Salma
Salma
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
kendaraan yang memiliki nomor plat kendaraan Solo [2], sedangkan
panjang jalan di Surakarta tidak bertambah, yaitu pada angka 676,56 km
([3]-[6]). Pertumbuhan jumlah kendaraan paling banyak adalah kendaraan
pribadi dengan peringkat pertama adalah sepeda motor dan disusul oleh
mobil pribadi [2]. Adanya ojek online juga menambah kepadatan lalu
lintas di kota Surakarta.
Beberapa rute menjadi padat pada jam-jam tertentu, biasanya pagi
ketika waktu berangkat sekolah/kerja dan sore ketika waktu pulang
sekolah/kerja apalagi jika rute tersebut menyebrangi rel kereta api. Seperti
di kawasan simpang tujuh Joglo, Kadipiro yang diperparah dengan adanya
perlintasan kereta api rute Semarang Solo. Padahal, dalam waktu dekat
rute tersebut juga akan dilalui oleh kereta Bandara Adi Sumarmo.
Kemacetan disebabkan karena kendaraan yang keluar masuk Kota
Solo diperkirakan mencapai 2,5 juta unit setiap hari. Namun, volume
kendaraan yang besar itu tidak diimbangi dengan kualitas dan kuantitas
fasilitas jalan. Jalan Slamet Riyadi hanya mampu menampung 4.000an
kendaraan roda empat [7]. Permasalahan lalu lintas di Solo yang lain
diantaranya kecelakaan lalu lintas, masalah polusi udara, ketertiban
kelakuan pengendara, transportasi umum, perlintasan sebidang (palang
pintu) kereta api, dan ketersediaan lahan parkir.
Untuk mengurangi kemacetan, pemerintah telah mengupayakan
pembangunan fly over, pelebaran jalan, atau penggunaan jalan satu arah.
Selain itu, masyarakat sebenarnya sudah dihimbau untuk menggunakan
transportasi umum yang telah disediakan pemerintah, seperti bus dan
angkot, atau berjalan kaki untuk menempuh jarak yang dekat [8]. Namun,
banyak yang tidak mau dan lebih memilih untuk tetap menggunakan
transportasi pribadi karena dianggap lebih efisien dan lebih nyaman.
Bahkan, anak sekolah yang masih dibawah umurpun berani nekat
membawa sepeda motor sendiri untuk berangkat ke sekolah. Meskipun
sudah nyata tertera dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, bahwa usia minimal pemohon SIM
2
adalah 16 tahun untuk SIM C dan 17 tahun untuk SIM A. Mereka kalau
ditanya, ada saja alasannya, mulai dari orangtua yang tidak bisa mengantar
sampai agar fleksibel bisa kemana-kemana seusai jam sekolah. Padahal,
selain melanggar aturan, hal ini bisa menambah resiko macet di jalan.
Dishub dan Pemkot Surakarta telah melakukan berbagai upaya
untuk mengurangi keruwetan lalu lintas, antara lain dengan mengimbau
masyarakat untuk menggunakan transportasi massal seperti bus dan
melakukan edukasi agar pengguna jalan taat dan patuh saat berkendara [2].
Dua tahun belakangan, pemerintah juga sudah menerapkan sistem zonasi
sekolah dalam rangka mengurangi kepadatan lalu lintas. Namun biasanya
lalu lintas tetap lebih padat pada jam-jam sibuk, yang dominasi orang-
orang yang berangkat kerja atau yang berangkat sekolah.
Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmono telah mewacakan
pengalihfungsian sebagian bus BST (Batik Solo Trans) sebagai armada
bus sekolah untuk mengakomodasi pelajar di Kota Solo. Namun kapan
rencana ini akan dilaksanakan belum diketahui [2]. Makalah ini mencoba
menyampaikan hasil survey mengenai jenis transportasi yang biasa
digunakan oleh “kids zaman now”, yaitu anak-anak remaja usia sekolah
SMP dan SMA saat ini. Dengan adanya hasil survey diharapkan dapat
memberikan gambaran minat dan kebutuhan anak-anak zaman sekarang
terhadap moda transportasi yang menurut mereka nyaman untuk
digunakan.
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
D. Manfaat
E. Ruang Lingkup
F. Sistematika Penulisan
Makalah ini kami susun dengan sistematika sebagai berikut: (1)
Pendahuluan (2) Pembahasan (3) Penutup.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Transportasi telah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat di Kota
Surakarta. Pembahasan pada makalah ini fokus pada moda transportasi yang
digunakan oleh pelajar SMP dan SMA di Kota Surakarta. Pengambilan data
dilakukan melalui pengisian google form oleh responden. Penyebaran google form
dilakukan dengan bantuan teman dan disebarkan kepada responden melalui grup
Whatsapp. Pertanyaan yang disampaikan dalam google form dengan link:
https://docs.google.com/forms/d/1eHSNszRmcgDcDnoZbi063X8QPm3-
pucmYb6sqXeS2qo/edit#responses
meliputi
1. Jenis kelamin
2. Pendidikan
3. Jarak rumah ke sekolah
4. Jenis Moda transportasi yang digunakan saat berangkat dan pulang
sekolah, kegiatan diluar jam sekolah seperti les, belajar kelompok,
kegiatan ektrakurikuler dan juga kegiatan lainnya seperti nonton, jalan-
jalan, main, dan lainnya.
5
Gambar 1. Form survey untuk mengetahui data responden
6
Gambar 2. Form survey untuk mengetahui moda transportasi yang biasa
digunakan responden dalam aktivitasnya sehari-hari.
(a) (b)
7
Pertanyaan 3 : 63 responden Pertanyaan 4: 62 responden
(c) (d)
(e) (f)
Pertanyaan 7: 65 responden
(g)
8
sekolah. Untuk kegiatan lain di luar jam sekolah, pelajar lebih suka menggunakan
kendaraan pribadi dan disusul oleh ojek online (Gambar 3(f) dan 3(g)).
Meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi jelas meningkatkan
kepadatan lalu lintas. Demikian juga penggunaan ojek online. Kelebihan dari dua
moda transportasi ini antara lain lebih cepatnya sampai ke tujuan, namun biaya
yang dikeluarkan relative lebih besar. Selain itu memberikan dampak menambah
kemacetan lalu lintas dan polusi udara. Solusi bagi anak sekolah untuk ikut
berperan dalam mengurangi kemacetan adalah usahakan berangkat dan pulang
sekolah dengan berjalan kaki jika jarak rumah ke sekolah dekat. Atau pakailah
sepeda ontel atau sepeda listrik jika terdesak orangtua tidak bisa mengantar dan
menjemput. Apalagi, pemberlakuan sistem zonasi selama dua tahun terakhir
membuat sekolah dekat dengan rumah. Dan toh, memakai sepeda ontel/listrik
tidak perlu pakai SIM, juga lebih ramah lingkungan.
Untuk anak sekolah dengan jarak rumah ke sekolah cukup jauh, bisa
menggunakan transportasi umum, seperti bus dan angkot untuk menghemat biaya
dan energi bahan bakan minyak (BBM). Apa yang diwacanakan oleh Dishub Kota
Surakarta dan juga disampaikan oleh Walikota Surakarta yaitu pengalihan
sebagian bus BST untuk anak sekolah akan sangat membantu mengurangi
kepadatan lalu lintas. Jika armada bus cukup banyak, fasilitas baik, nyaman, aman
dari copet, bersih serta yang menarik, ditambah jika pelajar tidak ditarik biaya
ketika berangkat dan pulang sekolah menggunakan bus BST, sangat mungkin
pelajar yang sebelumnya menggunakan kendaraan prbadi beralih ke kendaraan
umum.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keadaan lalu lintas Kota Surakarta begitu semrawut dikarenakan
bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang tidak sebanding dengan
perkembangan fasilitas jalanannya. Hasil survey terhadap 65 pelajar SMP
dan SMA di Surakarta, diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar pelajar
lebih suka menggunakan kendaraan pribadi (diantar orang tua) untuk
mobilitasnya sehari-hari. Ketika tidak ada kendaraan pribadi, ojek online
menjadi pilihan kedua. Penguna bus dan angkot jauh lebih kecil
dibandingkan pengguna kendaraan pribadi dan ojek online.
Banyaknya jumlah pengguna kendaraan pribadi dan ojek online
tentu saja menambah kemacetan lalu lintas dan polusi udara, selain biaya
dan energi bahan bakar minyak (BBM) yang dibutuhkan juga lebih besar.
Untuk itu pelajar kota Surakarta perlu didorong supaya mereka lebih
tertarik menggunakan transportasi umum seperti bus BST. Sepeda ontel
dan sepeda listrik bisa menjadi pilihan yang lain karena dianggap sebagai
alat transportasi yang ramah lingkungan. Kepadatan lalu lintas tidak dapat
dihentikan namun demikian Dishub dan Pemkot Surakarta telah berusaha
keras mengurangi masalah kemacetan ini dan akan berhasil dengan baik
jika didukung oleh semua pengguna jalan, tidak terkecuali pelajar Kota
Surakarta.
B. Saran
1. Bagi siapapun pengguna jalan hendaknya selalu taat dan patuh pada
peraturan yang ada, menghormati pejalan kaki dan sepeda ontel.
Memberikan kemudahan bagi orang yang sedang menyeberang jalan.
2. Bagi Dishub dan Pemkot Surakarta, diharapkan segera dapat
merealisasikan wacana bus BST sebagai sarana transportasi yang
nyaman dan aman bagi pelajar Kota Surakarta.
10
3. Kegiatan pameran transportasi sebagaimana yang telah dilaksanakan pada
tanggal 7 September 2019 dapat diadakan secara rutin untuk menambah
wawasan pelajar Kota Surakarta dan meningkatkan kepedulian pelajar
terhadap perkembangan transportasi di Surakarta dan Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Di Solo Pertumbuhan Kendaraan Capai 15% Per Tahun. (Online)
https://regional.kontan.co.id/news/di-solo-pertumbuhan-kendaraan-capai-
15-per-tahun (diakses pada 10 September 2019)
Suharsih. 2017. Ada 200.000 Kendaraan Baru Berpelat AD Solo Tahun Ini, Awas
Macet!. https://soloraya.solopos.com/read/20171215/489/877025/ada-200-
000-kendaraan-baru-berpelat-ad-solo-tahun-ini-awas-macet (diakses pada
10 September 2019)
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Kota Surakarta Dalam Angka 2015.
Surakarta: BPS Kota Surakarta. 2015. Badan Pusat Statistik Surakarta. 10
September 2019
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Kota Surakarta Dalam Angka 2016.
Surakarta: BPS Kota Surakarta. 2016. Badan Pusat Statistik Surakarta. 10
September 2019
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Kota Surakarta Dalam Angka 2017.
Surakarta: BPS Kota Surakarta. 2017. Badan Pusat Statistik Surakarta. 10
September 2019
Badan Pusat Statistik Kota Surakarta. Kota Surakarta Dalam Angka 2018.
Surakarta: BPS Kota Surakarta. 2018. Badan Pusat Statistik Surakarta. 10
September 2019
Saputro, I. 2018. Sulit Bendung Jumlah Kendaraan Bermotor, Dishub Solo minta
Masyarakat Tertib Berlalu Lintas. (Online).
https://solo.tribunnews.com/2018/01/01/sulit-bendung-jumlah-kendaraan-
bermotor-dishub-solo-minta-masyarakat-tertib-berlalu-lintas (diakses pada
10 September 2019)
[8] Sunaryo, A. 2019. Simpang 7 Joglo Macet, Pemkot Solo Minta Anggaran
Pusat Bangun Flyover. (Online)
https://www.merdeka.com/peristiwa/simpang-7-joglo-macet-pemkot-solo-
minta-anggaran-pusat-bangun-flyover.html (diakses pada 10 September
2019)
12
LAMPIRAN
13
Pameran Transportasi Dinas Perhubungan Kota Surkarta
Foto: SMP Negeri 9 Surakarta
14