Anda di halaman 1dari 7

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Ilmiah Kepaniteraan Klinik FK UMS


CASE REPORT
Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Judul : Wanita 55 Tahun Dengan Fixed Drug Eruption


Penyusun : Fathan Sulistyo Widodo, S.Ked / J510195114
Pembimbing : dr. Rully Setiya Agus Dimawan, Sp. KK

Ponorogo, 21 Februari 2020


Penyusun,

Fathan Sulistyo Widodo, S.Ked

Menyetujui,
Pembimbing

dr. Rully Setiya Agus Dimawan, Sp. KK

Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran UMS

Dr. Iin Novita N.M, M.Sc, Sp.PD


WANITA 55 TAHUN DENGAN FIXED DRUG ERUPTION

Fathan Sulistyo Widodo1, Rully Setiya Agus Dimawan2


1
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Dokter Spesialis Dermatovenerologi RSUD Dr. Hardjono S. Ponorogo

ABSTRAK
Fixed drug eruption (FDE) merupakan salah satu erupsi kulit yang sering
dijumpai. Kelainan ini umumnya berupa eritema dan vesikel berbentuk bulat atau
lonjong. Kemudian meninggalkan bercak hiperpigmentasi yang lama. Fixed drug
eruption (FDE) merupakan salah satu bentuk erupsi kulit karena obat yang unik.
FDE ditandai oleh makula hiperpigmentasi dan kadang-kadang bula diatasnya,
yang dapat muncul kembali ditempat yang sama bila minum obat yang sama.
Seorang wanita berusia 55 tahun datang ke Poli Kulit dengan keluhan muncul
bercak hitam di bawah leher sejak ± 6 bulan yang lalu, kemudian muncul bercak
hitam dengan keluhan yang sama di tangan kanan ± 3 bulan yang lalu. Kemudian
muncul bercak kemerahan dan makin lama menjadi hitam. Pasien mengaku
konsumsi rutin obat captopril dan allopurinol sejak 1 tahun yang lalu. Pada status
dermatologis regio thorax didapatkan efloresensi makula hiperpigmentasi batas
tegas, regio antebrachii dextra didapatkan efloresensi makula hiperpigmentasi,
batas tegas, bentuk anular, regio digiti III manus dextra didapatkan efloresensi
makula hiperpigmentasi, batas tegas, bentuk anular. Diagnosis pada pasien ini
adalah erupsi obat tipe fixed drug eruption et causa suspek captopril dan allopurinol.
Penatalaksanaan medikamentosa pada pasien ini yaitu pemberian Dexamethasone
0,5 mg tablet (2 – 2 – 2) 3 hari pertama, (2 – 2 – 0) 3 hari kedua, (2 – 0 – 0) 3 hari
ketiga dan Cetirizin 1x1 (malam hari). Pasien Fixed Drug Eruption dapat sembuh
dengan menghentikan obat yang diduga sebagai alergen, serta diberikan anti
inflamasi kortikosteroid, meskipun lesi warnanya memudar, tetapi tidak hilang dan
menetap.
Kata kunci : erupsi kulit, fixed drug eruption, hiperpigmentasi
Pedahuluan bulan. Kajian oleh Noegrohowati
Erupsi obat dapat terjadi akibat dalam Partogi5 mendapatkan FDE
efek samping pemakaian obat. Erupsi (63%), sebagai manifestasi klinis
obat dapat terjadi dari erupsi ringan erupsi alergi obat terbanyak dari 58
sampai erupsi berat yang dapat kasus bayi dan anak, disusul dengan
menyebabkan kematian. Obat makin erupsi eksantematosa (3%) dan
lama makin banyak digunakan oleh urtikaria (12%). Jumlah kasus
masyarakat, sehingga reaksi terhadap bertambah dengan meningkatnya
obat juga meningkat yaitu reaksi usia, hal tersebut mungkin disebabkan
simpang obat (adverse drug pajanan obat yang bertambah.5,8
reaction).1-3 Fixed drug eruption Dua puluh dua persen dari
(FDE) merupakan salah satu erupsi bentuk manifestasi reaksi simpang
kulit yang sering dijumpai. Kelainan obat pada kulit adalah jenis FDE.
ini umumnya berupa eritema dan Banyak obat yang dilaporkan dapat
vesikel berbentuk bulat atau lonjong. menyebabkan FDE, yang paling
Kemudian meninggalkan bercak sering dilaporkan adalah
hiperpigmentasi yang lama.1,4 Fixed phenolpthalein, barbiturate, sulfo-
drug eruption (FDE) merupakan namide, tetrasiklin, antipiretik
salah satu bentuk erupsi kulit karena pyrazolone dan obat anti inflamasi
obat yang unik. FDE ditandai oleh non steroid. Obat-obat yang dapat
makula hiperpigmentasi dan kadang- menyebabkan FDE adalah obat
kadang bula diatasnya, yang dapat antibiotik (tetrasiklin, penisilin,
muncul kembali ditempat yang sama metronidazol, quinolone, dll), obat
bila minum obat yang sama. FDE anti inflamasi non steroid (aspirin,
adalah erupsi alergi obat yang sering ibuprofen dan paracetamol).5,9,10
dicetuskan oleh obat atau bahan Fixed drug eruption merupakan
kimia. Tidak ada faktor etiologi lain sindrom klinis yang ditandai dengan
yang dapat mengeliminasi.5-7 lesi pada kulit dengan batas yang
Sekitar 10% FDE terjadi pada jelas, bentuk oval, soliter, atau
anak dan dewasa, usia paling muda multipel, warna merah sampai coklat.
yang pernah dilaporkan adalah 8 Lesi umumnya muncul 30 menit
sampai 8 jam setelah penggunaan
obat. Ciri khas FDE adalah lesi akan
muncul di tempat yang sama jika
pasien kembali terpapar dengan obat
yang diduga sebagai penyebab FDE.
Munculnya lesi pada kulit juga sering
disertai dengan sensasi rasa seperti
terbakar.2,3,8
Gambar 1. Lesi di leher

Laporan Kasus
Seorang wanita berusia 55
tahun datang ke Poli Kulit dengan
keluhan muncul bercak hitam di
bawah leher sejak ± 6 bulan yang lalu,
kemudian muncul bercak hitam
Gambar 2. Lesi di antebrachii dextra
dengan keluhan yang sama di tangan
kanan ± 3 bulan yang lalu. Pasien
sebelumnya mengeluhkan gatal
setelah jatuh posisi tengkurap di
kandang ayam ± 6 bulan yang lalu.
Kemudian muncul bercak kemerahan
dan makin lama menjadi hitam.
Gambar 3. Lesi di digiti III manus
Pasien memiliki riwayat hipertensi
dextra
(+), asma (-) Pasien mengaku
Dari pemeriksaan fisik,
konsumsi rutin obat captopril dan
keadaan umum tampak baik,
allopurinol sejak 1 tahun yang lalu.
kesadaran compos mentis. Pada status
Pasien mengaku tidak ada riwayat
dermatologis regio thorax didapatkan
alergi obat.
efloresensi makula hiperpigmentasi
batas tegas ukuran 2 x 1 cm, regio
antebrachii dextra didapatkan
efloresensi makula hiperpigmentasi, lesi dan lesi sulit untuk hilang, bila
batas tegas, bentuk anular, ukuran 1 x alergi berulang akan menimbulkan
1 cm, regio digiti III manus dextra kelainan yang sama, pada lokasi yang
didapatkan efloresensi makula sama.
hiperpigmentasi, batas tegas, bentuk
Pembahasan
anular, ukuran 1 x 1 cm. Pada palpasi,
Fixed drug eruption (FDE)
lesi di thorax dan antebrachii dextra
merupakan salah satu bentuk erupsi
teraba rata, sedangkan digiti III
kulit karena obat yang unik. FDE
manus dextra lesi teraba basah. Pada
ditandai oleh makula hiperpigmentasi
pasien ini tidak dilakukan
dan kadang-kadang bula diatasnya,
pemeriksaan penunjang. Dari
yang dapat muncul kembali ditempat
anamnesis dan pemeriksaan fisik,
yang sama bila minum obat yang
diagnosis pada pasien ini adalah
sama. FDE adalah erupsi alergi obat
erupsi obat tipe fixed drug eruption et
yang sering dicetuskan oleh obat atau
causa suspek captopril dan
bahan kimia. Tidak ada faktor etiologi
allopurinol. Diagnosis banding yaitu
lain yang dapat mengeliminasi.5-7
erisipelas dan combustio.
Banyak obat yang dilaporkan
Penatalaksanaan non
dapat menyebabkan FDE, yang paling
medikamentosa pada pasien ini yaitu
sering dilaporkan adalah
berhenti mengkonsumsi captopril dan
phenolpthalein, barbiturate, sulfo-
allopurinol. Penatalaksanaan medika-
namide, tetrasiklin, antipiretik
mentosa pada pasien ini yaitu
pyrazolone dan obat anti inflamasi
pemberian Dexamethasone 0,5 mg
non steroid. Obat-obat yang dapat
tablet (2 – 2 – 2) 3 hari pertama, (2 –
menyebabkan FDE adalah obat
2 – 0) 3 hari kedua, (2 – 0 – 0) 3 hari
antibiotik (tetrasiklin, penisilin,
ketiga dan Cetirizin 1x1 (malam hari).
metronidazol, quinolone, dll), obat
Pasien dilakukan komunikasi dan
anti inflamasi non steroid (aspirin,
diberikan informasi serta edukasi
ibuprofen dan paracetamol).5,9,10
(KIE) mengenai erupsi obat,
FDE adalah satu-satunya
membawa dan menunjukkan kartu
EOA yang diprovokasi oleh obat atau
alergi tiap berobat, tidak menggaruk
bahan kimia. FDE merupakan EOA
tersering. Gambaran FDE berupa antara keratinosit dan limfosit).
makula erritema atau coklat berbatas Peningkatan ekspresi ICAM-1
tegas dan kadang-kadang bula, menjelaskan migrasi limfosit T ke
dengan predileksi di bagian distal epidermis.9
tubuh (tangan, kaki, genitalia), dapat Lesi FDE akan sembuh secara
pula sentral. Ukuran lesi bervariasi spontan dengan menghindari obat
dari beberapa milimeter hingga penyebab. Pengobatan tambahan
sentimeter. Lesi biasanya tidak gatal, diberikan untuk menghilangkan
tapi dapat memberikan sensasi panas gejala-gejala yang ada, seperti
saat lesi timbul. Dengan pemberian antihistamin dan kortikosteroid
obat inisial, lesi soliter dapat topikal. Tujuan utama pengobatan
terbentuk. Pada pemberian ulang obat adalah untuk mengidentifikasi obat
penyebab, lesi terjadi hanya terjadi penyebab dan menghindarinya.
pada lokasi biasanya. 6 Hipersensitifitas yang diperantarai
Mekanisme terjadinya FDE oleh sel berperan pada FDE dan tes
diduga melalui reaksi tipe III dan IV. oral merupakan metode yang paling
Terdapat peningkatan jumlah limfosit baik untuk mengidentifikasi obat
T helper maupun supresor. Limfosit T penyebab.2,11
helper/sitotoksik epidermis di-
Kesimpulan
temukan dekat dengan keratinosit
Pasien Fixed Drug Eruption
yang nekrotik. Limfosit T yang
dapat sembuh dengan menghentikan
menetap di lesi kulit berperan dalam
obat yang diduga sebagai alergen,
memori imunologis dan menjelaskan
serta diberikan anti inflamasi
rekurensi lesi pada tempat yang sama.
kortikosteroid, meskipun lesi
Ditemukannya keratinosit pada tes
warnanya memudar, tetapi tidak
kulit FDE menunjukkan peningkatan
hilang dan menetap.
ICAM 1 (yang terlibat dalam interaksi
Daftar Pustaka

1. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu penyakit kulit dan kelamin 3th ed. Bagian
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 1999. h. 139-42.
2. Regezi J, Sciubba J, Jordan R. Oral pathology clinical pathological correlations
6th ed. Elsevier: St. Louis Missouri 2012.
3. Vanini A. Hutomo M. Manifestasi Klinis Sindroma DRESS (Drug Reaction
With Eosinophilia and Systemic Symptom). Berkala Ilmu Kesehatan Kulit &
Kelamin 2010;22(1):40- 4.
4. Koan JEHP, Sayago I. Fixed drug eruption. Manado: e-repository Univ Sam
Ratulangi. 2005.
5. Partogi D. Fixed Drug Eruption. Medan: e-repository USU 2009.
6. Shiohara T. Fixed drug eruption: pathogenesis and diagnostic tests. Tokyo: .
2009
7. Hoetznecker W. Nageli M. Adverse cutaneous drug eruptions: current
understanding. Semin Immunopathol. 2016 Jan;38(1):75-86. DOI:
10.1007/s00281-015-0540-2.
8. Susilowati A, Akib AAP, Satari HI. Gambaran klinis fixed drug eruption pada
anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Sari Pediatri 2014;15(5):269-73.
9. Mariana Crano, Margarida, Goncalos. Fixed Drug Eruption to Cetirizine with
Positive Lesional Patch Tests To The Three Piperazine Derivatives. Int J
Dermatol. 2007 Jul;46(7):760- 2.
10. Rahul S, Bhawana S, Prem, KV. Fixed drug eruptions: causing drug, pattern
of distribution and causality assessment in a leading tertiary care hospital. Int
J Res Med Sci 2016 Oct;4(10):4356-4358 DOI: 10.18203/2320- 6012.
11. Marrapu SP, Sanaka M, Ali SF, Shafiya S, Ram R, Nadendla RR. Ofloxacin
induced multiple fixed drug eruptions a case report. .Int J Res in Pharmacology
dan Pharmacotherapeutics 2014;3(3):169-72.

Anda mungkin juga menyukai