Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang
bergabung karena hubungan darah perkawinan atau pengangkatan,
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lainserta
masing masing berperan dalam menciptakan dan mempertahankan
suatu kebudayaan menurut burgess (1963). Berinteraksi
berkomunikasi satu dengan yang lainnya dalam peran-peran social
keluarga seperti suami istri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan
perempuan, serta saudara dan saudari yang sama-sama
menggunakan kultur yang sama yaitu kultur yang di ambil dari
masyarakat dengan berbagai ciri unik.
Keluarga sebagai unit pelayanan perawatan, sebab keluarga
sebagai unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat. Keluarga sebagai kelompok
dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan, atau memperbaiki
masalah-masalah kesehatan dalam kelompokknya sendiri. Masalah
dalam keluarga saling berkaitan, penyakit yang di derita salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi keluarga tersebut, karena
keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk
berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat. Perawat dapat
menjangkau masyarakat hanya melalui keluarga, dalam memelihara
klien sebagai indvidu, keluarga tetap berperan dalam mengambil
keputusan dalam pemeliharaannya
B. Rumusan masalah
1. apa itu analisa keperawatan keluarga?
2. Apa saja diagnosa keperawatan keluarga?
3. Bagaimana tipologi diagnose keperawatan keluarga?
4. Apa saja penilaian skoring diagnosa keperawatan?

1
5. Bagaimana indicator hasil asuhan keperawatan keluarga?
6. Apau saja rencana tindakan yang akan dilakukan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui analisa keperawatan keluarga.
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan keluarga.
3. Untuk mengetahui tipologi diagnose keperawatan keluarga.
4. Untuk mengetahui penilaian skoring diagnosa keperawatan.
5. Untuk mengetahui indicator hasil asuhan keperawatan
keluarga.
6. Untuk mengetahui rencana tindakan yang akan dilakukan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Analisis data keperawatan keluarga


Kegiatan yang dilakukan :
1. Menetapkan masalah kesehatan keluarga.
2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang akan dipecahkan, dengan
mempertimbangkan :
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah dapat diatasi
c. Potensi pencegahannya
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
3. Menetapkan diagnosis keperawatan
Di dalam menganalisis data, terdapat 3 norma yang perlu
diperhatikan dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :
a. Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga,
meliputi :
1) Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari
anggota keluarga
2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota
keluarga
3) Keadaan gizi anggota keluarga
4) Status imunisasi anggota keluarga
5) Kehamilan dan keluarga berencana (kb)

b. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :


1) Rumah : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi,
luas rumah dibandingkan dengan jumlah anggota
keluarga, dsb
2) Sumber air minum

3
3) Jammban keluarga
4) Tempat pembuangan air limbah
5) Pemanfaatan pekarangan yang ada, dsb.
c. Karakteristik keluarga :
1) Sifat-sifat keluarga
2) Dinamika dalam keluarga
3) Komunikasi dalam keluarga
4) Interaksi antar anggota keluarga
5) Kesanggupan keluarga dalam membawa
perkembangan anggota keluarga
6) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.

Dimana keadaan sehat atau perubahan pola interaksi


potensial/actual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat
menyusun intervensi-intervensi definitive untuk mempertahankan status
kesehatan atau untuk mencegah perubahan.

Diagnosis keperawatan keluarga dirumusakan berdasarkan data


yang didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan
meliputi problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda
yang selanjutnya dikenal dengan pes.

1. Problem atau masalah (p)


Caranya sama seperti pada kasus individu, kelompokan data yang
relavan, sehingga didapatkan beberapa kelompok data yang akan dapat
digunakan untuk menentukan kesenjangan kesehatan yang dialami oleh
sasaran dengan cara membandingkan gambaran kondisi klien dengan
keadaan normal.
Kebutuhan dasar manusia menurut maslow dapat dipakai sebagai
salah satu acuan. Data dapat dikelompokan antara lain dalam aspek
biologis atau fisik, psikologis. Data yang telah dikelompokan
sebelumnya, harus dibandingkan dengan ukuran atau standart yang

4
disepakati atau yang dinyatakan sevagai ukuran normal. Penyimpangan
atau kesengajaan yang didapatkan dinyatakan sebagai masalah
(problem).
2. Etiologi atau penyebab (e)
Untuk menetapkan etiologi, perlu dilakukan analisis guna mencari
penyebab terjadinya masalah. Ketepatan dan keberhasilan menentukan
penyebab masalah sangat tergantung pada kemampuan perawat dalam
melakukan analisis masalah yang dilandasi dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dasar: biologi, fisiologi, psikologi, sosial budaya serta ilmu
keperawatan.
3. Sign atau tanda (s)
Sign dan symtom menggambarkan tanda atau gejala yang
ditampilkan sebagai respon klien terhadap masalah atau akibat yang
timbul. Respon klien dapat tampil secara objektif maupun subjektif.

B. Tipologi diagnosa keperawatan keluarga


1. Diagnosis aktual (terjadi devisit atau gangguan kesehatan)dari hasil
pengkajian di dapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan
kesehatan, dimana masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga
memerlukan bantuan untuk segera ditangani dengan cepat. Pada
diagnosis keperawatan aktual, faktor yang berhubungan merupakan
etiologi, atau faktor penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahan
status kesehatan. Sedangkan faktor tersebut dapat dikelompokan
kedalam empat kategori, yaitu :
a. Patofisiologi (biologi atau psikologi)
b. Tindakan yang berhubungan.
c. Situasional (lingkungan, personal)
d. Maturasional.

Secara umum faktor – faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis
keperawatan keluaraga adalah adanya :

5
a. Ketidaktauan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan
persepsi)
b. Ketidakmauan (sikap dan motivasi)
c. Ketidakmampuan ( kurangnya keterampilan terhadap suatu prosedur
atau tindakan, kurangnya sumber daya keluarga, baik finansial,
fasilitas, sistem pendukung, lingkungan fisik, dan psikologis).
2. Diagnosis risiko tinggi (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan, tapi
tanda tersebut dapat menjadi masalah aktual apabila tidak segera
mendapatkan bantuan pemecahan dari tim kesehatan atau keperawatan.
Faktor-faktor resiko untuk diagnosis resiko dan resiko tinggi
memperlihatkan keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien
atau kelompok. Faktor ini membedakan klien atau kelompok resiko
tinggi dari yang lainnya pada populasi yang sama mempunyai resiko.
3. Diagnosis finansial (keadaan sejahtera atau wellness)
Suatu keadaan jika keluarga dalam keadaan sejahtera, kesehatan
keluarga dapat di tingkatkan. Diagnosis keperawatan sejahtera tidak
mencakup faktor-faktor yang berhubungan. Perawat dapat
memperkirakan kemampuan atau potensi keluarga dapat ditingkatkan
kearah yang lebih baik. Daftar diagnosis keperawatan keluarga
berdasarkan nanda 1995 adalah sebagai berikut:
a. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan.
1) Kerusakana pe natalaksanaan pemeliharaan rumah (hygine
lingkungan).
2) Resiko terhadap cidera.
3) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit).
b. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikas.
Komunikasi keluarga disfungsional.
c. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah struktur peran.
1) Berduka dan antisipasi.
2) Berduka disfungsional

6
3) Isolasi sosial
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orng yang
sakit terhadap keluarga.
5) Potensial peningkatan menjadi orang tua
6) Perubahan menjadi orang tua
7) Perubahan penampilan peran
8) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
9) Gangguan citra tubuh
d. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif.
1) Perubahan proses keluarga.
2) Perubahan menjadi orangtua
3) Potensial peningkatan menjadi orangtua.
4) Berduka yang diantisipasi.
5) Koping keluarga tidak efektif, menurun.
6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan.
7) Risiko terhadap tindakan kekerasan.
e. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial.
1) Perubahan proses keluarga.
2) Perilaku mencari bantuan kesehatan.
3) Konflik peran orangtua.
4) Potensial peningkatan menjadi orangtua.
5) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan.
6) Perubahan pemeliharaan kesehatan.
7) Kurang pengetahuan.
8) Isolasi sosial.
9) Kerusakan interaksi sosial.
10) Risiko terhadap tindakan kekerasan.
11) Ketidakpatuhan.
12) Gangguan identitas diri.

7
f. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan.
1) Perubahan pemeliharaan kesehatan.
2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan.
3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan.
g. Diagnosis keperawatan keluarga pada masalah koping.
1) Potensial peningkatan koping keluarga.
2) Koping keluarga tidak efektif, menurun
3) Risiko terhadap tindakan kekerasan

C. Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan


Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih
dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh
bailon & maglaya (1978).
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
1. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
2. Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dkalikan dengan
bobot
skor yang diperoleh
Skor tertinggi

3. Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah
bobot, yaitu 5).
No Kriteria Skor Bobot
Sifat masalah 1
 Tidak/ kurang sehat 3
 Ancaman kesehatan 2
 Krisis atau keadaan 1
sejahtera
Kemungkinan masalah 2
dapat diubah

8
 Dengan mudah 2
 Hanya sebagian 1
 Tidak dapat 0
Potensial masalah unruk 1
dicegah
 Tinggi 3
 Cukup 2
 Rendah 1

Menonjolnya masalah 1
 Masalah berat, 2
harus segera di
tangani 1
 Ada masalah, tetapi
tidak perlu segera di
tangani 1
 Masalah tidak
dirasakan

Empat kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah:


1. Sifat masalah
Sifat masalah kesehatan dapat di kelompokan kedalam tidak atau kurang
sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut
memerlukan tindakan yang segera dan biaasanya masalahnya dirasakan
ataun disadari oleh keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah
jika ada tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu di perhatikan
dalam menentukan skor kemungkinan masalah yang dapat di perbaiki
adalah:

9
a. Pengetahuan dan teknologi serta tindakan yang dapat dilakukan
untuk menangani masalah.
b. Sumber-sumber yang ada pada keluarga, baik dalam bentuk
fisik, keuangan, atau tenaga.
c. Sumber-sumber dari keperawatan, misalnya dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan waktu.
d. Sumber-sumber di masyarakat misalnya dalam bentuk fasilitas
kesehatan, organisasi masyarakat, dan dukungan sosial
masyarakat.
3. Potensi masalah jika dicegah
Menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dapat
dikurangi atau dicegah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menentukan skor kriteria potensi masalah ,bisa dicegah adalah sebagai
berikut:
a. Kepelikan dari masalah, berkaitan dengan beratnya penyakit
atau masalah, prognosis penyakit atau kemungkinan mengubah
masalah.
b. Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu
terjadinya masalah tersebut. Biasanya lamanya masalah
mempunyai dukungan langsung dengan potensi masalah bila
dicegah.
c. Adanya kelompok resiko tinggi atau kelompok yang peka atau
rawan adanya kelompok tersebut pada keluarga akan menambah
potensi masalah bila dicegah.

4. Menonjolnya masalah
Merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah mengenai
beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk di atasi.
D. Indikator hasil asuhan keperawatan keluarga

10
Kriteria adalah gambaran tentang faktor yang dapat memberi petunjuk
tujuan tecapai, boasanya terdiri dari tiga aspek. Yaitu pengetahuan,
keterampilan/perilaku dan keterampilan.

Format pengkajian keperawatan keluarga

1. Identitas umum

a. Identitas kepala keluarga


Nama :djamilu usman pendidikan :spg
Umur :76 pekerjaa : pensiunan
Agama :islam alamat :mongolato,dusun 4
Suku :indonesian no. Telp :

b. Komposisi keluarga
No Nama L/p Umur Hub.keluarga Pekerjaan Pendidikan
1. Ny du P 76 Kk Pensiunan Spg
2. Tn sn L 39 Anak mantu Honor Sma
3.
4. Ny mh P 40 Anak Irt Sma
5.
6. An fn L 11 Cucu Siswa
7.
An fn P 8 Cucu Siswa

c. Genogram

11
X X X x

x x X x x

Keterangan

= laki laki =
meninggal

= perempuan =
tinggal rumah

= orang tua

= anak

X = meninggal

12
d. Tipe keluarga :
1) Jenis tipe keluarga :estendet family
2) Masalah yang terjadi dengan tipe keluarga :keluarga klien
mempunyai masalah yaitu prilaku hidup tidak sehat dilihata
dari ny du adalah perokok aktif
e. Suku bangsa
1) Asal suku bangsa :gorontalo
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :klien tidak percaya
pada dukun yang berada di kampungnya
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : klien
beragama islam dan klien mempercayai penyakitnya dari allah dan
yang akan menyembuhakn adalah allah lewat petugas kesehatan
g. Status sosial ekonomi keluarga
1) Anggota keluarga yang mencari nafkah : ny du dengan tn sn
2) Pengahsilan: >4000.000.00
3) Upaya lain :tidak ada usaha sampingan
4) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :klien
mempunyai tv ,kulkas,sofa dua stel dan kursi teras
5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan >3500.000.00 tetapi
sabagian besar uang dari ny du hanya habis untuk membeli rokok
h. aktivitas reaksi keluarga :klien takut melakukan rekreasi karena
takut nyeri sendi kambuh pada saat rekreasi dan klien juga tidak
melakukan olahraga

I. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak
tertua):tahap perkembangan keluaraga sudah dewasa karena anak
pertamnya sudah menikah dan sudah mempunyai cucu
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
tidak ada tahap kelurga yang belum terpenuhi dalam keluarga
c. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

13
1) Riwayat kesehatan saat ini : ny du mengatakan sering kram kram
ujung jari kaki dan klien megeluhkan sakit persndian klien juga
sering bertanya tanya tentang penyakit diabetes melitus karena
keluarganya meningal karena diabetes seadangkan anggota
keluarga lainnya tidak ada masalah kesehatan
2) Riwayat penyakit keturunan : klien mengatakan klien
mempunyai riwayat diabetes melitus karena kluarganya semua
mendapat penyakit tersebut

Iminisasi Tindakan
Keadaan Masalah
No Nama Umur Bb (bcg/polio/ yg telah
Kesehatan keluarga
Dpt/hb/campak) dilakukan
1. Ny du 76 Sakit Bcg Tdk ada
2.
3. Tn sn 39 Sehat Lengkap Tdk ada
4. Ny mh 40 Sehat Lengkap Tdk ada
5.
6. An fn 11 Sehat Lengkap Tdk ada
7. An fn 8 Sehat Lengkap Tdk ada

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : klien sering


berkunjung di puskesmas klien juga klau sakit berkunjung pada mantri
e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :klien mngatakan perna d rawat
d rumah sakit berumur 18 tahun karena sakit ulu hati
2. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
1) Luas rumah :7x6
2) Tipe rumah :permanen
3) Kepemilikan :pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan :3
5) Ventilasi/jendela :ventilasi 20 ,jendela 16, pintu 4

14
6) Pemanfaatan ruangan :ruangan di manfaatkan pada tempatnya
seperti ruamg tamu untuk tamu dan ruang kluarga untuk keluarga
dan tampak ruangan rumah bersempitan kursi satu sama lain
7) Septic tank : ada/tidak :klien mengtakan rumah klien mempunyai 2
sepitenk dan jaraknya 10 meter dari sumber air bersih
8) Sumber air minum :sumur suntik
9) Kamar mandi/wc :klien mempunyai wc
10) Sampah : sampahnya di bakar
11) Kebersihan lingkungan :lingkungan bersih dan nyaman

b. Karakteristik tetangga dan komunitas rw


1) Kebiasaan :keluarga tersebut selalu berbagi dengan tetanga tetapi
tidak saling bertemu
2) Aturan/kesepakatan :ny du mengikuti arisan dengan tetanggannya
karena sakit ny du belum bisa datang di arisan tersebut
c. Mobilitas geografis keluarga :ruma keluarga tersebut tidak jauh dari
perkotaan jika barang sehari hari habis dapat di jangkau mngunakan
roda dua maupun roda empat dan klien tidak berpindah pindah tempat
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :ny du biasanya
mengikuti yasinan tetapi karena sudah terkena sakit jadi ny du belum
mngikuti yasinan ny du mengtakan ingin melakukan yasinan sperti dulu
e. Sistem pendukung keluarga :ny du jika sakit selalu berkunjung di
puskesmas atau pada mantri dan dokter dan memaki kartu jaminan
ksehatan yaitu askes
3. Struktur keluarga
a. Pola/cara komunikasi keluarga :pola komunikasi yang digunakan adalah
terbuka dilihat dari mahasiswa melakukan pengkajian
b. struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga) :ny du
perannya menjadi kepala keluarga dan mndapatkan pensiunannya
sebesar 3000.000.00

15
Tn sn menjandi mencarai tambahan penghasilan bekerja di pu sebagai
honorer
Ny mh menjadi irt an fn mnjadi anak dan an fn mnjadi adik dari an fn
c. Nilai dan norma keluarga: dalam budaya gorontalo laki-laki menjadi
tulang pungung keluarga jadi tn sn menjadi tulang pungung keluarga

4. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif :keluarga ny du mengatakan berusaha memelihara
keharmonisan antar anggota keluarga, saling menyayangi ,dan
menghormati ,keluarga ny du sangat harmonis ,rukun dan tentram
apabila ada anggota keluarga yang sakit maka keluarga yang lain
berusaha membantu
b. Fungsi sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga :dalam keluarga ini terlihat rukun
karena mereka selalu bercanda bersama
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga :terdapat interksi yang baik
dimana tn sn mendidik anak-anaknya dengan cukup baik
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :ny
du
4) Kegiatan keluarga waktu senggang :kegiatan mereka hanya nonton
tv sambil bercanda bersama
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial :klau ada rema muda membuat
acara dan meminta sumbangan mereka selalu memberi sumbangan
c. Fungsi perawatan kesehatan : ny sm sering menanyakan bagaimana
mengatasi penyakit dm
d. Fungsi reproduksi
Jumlah anak ada dua klien laki laki dan perempuan klien mengunkan kb
suntik tetapi sekarang klien sudah tidak mendapatkan haid lagi
e. Fungsi ekonomi
Kebutuhan keluarga semua sudah terpenuhi akan tetapi ny du sangat
mengiginkan naik haji

16
5. Stres dan koping keluarga
a. Stressor yang dimiliki : yang di pikir keluarga dapat menyembuhkan ny
du dan menhilangkan ny du terhadap rokok
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor: keluarga ny du
memecahkan masalah lewat musyawarah

6. Harapan keluarga
a. Terhadap masalah kesehatannya : keluaga berharap ny du dapat sehat
dan berhenti merokok
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : keluarga mengatkan petugas
kesehatan kalau merawat pasien lansia dapat pergi ke ruma pasien
tersebut
E. Rencana tindakan yang akan dilakukan
Langkah-langkah mengembangkan rencana dalam asuhan keperawatan
keluarga :
1. Menentukan sasaran atau goal
Sasaran merupakan tujuan akhir yang akan dicapai melalui segala
upaya. Prinsip yang paling penting adalah bahwa sasaran harus
ditentukan bersama keluarga. Jika keluarga mengerti dan menerima
sasaran yang telah ditentukan, mereka diharapkan dapat berpartisipasi
secara aktif dalam mencapai sasaran tersebut. Misalnya setelah
dilakukan tindakan keperawatan, keluarga mampu merawat anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.
2. Menentukan tujuan atau objektif
Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih terperinci.
Berisi tentgang hasil yang di harapkan darfi tindakan keperawatan yang
akan dilakukan. Ciri tujuan atau objektif yang baik adsalah spesifik,
dapat diukur dapat dicapai,realistis dan ada batasan waktu. Misalnya
setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan anggota keluarga
yang sakit hipertensi mengerti tentang cara pencegahan, pengobatan
hipertensi, dan tekanan darah 120/80 mmhg.

17
3. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Tindakan keperawatan yang dipilih sangat bergantung pada sifat
masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan masalah.
Dalam perawatan kesehatan keluarga tindakan keperawatan yang akan
dilakukan ditunjukan untuk mengurangi atau menghilangkan sebab-
seba yang mengakibatkan timbulnya ketidak sanggupan keluarga
dalam melaksanakan tugas-tugass kesehatan
4. Menentukan kriteria dan standar kriteria
Kriteria merupakan tanda atau indikator yang di gunakan untuk
mengukur pencapaian tujuan, sedangkan standar menunjukan tringkat
penampilan yang di inginkan juntuk menmbandingkan bahwa perilaku
yang menjadi tujuan tindakan keperawatan telah tercapai. Pernyataan
tujuan yang tepat akan menentukan ,kejelasan kriteria dan standar
evaluasi.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

18
Jadi kesimpulannya Dimana keadaan sehat atau perubahan pola
interaksi potensial/actual dari individu atau kelompok dimana perawat dapat
menyusun intervensi-intervensi definitive untuk mempertahankan status
kesehatan atau untuk mencegah perubahan.
Diagnosis keperawatan keluarga dirumusakan berdasarkan data
yang didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan
meliputi problem atau masalah, etiologi atau penyebab, dan sign atau tanda
yang selanjutnya dikenal dengan pes.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawsan bagi pembaca
dan semoga di makalah yang akan datang bisa lebih baik lagi kedepannya.

Daftar Pustaka

19

Anda mungkin juga menyukai