Anda di halaman 1dari 24

FITOFARMAKA OBAT HERBAL

GASTRITIS

Disusun oleh

Fara Dewi Utami Pungki Lestari (08190100072)

Pitra Suriani Sinaga ( 08190100070)

Adi Prastiyo Purnomo (08190100073)

Khairul Umam ( 08190100074)

Adetyas Maulana (08190100068)

Suendra ( 0819010069)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

PRODI S1 KEPERAWATAN EKSTENSI

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah dengan judul “Obat Herbal Gastritis”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam ujian tengah semester untuk mata kuliah
Komputer.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis tidak lepas dari berbagai
hambatan serta kesulitan. Namun atas arahan serta bantuan dari berbagai pihak
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Oleh Karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Allah S.W.T, Rabb-ku yang senantiasa memberikan rahmat dan kasihnya
yang tak pernah berhenti kepada setiap mahluk-Nya, juga senantiasa
memberikan kesehatan dalam proses penyelesaian Makalah ini.
2. Ibu dosenku Ns. Irma Herliana, Sp. Kep. Kom.
3. Teman taman dan semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah
ini juga keluarga yang sudah support selalu.

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan Ilmu Keperawatan,


pembaca pada umumnya dan khususnya kepada rekan-rekan perawat.

Bogor, 20 Desember 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan makalah ............................................................................................ 2
a. Tujuan Umum........................................................................................... 2
b. Tujuan Khusus .......................................................................................... 2
C. Manfaat Makalah ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Gastritis ........................................................................................................ 3
a. Definisi ..................................................................................................... 3
b. Klasifikasi Gatritis .................................................................................... 3
c. Penyebab Gastritis .................................................................................... 4
d. Tanda Gejala............................................................................................. 6
e. Patofisiologi.............................................................................................. 6
f. Diagnosa Keperawatan ............................................................................. 7
g. Penatalaksanaan medis ............................................................................. 8
B. Tanaman obat ............................................................................................... 8
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 18
A. Kesimpulan ................................................................................................ 18
B. Saran ........................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pathway …………………………………………………………...7


Gambar 2. 2 Kunyit …………………………………………………………..…9
Gambar 2. 3 Lidah Buaya ……………………………………………………..14
Gambar 2. 4 Kencur …………………………………………………………...16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai


di klinik penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari. Gastritis atau lebih
dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah
suatu keadaan peradangan atau peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronis, difus dan lokal. Ada dua jenis gastritis yang terjadi yaitu
gastritis akut dan kronik (Price & Wilson, 2005).
Menurut penelitian dari orang yang memeriksakan diri mereka ke
dokter, hanya 1/3 yang tidak memiliki ulkus (borok) pada lambungnya
(Arjani, G. 2003). Survei yang dilakukan dr. Ari F Syam dari FKUI pada
2001 menghasilkan angka mendekati 50 % dari 93 pasien yang terkena
gastritis saat diteliti. Sayang tidak hanya di Indonesia, di luar negeri pun,
banyak orang tidak peduli pada penyakit tersebut.
Gastritis merupakan penyakit yang seringkali diremehkan dan dirasa
tidak memerlukan penanganan khusus. Mereka baru merasa perlu diobati
setelah penyakit itu mengganggu aktivitas mereka atau bisa dikatakan saat
penyakit ini sudah parah. Sebagian ada yang peduli dan berusaha
mengobatinya, tetapi hanya sedikit jumlahnya. Mereka mengobati gastritis
dengan cara pemberian obat-obatan atau menggunakan ramuan tradisional.
Ramuan tradisional mempunyai khasiat yang sama dengan obat-obatan
akan tetapi saat ini banyak sekali orang yang melupakannya. Salah satu
ramuan tradisional yang baik untuk pengobatan gratritis adalah kunyit.
Kunyit (Curcuma longa) termasuk salah satu tanaman rempah dan
obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya Asia
tenggara. Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut
kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, demestoksikumin dan
bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat bermanfaat lainnya. Kurkumin

1
2

merupakan komponen terbesar. Sering kadar total kurkuminoid dihitung


sebagai % kurkumin, karena kandungan kurkumin paling besar disbanding
komponen kurkuminoid lainnya. Karena alasan tersebut beberapa
penelitian baik fitokimia maupun farmakologi lebih ditekankan pada
kurkumin yang merupakan kandungan aktif kunyit (Adnyana & Sumiati,
2004). Kandungan aktif kurkumin secara eksperimental efektif dalam
mencegah dan memperbaiki luka lambung yang diinduksi oleh
phenylbutazone dan aspirin.
Oleh karena itu penulis mengangkat tema ini agar masyarakat lebih
memahami penyembuhan gastritis akut dengan pengobatan tradisional.

B. Tujuan makalah

a. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui obat herbal gastritis.
b. Tujuan Khusus
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi pemahaman
tentang penyakit gastritis, penyebabnya, tanda gejala, patofisiologi
penyakit, diagnosa keperawatan, penatalaksanaan medis dan tanaman
herbal untuk pengobatan.
Mengetahui cara pembuatan obat herbal dari salah satu tanaman di
sekiar lingkungan.

C. Manfaat Makalah
Manfaat dari makalah ini adalah untuk memberi pengertian kepada
masyarakat luas mengenai gastritis dan memberikan pengetahuan tentang
manfaat tanaman herbal.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gastritis

a. Definisi
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh
masyarakat sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala
yang dirasakan sebagai nyeri terutama di ulu hati, orang yang terserang
penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak
nyaman.
Grastitis disebabkan oleh tidak seimbangnya sekresi asam lambung-
pepsin dan mucus (produk kelenjar pada mukosa lambung yang berfungsi
sebagai benteng bagi lapisan mukosa lambung). Karena lambung terletak
di ulu hati, maka penderita biasanya mengeluh sakit di bagian itu
(Widowati, 2003).

b. Klasifikasi Gatritis
Gastritis terbagi menjadi 2 macam yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik.
1. Gastritis Akut
Gastritis akut yaitu peradangan akut pada dinding lambung
terutama mukosa lambung, sebagian besar kasus merupakan penyakit
yang ringan dan sembuh sempurna. Manifestasi klinisnya yaitu
sindrom dyspepsia berupa nyeri epigas- trium, mual, kembung,
muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.
Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematesis dan
melena,kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
pendarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat
riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Salah satu
bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk

3
4

penyakit yang berat adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik.


Disebut gastritis hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai
pendarahan mukosa lambung dalam berbagai derajat dan terjadi erosi
yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa
tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut (Noer ,
Waspadji, & Rahman, 1995).
Gastritis akut dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada
sebagian besar kasus, gastritis erosif menyertai timbulnya keadaan
klinis yang berat. Keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis
erosif misalnya trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal
napas, penyakit hati yang berat, luka bakar yang luas, trauma kepala.
Kira-kira 80-90% pasien yang dirawat di ruang intensif menderita
gastritis akut erosif ini. Gastritis akut jenis ini sering disebut gastritik
akut stress (Noer , Waspadji, & Rahman, 1995).

2. Gastritis Kronik
Gastritik kronik dibedakan menjadi:
1) Atropik gastritis
2) Superfisial gastritis
3) Hipertropik gastritis
4) Gastritis dengan/menyertai penyakit kronis
Manifestasi klinisnya yaitu kebanyakan pasien tidak mempunyai
keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia,
nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan (Mansjoer
& dkk, 2000).

c. Penyebab Gastritis
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut:
1. Gastritis Akut Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
5

 Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide


merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
 Minuman beralkohol
 Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci Infeksi
virus oleh sitomegalovirus Infeksi jamur seperti candidiasis,
histoplosmosis, phycomycosis Stress fisik yang disebabkan oleh
luka bakar, trauma, pembedahan.
 Makanan dan minuman yang bersifat iritan.
 Makanan berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan
alkohol merupakan salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui,
tapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian
gastritis kronik, yaitu:
a) infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008). Gastritis infeksi Beberapa
agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi
peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal
berikut:
- H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik (Wehbi, 2008).
- Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Wehbi, 2008).
- Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
- Infeksi virus (Wehbi, 2008)
b) Gastritis non-infeksi
Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam
empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherje b)
Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan
ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).
6

d. Tanda Gejala
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia.
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan,
hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan
keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
e. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi:
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi
lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa
HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan
meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung meningkat maka
akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi
cairan & elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan
terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini
terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang
sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi
atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena
7

sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan
fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga
menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga
bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.

(sumber: google.com)
Gambar 2. 1 Pathway

f. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan
muntah)
8

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia


4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik
5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit

g. Penatalaksanaan medis
1. Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
2. Berikan terapi antasida dan antibiotik
3. Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
4. Berikan analgesik jenis cair topikal

B. Tanaman obat
Berdasarkan penyebab, dan proses terjadinya penyakit di atas,
penyembuhannya dilakukan dengan menetralkan asam lambung,
mengurangi produksi asam lambung, mengobati infeksi pada selaput
lender lambung, dan mengurangi rasa sakit akibat iritasi selaput lender
atau kekejangan otot dinding lambung. Selain itu juga ada beberapa cara
mengatasi Gastritis melalui cara sebagai berikut (Widowati, 2003):

a. Pengobatan secara Farmasi

Pengobatan secara farmasi dapat dilakukan dengan memberi obat


antacid, antihistamin, antikolinergik, demulcent yang dapat
mengurangi iritasi lokal pada tukak lambung, dan secara fisik
melindungi sel-sel di bawahnya terhadap kontak dengan iritan dari
luar (Widowati, 2003).

b. Pengobatan Tradisional

Selain dengan pengobatan menggunakan obat farmasi,


penyembuhan gastritis juga bisa dengan menggunakan tanaman obat.
Dengan mencampur tanaman yang mempunyai sifat demulcent,
9

antacid dan astringent, maka akan dapat diperoleh sediaan paling baik
untuk pengobatan luka(tukak) (Widowati, 2003).
Beberapa tanaman yang telah banyak diteliti untuk penyembuhan
gastritis adalah kunyit, lidah buaya, selasih, dan kamomila. Selain itu
ada beberapa tanaman yang secara empiris digunakan sebagi obat
gastritis, walaupun data ilmiahnya masih belum ada. Diantaranya
kencur, cincau, dan meniran. Dari semua tanaman obat itu, kunyit
termasuk yang paling dikenal dan paling sering digunakan (Widowati,
2003).
1. Kunyit

(sumber: https://nettcyber.com)
Gambar 2. 2 Kunyit

Nama Latin:
- Curcuma Domestica

Nama Lokal:
- Saffron (Inggris)
- Kurkuma (Belanda)
- Kunyit (Indonesia)
- Kunir (Jawa)
10

- Koneng (Sunda)
- Konyet (Madura)

Familia atau suku tumbuhan


- Zingiberaceae

Daerah asal tumbuhan


- India
a) Pengenalan spesifikasi tumbuhan

Kunyit (curcuma domestica) adalah tanaman terna tahunan.


Hampir di seluruh Pulau Jawa, kunyit tumbuh dan berkembang
secara liar di semak-semak hutan jati. Kunit merupakan tumbuhan
daerah subtropis sampai tropis dan tumbuh subur di dataran rendah
lebih kurag 90 meter sampai ketinggian 2000 meter diatas
permukaan laut. Kunyit mempunyai batang pohon semu dan basah.
Daunnya mirip dengan tumbuh-tumbuhan jenis pisang-pisangan.
Pelepah-pelepah daun kunyit yang dominan berwarna hijau
membentuk batang dengan helaian daun berbentuk bulat telur.
Rimpangnya memiliki banyak cabang dengan kulit luarnya berwarna
jingga kecoklatan. Buah daging rimpang kunyit berwarna merah
jingga kekuning-kuningan. Di Indonesia rimpang kunyit
dipergunakan untuk bumbu masak. Di Eropa, kunyit dipakai sebagai
bahan baku kosmetika atau pewarna makanan. Tinggi tumbuhan
kunyit mampu mencapai 1 meter dan bunganya muncul dari pucuk
batang semu dengan Panjang sekitar 10-15 cm dan berwarna putih.
Kunyit (Curcuma longa) termasuk salah satu tanaman rempah
dan obat, habitat asli tanaman ini meliputi wilayah Asia khususnya
Asia tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami persebaran ke
daerah Indo-Malaysia, Indonesia, Australia bahkan Afrika. Hampir
setiap orang Indonesia dan India serta bangsa Asia umumnya pernah
11

mengkonsumsi tanaman rempah ini, baik sebagai pelengkap bumbu


masakan, jamu atau untuk menjaga kesehatan dan kecantikan (Portal
Iptek, 2003).

b) Komposisi kandungan kimia

Kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat, yang disebut


kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, demestoksikumin dan
bisdesmetoksikurkumin dan zat-zat bermanfaat lainnya. Kunyit
memiliki kandungan zat antara lain; Kurkumin: R1=R2=OCH3 10%,
Demetoksikurkumin:R1=OCH3,R2=H15%,Bisdemetoksikurkumin:1=
R2 =H, Sisanya minyak asiri/Volatil oil (keton sesquiterpen,
turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol
dan sineil) lemak 1-3%, karbonhidrat 3%, protein 30%, pati8%,
vitamin C 45-55%, garam-garam mineral (zat besi, fosfor, dan
kalsium) (Portal Iptek, 2003).
Kurkumin merupakan komponen terbesar. Sering kadar total
kurkuminoid dihitung sebagai % kurkumin, karena kandungan
kurkumin paling besar disbanding komponen kurkuminoid lainnya.
Karena alasan tersebut beberapa penelitian baik fitokimia maupun
farmakologi lebih ditekankan pada kurkumin yang merupakan
kandungan aktif kunyit (Adnyana & Sumiati, 2004).
Kunyit dapat menyembuhkan luka sudah diketahui melalui
penelitian yang dilaporkan sejak 1953. Hasil penelitian
menunjukkan,dengan kunyit laju penyembuhan meningkat 23,3%
pada kelinci dan 24,4% pada tikus. Penemuan ini, dan penggunaannya
secara tradisional untuk dyspepsia, merangsang penelitian lebih lanjut.
Pemberian ekstrak air atau ekstrak etanol kunyit secara oral pada
kelinci secara nyata menurunkan sekresi asam lambung dan
meningkatkan produksi mucus pada mukosa lambung. Hasil ini
memperlihatkan efek terapeutik kunyit untuk penyakit lambung
12

dimungkinkan akibat efek stimulasi mucus. Jus dan bubuk kunyit juga
memperlihatkan aktivitas antiulcer yang diakibatkan oleh pemberian
dosis tinggi HCL, aspirin, dan tekanan pada tikus. Dosisnya masing-
masing 165 mg/kg bobot badan untuk jus kunyit dan 10g/kg bobot
badan untuk bubuk kunyit (Widowati, 2003).
Kandungan aktif kurkumin secara eksperimental efektif dalam
mencegah dan memperbaiki luka lambung yang diinduksi oleh
phenylbutazone dan aspirin. Kurkumin meningkatkan mucus lambung
sehingga aktivitas tukak lambung dapat dijelaskan melalui stimulasi
produksi mucus. Percobaan klinis efek kunyit pada tukak lambung
dilakukan terhadap 10 pasien. Obat diberikan secar oral dengan dosis
2 kapsul 250 mg, 4 kali sehari, setengah sampai satu jam sebelum
makan dan sebelum tidur. Pemeriksaan endoskopik dijalankan
periodik sebelum pengobatan dan 4, 8, 12 minggu setelah pengobatan.
Tukak sepenuhnya tersem-buhkan pada 5 pasien dalam 4 minggu atau
7 pasien dalam 4-12 minggu (Widowati, 2003).
Khasiat antiinflamasi kunyit sebanding dengan hydrokortison
asetat yang menyembuhkan inflamasi akibat induksi karagenin.
Ekstrak air(hasil ekstraksi menggunakan air) 40 mg/kg berkhasiat
sama dengan indomentasin 5 mg/kg bobot badan. Khasiat inflamasi
ini akibat adanya minyak asiri. Untuk menggunakannya sebagai obat
gastritis diperlukan 2 jari tangan kunyit.
Studi keamanan (uji toksisitas) terhadap rimpang kunyit
menunjukkan, ekstrak kunyit aman digunakan dalam dosis terapi.
Rimpang kunyit yang diberikan secara oral tidak memberikan efek
teratogenik(dampak pada embrio/janin) pada tikus. Keamanan ekstrak
kunyit selama kehamilan belum terbukti, penggunaan selama
kehamilan harus di bawah pengawasan medis . Selain itu orang
dengan batu empedu atau hambatan pada saluran empedu sebaiknya
bicara dengan dokter sebelum memakai kurkuma. Ekskresi ekstrak
kunyit melalui ASI dan efeknya pada bayi belum terbukti, sebaiknya
13

penggunaan selama menyusui di bawah pengawasan medis. Dari uji


toksisitas yang telah dilakukan selama 90 hari untuk konsumsi kunyit
diperoleh hasil bahwa efek toksik terjadi pada 50 kali dosis yang biasa
digunakan manusia setiap harinya (Yayasan Spiritia et al.2005).

c) Khasiat dan manfaat untuk pengobatan

Bahan ini dikupas dan dibersihkan, diparut, dan ditambah air


matang. Setelah itu, diperas melalui kain bersih. Hasilnya didiamkan
dan diambil air beningnya. Dalam sehari diminum 2 kali, masing-
masing satu ramuan. Meminumnya pagi sebelum makan dan malam
sebelum tidur (Widowati, 2003).
Ekstrak dibuat dengan cara memarut kunyit dengan parutan yang
telah disiapkan sebanyak 5 rimpang kunyit yang besar di dalam
mangkok keramik menambahkan air sebanyak 50 ml. Kemudian
dilakukan proses penyaringan agar ampas kunyit berpisah dari
ekstraknya. Ekstrak yang sudah disaring kemudian dimasukkan ke
dalam gelas dan siap untuk diminum (Hikmah, Study Kinetika
Reaksi : Ekstra Kunyit Kuning Dalam Penyembuhan Penyakit Maag,
2019).
14

2. Lidah Buaya

(sumber: https://hellosehat.com)
Gambar 2. 3 Lidah Buaya

Nama Latin:
- Aloe barbadensis Milleer

Nama Lokal:
- Letah (Sunda)
- Lidah Buaya (Indonesia)
- Lu Hui (Tionghoa)
- Aloe (Prancis, Portugis, Jerman)
- Crocodiles Tongues (Inggris)

Familia atau suku tumbuhan


- Liliaceae

Daerah asal tumbuhan


- Yunani

a) Pengenalan spesifikasi tumbuhan


Tanaman lain yang dapat digunakan untuk mencegah dan
menyembuhkan tukak lambung adalah lidah buaya (Aloe vera).
Tanaman yang menyukai tempat panas ini berdaun tebal dengan
15

“duri” di tepinya dan banyak berisi gel. Gel inilah yang biasanya
dimanfaatkan sebagai obat, termasuk untuk mengobati gastritis
(Widowati, 2003).
Penelitian menunjukkan,dengan pemberian gel lidah buaya 2 ml
2 kali sehari, tukak lambung pada tikus yang diinduksi aspirin
(100mg/kg)berhasil disembuhkan. Khasiat mengobati tukak lambung
ini berasal dari Aloenin dan Magnesium laktat dalam daun lidah
buaya yang diidentifikasi sebagai AloctinA dan Aloctin B. Aloctin A
menghambat sekresi asam lambung dan pepsin jika diberikan secara
intra vena pada tikus. Kandungan yang berkhasiat lain adalah Aloin
dan Antrakinon yang dapat meningkatkan produksi prostaglandin.
Selain itu,lidah buaya mempunyai khasiat antiinflamasi. Gel lidah
buaya mengandung bradykinase,yaitu suatu enzim pemecah sumber
inflamasi, bardykinin.

b) Komposisi kandungan kimia


Lidah buaya mengandung barbaloin, isobarbaloin, aloesin,
alomicin, aloin, aloe-emodin, dan aloenin. Lidah buaya mempunyai
kandung mineral seperti Kalsium (Ca), magnesium (Mg), potassium
(K), sodium (Na), besi (Fe), zinc (Zn), dan kromium (Cr). Daun
lidah buaya mengandung enzim amilase, catalase, cellulase,
carboxypeptidase, dan lain-lain. Selain itu, lidah buaya juga
mengandung sejumlah asam amino arginin, asparagin, asam aspatat,
alanin, serin, valin, glutamate, treonin, glisin, lisin, prolin, hisudin,
leusin, dan isoleusin.

c) Khasiat dan manfaat untuk pengobatan


Untuk menjadikan lidah buaya sebagai obat gastritis diperlukan
gel segar dari sekitar ½ lembar daun lidah buaya. Gel sebanyak itu
diminum untuk sekali minum. Dalam sehari perlu meminumnya
sebanyak 2 kali. Untuk memperbaiki rasa gel bisa diberi madu
16

secukupnya. Ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi ramuan alami


ini (Widowati, 2003).

3. Kencur

(sumber: https://doktersehat.com)
Gambar 2. 4 Kencur

Nama Latin:
- Kaempferia galangal, Linn.

Nama Lokal:
- Kencur (Indonesia)
- Kencur (Jawa)
- Cikur (Sunda)
- Ceuko (Aceh)
- Kencor (Madura)
- Cekuh (Bali)
- Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon)
- Kencur, Sukung (Minahasa)
- Cekir (Sumba)

Familia atau suku tumbuhan


- Zingiberaceae
17

Daerah asal tumbuhan


- India

a) Pengenalan spesifikasi tumbuhan

Kencur (kaempferia galangal) digolongkan sebagai tanaman


jenis empon-empon yang mempunyai daging buah paling lunak dan
tidak berserat. Kencur merupakan terna kecil yang tumbuh subur di
daerah dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan
tidak terlalu banyak air. Rimpang kencur mempunyai aroma yang
spesifik. Daging buah kencur berwarna putih dan kulit luarnya
berwarna coklat. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3
lembar dengan susunan berhadapan. Bunganya tersusun setengah
duduk dengan mahkota bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah,
bibir Bungan berwarna lembayung dengan warna putih lebih
dominan. Kencur tumbuh dan berkembang pada musim tertentu,
yaitu musim penghujan. Kencur dapat ditanam dalam pot atau di
kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlaly basah dan di tempat
terbuka.

b) Komposisi kandungan kimia

Sel daun kencur dan rimpang kencur mengandung minyak yang


disebut atsiri. Selain itu rimpang kencur juga mengandung senyawa
kimia diantaranya kamfer, borneol, sineol, dan etil alcohol.

c) Khasiat dan manfaat untuk pengobatan

Untuk keperluan itu dibutuhkan 1 jari rimpangnya rimpangnya.


Rimpang dicuci bersih, dikupas dan dikunyah dengan garam seperlunya.
Sesudah halus dikunyah kencur ditelan disusul dengan minum air hangat.
Lakukan hal ini 3 kali sehari (Widowati, 2003).
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat
sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan
sebagai nyeri terutama di ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya
sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman. Grastitis disebabkan
oleh tidak seimbangnya sekresi asam lambung-pepsin dan mucus (produk
kelenjar pada mukosa lambung yang berfungsi sebagai benteng bagi lapisan
mukosa lambung). Karena lambung terletak di ulu hati, maka penderita
biasanya mengeluh sakit di bagian itu (Widowati, 2003).
Gastritis dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik. Gastritis akut yaitu peradangan akut pada dinding lambung terutama
mukosa lambung. Gastritik kronik dibedakan lagi menjadi atropik gastritis,
superfisial gastritis, hipertropik gastritis dan gastritis dengan atau disertai
penyakit kronis.
Pencegahan gastritis dapat dilakukan dengan menghindari alkohol,
merokok, minum-minuman keras, kafein. Makan secara teratur dan kurangi
makanan pedas, asam maupun panas lalu hindari stress. Tinggalah di
lingkungan yang tidak padat penduduknya dan juga bersih.
Pengobatan gastritis dapat dilakukan dengan obat-obatan (farmasi) dan
pengobatan tradisional. Dengan obat-obatan yaitu dengan antacid,
antihistamin, antikoligenik, demulcent. Dengan pengobatan tradisional yaitu
dengan tanaman yang mempunyai sifat demulcent, antacid dan astringent.
Tanaman itu adalah kunyit, lidah buaya dan kencur.

B. Saran

Gastritis dapat dihindari dengan mengatur pola makan kita dan


mengusahakan agar tidak telat makan, menghindari minuman beralkohol,

18
19

mengurangi merokok, menghindari stress dan makanan yang memicu asam


lambung menigkat. Seseorang sudah terkena gastritis maka cara mengobatinya
dengan oabat-obatan yang di anjurkan dokter, tetapi bisa juga dengan ramuan
tradisional untuk mengurangi kontra indikasi atau ketergantungan obat. Selain
tanaman herbal mudah didapat, khasiatnya sama seperti saat menggunakan
obat-obatan .
Kurangnya pengetahuan masyarakat menyebabkan ramuan tradisional
mulai dilupakan. Oleh karena itu perlu ada penyuluhan agar masyarakat lebih
memahami cara mengobati gastritis dengan ramuan alami.
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, I. K., & Sumiati. (2004). Kunyit,Si Kuning yang Kaya Manfaat .
Jakarta: Balai Pustaka.

Hidayat, M. (2009). Menyusun Skripsi & Tesis. Bandung: Informatika.

Hikmah, C. N. (2019). Study Kinetika Reaksi : Ekstra Kunyit Kuning Dalam


Penyembuhan Penyakit Maag. Chofizah Nurul Hikmah, 1.

Hikmah, C. N. (2019). Study Kinetika Reaksi : Ekstrak Kunyit Kuning Dalam.


Chofizah Nurul Hikmah, 1.

Mansjoer, A., & dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Balai Pustaka.

Noer , H., Waspadji, S., & Rahman, A. (1995). Noer HMS,Waspadji S,Rahman
AM,dkk. Jakarta : Balai Pustaka.

Portal Iptek. (2003, Mei 12). www.iptek.net.id. Dipetik November Jumat, 2019,
dari www.iptek.net.id/kunyit: www.iptek.net.id

Price, & Wilson. (2005). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2.
Jakarta: EGC.

Wehbi, M. (2008, Mei 12). Medscape. Dipetik November minggu, 2010, dari
Medscape: Medscape

Widowati, L. (2003, januari 13). www.planton.co.id/gastritis. Dipetik November


22, 2019, dari www.planton.co.id: www.planton.co.id/gastritis

20

Anda mungkin juga menyukai