KESEHATAN REPRODUKSI
Paket Layanan Awal Minimum (PPAM) untuk Kesehatan Reproduksi adalah seperangkat kegiatan
prioritas terkoordinasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi penduduk
pada permulaan suatu keadaan darurat. PPAM juga menentukan layanan kesehatan reproduksi manakah
yang paling penting untuk mencegah kesakitan dan kematian, menangani akibat dari kekerasan seksual,
khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak perempuan dalam situasi bencana.
...........Sasaran PPAM
Sasaran dari PPAM yaitu mengurangi angka kematian, penyakit, dan cacat diantara populasi yang terkena
pengaruh krisis terutama wanita dan gadis. Populasi ini dapat berupa pengungsi lintas batas atau
internal. pengungsi lintas batas adalah seseorang yang oleh karena rasa takut yang wajar akan
kemungkinan dianiaya berdasarkan ras, agama, kebangsaan, keanggotaan pada suatu kelompok sosial
tertentu, atau pandangan politik.
Sedangkan pengungsi internal ialah orang-orang atau kelompok-kelompok orang yang telah dipaksa atau
terpaksa melarikan diri atau meninggalkan rumah mereka atau tempat mereka dahulu biasa tinggal,
terutama sebagai akibat dari, atau dalam rangka menghindarkan diri dari dampak-dampak konflik
bersenjata, situasisituasi rawan yang ditandai oleh maraknya tindak kekerasan secara umum,
pelanggaran-pelanggaran hak-hak asasi manusia, bencana-bencana alam, atau bencana-bencana akibat
ulah manusia, dan yang tidak melintasi perbatasan negara yang diakui secara internasional.
Ketersediaan layanan kesehatan reproduksi sejak awal bencana/krisis kesehatan dilakukan melalui
pelaksanaan
PPAM kesehatan reproduksi. Sasaran PPAM adalah penduduk yang merupakan kelompok rentan
kesehatan
reproduksi yaitu bayi baru lahir, ibu hamil, ibu bersalin, ibu pascapersalinan, ibu menyusui, anak
perempuan, remaja
tanggap darurat krisis kesehatan dalam rangka menyelamatkan jiwa pada kelompok rentan1
. PPAM kesehatan
reproduksi dilaksanakan pada saat fasilitas pelayanan kesehatan tidak berfungsi atau akses terhadap
pelayanan
PPAM kesehatan reproduksi diterapkan pada semua jenis bencana, baik bencana alam maupun non
alam.
Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan reproduksi disesuaikan dengan hasil penilaian kebutuhan
awal, yang
dilakukan oleh petugas kesehatan di lapangan/anggota sub klaster kesehatan reproduksi. Jika PPAM
kesehatan
reproduksi tidak dilaksanakan, akan memiliki konsekuensi: 1) meningkatnya kematian maternal dan
neonatal, 2)
meningkatnya risiko kasus kekerasan seksual dan komplikasi lanjutan, 3) meningkatnya penularan Infeksi
Menular
Seksual (IMS), 4) terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman, 5) terjadinya
penyebaran
HIV.
reproduksi
penduduk terdampak
Tahap
R Penyusunan kebijakan
R Penyusunan NSPK
Tanggap darurat
krisis kesehatan