Menjadi tatanan kehidupan (aturan) yang berasal dari Tuhan dimana hal tersebut
nantinya mampu membimbing manusia menjadi seseorang yang berakal dan
berusaha mencari kebahagiaan hidup, di dunia ataupun di akhirat.
Memberikan pengajaran kepada para penganutnya agar dapat mengatur hidupnya.
Guna memperoleh kebahagiaan untuk dirinya sendiri ataupun untuk masyarakat.
Sebuah pembuka jalan untuk bertemu dengan Sang Pencipta Manusia yaitu Tuhan
Yang Maha Esa ketika manusia mati kelak.
Abu Ishag al Shatibi merumuskan lima tujuan hukum Islam, yaitu memelihara agama, jiwa,
akal, keturunan, dan harta.
Pemeliharaan Agama
Agama merupakan pedoman hidup manusia yang memiliki komponen akidah, Sariah,
dan akhlak. Maka, Islam wajib melindungi agama yang dianut seseorang dan menjamin
kemerdekaan setiap orang untuk beribadat menurut keyakinannya.
Pemeliharaan Jiwa
Hukum Islam wajib memelihara hak manusia untuk hidup dan mempertahankan
kehidupannya. Hukum Islam melarang pembunuhan
Pemeliharaan Akal
Dengan menggunakan akalnya manusia akan dapat berpikir tentang Allah, alam
semesta, dan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, hukum Islam melarang meminum setiap
minuman yang memabukkan yang disebut dengan istilah khamar (Q.S : Al-Maidah ayat
90) dan menghukum setiap perbuatan yang dapat merusak akal manusia.
Pemeliharaan Keturunan
Agar kemurnian darah dapat dijaga dan kelanjutan umat manusia dalam diteruskan,
tercermin dalam hubungan darah yang menjadi syarat untuk dapat saling mewaris.
(Q.S. An-Nisa ayat 11)
Larangan perkawinan Q.S. 4:23
Larangan berzinah Q.S. 17:32
Pemeliharaan Harta
Harta adalah pemberian Tuhan kepada manusia, agar manusia dapat mempertahankan
hidup dan melangsungkan kehidupannya. Oleh karena itu, hukum Islam melindungi
hak manusia untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal dan sah.
Contohnya :
Penipuan (QS 4:29)
Penggelapan (QS 4:58)
Perampasan (QS 35:33)
Pencurian (QS 5:38)