GASTRITIS
Disusun oleh
Suendra ( 0819010069)
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Makalah dengan judul “Obat Herbal Gastritis”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam ujian tengah semester untuk mata kuliah
Komputer.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis tidak lepas dari berbagai
hambatan serta kesulitan. Namun atas arahan serta bantuan dari berbagai pihak
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Oleh Karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih serta penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Allah S.W.T, Rabb-ku yang senantiasa memberikan rahmat dan kasihnya
yang tak pernah berhenti kepada setiap mahluk-Nya, juga senantiasa
memberikan kesehatan dalam proses penyelesaian Makalah ini.
2. Ibu dosenku Ns. Irma Herliana, Sp. Kep. Kom.
3. Teman taman dan semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah
ini juga keluarga yang sudah support selalu.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Tujuan makalah
a. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui obat herbal gastritis.
b. Tujuan Khusus
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberi pemahaman
tentang penyakit gastritis, penyebabnya, tanda gejala, patofisiologi
penyakit, diagnosa keperawatan, penatalaksanaan medis dan tanaman
herbal untuk pengobatan.
Mengetahui cara pembuatan obat herbal dari salah satu tanaman di
sekiar lingkungan.
C. Manfaat Makalah
Manfaat dari makalah ini adalah untuk memberi pengertian kepada
masyarakat luas mengenai gastritis dan memberikan pengetahuan tentang
manfaat tanaman herbal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gastritis
a. Definisi
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh
masyarakat sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala
yang dirasakan sebagai nyeri terutama di ulu hati, orang yang terserang
penyakit ini biasanya sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak
nyaman.
Grastitis disebabkan oleh tidak seimbangnya sekresi asam lambung-
pepsin dan mucus (produk kelenjar pada mukosa lambung yang berfungsi
sebagai benteng bagi lapisan mukosa lambung). Karena lambung terletak
di ulu hati, maka penderita biasanya mengeluh sakit di bagian itu
(Widowati, 2003).
b. Klasifikasi Gatritis
Gastritis terbagi menjadi 2 macam yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik.
1. Gastritis Akut
Gastritis akut yaitu peradangan akut pada dinding lambung
terutama mukosa lambung, sebagian besar kasus merupakan penyakit
yang ringan dan sembuh sempurna. Manifestasi klinisnya yaitu
sindrom dyspepsia berupa nyeri epigas- trium, mual, kembung,
muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul.
Ditemukan pula pendarahan saluran cerna berupa hematesis dan
melena,kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca
pendarahan. Biasanya jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat
riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Salah satu
bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk
3
4
2. Gastritis Kronik
Gastritik kronik dibedakan menjadi:
1) Atropik gastritis
2) Superfisial gastritis
3) Hipertropik gastritis
4) Gastritis dengan/menyertai penyakit kronis
Manifestasi klinisnya yaitu kebanyakan pasien tidak mempunyai
keluhan. Hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia,
nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan (Mansjoer
& dkk, 2000).
c. Penyebab Gastritis
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut:
1. Gastritis Akut Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
5
d. Tanda Gejala
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia.
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan,
hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan
keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
e. Patofisiologi
1. Gastritis Akut
Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan terjadi:
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi
lambung. Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa
HCO3, di lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga
menghasilkan HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan
meningkatkan asam lambung . Jika asam lambung meningkat maka
akan meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi
cairan & elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan
terjadi penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa
lambung maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini
terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang
sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi
atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena
7
sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan
fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga
menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga
bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
(sumber: google.com)
Gambar 2. 1 Pathway
f. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.
2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan
muntah)
8
g. Penatalaksanaan medis
1. Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi
2. Berikan terapi antasida dan antibiotik
3. Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil
4. Berikan analgesik jenis cair topikal
B. Tanaman obat
Berdasarkan penyebab, dan proses terjadinya penyakit di atas,
penyembuhannya dilakukan dengan menetralkan asam lambung,
mengurangi produksi asam lambung, mengobati infeksi pada selaput
lender lambung, dan mengurangi rasa sakit akibat iritasi selaput lender
atau kekejangan otot dinding lambung. Selain itu juga ada beberapa cara
mengatasi Gastritis melalui cara sebagai berikut (Widowati, 2003):
b. Pengobatan Tradisional
antacid dan astringent, maka akan dapat diperoleh sediaan paling baik
untuk pengobatan luka(tukak) (Widowati, 2003).
Beberapa tanaman yang telah banyak diteliti untuk penyembuhan
gastritis adalah kunyit, lidah buaya, selasih, dan kamomila. Selain itu
ada beberapa tanaman yang secara empiris digunakan sebagi obat
gastritis, walaupun data ilmiahnya masih belum ada. Diantaranya
kencur, cincau, dan meniran. Dari semua tanaman obat itu, kunyit
termasuk yang paling dikenal dan paling sering digunakan (Widowati,
2003).
1. Kunyit
(sumber: https://nettcyber.com)
Gambar 2. 2 Kunyit
Nama Latin:
- Curcuma Domestica
Nama Lokal:
- Saffron (Inggris)
- Kurkuma (Belanda)
- Kunyit (Indonesia)
- Kunir (Jawa)
10
- Koneng (Sunda)
- Konyet (Madura)
dimungkinkan akibat efek stimulasi mucus. Jus dan bubuk kunyit juga
memperlihatkan aktivitas antiulcer yang diakibatkan oleh pemberian
dosis tinggi HCL, aspirin, dan tekanan pada tikus. Dosisnya masing-
masing 165 mg/kg bobot badan untuk jus kunyit dan 10g/kg bobot
badan untuk bubuk kunyit (Widowati, 2003).
Kandungan aktif kurkumin secara eksperimental efektif dalam
mencegah dan memperbaiki luka lambung yang diinduksi oleh
phenylbutazone dan aspirin. Kurkumin meningkatkan mucus lambung
sehingga aktivitas tukak lambung dapat dijelaskan melalui stimulasi
produksi mucus. Percobaan klinis efek kunyit pada tukak lambung
dilakukan terhadap 10 pasien. Obat diberikan secar oral dengan dosis
2 kapsul 250 mg, 4 kali sehari, setengah sampai satu jam sebelum
makan dan sebelum tidur. Pemeriksaan endoskopik dijalankan
periodik sebelum pengobatan dan 4, 8, 12 minggu setelah pengobatan.
Tukak sepenuhnya tersem-buhkan pada 5 pasien dalam 4 minggu atau
7 pasien dalam 4-12 minggu (Widowati, 2003).
Khasiat antiinflamasi kunyit sebanding dengan hydrokortison
asetat yang menyembuhkan inflamasi akibat induksi karagenin.
Ekstrak air(hasil ekstraksi menggunakan air) 40 mg/kg berkhasiat
sama dengan indomentasin 5 mg/kg bobot badan. Khasiat inflamasi
ini akibat adanya minyak asiri. Untuk menggunakannya sebagai obat
gastritis diperlukan 2 jari tangan kunyit.
Studi keamanan (uji toksisitas) terhadap rimpang kunyit
menunjukkan, ekstrak kunyit aman digunakan dalam dosis terapi.
Rimpang kunyit yang diberikan secara oral tidak memberikan efek
teratogenik(dampak pada embrio/janin) pada tikus. Keamanan ekstrak
kunyit selama kehamilan belum terbukti, penggunaan selama
kehamilan harus di bawah pengawasan medis . Selain itu orang
dengan batu empedu atau hambatan pada saluran empedu sebaiknya
bicara dengan dokter sebelum memakai kurkuma. Ekskresi ekstrak
kunyit melalui ASI dan efeknya pada bayi belum terbukti, sebaiknya
13
2. Lidah Buaya
(sumber: https://hellosehat.com)
Gambar 2. 3 Lidah Buaya
Nama Latin:
- Aloe barbadensis Milleer
Nama Lokal:
- Letah (Sunda)
- Lidah Buaya (Indonesia)
- Lu Hui (Tionghoa)
- Aloe (Prancis, Portugis, Jerman)
- Crocodiles Tongues (Inggris)
“duri” di tepinya dan banyak berisi gel. Gel inilah yang biasanya
dimanfaatkan sebagai obat, termasuk untuk mengobati gastritis
(Widowati, 2003).
Penelitian menunjukkan,dengan pemberian gel lidah buaya 2 ml
2 kali sehari, tukak lambung pada tikus yang diinduksi aspirin
(100mg/kg)berhasil disembuhkan. Khasiat mengobati tukak lambung
ini berasal dari Aloenin dan Magnesium laktat dalam daun lidah
buaya yang diidentifikasi sebagai AloctinA dan Aloctin B. Aloctin A
menghambat sekresi asam lambung dan pepsin jika diberikan secara
intra vena pada tikus. Kandungan yang berkhasiat lain adalah Aloin
dan Antrakinon yang dapat meningkatkan produksi prostaglandin.
Selain itu,lidah buaya mempunyai khasiat antiinflamasi. Gel lidah
buaya mengandung bradykinase,yaitu suatu enzim pemecah sumber
inflamasi, bardykinin.
3. Kencur
(sumber: https://doktersehat.com)
Gambar 2. 4 Kencur
Nama Latin:
- Kaempferia galangal, Linn.
Nama Lokal:
- Kencur (Indonesia)
- Kencur (Jawa)
- Cikur (Sunda)
- Ceuko (Aceh)
- Kencor (Madura)
- Cekuh (Bali)
- Asauli, sauleh, soul, umpa (Ambon)
- Kencur, Sukung (Minahasa)
- Cekir (Sumba)
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Gastritis atau Dyspepsia atau istilah yang sering dikenal oleh masyarakat
sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala yang dirasakan
sebagai nyeri terutama di ulu hati, orang yang terserang penyakit ini biasanya
sering mual, muntah, rasa penuh, dan rasa tidak nyaman. Grastitis disebabkan
oleh tidak seimbangnya sekresi asam lambung-pepsin dan mucus (produk
kelenjar pada mukosa lambung yang berfungsi sebagai benteng bagi lapisan
mukosa lambung). Karena lambung terletak di ulu hati, maka penderita
biasanya mengeluh sakit di bagian itu (Widowati, 2003).
Gastritis dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gastritis akut dan gastritis
kronik. Gastritis akut yaitu peradangan akut pada dinding lambung terutama
mukosa lambung. Gastritik kronik dibedakan lagi menjadi atropik gastritis,
superfisial gastritis, hipertropik gastritis dan gastritis dengan atau disertai
penyakit kronis.
Pencegahan gastritis dapat dilakukan dengan menghindari alkohol,
merokok, minum-minuman keras, kafein. Makan secara teratur dan kurangi
makanan pedas, asam maupun panas lalu hindari stress. Tinggalah di
lingkungan yang tidak padat penduduknya dan juga bersih.
Pengobatan gastritis dapat dilakukan dengan obat-obatan (farmasi) dan
pengobatan tradisional. Dengan obat-obatan yaitu dengan antacid,
antihistamin, antikoligenik, demulcent. Dengan pengobatan tradisional yaitu
dengan tanaman yang mempunyai sifat demulcent, antacid dan astringent.
Tanaman itu adalah kunyit, lidah buaya dan kencur.
B. Saran
18
19
Adnyana, I. K., & Sumiati. (2004). Kunyit,Si Kuning yang Kaya Manfaat .
Jakarta: Balai Pustaka.
Mansjoer, A., & dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Balai Pustaka.
Noer , H., Waspadji, S., & Rahman, A. (1995). Noer HMS,Waspadji S,Rahman
AM,dkk. Jakarta : Balai Pustaka.
Portal Iptek. (2003, Mei 12). www.iptek.net.id. Dipetik November Jumat, 2019,
dari www.iptek.net.id/kunyit: www.iptek.net.id
Price, & Wilson. (2005). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2.
Jakarta: EGC.
Wehbi, M. (2008, Mei 12). Medscape. Dipetik November minggu, 2010, dari
Medscape: Medscape
20