ini bekerja pada pengereman
mobil atau motor untuk mencegah terjadinya penguncian pada roda saat situasi terjadi
pengereman mendadak. ABS akan bekerja menggunakan sensor saat roda mengunci
setelah terjadinya pengereman mendadak. Saat sensor membaca roda yang mengunci,
sensor akan member perintah kepada piston rem untuk mengendur dan mengencang
kembali saat roda berputar. Proses itu berlangsung cepat, mampu mencapai 15 kali setiap
detiknya. Hasilnya mobil maupun motor dapat dikendalikan dan jarak pengereman makin
efektif.

Fungsi:

Rem system ABS ialah sistem pengereman yang berguna untuk menghentikan
system penguncian roda ketika terjadi pengereman mendadak atau tiba-tiba.

Sistem pengereman anti lock braking system (ABS) ini jauh lebih stabil, untuk
menghindari roda terkunci saat pengereman keras, sehingga selip dan hilangnya
keseimbangan bisa dikurangi dan teknologi ini sangat efektif dijalan berlubang atau
licin.

sistem kerja ABS melibatkan sensor pada roda. Sensor ini terhubung pada
electronic controller unit (ECU) yang mengatur tekanan rem ke tiap roda. Pada system
ABS caliper ditekan dan dilepas secara cepat dan dalam satu detik caliper ditekan atau
dilepas 60 kali. System ABS ini tidak membutuhkan perawatan khusus, tapi hanya ada
beberapa yang perlu diperhatikan saat melakukan penyetelan rantai sensor tergeser
dari posisi semestinya, jadi dalam jangka waktu berkala, adjustment di sensot ABS
perlu dilakukan.

2.3 Klasifikasi Rem ABS


Rem abs diklasifikasikan dalam beberapa jenis, sebagai berikut:

1) Rem ABS dengan 4 Sensor 4 dan Channel (Independent Control)

Jenis ABS ini mempunyai empat wheel sensor dan 4 hydraulic controlchannel dan
masing-masing mengontrol secara tersendiri. Sistem ini mempunyai tingkat keamanan
dan jarak pemberhentian yang lebih pendek di berbagai macam kondisi jalan. Namun
apabila permukaan jalannya licin, besar gaya rem antara kanan dan kiri yang tidak rata
akan mengakibatkan terjadi gerakan Yawing pada bodi kendaraan sehingga bisa
mengurangi kestabilan. Karena itulah, kebanyakan mobil yang dilengkapi dengan tipe 4
channel ABS memasukkan satu select low logic pada roda belakang agar mobil tetap
stabil, di berbagai macam kondisi jalan.

5
2) Rem ABS dengan 4 Sensor dan 3 Channel (Roda depan :
Independent, Roda belakang : Select low)

Dipakai untuk mobil FF (Front Engine Front driving), kebanyakan berat


kendaraan terpusat di roda depan dan berat titik tengah kendaraan saat direm juga
berpindah ke depan hampir 70%, gaya pengereman ini dikontol oleh roda depan.
Artinya adalah kebanyakan tenaga pengereman dibangkitkan oleh roda depan,
sehingga agar ABS bisa efektif, maka diperlukan pengaturan tersendiri ( independent
control) pada roda depan.

Namun demikian, roda belakang yang gaya pengeremannya lebih sedikit, juga
sangat penting untuk memastikan kendaraan aman saat dilakukan pengereman. Karena
itulah apabila saat ABS roda belakang bekerja di permukaan jalan yang licin, maka
independent control pada roda belakang mengatur agar gaya pengereman roda-roda
belakang tidak merata sehingga mobil mengalami yawing. Untuk menhindari gerakan
yawing ini dan untuk menjaga agar mobil tetap aman saat ABS bekerja di berbagai
kondisi jalan, maka tekanan rem roda belakang diatur berdasarkan kecenderungan roda
mana yang mengalami Lock-Up. Konsep pengaturan ini dikenal dengan ‘Select-low
control’.

3) Rem ABS dengan 3 Sensor dan 3 Channel (Roda


depan: Independent, Roda belakang : Select Control)

Mobil yang dilengkapi dengan H-brake line sistem mempunyai sistem kontrol ABS
jenis ini. 2 channel untuk roda depan dan satunya lagi untuk roda belakang. Roda
belakang dikontrol bersama dengan select low control logic. Untuk X-brake line sistem,
diperlukan 2 channels (2 brake port di dalam unit ABS) untuk mengatur roda belakang
dikarenakan masing-masing roda belakang mempunyai jalur rem yang berbeda.

4) Rem ABS dengan 1 Sensor dan 1 Channel (Roda belakang : Select


Low Control)

Dipakai untuk mobil yang dilengkapi dengan H-brake line sistem, hanya untuk
mengontrol tekanan roda belakang. Pada rear differential dipasang satu wheel speed
sensor yang berfungsi untuk mendeteksi kecepatan roda.
Cara kerjanya adalah saat dilakukan pengereman mendadak roda depan akan
terkunci, sehingga kestabilan kemudi mobil akan hilang dan jarak henti pada
permukaan jalan yang mempunyai daya gesek rendah (low) juga akan bertambah jauh.
Sistem ini hanya akan membantu untuk penghentian lurus.

5) Brake Assist System (BAS)

BAS adalah fitur keselamatan kendaraan aktif yang dirancang untuk membantu
pengemudi berhenti lebih cepat pada pengereman darurat. Dalam pengereman darurat,
sistem BA akan mendukung pengemudi dalam melakukan pengereman mendadak

6
dengan menerapkan gaya tambahan pada rem, atau bahasa teknisnya dengan
meningkatkan kekuatan menjepit kaliper pada cakram rem.
Sistem tersebut akan bekerja dengan sensor berupa electronic control unit (ECU)
yang mendeteksi manuver berupa pengereman darurat berdasarkan seberapa
mendadak pengemudi menginjak pedal rem dan gaya yang diterapkannya.
Jika pengemudi menginjak pedal rem cukup keras dan cukup cepat sehingga
melewati ambang batas yang telah ditetapkan, ECU akan menentukan bahwa ada
keadaan darurat dengan meningkatkan daya pengereman. Saat sistem BA bekerja, saat
itulah pengemudi akan merasakan pedal rem bergetar atau berdenyut.
Pada dasarnya, BA dapat membantu pada saat pengemudi menginjak pedal rem
tetapi tidak cukup gaya rem yang diterapkan atau lebih tepatnya tidak cukup cepat.
Selain itu, Brake Assist hanya akan tersedia bila mobilnya juga sudah dilengkapi ABS,
karena sensornya menyatu yang diletakkan pada sistem pengereman mobil.
Kendati demikian sistem BA hanya melengkapi kinerja ABS, BA tidak dapat
menggantikan sistem ABS untuk pengereman lebih efisien sebagai antisipasi
menghindari ban mobil slip. Hal yang harus diperhatikan lainnya adalah pengemudi
harus menyadari ambang batas yang ditentukan sengaja tinggi, hal ini untuk
memastikan BA tidak terlibat saat tidak diperlukan.

6) Electronic Brake Force Distribution

Sama seperti ABS, EBD bekerja pada mekanisme pengereman kendaraan. Hanya
saja EBD mengatur penyebaran kekuatan rem yang dikirim ke masing-masing roda
kendaraan sesuai kebutuhan dalam berbagai kondisi.
Jadi pembagian bobot pengereman akan berbeda pada setiap roda bergantung
pada banyak barang yang dibawa, kondisi permukaan jalan, kecepatan kendaraan serta
momen menikung.
Dalam penerapannya, EBD mampu mengatasi tekanan pengereman yang lebih
atau kurang ke masing-masing roda, karena dalam beberapa kondisi yang dijelaskan di
atas, masing-masing roda memiliki kebutuhan yang berbeda, sehingga EBD mampu
memaksimalkan efisiensi pengereman tanpa mengurangi kontrol kendaraan.
Mobil yang dilengkapi EBD dapat deselerasi dan berhenti sesuai timing yang
diperlukan, sedangkan pada mobil yang tidak ditambahkan EBD membutuhkan waktu
sedikit lebih lama untuk berhenti.
Lebih lanjut pada mobil yang tidak dilengkapi fitur EBD, kemungkinan besar
pengemudi akan kehilangan kendali kendaraan, lebih lanjut akan mengakibatkan
oversteer. Dengan EBD, oversteer dapat dicegah dari pengereman yang disalurkan ke
masing-masing roda untuk memperlambat dan menghindari rintangan dengan aman.

7
BAB III

PEMBAHASAN
Pada bab ini dipaparkan tiga hal, yaitu konstruksi rem ABS, kerusakan dan solusi
rem ABS, kelebihan dan kekurangan rem ABS.

3.1 Konstruksi Rem ABS


1) Master silinder

Fungsi master silinder adalah sebagai pengkonversi gerakan mekanis dari pedal
rem menjadi tekanan hidrolik. Master silinder bekerja dengan menggunakan piston
yang ditekan oleh pedal dan piston ini menekan minyak rem. Minyak rem bertekanan ini
akan disalurkan ke pompa ABS.

2) ABS hydraulic control valve

Katup ABS secara sederhana adalah pintu gerbang minyak rem dari master
silinder menuju silinder roda. Pada sistem rem non-ABS, minyak rem dari master
silinder akan langsung ke silinder roda. Namun pada sistem ABS, katup ini berfungsi
untuk memanipulasi tekanan hidrolik dari master silinder.

3) ABS pump

Pompa ABS memiliki fungsi


untuk mengembalikan tekanan
hidrolik pada silinder roda setelah
tekanan hidrolik drop karena
pembukaan katup ABS. inilah yang
menyebabkan sistem rem tetap
bekerja meski katup ABS bekerja
dengan mengurangi tekanan
hidrolik pada silinder roda.

Mekanismenya, saat roda


terkunci maka tekanan hidrolik pada
roda tersebut akan dikurangi sampai roda kembali berputar.

Ketika roda sudah berhasil berputar, maka pompa ABS akan mengembalikan
tekanan hidrolik dengan cepat. Begitulah seterusnya mekanisme ini berlangsung, tapi

8
kita tidak merasakan siklus kerjanya karena dalam satu detik siklus ini bisa berlangsung
hingga 5 kali. Pompa ABS menggunakan motor listrik, sehingga sumber tenaganya jelas
dari aki mobil.

4) ABS control module

Fungsi ABS control module adalah sebagai perangkat “processing unit” untuk
mengatur kapan waktunya, berapa lama interval katup terbuka dan tertutup. Selain itu,
ABS control module ini juga mengatur kapan ABS pump harus bekerja.

Module ini mirip ECM pada sistem efi mesin, bedanya module ini hanya mengatur
pada area sistem pengereman. Jadi ABS control module akan menerima info dari
sensor, lalu melakukan perhitungan dan hasilnya akan digunakan untuk memberi
perintah ke aktuator dalam hal ini valve dan ABS pump.

5) Speed sensor

Ini adalah sensor utama sistem ABS, fungsi speed sensor adalah untuk
mendeteksi kecepatan masing-masing roda. Beberapa orang juga menyebutnya dengan
wheel speed sensor, atau sensor ABS. meski fungsinya untuk mendeteksi kecepatan
roda sensor ini sangat penting keberadaannya untuk sistem ABS.

Karena yang mendeteksi roda terkunci atau selip ya sensor-sensor ini. Cara kerja
sensor ini sama seperti CKP sensor yang memnfaatkan induksi elektromagnet roda
bergerigi dengan pick-up coil. Jumlah sensor ini, juga menyesuaikan jumlah roda
kendaraan.

6) Wheel Cylinder

Silinder roda berfungsi untuk


mengubah tekanan hidrolik pada
minyak rem menjadi gerakan mekanis
yang mendorong kampas rem untuk
menjepit ke piringan. Cara kerjanya
juga sama seperti master silinder
dengan memanfaatkan piston, namun
piston ini akan ditekan oleh minyak rem
dan hasilnya piston akan menekan
kampas rem.

9
7) Hydraulic Brake Channels

Saluran hidrolik berfungsi sebagai jalur aliran minyak rem dari master silinder
sampai ke silinder roda. Kalau anda lihat, saluran hidrolik pada sistem ABS akan lebih
rumit karena dari ABS valve terdapat empat buah saluran yang mengarah ke masing-
masing roda secara independen.

Bahan saluran ini, juga tetap mempertahankan material logam karena kuat
terhadap panas, dan kuat juga terhadap gesekan benda tajam.

3.2 Kerusakan dan Solusi Rem ABS


Masalah yang biasa terjadi pada rem ABS serta solusi masalah tersebut sebagai
berikut:

1) Indikator pada instrument

Hampir setiap kendaraan dilengkapi dengan indikator rem yang dapat dilihat
di Multi Information Display (MID). Indikator ini berfungsi untuk memberikan
tanda kepada pengemudi sistem pengereman dalam kondisi normal atau tidak.

Jika rem dalam kondisi normal, maka indikator tersebut berada dalam posisi
tidak menyala. Sementara, saat rem dalam kondisi tidak normal atau bermasalah
seperti kebocoran pada selang minyak rem atau sensor ABS terganggu karena
pemasangan kampas rem, lampu indikator akan menyala.

Solusi mengatasi masalah tersebut dengan mengecek kembali rem ketika


lampu indicator menyala agar dapat mengatasi kerusakan yang terjadi.

2) Suara bising pada rem

Suara bising biasanya muncul saat kendaraan berada pada posisi


pengereman. Suara tersebut berasal dari indikator bantalan rem (brake pad).
Bantalan rem terbuat dari bahan baja sehingga menghasilkan suara bising ketika
mulai tersentuh dengan rotor.

Jika menemukan kondisi seperti itu, sebaiknya ganti kampas rem dengan
segera untuk menghadirkan pengereman yang lebih optimal.

3) Getaran pada saat pengereman

Rotor merupakan piringan pada roda yang berfungsi memperlambat


kecepatan kendaraan melalui daya tekan pada bantalan rem. Getaran saat
pengereman salah satunya disebabkan oleh permukaan rotor dalam kondisi tidak
rata.

Selain itu, getaran pada saat pengereman juga dapat disebabkan oleh daya
cengkeram piston yang berada di dalam calliper. Untuk menghindari getaran

10
pada rem, pastikan baut roda terpasang secara tepat serta sebaiknya
menghubungi bengkel resmi jika getaran masih terus berlangsung.

4) Kekurangan minyak rem

Minyak rem berfungsi sebagai pelumas serta melindungi komponen logam


yang bergesekkan untuk menghentikan laju kendaraan. Kekurangan minyak
ditandai dengan berkurangnya daya saat pengereman. Jika terjadi penurunan
kapasitas minyak rem, cek kondisi selang serta seal. Untuk memaksimalkan
sistem pengereman, ganti minyak rem secara berkala.

Hal ini berfungsi untuk menghindari adanya endapan yang merusak selang
atau seal.

3.3 Kelebihan dan Kekurangan Rem ABS


Sistim rem ABS memiliki kekurangan serta kelebihan sebagai berikut:

Kelebihan rem ABS sebagai berikut:

1) Rem sangat pakem dan meyakinkan jika kendaraan berjalan dipermukaan


yang datar, atau diatas aspal.
2) Roda kendaraan tidak akan terkunci saat melakukan pengereman.
3) Kendaraan mudah dikendalikan saat mengerem secara mendadak.
4) Pengereman Rem ABS lebih cepat dibanding dengan rem biasa.
5) Pengereman semakin efektif dan tentunya tingkat kecelakaan semakin kecil.

Kekurangan rem ABS sebagai berikut:

1) Kendaraan sulit berhenti jika mengerem dijalan yang berkerilkil atau tidak
rata, jadi kendaraan sulit untuk berhenti secara optimal.
2) Saat Rem basah atau jalan dijalan yang tidak rata, rem menjadi tidak pakem
dan kadang berbunyi menggeruk.
3) Rem ABS dapat bekerja optimal jika kendaraan melewati jalan yang beraspal
atau jalan yang rata.
4) Motor Sulit digunakan untuk freestyle, misalnya Stoppie.

11
BAB IV

KESIMPULAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah diatas adalah menerangkan bahwa banyak sekali
manfaat serta keuntungan dari penggunaan rem dengan system ABS dibandingkan
dengan pengereman dengan jenis rem yang biasa, meskipun begitu rem ABS pun
memiliki beberapa kekurangan padanya tapi tidak sebanyak keuntungan yang akan
didapatkan.

Rem ABS memiliki beberapa konstruksi seperti ABS hydraulic control valve yang
memiliki peranan untuk memanipulasi minyak rem yang diperlukan untuk pengereman
dan ini dapat menghemat penggunaan minyak rem dikarenakan disesuaikan dengan
penggunaannya. Mungkin beberapa dari itu kesimpulan yang kami dapat dari rem ABS.

4.2 Saran
Meski memiliki keuntungan atau kelebihan rem ABS perlu juga untuk mengatasi
beberapa kekurangannya agar dapat lebih baik dari kemarin seperti masalah
pengereman saaat tempat berkerikil ataupun kepakeman rem berkurang saat rem
basah perlu untuk diperhatikan dan di kaji lagi agar lebih baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

1) https://www.mobil88.astra.co.id/mobil88/in/blog/kelebihan-dan-kekurang-sistem-
pengereman-abs
2) https://oto.detik.com/tips-and-tricks-mobil/d-4007059/5-gejala-kerusakan-pada-rem
3) https://mobiloka.com/blog/detail/apa_fungsi_abs_dan_non_abs_____20170203165932
4) https://www.autoexpose.org/2018/05/komponen-rem-abs.html
5) https://bisnisrumahq.blogspot.com/2017/01/makalah-sistem-rem-abs-tentang-system.html
6) https://ariakhabunhasan354.wordpress.com/2013/10/07/makalah-abs-antolock-breaking-
system/
7) https://citraasribuana.com/index.php/berita/knowledge/item/255-mengenal-teknologi-abs-
ebd.html
8) https://cintamobil.com/perawatan-dan-service/40-tahun-sejarah-rem-abs-kelahiran-intelligent-
drive-mercedes-benz-aid2432
9) https://automotivexist.blogspot.com/2016/12/jenis-rem-abs-anti-locking-brake-system.html
10) https://kumparan.com/kumparanoto/fitur-brake-assist-pada-rem-mobil-dan-kegunaannya
11) https://kumparan.com/kumparanoto/mengenal-fitur-electronic-brakeforce-distribution-pada-
mobil-kekinian

13

Anda mungkin juga menyukai