Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEORI ORGANISASI

STUDI KASUS TENTANG DASAR PEMBENTUKAN


ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2 A

ATIKAH FADHILAH
AULIA IVO RAHMADANI
BERTHA MAULIDIANA
DEVIN FADILLAH
DWI APRILIA LARASATI
DWI PRICILLIA
HANIFAH AFDISYA
HARIST MAULANA

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
KEUANGAN DAERAH
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT yang melimpahkan ilmu,
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasul beserta keluarganya. Serta
kami berterima kasih kepada Ibu dosen memberikan kepercayaan kepada kami
dalam penyusunan makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah di INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI. Makalah yang berjudul
“Studi kasus dasar pembentukan organisasi perangkat daerah provinsi” ini Kami
buat dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui mengenai dasar pembentukan
organisasi perangkat daerah provinsi di Indonesia.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa


makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki penulis terbatas. Cukup banyak hambatan dan tantangan yang penulis
temukan dalam menyusun makalah ini.kami mohon maaf apabila ditemukannya
kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Sekian pengantar dari kami. Atas perhatiannya kami
ucapkan banyak terima kasih.

Jatinangor, 30 September 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemerintah Daerah merupakan salah satu alat dalam system penyelenggaraan


pemerintahan. Pemerintah Daerah ini merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih
kecil dari sebuah negara dimana negaraIndonesia merupakan sebuah negara yang wilayahnya
terbagi atas daerah Provinsi yang kemudian dibagi lagi menjadi daerah Kabupaten dan daerah Kota,
sertapemerintah daerah ini sendiri memiliki tugas-tugas atau urusan-urusan tertentuyang
diserahkan oleh pemerintah pusat kepada daerah-daerah untuk diselenggarakan sesuai dengan
kebijaksanaan, prakarsa dan kemampuan daerah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintahan daerah dandewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi daerah dan
tugaspembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Dalam pelaksanaan kegiatan Pemerintahan Daerah yang dimaksudkan diatas diatur
secara eksplisit dalam Pasal 18 UUD 1945.

1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten,1 Josef Riwu Kaho,
Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, Jakarta :Rajawali Pers, 1991. hlm. 14.2
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diaturdengan undang-undang.

2) Pemerintah daerah provinsi, daerah Kabupaten, dan Kotamengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahanmenurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kotamemiliki Dewan Perwakilan


Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagaikepala pemerintah daerah


provinsi, kabupaten dan kotadipilih secara demokratis.
5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintahan Pusat.

6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerahdan peraturan-peraturan lain


untuk melaksanakan otonomidan tugas pembantuan.

7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahandaerah diatur dalam undang-


undang.Adapun maksud dan tujuan dari Pasal 18 ayat (7) mengenai susunan dantata cara
penyelenggaraan pemerintahan daerah diejawantahkan dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 Tentang Pemerintah Daerah yang sebelumnya mengalami beberapa kali perubahan terhadap
aturan yang dimaksudkan untukmenyesuaikan perkembangan, keadaan serta kebutuhan dari setiap
daerah. Dalam hal pembentukan perangkat daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 pasal 2 menyatakan bahwa pembentukan perangkat daerah tersebut dilakukan
berdasarkan asas:3 1. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah 2. Intensitas urusan
pemerintahan dan potensi daerah 3. Efisiensi 4. Efektivitas 5. Pembagian habis tugas 6. Rentang
kendali 7. Tata kerja yang jelas 8. Fleksibelitas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan
PemerintahNomor 18 Tahun 2016 membedakan atas dua mengenai urusan pemerintahan wajib
yaitu adanya urusan pemerintahan yang berkaitan dengan pelayanan dasardan urusan
pemerintahan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.Pasal 9 UU Nomor 23 Tahun 2014 dan
Pasal 15 Peraturan PemerintahNomor 18 Tahun 2016 menyatakan mengenai urusan pemerintahan
wajib dasar yaitu Mengenai hal tersebut pemerintah dalam merumuskan dan menjalankanamanat
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerahdalam Pasal 232 menyatakan
bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai perangkatdaerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah, yang dalam hal ini yaituPeraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah.Adapun Peraturan Pemerintah tersebut sedikit banyaknya timbulimplikasi bagi
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang sedang berlangsungmaupun terhadap pejabat yang
berada di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)terkait. Beberapa implikasi ini sudah begitu banyak
dirasakan di beberapa daerah di Jawa Barat ini yaitu seperti di Bekasi, Garut, Bogor dan daerah
lainya. Sebagai bukti nyata mengenai implikasi dari Peraturan Pemerintahtersebut yaitu di Kota
Bekasi yang sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerahnya akan dimerger. Mengingat hal tersebut
akan berdampak kepada ratusan pejabatakan turun jabatannya. Mengenai revisi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) akan berimbas pada penggabungan beberapa dinas seperti Dinas Tata
Kota, Dinas Binamargadan Tata Air, Dinas Pertamanan, Pemakaman dan Penerangan Jalan Umum,
Dinas Pembangunan dan Pemukiman akan digabung menjadi Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(PUPR).Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) menjadi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Satu Pintu. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) iniyang semula berbentuk Badan menjadi Dinas.
Perubahan ini tidak serta mertabegitu saja harus ada kajian ilmiah untuk merubah satuan Perangkat
Daerah tersebut supaya menjadi Dinas yang dituangkan melualui sebuah peraturan Daerah.Susunan
perangkat daerah ini ditetapkan berdasarkan tipologi Perangkat Daerah yang diklasifikasikan ke
dalam tipe A, B dan C yang ditentukan melalui variable beban kerja yang terdiri dari variable umum
dengan bobot 20% danvariable teknis dengan bobot 80%. Menurut Ahmad Heryawan selaku
Gubernur Jawa Barat menyatakanbahwa Jawa Barat Nantinya akan memiliki Asisten Daerah yang
semulaberjumlah empat orang akan menjadi tiga orang Asisten Daerah. Tenaga atau Staf Ahli
Gubernur yang semula berjumlah lima akan menjadi tiga staf ahli, serta Biroyang semula dua belas
akan diciutkan menjadi maksimal Sembilan biro.Merujuk pada penciutan mengenai Biro Keuangan
salah satunya yang dimaksud dari penciutan dari dua belas biro, nantinya akan diperkuat
dengandibentuknya menjadi Badan Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Daerah.Kemudian
daripada itu mengenai Dinas Peternakan dan BadanKetahanan Pangan Daerah yang akan dilebur
menjadi satu Dinas yaitu menjadiDinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Barat, serta
badan yangmenangani para penyuluh akan dikembalikan ke Dinas terkait. Eselon III diPertanian itu
akan menjadi tiga yang semula dari lima yang diantaranya Dinas Pertanian Tanaman Pangan,
Peternakan, Perkebunan, Bakorluh dan BadanKetahanan Pangan Daerah.Adapun maksud dari
peleburan dua Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) tersebut yaitu untuk mengadvokasi masyarakat
untuk ketahanan panganyang semula berbasis karbohidrat menjadi ketahanan pangan berbasis
protein hewani.Kemudian dari pada itu nanti setelah raperda tersebut telah disahkanmenjadi Perda
yang saat ini masih dalam tahap revisi di Kementrian Dalam Negeri akan dibuat kantor Dinas baru
untuk memperlancar tugas dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baru yang telah di
sahkan.Membuat suatu perubahan dalam tata kelola perangkat daerah bukanlahsuatu hal yang
mudah karena sangat banyak yang harus diselesaikan dalam perubahan ini, mulai dari pembuatan
kantor daru dan terutama transisi untukmelakukan penyesuaian.Penyesuaian terhadap perubahan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)yang baru sama halnya memulai kembali dari nol untuk
melaksanakan tata kelolaserta menjalankan pemerintahan, terutama bagi dinas yang mengalami
penciutan atau dinas yang mengalami pemekaran.

Dengan adanya kejelasan penyelenggaraan kewenangan di daerah merupakan modal dasar


dalam pengambilan kebijakan untuk pengembangan kelembagaan di daerah, namun demikian tidak
berarti bahwa setiap kewenangan harus dibentuk kelembagaan yang menangani kewenangan
tersebut, akan tetapi seyogyanya lebih dipertimbangkan bagaimana berbagai kewenangan
dilaksanakan oleh satu lembaga saja dalam arti bahwa pengembangan kelembagaan di daerah
senantiasa berpegang pada prinsip “Tepat Struktur Tepat Fungsi”.
B. Identifikasi Masalah

1. Apa saja Organisasi Perangkat Daerah di Jawa Barat sebelum dan sesudahditerbitkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016?4 Bangbang Sunggono, Metode Penelitihan Hukum,
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997,hlm. 17.5 Junjun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebagai
Pengantar Populer, Pustaka SinarHarapan, Jakarta, 1990, hlm. 309.

2. Bagaimana implikasi terhadap tata kelola Organisasi Perangkat Daerahsetelah


diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis Organisasi Perangkat Daerahyang ada di


Jawa Barat sebelum dan sesudah diterbitkannya PeraturanPemerintah Nomor 18 Tahun 2016

2. Untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis implikasi terhadap tata kelolaOrganisasi


Perangkat Daerah setelah diterbitkannya Peraturan PemerintahNomor 18 Tahun 2016

D. Kegunaan Penelitian

Salah satu faktor pemilihan masalah dalam penelitian ini bahwapenelitian yang dilakukan
dapat bermanfaat bagi seluruh elemen yang ada. Nilaidari sebuah penelitian ditentukan oleh besarnya
manfaat bagi berbagai pihak yangdimaksudkan dalam latar belakang penulisan ini. Adapun yang
diharapkan dalampenulisan ini yaitu

1. Secara teoritis

Kegunaan teoritis ini merupakan kegunaan dari penulisan hokum yangberkaitan dengan
pengembangan ilmu hukum. Kegunaan dari penulisan inidiharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat khususnya dalampengembangan ilmu hukum tata Negara mengenai pembentukan
perangkatdaerah di tingkat provinsi.

2.Secara Praktis

Kegunaan ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu hukumdimasa yang akan
datang. Dilain pihak penulisan ini bermanfaat praktis yangdapat disumbangkan kepada :
a. Untuk pengguna praktis adalah sebagai masukan (input) bagi pihak pemerintah daerah di
Indonesia khususnya untuk wilayah Jawa Barat agar hasil dari penelitian nantinya dapat bermanfaat
dalam pengembangan ilmu hukum dan pembinaan hukum.

b. Untuk pemerintahan daerah di Indonesia khususnya Jawa Barat agar memikirkan lebih
matang dan terencana dalam pelaksanaan teknis maupun perencaan yang dibuat, sehingga tidak
menimbulkan masalah dikemudian hari serta pemerintahan daerah tidak selalu harus merombak tata
kelola perangkat daerah dalam menjalankan pemerintahan daerah.
BAB II

PEMBAHASAN

Organisasi Perangkat Daerah

Penyelenggaraan pemerintahan di daerah, dilakukan oleh kepala daerah dan DPRD dibantu
oleh perangkat daerah, yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan kebijakan dan
koordinasi. Hal ini disusun dalam lembaga sekretariat, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah. Berdasarkan susunan, tugas dan fungsi yang satu
sama lain berbeda, yang diharapkan adalah terselenggaranya roda pemerintahan yang baik. Adapun
pengertian pemerintahan daerah dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pasal 1 ayat 2
tentang Pemerintahan Daerah adalah: penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah
daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah daerah dan DPRD bertanggung jawab kepada masyarakat atas penyelenggaraan
pemerintahan di daerah setelah diberlakukannya prinsip otonomi yang seluas-luasnya. Meskipun
diberikan otonomi yang seluas-luasnya kepada daerah, akan tetapi peran pemerintah pusat sangat
dibutuhkan melalui tugas pembantuan.

Menurut Pasal 1 UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Urusan


Pemerintahan adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang
pelaksanaannya dilakukan oleh kementerian negara dan penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk
melindungi, melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat. Klasifikasi urusan
pemerintahan sebagaimana tertera pada UU Nomor 23 tahun 2014 terdiri dari 3 urusan yakni
urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.
Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat. Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan umum
adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.
Berikut menggambarkan pembagian urusan pemerintahan. Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi
Volume VI No. 1/Juni 2016 JIPSi 129 Gambar

1. Pembagian Urusan Pemerintahan Dalam melaksanakan tugasnya, pemerintah daerah


dibantu oleh perangkat daerah. Terkait dengan organisasi perangkat daerah, secara formal
keberadaannya diatur dalam Pasal 208 UU Nomor 23 Tahun 2014. Perangkat Daerah adalah
organisasi pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui
Sekretaris Daerah. Perangkat Daerah sebagaimana tercantum dalam pasal 1 PP Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
Perangkat daerah terdiri atas: 1. Sekretariat Daerah 2. Dinas Daerah, 3. Lembaga Teknis Daerah 4.
Kecamatan dan 5. Kelurahan. (Widjaya, 2001:30)

Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) dengan


menetapkan pembentukan, kedudukan, tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi perangkat
daerah sebagaimana ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Perangkat daerah dibentuk
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan:

a. Kewenangan pemerintahan yang dimiliki oleh Daerah


b. Karakteristik, potensi dan kebutuhan daerah
c. Kemampuan keuangan daerah
d. Kesediaan sumber daya aparatur
e. Pengembangan pola kerjasama (antar daerah dan/atau dengan pihak ketiga).

Menurut PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah pasal 6, kriteria tipelogi
Perangkat Daerah untuk menentukan tipe Perangkat Daerah berdasarkan hasil pemetaan urusan
pemerintahan dengan variabel: a. Umum dengan bobot 20% (dua puluh persen); dan b. Teknis
dengan bobot 80% (delapan puluh persen). Kriteria variabel umum ditetapkan berdasarkan
karakteristik Daerah yang terdiri atas indikator: a. Jumlah penduduk; b. Luas wilayah; dan c. Jumlah
anggaran pendapatan dan belanja Daerah. Kriteria variabel teknis ditetapkan berdasarkan beban
tugas utama pada setiap Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi dan
Daerah kabupaten/kota serta fungsi penunjang Urusan Pemerintahan.

Tugas dan Fungsi Organisasi Perangkat Daerah


Tugas merupakan suatu hal yang dikerjakan dengan rasa tanggung jawab. Hal tersebut
karena telah menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Pengertian tugas menurut Munthe
adalah sekumpulan dari JIPSi Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI No. 1/Juni 2016 130
beberapa unsur pekerjaan (Munthe, 1993:68). Tugas disini adalah suatu kumpulan dari unsur-unsur
pekerjaan yang tentunya untuk dapat dilaksakan dengan benar. Sedangkan fungsi menurut Sutarto
(2008:22) “adalah rincian tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan
oleh seorang pegawai tertentu yang masingmasing berdasarkan sekelompok aktivitas sejenis
menurut sifat atau pelaksanaannya”.

Besaran Struktur Organisasi

Organisasi/institusi menurut Sedarmayanti (2009:330), “sebagai perangkat ysng


menggambarkan pembagian tugas wewenang dan tanggung jawab masing-masing apparatur
sebagai anggota organisasi/institusi di dalam mencapai tujuan akhir dari penyelenggaraan
pemerintahan di daerah”. Ketepatan didalam penyusunan organisasi akan menghasilkan
terlaksananya pelaksanaan tugas yang efektif, efisien dan akuntabel, sehingga dapat diciptakan
check and balances (keseimbangan pembagian kewenangan dan kekuatan yang dapat saling
mengendalikan), handal, responsive, bebas dari kolusi dan nepotisme. Sejak PP No. 84 Tahun 2000
ditetapkan, “struktur pemerintahan” atau “desain organisasi pemerintahan” menjadi tema
perubahan bagi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Semua studi menyatakan bahwa
pemerintah kabupaten/kota dan provinsi telah memulai reorganisasi jauh lebih konkrit dari yang
pernah dilakukan pada masa orde baru. Reorganisasi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
lewat jalan: 1) menggabungkan sub-sub organisasi yang serupa, 2) menghapuskan sub-sub organisasi
yang overlapping demi efektivitas, dan 3) membentuk organisasi baru untuk menjalankan tugas yang
diamanatkan undangundang otonomi daerah (Said, 2008:120). Bentuk struktur organisasi pada
umumnya berbeda-beda serta memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Berdasarkan
hubungan yang ada pada organisasi menurut Hasibuan (2010:150) terdapat lima jenis bentuk
struktur utama organisasi, bentuk struktur organisasi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Bentuk Organisasi Lini (Line Organization)


b. Bentuk Organisasi Lini dan Staf (Line and staff organization)
c. Bentuk Organisasi Fungsional.
d. Bentuk Organisasi Lini, Staf dan Fungsional.
e. Bentuk Organisasi Komite.

Bentuk-bentuk struktur organisasi di atas memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-


masing.
Besaran OPD Provinsi

Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai kurang dari 40 (empat puluh) terdiri dari:

Sekretariat Daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Asisten;

Sekretariat DPRD;

Dinas paling banyak 12 (dua belas); dan

Lembaga Teknis Daerah paling banyak 8 (delapan).

Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai antara 40 (empat puluh) sampai dengan 70 (tujuh
puluh) terdiri dari:

Sekretariat Daerah, terdiri dari paling banyak 3 (tiga) Asisten;

Sekretariat DPRD;

Dinas paling banyak 15 (lima belas); dan

Lembaga Teknis Daerah paling banyak 10 (sepuluh).

Besaran organisasi perangkat daerah dengan nilai lebih dari 70 (tujuh puluh) terdiri dari:

Sekretariat Daerah, terdiri dari paling banyak 4 (empat) Asisten;

Sekretariat DPRD;

Dinas paling banyak 18 (delapan belas); dan

Lembaga Teknis Daerah paling banyak 12 (dua belas).

Pemerintahan Provinsi

Jumlah Penduduk untuk Provinsi di Pulau Jawa

kurang dari atau sama dengan 7.500.000 jiwa; nilai = 8


7.500.001 - 15.000.000 jiwa; nilai = 16
15.000.001 - 22.500.000 jiwa; nilai = 24
22.500.001- 30.000.000 jiwa; nilai = 32
lebih dari 30.000.000 jiwa; nilai = 40
Jumlah Penduduk (jiwa) untuk Provinsi di luar Pulau Jawa
kurang dari atau sama dengan 1.500.000 jiwa; nilai = 8
1.500.001 - 3.000.000 jiwa; nilai = 16
3.000.001 - 4.500.000 jiwa; nilai = 24
4.500.001 - 6.000.000 jiwa; nilai = 32
lebih dari 6.000.000 jiwa; nilai = 40
Luas wilayah untuk Provinsi di Pulau Jawa

kurang dari atau sama dengan 10.000 km persegi;


nilai = 710.001 - 20.000 km persegi; nilai = 14
20.001 - 30.000 km persegi; nilai = 21
30.001 - 40.000 km persegi; nilai = 28
lebih dari 40.000 km persegi; nilai = 35
Luas wilayah untuk Provinsi di luar Pulau Jawa
kurang dari atau sama dengan 20.000 km persegi; nilai = 7
20.001 - 40.000 km persegi; nilai = 14
40.001 - 60.000 km persegi; nilai = 21
60.001 - 80.000 km persegi; nilai = 28
lebih dari 80.000 km persegi; nilai = 35
Jumlah APBD Provinsi
kurang dari atau sama dengan Rp500.000.000.000,00; nilai = 5
Rp500.000.000.001,00 - Rp1.000.000.000.000,00; nilai = 10
Rp1.000.000.000.001,00 - Rp1.500.000.000.000,00; nilai = 15
Rp1.500.000.000.001,00 - Rp2.000.000.000.000,00; nilai = 20
lebih dari Rp2.000.000.000.000,00; nilai = 25

KEDUDUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

SEKRETARIAT DAERAH

Sekretariat daerah adalah unsur staf kabupaten dipimpin oleh seorang sekretaris daerah yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.
Sekretariat daerah mempunyai tugas : melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, administrasi,
organisasi dan tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat
daerah.
Sekretariat daerah mempunyai fungsi :
– Pengkoordinasian perumusan kebijakan pemerintah daerah.
– Penyelenggaraan administrasi pemerintahan.
– Pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, prasarana dan sarana pemerintahan daerah.
– Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas fungsinya.
Asisten sekretaris daerah berada dibawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris daerah
Bagian berada dibawah dan bertanggung jawab kepada asisten yang membawahi
Sub bagian berada dibawah dan bertanggung jawab kepada bagian yang membawahi
DINAS DAERAH
Dinas daerah adalah unsur pelaksana pemerintah dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur
Dinas daerah mempunyai tugas : melaksanakan kewenangan otonomi daerah dalam rangka
pelaksanaan tugas desentralisasi
Dinas daerah mempunyai fungsi :
– Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya
– Pemberian perijinan dan pelaksanaan pelayanan umum
– Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dan cabang dinas dalam lingkup tugasnya
Pada dinas daerah dibentuk cabang dinas dan unit pelaksana teknis dinas, berfungsi melaksanakan
sebagian tugas dinas yang mempunyai wilayah kerja di kabupaten Cabang dinas dan unit pelaksana
teknis dinas dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab kepada kepala dinas dan secara
operasional dikoordinasikan oleh Walikota
LEMBAGA TEKNIS DAERAH
Lembaga teknis daerah adalah unsur penunjang pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang
kepala dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur
Lembaga teknis mempunyai tugas : membantu Gubernur dalam penyelenggaraan pemerintah
daerah di bidangnya
Lembaga teknis mempunyai fungsi :
– Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya
– Pelayanan penunjang penyelenggaraan pemerintahan daerah
Lembaga teknis dapat berbentuk badan dan atau kantor
SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Sekretariat DPRD adalah unsur pelayanan terhadap DPRD dipimpin oleh seorang sekretaris
bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif dibina oleh sekretaris daerah
Sekretariat DPRD mempunyai tugas :
memberikan pelayanan administratif kepada anggota DPRD
Sekretariat dewan mempunyai fungsi :
– Fasilitasi rapat anggota DPRD
– Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota DPRD
– Pengelolaan ketatausahaan DPRD
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, pemerintahan
daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintahan daerah dalam
menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan
pemerintahan daerah yang meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Agar kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan daerah berjalan lancar, dibutuhkan lembaga pemerintahan daerah yang menjalankan
peranannya sesuai dengan kedudukan,tugas pokok, dan fungsinya dalam sistem pemerintahan
negara Indonesia.

B.Saran
makalah ini ingin memberikan sedikit saran terkait dengan lembaga pemerintahan daerah dalam
sistem pemerintahan negara Indonesia. Negara kita adalah negara yang kaya dan dibutuhkan
pengelolaan yang baik agar kekayaan ini dapat membawake sejahteraan bagi seluruh warga negara.
Salah satu cara pengelolaannya adalah melalui lembaga pemerintahan daerah. Lembaga
pemerintahan daerah dapat dioptimalisasi fungsinya agar kegiatan pemerintahan di daerah dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Karena daerah adalah bagian dari negara Indonesia yang memiliki
berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Oleh karena itu saya harap pemerintah pusat dapat
mengawasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah melalui lembaga-lembaga pemerintahan
daerah untuk bersama-sama membangun daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Gie, The Liang, 1993,
Pertumbuhan Pemerintah Daerah di Negara Republik Indonesia, Jilid I dan II, Yogyakarta
: Liberty Offset.http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia
http://www.crayonpedia.org/mw/SISTEM_PEMERINTAHAN_KABUPATEN_K
OTA_DAN_PROVINSI_4.1_RESSI_KARTIKA http://jamarisonline.blogspot.com/2011/09/susunan-
lembaga-lembaga-negara-dalam.html
http://fristianhumalanggionline.wordpress.com/2008/05/26/sejarah-lembaga-lembaga-negara-
indonesia/ http://pkbmcibanggala.blogspot.com/2011/06/mengenal-sistem-pemerintahan-di.html

Anda mungkin juga menyukai