Anda di halaman 1dari 20

HARGA DIRI RENDAH (HDR)

Disusun Oleh :

1. Ayu Apriliana Putri 1703008


2. Firda Yuni Rahmawati 1703020
3. Nureva Fitriani 1703046
4. Slamet Purnomo 1703058
5. Nindia Nur Ade Putri 1703072

PROGRAM PENDIDIKAN SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Harga Diri
Rendah” Penyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa. Kami
harap untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya di dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya,
sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya, sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran demi perbaikan makalah yang akan datang.

Semarang, 11 September 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I .............................................................................................................................................. 4

Laporan Pendahuluan .................................................................................................................. 4

A. MASALAH UTAMA : Harga Diri Rendah..................................................................... 4

B. PROSES TERJADINYA MASALAH ............................................................................. 4

C. POHON MASALAH ......................................................................................................... 8

D. DATA YANG HARUS DIKAJI ....................................................................................... 8

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN ....................................................................................... 9

F. RENCANA TINDAKAN ................................................................................................... 9

BAB II .......................................................................................................................................... 12

STRATEGI PELAKSANAAN .................................................................................................. 13

Pertemuan ke I (satu) .............................................................................................................. 13

Pertemuan ke II (dua) ............................................................................................................. 15

Pertemuan ke III (tiga) ........................................................................................................... 17

Pertemuan ke IV (empat) ....................................................................................................... 19

3
BAB I
Laporan Pendahuluan

1. MASALAH UTAMA: Harga Diri Rendah


2. PROSES TERJADINYA MASALAH
a. Pengertian
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan (Budi Ana Keliat, 1999). Menurut Schult dan Videbeck
(1998) gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang terhadap
diri dan kemampuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena
tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. ( Yosep,2009).
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri
sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan. ( Towsend,2008)Harga diri adalah penilaian tentang
pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan
ideal diri. ( Keliat BA,2006).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gangguan harga diri
rendah adalah penilaian yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan serta
merasa tidak percaya pada diri sendiri.
Tanda dan Gejala:
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan
terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut jadi botak setelah
mendapat terapi sinar pada kanker
a. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika
saya segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri
sendiri.

4
b. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu,
saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
c. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
d. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang
memilih alternatif tindakan.
e. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang
suram, mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
b. Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Penyebab terjadinya harga diri rendah adalah pada masa kecil
sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya. Saat individu
mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di
sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.(
Yosep,2009).
Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan
harga diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi
sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak
realistik, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang
lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah
stereotipe peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan
peran budaya.

5
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya,
dan perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen, 2006)
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya
adalah kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk
tubuh,kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara
umum, gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat
terjadi secara emosional atau kronik. Secara situasional karena
trauma yang muncul secara tiba-tiba, misalnya harus
dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat
dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan
karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuat klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien
sudah memiliki pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.Harga
diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang
tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system
keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan
awal.(Townsend,2008).

Tanda dan Gejala

a. Data Subyektif : mengungkapkan ketidakmampuan dan meminta


bantuan orang lain dan mengungkapkan malu dan tidak bisa bila
diajak melakukan sesuatu.
b. DataObyektif : tampak ketergantungan pada orang lain, tampak
sedih dan tidak melakukan aktivitas yang seharusnya dapat
dilakukan, wajah tampak murung.

6
c. Akibat
Harga diri rendah dapat beresiko terjadinya isolasi sosial : menarik diri,
isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial (DEPKES RI, 1998 : 336).
Tanda dan Gejala
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan
dengan harga diri rendah antara lain :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Menarik diri dari hubungan sosial
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Perasaan lemah dan takut
e. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
f. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
g. Hidup yang berpolarisasi
h. Ketidakmampuan menentukan tujuan
i. Merasionalisasi penolakan
j. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
k. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan )
Sedangkan menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga
diri rendah yaitu :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan
akibat
b. tindakan terhadap penyakit
c. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
d. Merendahkan martabat
e. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
f. Percaya diri kurang
g. Menciderai diri

7
3. POHON MASALAH
Isolasi Sosial
Effect

Harga Diri Rendah


Core Problem

Resiko Bunuh Diri


Causa

4. DATA YANG HARUS DIKAJI


a. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang harus dikaji
Data Obyektif: Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri
dikamar, banyak diam.
Data Subyektif : Ekspresi wajah kosong, tidak ada kontak mata, suara pelan dan
tidak jelas.
b. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data yang harus dikaji
Data Subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri
sendiri.
Data Obyektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin melukai dirinya dan mengakhiri hidup.

8
c. Gangguan konsep diri : Resiko Bunuh Diri
Data yang harus dikaji :
Data subyektif : Mengungkapkan tidak ingin hidup lagi, sedih karena tubuhnya,
malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain, karena keadaan tubuhnya yang
cacat.
Data obyektif : Ekspresi wajah sedih, tidak ada kontak mata ketika diajak bicara,
suara pelan tidak jelas, tampak menangis.
5. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
2. Harga diri rendah
3. Resiko Bunuh Diri
6. RENCANA TINDAKAN
1) DIAGNOSA I : ISOLASI SOSIAL
a) SP 1
1. Identifikasi penyebab isolasi social: siapa yang serumah, siapa yang
dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya
2. Keuntungan punya teman dan bercaka-cakap
3. Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap
4. Latih cara berkenalan dengan anggota keluarga
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan
b) SP 2
1. Evaluasi kegiatan berkenalan (beberapa orang) berikan pujian
2. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 2-3 orang
tetangga atau tamu, berbicara saat melakukan kegiiatan harian
c) SP 3
1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (beberapa orang) & bicara saat
melakukan dua kegiatan harian. Berikan pujian
2. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 4-5 orang ,
berbicara saat melakukan 4 kegiatan harian

9
d) SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan bicara saat melakukan empat
kegiatan harian. Berikan pujian
2. Latih cara berbicara social: belanja ke warung, meminta sesuatu,
manjawab pertanyaan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan >5 orang ,
berbicara saat melakukan 4 kegiatan harian dan sosialisasi
2) DIAGNOSA 2 : HARGA DIRI RENDAH
a) SP 1
1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih
dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yangdapat dilakukan saat ini
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat
ini untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilh (alat dan cara melakukannya)
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per minggu
b) SP 2
1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan masing2
dua kali per hari
c) SP 3
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan
pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan di latih
3. Latih kegiatan ketiga ( alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : tiga kegiatan masing2
dua kali per hari

10
d) SP 4
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan
berikan pujian
2. Bantu pasien untuk memilih kegiatan ke empat yang akan dilatih
3. Latih kegiatan ke empat (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : empat kegiatan masing2
dua kali per hari.
3) DIAGNOSA : Resiko Bunuh Diri
a) SP1
1. Identifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri : isyarat, ancaman,
percobaan (jika percobaan segera rujuk)
2. Identifikasi tanda-tanda bahaya mengankannya (lingkungan aman
untuk pasien)
3. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar
aspek positif diri sendiri, latihan afirmasi / berpikir aspek positif yang
dimiliki
4. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif 5 kali perhari
b) SP2
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri, berikan pujian,
kaji ulang resiko bunuh diri
2. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri : buat daftar
aspek positif keluarga dan lingkungan, latih afirmasi/berfikir aspek
positif keluarga dan lingkungan
3. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang dir, keluarga
dan lingkungan
c) SP3
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri, keluarga dan
lingkungan. berikan pujian, kaji ulang resiko bunuh diri
2. Diskusikan harapan dan masa depan
3. Diskusikan cara mencapai harapan dan masa depan

11
4. Latih cara mencapai harapan dan masa depan secara bertahap (setahap
demi setahap)
5. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang diri, keluarga,
lingkungan dan tahapan yang dipilih
d) SP4
1. Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri, keluarga dan
lingkungan serta kegiatan yang dipilih. berikan pujian
2. Latih tahap kedua kegiatan mencapai masa depan
3. Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif tentang diri, keluarga,
lingkungan dan tahapan yang dipilih untuk persiapan masa depan

12
BAB II
STRATEGI PELAKSANAAN
Pertemuan ke I (satu)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien mengatakan malu dan tidak berguna
b. Klien mengatakan ekspresi wajah malu
c. Klien mengatakan “tidak bisa”ketika diminta melakukan sesuatu
d. Klien tampak kurang bergairah
e. Klien selalu mengungkapkan kekurangannya dari pada kelebihannya.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
a. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat
daftar kegiatan)
b. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan): buat daftar kegiatan yangdapat dilakukan saat ini
c. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk
dilatih
d. Latih kegiatan yang dipilh (alat dan cara melakukannya)
e. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per minggu

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


ORIENTASI
1. Salam Terapeutik
Selamat pagi Bu, saya Sri maya, Ibu bisa panggil saya suster sri”. ”Nama
ibu siapa?”. “........” “Ibu lebih senang dipanggil siapa?”“o o o ibu
siti”. “saya akan menemani ibu selama 2 minggu, jadi kalau ada yang
mengganggu pikiran ibu bisa bilang ke saya, siapa tahu saya bisa bantu”
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan ibu saat ini? ......... o o o begitu”“Coba ceritakan pada
saya, apa yang dirasakan dirumah, hinggadibawah ke RSJ”
3. Kontrak
a. Topik
“ Maukah ibu bsiti bercakap – cakap dengan kemampuan yang dimiliki
serta hobi yang sering dilakukan dirumah”
b. Tempat
“Ibu Sti lebih suka bercakap – cakap dimana?, o o o ditaman, baiklah”
c. Waktu
“kita mau becakap – cakap berapa lama?, Bagaimana kalau 10 menit
saja”
KERJA
“Kegiatan apa saja yang sering ibu siti lakukan dirumah?”.........
“memasak, mencuci pakaian, bagus itu bu”. “Terus kegiatan apalagi

13
yang ibu lakukan?”. “kalau tidak salah ibu juga senang menyulam ya?”,
wah bagus sekali!“Bagaimana kalau ibu siti menceritakan kelebihan
lain/kemampuan lain yang dimiliki?” kemudian apa lagi.“Bagaimana dengan
keluarga ibu siti, apakah mereka menyenangi apa yang ibu lakukan selama
ini, atau apakah mereka sering mengejek hasil kerja ibu?”
TERMINASI
1. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan ibu siti selama kita bercakap – cakap?”,
“Senang terima kasih”
2. Evaluasi Obyektif
“Tolong ibu siti ceritakan kembali kemampuan dan kegiatan yang sering
ibu lakukan? ........ Bagus”, “terus bagaimana tanggapan keluarga ibu
terhadap kemampuan dan kegiatan yang ibu lakukan?”.
3. Rencana Tindak Lanjut
“baiklah Bu siti, nanti ibu ingat ingat ya, kemampuan ibu yang lain dan
belum sempat ibu ceritakan kepada saya?”, “besok bisa kita bicara
lagi”.
4. Kontrak
a. Topik
“Bagaimana kalau besok kita bicarakan kembali kegiatan /kemampuan
yang dapat ibu siti lakukan di rumah dan di RSJ”
b. Tempat
“Tempatnya mau dimana Bu? ”
c. Waktu
“bagaimana kalau kita bertemu jam 08.00 ya bu”
“setuju” “sampai bertemu lagi besok ya bu siti”

14
Pertemuan ke II (dua)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien telah terbina hubungan saling percaya dengan perawat
b. Klien telah mengetahui/dapt mengenal beberapa kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
a. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
b. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
c. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan masing2 dua kali
per hari
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi Bu Siti”, “Masih ingat saya?” “................ Bagus!”
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Ibu Siti sekarang?”“................ O ............. ya
bagaimana, apakah ada kemampuan lain yang belum ibu siti ceritakan
kemarin”
3. Kontrak
a. Topik
“Apakah ibu siti masih ingat apa yang akan kita bicarakan
sekarang?”. “ya............ bagus”
b. Tempat
“Kalau tidak salah, kemrin kita sudah sepakat akan bercakap –cakap di
taman benar kan?”
c. Waktu
“Kita akan bercakap – cakap selama 15 menit, atau mungkin bu siti ingin
bercakap – cakap lebih lama lagi?”
KERJA
“Kegiatan apa saja yang sering ibu siti lakukan dirumah?”.........
“memasak, mencuci pakaian, bagus itu bu”. “Terus kegiatan apalagi
yang ibu lakukan?”. “kalau tidak salah ibu juga senang menyulam ya?”,
wah bagus sekali!“Bagaimana kalau ibu siti menceritakan kelebihan
lain/kemampuan lain yang dimiliki?” kemudian apa lagi.“Bagaimana dengan
keluarga ibu siti, apakah mereka menyenangi apa yang ibu lakukan selama
ini, atau apakah mereka sering mengejek hasil kerja ibu?”

15
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu siti setelah berhasil membuat jadwal
kegiatan yang dapat dilakukan di rumah sakit”
2. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu bacakan kembali jadwal kegiatan yang telah dibuat tadi!”.
“Bagus”
3. Rencana Tindak Lanjut
“Ibu siti mau kan melaksanakan jadwal kegiatan yang telah ibu buat
tadi!”“.........nah nanti kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan bersama–
sama dengan teman–teman yang lain ya!”. “Bagaimana kalau nanti
siang?”
4. Kontrak
a. Topik
“Baiklah besok kita bertemu lagi, bagaimana kalau kita bercakap –
cakap tentang kegiatan yang dapat dilakukan di rumah”. “Bagaimana
menurut ibu siti?”. “Setuju”
b. Tempat
“Ibu ingin bercakapn – cakap dimana besok?”, “......... oooo di taman,
baiklah.”
c. Waktu
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap 10 menit?”

16
Pertemuan ke III (tiga)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
a. Klien telah mampu mengenal menyusun jadwal kegiatan yang dapat
dilakukan di rumah sakit
b. Klien telah berhasil melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwalyang
telah dibuat
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3. Tujuan Khusus
a. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
b. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan di latih
c. Latih kegiatan ketiga ( alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : tiga kegiatan masing2 dua
kali per hari

B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)


ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi,ibu siti sedang apa?”
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Ibu Siti sekarang?”“Apakah ibu siti sudah
melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwalyang telah dinuat
kemarin?”. “Bagus ibu sudah dapat membantu membersihkan
lingkungan”“Coba saya lihat jadwal kegiatannya, wah hebat sekali,
sudah diberi tanda semua!”, “Nanti dikerjakan lagi ya bu!”
3. Kontrak
a. Topik
“Nah bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang kegiatan yang dapat
dilakukan di rumah?”.
b. Tempat
“Kalau tidak salah, kemrin kita sudah sepakat akan bercakap-cakap di
taman benar kan?”
c. Waktu
“Mau berapalama?, Bagaimana kalau 15 menit lagi”
KERJA
“Kemarin ibu telah membuat jadwal kegiatan di rumah sakit, sekarang kita
buat jadwal kegiatan dirumah ya!. Ini kertas dan bolpointnya, jangan
khawatir nanti saya bantu, kalau kesulitan, Bagaimana kalau kita
mulai? ”“Ibu mulai dari jam 05.00 WIB?.............. ya, tidak apa-apa,
bangun tidur......... terus ya sholat shubuh, terus masak (samapi jam
20.00 WIB), bagus tapi jangan lupa minum obatnya, ya Bu!”

17
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu siti setelah dapat membuat jadwal kegiatan
di rumah”
2. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan lagi susunan kegiatan dalam sehari yang dapat
dilakukan di rumah”
3. Rencana Tindak Lanjut
“Besok kalau sudah dijemput oleh keluarga dalam sehari apa yang dapat
dilakukan di rumah?”
4. Kontrak
a. Topik
“Nah, bagaimana besok kita bercakap–cakap tentang perlunya
dukungan keluarga terhadap kesembuhan Bu Siti”
b. Tempat
“Bagaimana kalau kita bercakap – cakap di teras, setuju!, atau
mungkin ibu ingin di tempat lain?”
c. Waktu
“Kita mau bercakap –cakap berapa lama, bagaimana kalau 10
menit?”

18
Pertemuan ke IV (empat)

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi
Klien telah mampu menyusun kegiatan yang sesuai kemampuan yang
dapat dilakukan di rumah.
2. Diagnosa Keperawatan
Risiko isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
3. Tujuan Khusus
a. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan
pujian
b. Bantu pasien untuk memilih kegiatan ke empat yang akan dilatih
c. Latih kegiatan ke empat (alat dan cara)
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : empat kegiatan masing2 dua
kali per hari
B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
ORIENTASI
1. Salam terapeutik
“Selamat pagi, Bu!”
2. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasan Ibu Siti hari ini, baik baik saja?”. “Syukurlah”“Masih
ibu simpan jadwal kegiatan yang telah dibuat kemarin?”
3. Kontrak
a. Topik
“Hari ini kita akan bercakap – cakap tentang sistem pendukung
yang dapat membantu ibu siti di rumah?”.
b. Tempat
“Sesuai kesepakatan kemarin kita bercakap – cakap di teras
ya?”
c. Waktu
“Kita bercakap – cakap berapa lama?”. “10 menit saja ya
boleh!”

KERJA
“Apakah ibu tahu artinya sistem pendukung?”.“Baiklah akan saya
jelaskan, sistem pendukung adalah hal-hal yang dapat membantu di
rumah dalam mencapai kesembuhan nantinya, misalnya: dana,
keluarga, teman/tetangga yang mau menerima, kegiatan bersama, dan
tempat yang dapat dikunjungi saat obat habis”“Ibu di rumah tinggal
dengan siapa? ..... terus siapa lagi?”“Apakah mereka sayang dan
memperhatikan kesehatan ibu siti?”“Siapa selama ini yang
mengingatkan ibu minum obat dan mengantarkan control/periksa ke
dokter?”. “wah bagus! Terus selama ini yang mencari nafkah dan
mencari biaya pengobatan unutk ibu siapa?”“Apakah punya teman atau
tetangga yang dekat dengan ibu siti?”“Kegiatan apa saja yang ada di

19
lingkungan ibu siti?”. “Oooo pengajian..... Bagus itu, kalau kelompok
ibu-ibu arisan ada tidak bu, oo begitu!”. “selama ini bu siti sudah
berobat kemana saja, apakah ada rumah sakit yang paling dekat dengan
rumah ibu?”
TERMINASI
1. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaannya setelah bercakap – cakap tentang sistem
pendukung yang ibu siti miliki?”
2. Evaluasi Obyektif
“Coba ibu sebutkan kembali sistem pendukung yang ibu miliki
dirumah, satu persatu ya!”
3. Rencana Tindak Lanjut
“Besok kalau sudah pulang, harus mendengarkan nasihat keluarga ya Bu!
Jangan lupa kalau obat hampir habis cepat datangi rumah sakit!”
4. Kontrak
a. Topik
“Bagaimana besok kita bercakap – cakap lagi, tentang
obatobatan yang ibu siti minum setiap hari”
b. Tempat
“Sebaiknya kita bercakap – cakap di mana bu?”, “ di warung
makan, o.... bisa!”
c. Waktu
“Mau berapa lama bu?”, “15 menit, boleh sampai ketemu lagi
bu!”

20

Anda mungkin juga menyukai