Anda di halaman 1dari 13

JPII 2 (2) (2013) 107-119

Jurnal Pendidikan IPA Indonesia


http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpii

MODEL ANALISIS EVALUASI DIRI UNTUK MENGEMBANGKAN


KEMAMPUAN MAHASISWA CALON GURU IPA DALAM MERANCANG
PENGEMBANGAN LABORATORIUM DI SEKOLAH

E. Peniati*, Parmin, E. Purwantoyo

Fakultas Matematika dan Ilmu Pendidikan Alam, Universitas Negeri Semarang

Diterima: 21 Juli 2013. Disetujui: 12 Agustus 2013. Dipublikasikan: Oktober 2013

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model analisis evaluasi diri laboratorium dan mengukur kemam-
puan mahasiswa dalam merancang pengembangan laboratorium setelah menerapkan model yang dikembang-
kan. Metode yang digunakan penelitian dan pengembangan. Sesuai hasil penelitian maka dapat disimpulkan
model yang dikembangkan mendapatkan penilaian layak dan efektif diterapkan dalam perkuliahan pengelolaan
dan teknik laboratorium IPA.

ABSTRACT

The research aims to develop a model of self-evaluation laboratory analysis and measure student ability in design-
ing development laboratory after applying the developed model. The method used research and development.
According to the results of research it can be concluded that the model was developed to get a decent assessment
and effective management applied in the lecture and laboratory techniques Science.

© 2013 Prodi Pendidikan IPA FMIPA UNNES Semarang

Keywords: models, analysis of the self-evaluation, and laboratory

PENDAHULUAN sebagai calon guru harus memiliki kemampuan


mengelola laboratorium IPA sehingga dapat me-
Upaya perbaikan kualitas pembelajaran di latih siswa untuk menerapkan kerja ilmiah sesuai
Prodi Pendidikan IPA S1 sebagai prodi baru se- prosedur.
cara substantif terus dilakukan melalui program Keterampilan menggunakan, mengelola
perbaikan proses pembelajaran, diantaranya alat dan bahan laboratorium sangat diperlukan
memfasilitasi mahasiswa calon guru IPA agar untuk mendukung proses keberhasilan pembela-
memiliki keterampilan mengelola alat dan bahan jaran IPA. Pengelolaan laboratorium IPA meli-
praktikum. Kegiatan praktikum dalam pembela- puti; mengkoordinasikan kegiatan praktikum,
jaran IPA di sekolah, saat ini bertumpu sepenuh- menyusun jadwal kegiatan laboratorium, me-
nya pada guru sehingga dalam pelaksanaan prak- mantau pelaksanaan dan mengevaluasi kegiatan
tikum yang bermutu, tentu guru harus terlebih laboratorium serta menyusun laporan kegiatan
dahulu memiliki kompetensi menyelenggarakan laboratorium. Berbagai keterampilan pengelo-
kegiatan praktikum dari mulai persiapan, pelaks- laan laboratorium pada mahasiswa Pendidikan
anaan, evaluasi dan tindak lanjut dari setiap ke- IPA, diperoleh melalui pembelajaran Mata Ku-
giatan praktikum yang dilaksanakan. Mahasiswa liah Pengelolaan dan Teknik Laboratorium IPA.
Sesuai dengan deskripsi mata kuliah tersebut,
mahasiswa setelah pembelajaran dapat memi-
*Alamat korespondensi:
Email: epeniati@yahoo.com
liki kompetensi; penggunaan dan penataan alat
108 E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119

dan bahan praktikum IPA, memahami konsep rium untuk merancang kegiatan pengambangan.
keselamatan kerja laboratorium, pengenalan Analisis demikian biasa dikenal dengan analisis
bahan-bahan praktik yang berbahaya, beracun, evaluasi diri atau SWOT (Strengths, Weaknesses/
dan menimbulkan limbah, serta pembekalan pe- Limitations, Opportunities, and Threats). Mahasiswa
rancangan kegitan pengembangan laboratorium dapat mengawali dengan melakukan study visit ke
IPA. suatu laboratorium IPA untuk mengumpulkan
Keberhasilan penyelenggaraan pembe- segala informasi yang dibutuhkan. Berdasarkan
lajaran Pengelolaan dan Teknik Laboratorium, hasil penelitian Rahmatan (2011) kemampuan
tidak sekedar ditentukan dari nilai akhir yang calon guru IPA yang dalam proses perkulia-
diperoleh mahasiswa atau memiliki keterampi- han diberikan latihan secara terprogram untuk
lan mengelola praktikum, melainkan juga akan merancang kegiatan pembelajaran IPA berbasis
berdampak pada kompetensi lulusan sebagai ca- kerja ilmiah dapat mengembangkan keterampi-
lon guru IPA. Pemberian pengalaman langsung lan merancang pembelajaran yang efektif.
merupakan keharusan pada mata kuliah tersebut. Batasan masalah yang diteliti berdasarkan
Bagi mahasiswa calon guru IPA, keterampilan permasalahan belajar mahasiswa bahwa model
kerja laboratorium merupakan keharusan dan analisis evaluasi diri laboratorium IPA digunakan
kebutuhan agar dapat menyelenggarakan prakti- untuk melatih mahasiswa merancang pengem-
kum yang berkualitas. bangan laboratorium. Luaran penelitian berupa
Berdasarkan refleksi yang telah dilakukan model analisis evaluasi diri laboratorium yang
oleh tim dosen pengampu dalam pembelajaran dapat menunjang keefektifan proses perkuliahan
Pengelolaan dan Teknik Laboratorium, maha- mahasiswa sehingga mendukung pencapaian
siswa mengalami kesulitan memecahkan per- kompetensi yang ditargetkan sebagai guru IPA
masalahan strategi pengembangan laboratorium kompeten. Sesuai permasalahan yang akan dia-
IPA sebagai bentuk inovasi pengelolaan labora- tasi dan luaran yang ditargetkan, maka akan di-
torium. Kompetensi merancang pengembangan lakukan penelitian dan pengembangan (Research
merupakan kompetensi yang harus dikuasai ma- and Development) untuk mengetahui keterampilan
hasiswa dalam mata kuliah tersebut. Tuntutan di calon guru IPA dalam merancang pengembangan
sekolah saat ini, bahwa seorang guru IPA yang laboratorium melalui penerapan model analisis
bertugas sebagai pengelola laboratorium harus evaluasi diri pada Mata Kuliah Pengelolaan dan
dapat mengembangkan berbagai kegiatan labora- Teknik Laboratorium IPA. Sesuai uraian latar
torium sehingga pembelajaran IPA tidak hanya belakang maka dapat dirumuskan permasalahan,
berbasis laboratorium melainkan fungsi laborato- yaitu; 1) Apakah model analisis evaluasi diri la-
rium dapat diperluas. Permasalahan yang timbul, boratorium yang dikembangkan dapat mempero-
dikhawatirkan akan berdampak pada kualitas leh penilaian layak dari pakar laboratorium IPA?,
lulusan yang diprioritaskan menjadi guru IPA di dan 2) Apakah kemampuan mahasiswa dalam
sekolah/madrasah. merancang pengembangan laboratorium dapat
Telah teridentifikasi akar permasalahan ditingkatkan melalui penerapan model analisis
lemahnya mahasiswa dalam keterampilan me- evaluasi diri laboratorium?. Penelitian bertujuan
rancang kegiatan pengembangan laboratorium untuk; mengembangkan model analisis evaluasi
IPA, yaitu; 1) belum melakukan study visit ke diri laboratorium yang mendapat penilaian la-
laboratorium sekolah sehingga belum mencoba yak dari pakar laboratorium IPA dan mengukur
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, kemampuan mahasiswa dalam merancang pen-
tantangan, hambatan dan permasalahan labora- gembangan laboratorium melalui penerapan mo-
torium; 2) program yang dikembangkan masih del analisis evaluasi diri laboratorium.
berdasarkan kajian literatur sehingga tidak sesuai Peningkatan mutu masih merupakan pri-
dengan situasi nyata di suatu laboratorium IPA; oritas pembangunan pendidikan di Indonesia.
dan 3) hasil penugasan merancang kegiatan peng- Sasarannya adalah perbaikan mutu proses belajar
embangan laboratorium belum sesuai harapan mengajar di kelas dengan berorientasi pada seti-
karena nilai rata-rata kurang dari 70. ap aspek perkembangan siswa. Secara naluriah,
Berdasarkan analisis permasalahan belajar siswa menginginkan pengalaman belajar yang
mahasiswa, diperlukan teknik menyusun peng- konkret, menyenangkan, dan mencakup semua
embangan kegiatan laboratorium IPA agar tujuan aspek perkembangan dirinya. Sesuai dengan
pembelajaran Pengelolaan dan Teknik Laborato- karakteristik pembelajaran IPA di sekolah yang
rium dapat tercapai. Mahasiswa memang belum mengutamakan kerja ilmiah sehingga siswa da-
menjadi guru, namun perlu diberikan latihan pat bersikap ilmiah dan selanjutnya konsep yang
untuk mengidentifikasi kekuatan suatu laborato- telah dikuasai akan diterapkan dalam usaha pe-
E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119 109

menuhan kebutuhan hidup. Tuntutan pembelaja- Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat


ran IPA dapat terpenuhi apabila didukung oleh Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat
kemampuan guru dalam menyelenggarakan ke- Jendral tahun 2003, laboratorium IPA SMP yang
giatan praktikum di laboratorium sebagai kunci pemanfaatan dan pengelolaannya sebagai sumber
keberhasilan pembelajaran IPA. Guru di sekolah belajar yang belum optimal atau tidak digunakan
secara umum tidak didampingi oleh seorang la- disebabkan oleh berbagai faktor yaitu; kemampu-
boran atau teknisi ketika memfasilitasi kegiatan an dan penguasaan guru terhadap peralatan dan
praktikum, sehingga guru harus mengambil pe- pemanfaatan bahan praktek masih belum mema-
ran sebagai guru dan sekaligus laboran. dai, kurang memadai baik secara kualitas mau-
Mengingat kegiatan praktikum dalam pun kuantitas tenaga laboratorium, banyak alat-
pembelajaran IPA bertumpu sepenuhnya pada alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak
guru sehingga dalam pelaksanaan praktikum yang belum diadakan kembali, dan tidak cukup/
yang bermutu tentu guru harus terlebih dahulu terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan
memiliki kompetensi menyelenggarakan kegia- tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar
tan praktikum dari mulai persiapan, pelaksa- untuk mengadakan eksperimen.
naan, evaluasi dan tindak lanjut dari setiap kegia- Kemampuan guru dalam pengelolaan labo-
tan praktikum yang dilaksanakan. Oleh karena ratorium disesuaikan dengan Permendiknas No.
itu, guru harus memiliki kemampuan mengelola 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Pengelola
laboratorium IPA sehingga dapat melatih siswa Laboratorium Sekolah/Madrasah. Pengelolaan
untuk menerapkan kerja ilmiah sesuai prosedur. laboratorium IPA meliputi; mengkoordinasikan
Berdasarkan fungsinya, pertama, laborato- kegiatan praktikum dengan guru, menyusun
rium menjadi tempat bagi guru untuk mendalami jadwal kegiatan laboratorium, memantau pelak-
konsep, mengembangkan metode pembelajaran, sanaan, kegiatan laboratorium, mengevaluasi
memperkaya pengetahuan dan keterampilan, kegiatan laboratorium, mengelola kegiatan labo-
dan sebagainya. Kedua, sebagai tempat bagi siswa ratorium sekolah/madrasah, menyusun laporan
untuk belajar memahami karakteristik alam dan kegiatan laboratorium, dan mengkoordinasikan
lingkungan melalui optimalisasi keterampilan kegiatan praktikum.
proses serta mengembangkan sikap ilmiah. Jadi Program kerja laboratorium IPA yang rea-
laboratorium sangat diperlukan dalam pemben- listis dan disusun sesuai dengan kondisi sekolah
tukan sikap ilmiah siswa. merupakan syarat utama untuk mencapai tuju-
Dalam kenyataannya, pemanfaatan ke- an pengajaran IPA yang berbasis laboratorium.
beradaan laboratorium IPA di sekolah-sekolah Pengembangan laboratorium merupakan bagian
masih sangat minim. Tidak sedikit sekolah yang dari Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).
memiliki laboratorium lengkap, tetapi tidak digu- Perencanaan sekolah adalah suatu proses untuk
nakan dengan maksimal. Berbagai hal menjadi menentukan tindakan masa depan sekolah yang
kendala antara lain tidak adanya petugas labo- tepat, melalui urutan pilihan, dengan memper-
ratorium (laboran) yang berfungsi mengelola la- hitungkan sumberdaya yang tersedia. RPS ada-
boratorium tersebut. Kurangnya perhatian pen- lah dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah
gelolaan laboratorium, menyebabkan minimnya di masa depan dalam rangka untuk mencapai
pengetahuan siswa tentang materi pelajaran. Sis- perubahan/tujuan sekolah yang telah ditetapkan.
wa hanya sebatas mengetahui teori, tanpa men- Hartono (2011) diperlukan kombinasi dalam
gerti praktek ilmiah. Oleh sebab itu, diperlukan menyajikan pembelajaran praktikum. Kombi-
usaha dari pihak terkait untuk memberdayakan nasi dapat dilakukan melalui penguasaan konsep
dan mengaktifkan kembali fungsi laboratorium melalui kegiatan di lingkungan sehingga dapat
di sekolah-sekolah demi meningkatkan mutu mengembangkan keterampilan proses IPA.
pendidikan. Pengelola laboratorium bertanggung Target yang harus dicapai dalam antara
jawab terhadap administrasi laboratorium beru- lain ditunjukkan oleh indikator terdapatnya pe-
pa buku inventaris alat/bahan, blanko permin- ningkatan kuantitas dan kualitas peralatan pem-
taan alat, blanko permintaan bahan, program belajaran tiap mata pelajaran untuk semua jen-
kegiatan laboratorium, buku harian kegiatan la- jang kelas, selaras dengan strategi pembelajaran
boratorium, jadwal kegiatan labora-torium, serta yang diterapkan. Pengembangan laboratorium
menata alat menurut jenis dan bahan menurut si- dilakukan secara berkelanjutan untuk mening-
fatnya. Dari uraian tersebut, terlihat bahwa pen- katkan fungsi layanannya sesuai dengan tuntu-
gelola laboratorium membantu guru dan siswa tan pengguna dan peningkatan kualitas. Peng-
dalam proses belajar demi terciptanya pembela- embangan laboratorium diawali dari evaluasi diri
jaran IPA maksimal. untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang
110 E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119

dimiliki laboratorium. Kekuatan yang dimiliki mempunyai misi atau tujuan pendidikan terten-
diperlukan untuk mengatasi permasalahan atau tu. Misalnya model berfikir induktif dirancang
kelemahan yang ada dengan melihat peluang dan untuk mengembangkan proses berfikir induktif,
tantangan yang berkembang. Analisis demikian 3) dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan ke-
biasa dikenal dengan analisis SWOT (Strengths, giatan belajar mengajar di kelas. Misalnya model
Weaknesses/Limitations, Opportunities, and Threats). Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativi-
Untuk kemajuan laboratorium, seorang kepala tas dalam pelajaran mengarang, dan 4) memiliki
laboratorium harus dapat melakukan analisis bagian-bagian model dalam pelaksanaan, yaitu:
lebih dalam untuk memecahkan permasalahan urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax),
yang ada. adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial, dan
Kegiatan untuk mengembangkan ilmu sistem pendukung. Keempat bagian tersebut me-
pengetahuan dan teknologi dilakukan dengan pe- rupakan pedoman praktis bila guru akan melak-
nelitian. Penelitian bertujuan untuk menciptakan sanakan suatu model pembelajaran, memiliki
ilmu pengetahuan baru atau menerapkan tekno- dampak sebagai akibat terapan model pembelaja-
logi untuk memecahkan suatu masalah. Peneliti- ran. Dampak tersebut meliputi: dampak pembe-
an dilakukan dengan metode ilmiah. Jadi, peneli- lajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur dan
tian adalah kegiatan yang menggunakan metode dampak pengiring, yaitu hasil belajar jangka pan-
ilmiah untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan jang, dan membuat persiapan mengajar (desain
atau menerap-kan teknologi. Ada tidaknya pene- instruksional) dengan pedomaan model pembe-
litian yang dilakukan oleh guru IPA dan atau para lajaran yang dipilihnya.
siswa sangat tergantung oleh beberapa faktor, an- Terdapat lima kriteria dalam peng-
tara lain: �����������������������������������������
1) sumber daya manusia yang kreatif. Se- embangan model, yaitu; membantu mahasiswa
tiap permasalahan sains yang menimbulkan per- menyiapkan belajar mandiri, memiliki rencana
tanyaan, akan dapat dikaji dan diteliti oleh guru/ kegiatan pembelajaran yang dapat direspon se-
siswa yang kreatif. Artinya: kreativitas sangat ber- cara maksimal, memuat isi pembelajaran yang
peran penting dalam menumbuh-kembangkan ke- lengkap dan mampu memberikan kesempatan
giat-an penelitian. Walaupun dengan sarana dan belajar kepada mahasiswa, dapat memonitor ke-
prasarana yang terbatas, 2) sarana dan prasarana giatan belajar mahasiswa, dan dapat memberikan
yang cukup memadai, akan sangat membantu saran dan petunjuk serta infomasi balikan tingkat
proses penelitian yang dilakukan oleh guru / sis- kemajuan belajar mahasiswa. Teori dan model
wa di sekolah itu, dan 3) adanya wadah kegiatan rancangan pembelajaran hendaknya memper-
yang menunjang penelitian. Sekarang ini banyak lihatkan tiga komponen utama, yaitu; kondisi
tawaran usulan penelitian untuk guru dan siswa belajar, metode pembelajaran, dan hasil pembe-
dari Kemendiknas atau dinas pendidikan kota dan lajaran.
provinsi. Hal ini merupakan peluang yang sangat Analisis kebutuhan perlu dilakukan pada
baik untuk dapat ditangkap dan diwujudkan me- tahap awal kegiatan perancangan pengembangan
lalui penelitian. Selain itu, kegiatan yang memang model pembelajaran. Langkah ini dilakukan un-
dirancang sekolah seperti kegiatan ekstra kurikuler tuk mengetahui sasaran pembelajaran yang ingin
Karya Ilmiah Remaja (KIR), juga dapat mengga- dicapai. Secara lebih spesifik, langkah ini untuk
lakkan kegiatan penelitian di sekolah. mengetahui tujuan orientasi pembelajaran, mis-
Model adalah sesuatu yang dapat alnya orientasi konseptual, prosedural, atau teo-
menunjukkan suatu konsep yang menggam- retik. Di samping itu, juga untuk mengetahui tu-
barkan keadaan sebenarnya, atau seperangkat juan pendukung yang memudahkan pencapaian
prosedur yang berurutan untuk mewujudkan tujuan orientasi tersebut. Analisis karakteristik isi
suatu proses. Dalam mengembangkan bahan bidang studi juga dilakukan untuk mengetahui
ajar diperlukan prosedur tertentu yang sesuai tipe isi bidang studi yang akan dipelajari maha-
dengan sasaran yang ingin dicapai, struktur isi siswa, apakah berupa fakta, konsep, prosedur,
pembelajaran yang jelas, dan memenuhi kriteria ataukah prinsip. Lebih pokok lagi adalah untuk
bagi pengembangan pembelajaran. Suatu model mengetahui struktur isi bidang studinya.
pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Karakteristik mahasiswa didefinisikan se-
1) berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar bagai aspek atau kualitas perseorangan berupa
dari para ahli tertentu. Sebagai contoh, model bakat, kematangan, kecerdasan, motivasi belajar,
penelitian kelompok disusun oleh Herbert The- dan kemampuan awal yang telah dimilikinya.
len dan berdasarkan teori John Dewey. Model Mengoptimalkan perolehan, pengorganisasian,
ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam dan pengungkapan pengetahuan baru, dapat dila-
kelompok secara demokratis, 2) kukan dengan membuat pengetahuan baru itu
E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119 111

bermakna bagi mahasiswa dengan cara mengait- evaluasi diri laboratorium. Model sebagai luaran
kan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang penelitian akan digunakan untuk mengatasi per-
telah dimilikinya. Cara belajar yang mengutama- masalahan belajar mahasiswa dalam perkuliahan
kan pemberian kesempatan secara inividu dalam Pengelolaan dan Teknik Laboratorium IPA. Sub-
pembelajaran IPA akan mendukung kemampuan jek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendi-
akademik (Enrique, 2012). dikan IPA semester enam yang mengikuti Mata
Terdapat lima jenis kemampuan awal yang Kuliah Pengelolaan dan Teknik Laboratorium
harus diperhatikan dalam perancangan pembe- IPA��������������������������������������������
dan sebagai objek dalam penelitian ini ada-
lajaran, yaitu; pengetahuan bermakna yang tak lah pengembangan model analisis evaluasi diri
terorganisasi (arbitrarily meaningful knowledge), laboratorium.
pengetahuan analogis (analogic knowledge), peng- Anggota peneliti berjumlah 1 orang me-
etahuan tingkat yang lebih tinggi (superordinate rupakan tim dosen pengampu mata kuliah prasy-
knowledge), pengetahuan setingkat (kooedinate arat Praktikum Biologi Umum sekaligus sebagai
knowledge), dan pengetahuan tingkat yang lebih tim pengembang model. Langkah-langkah yang
rendah (subordinate knowledge). Jenis-jenis peng- akan ditempuh untuk pengembangan model da-
etahuan awal itu sangat menentukan dalam lam penelitian ini, memodifikasi dari Borg dan
membangun pengetahuan baru bagi mahasiswa Gall (dalam Sukmadinata, 2010). Pengembangan
dalam pembelajaran (Kerlinger terjemahan Si- model analisis evaluasi diri laboratorium, akan
matupang dan Koesoemanto, 2000). memanfaatkan hasil study visit mahasiswa ke la-
Hasil penelitian Rahmatan (2011) hasil boratorium IPA di sekolah. Validasi model seba-
validasi terhadap model pembelajaran yang dila- gai produk pengembangan akan dilakukan oleh
kukan pada isi materi biokimia khususnya topik pakar pembelajaran IPA. Selanjutnya, dilakukan
katabolisme karbohidrat, teknis pengoperasian uji lapangan dengan menerapkan model hasil
software pembelajaran dan penyajian materi da- pengembangan dalam perkuliahan Pengelolaan
lam software pembelajaran sudah baik dengan dan Teknik Laboratorium IPA. Kriteria keberha-
sedikit perbaikan sesuai masukan dan saran ahli. silan dari produk pengembangan diukur dengan
Mengenai keterbacaan software pembelajaran melakukan pengukuran hasil pembelajaran, yang
juga sudah dapat digunakan untuk implementasi mencakup tingkat keefektifan untuk pencapaian
pada perkuliahan biokimia karena sebagian besar tujuan perkuliahan. Kegiatan ini dilakukan den-
(77,5%) mahasiswa memberikan tanggapan den- gan mengadakan penilaian rencana pengemban-
gan baik akan soft-ware tersebut. Dengan demiki- gan laboratorium yang disusun mahasiswa dan
an, model pembelajaran biokimia dengan model tes hasil belajar.
drill and practice yang dikemas dalam software su- Teknik pengumpulan data dalam pen-
dah dapat digunakan untuk mengukur pengua- elitian ini meliputi: validasi model evaluasi
saan konsep biokimia dan keterampilan berpikir diri laboratorium berdasarkan penilaian pakar
kreatif mahasiswa calon guru biologi. pembelajaran IPA, dan p����������������������
enilaian rencana peng-
Susantini (2010) hasil pengembangan embangan laboratorium IPA yang disusun ma-
model dalam pembelajaran Genetika diperoleh hasiswa setelah dalam perkuliahan Pengelolaan
simpulan telah dikembangkan strategi pembela- dan Teknik Laboratoium menerapkan model
jaran Genetika dan kunci melalui tahap Define, hasil pengembangan. Cara menganalisis data da-
Design, dan Develop; hasil validasi produk yang di- lam penelitian ini meliputi; �������������������
validasi model eva-
kembangkan dan kunci memperoleh skor rerata luasi diri laboratorium akan dianalisis tingkat
≥ 3,5 yang dikatagorikan layak secara teoritis; kelayakan dengan menghitung skor dari lembar
keterbacaan produk pengembangan mempero- penilaian kelayakan pengembangan model, dan
leh rerata respon positif 89% yang dikategorikan menilai rencana pengembangan laboratorium
sangat baik. Saran untuk memperbaiki produk IPA dengan rentang skor 10-100.
pengembangan dalam pembelajaran Genetika
dan kunci yang dikembangkan, perlu menamba- HASIL DAN PEMBAHASAN
hkan gambar yang representatif dan mendukung
konsep. Tahapan pengembangan model analisis
evaluasi diri laboratorium meliputi hal-hal beri-
METODE kut ini: 1) Analisis kebutuhan. Mahasiswa calon
guru IPA di sekolah perlu memiliki kemampuan
Penelitian ini merupakan penelitian pengelolaan laboratorium untuk menciptakan
pengembangan (Development Research) yang di- pembelajaran yang dapat mengembangkan kom-
arahkan untuk mengembangkan model analisis petensi kerja ilmiah siswa, kemampuan mengi-
112 E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119

dentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan didukung sajian data, dokumentasi dalam bentuk
tantangan pengembangan laboratorium IPA di gambar, dan capaian aktivitas di laboratorium
sekolah, dan keterampilan menyusun rencana yang telah terjadi secara jelas dan apa adanya; (c)
pengembangan fungsi laboratorium untuk pen- Analisis kebutuhan fungsi laboratorium. Kurikulum
didikan, penelitian, dan pelayanan masyarakat; yang berlaku di sekolah dalam pembelajaran IPA
2) Analisis karakteristik mahasiswa. Mahasiswa menekankan pada aspek kreativitas, keteram-
memiliki pengetahuan awal tentang kegiatan la- pilan, dan karakter. Aspek kreativitas meliputi;
boratorium karena berasal dari penjurusan IPA observing (mengamati), questioning (menanya), as-
di tingkat SMA/SMK/MA, dan memiliki sociating (menalar), dan experimenting (mencoba).
pengalaman menyiapkan, melaksanakan, dan Untuk aspek keterampilan yang ditekankan yaitu
mengevaluasi kegiatan praktikum; 3) Strategi mengatasi masalah melalui penerapan kerja ilmi-
pengorganisasian isi model. Penyajian tahapan ah, sedangkan karakter yang diutamakan yaitu;
pengembangan model secara sistematis mulai; cermat, disiplin dan bertanggungjawab. Sudah
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan la- semestinya, ketiga aspek yang ditekankan dapat
boratorium IPA di sekolah, dan menguraikan se- difasilitasi oleh pihak sekolah melalui aktivitas
tiap tahapan dengan memberikan contoh-contoh di laboratorium. Menyesuaikan kebutuhan dan
kongkret dalam penerapannya; 4) Menetapkan tuntutan kurikulum, maka kegiatan di laborato-
strategi penyampaian isi model. Kegiatan pra- rium perlu dirancang untuk pembelajaran, pen-
pembelajaran, mahasiswa diberikan kesempatan elitian guru dan siswa, serta pelayanan labora-
melalui penugasan observasi ke laboratorium torium untuk masyarakat; (d) Kompetensi subjek
sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang akademik. Mahasiswa sebagai calon guru IPA di
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan sekolah, perlu dibekali dengan keterampilan dan
pengelolaan laboratorium IPA, informasi disaji- pengalaman merancang pengembangan fungsi
kan dengan utuh untuk keempat tahapan peng- laboratorium IPA dengan mengoptimalkan sega-
embangan fungsi laboratorium, dan mahasiswa la potensi, sarana dan prasarana yang telah ada
diberikan peran ketika pelaksanaan pembelajaran di suatu laboratium sekolah. Dalam merancang
dengan menyajikan hasil observasi dan menyam- pengembangan laboratoium, tidak menunggu ke-
paikan ide gagasan untuk mengatasi permasala- lengkapan alat dan bahan, namun sekecil apapun
han laboratorium; dan 5) Pengukuran hasil pene- potensi yang ada dapat didayagunakan. Pengala-
rapan model. Mengukur pemahaman mahasiswa man menarik yang dapat diperoleh mahasiswa
dalam pengembangan fungsi laboratorium mela- dapat merancang pengembangan fungsi laborato-
lui penugasan menyusun rancangan program rium baik untuk laboratoium yang lengkap alat
pengembangan laboratorium IPA berdasarkan dan bahan, cukup lengkap, kurang lengkap, dan
analisis evaluasi diri suatu laboratorium IPA di tidak lengkap. (e) Keterampilan merancang kegia-
sekolah. tan laboratorium. Rancangan secara tertulis yang
Model awal yang dikembangkan memiliki menjelaskan 4 (empat) aspek yang secara jelas
komponen sebagai berikut: (a) Materi dan subyek terdeskripsikan, meliputi; kekuatan, kelemahan,
pada Mata Kuliah Teknik Pengelolaan Laboratorium peluang, dan tantangan suatu laboratorium seko-
IPA. Memberikan penjelasan kepada mahasiswa lah yang dikaji. Setiap aspek didukung informa-
tentang materi dan subyek kajian mata kuliah si/data/fakta yang jelas sehingga pengembangan
yang menekankan pada pentingnya merancang yang dirancang sesegera mungkin dapat dite-
pengembangan fungsi laboratorium. Pengemban- rapkan. f) Menerapkan keterampilan kerja ilmiah.
gan laboratorium akan lebih mudah dirancang, Aktivitas laboratorium tetap dikembangkan ber-
apabila mahasiswa mampu mengidentifikasi; dasarkan prinsip kerja ilmiah sehingga hasil be-
kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan lajar IPA dapat menghasilkan peserta didik yang
suatu laboratorium sekolah. Ketersediaan sarana memiliki sikap ilmiah. Kegiatan di laboratoium
dan prasarana di setiap laboratorium sekolah perlu disusun secara sistematis meliputi; meren-
berbeda-beda sehingga target rancangan peng- canakan, melaksanakan, dan evaluasi. Sebagai
embangan harus disesuaikan dengan potensi yang contoh; praktikum tentang fotosíntesis, maka
akan dimiliki; (b) Analisis empiris dan dokumentasi perlu diberi pengalaman kepada setiap praktikan
kegiatan laboratorium di sekolah. Mendokumenta- mulai dari merencanakan alat dan bahan, mene-
sikan kegiatan laboratorium yang telah terjadi, rapkan prosedur kerja, melakukan praktikum se-
misalnya; kegiatan praktikum, penelitian yang suai prosedur kerja, mengumpulkan data sebagai
dilakukan guru, dan karya tulis siswa yang diha- hasil praktikum, menganalisis, membahas dan
silkan berdasarkan aktivitas di laboratorium. Ha- menyampiakan secara lisan dan tertulis dalam
sil kegiatan dideskripsikan secara lengkap dengan bentuk laporan praktikum.(g) Melakukan study
E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119 113

Gambar 1. Model Analisis Evaluasi Diri Laboratorium untuk Mengembangkan Kemampuan������


Maha-
siswa dalam Merancang Pengembangan Fungsi Laboratorium

visit ke suatu laboratoium sekolah. Mengumpulkan mulai melakukan analisis data/fakta/informasi


segala informasi dalam bentuk data atau fakta yang telah dilakukan melalui; tanya jawab, disku-
yang berkaitan dengan aktivitas di laboratium si, dan dokumentasi dari kegiatan study visit atau
IPA suatu sekolah. Mahasiswa mulai mengiden- kunjungan ke suatu laboratorium sekolah. Hasil
tifikasi 4 aspek dalam evaluasi diri setelah mela- kunjungan ditulis dalam bentuk laporan kegiatan
kukan kunjungan. Kegiatan study visit akan men- yang telah menjelaskan 4 aspek dalam evaluasi
gungkap; mengidentifikasi kelengkapan alat dan diri laboratoium.
bahan, mengumpulkan informasi tentang bentuk Sebagai suatu model, maka model analisis
kegiatan laboratorium yang telah dilakukan, dan evaluasi diri yang dihasilkan memenuhi unsur
mengumpulkan dokumentasi yang menggam- suatu model yaitu memiliki tahapan atau sintaks
barkan suasana laboratorium. (h) Analisis fungsi yang meliputi: a) Mengidentifikasi kekuatan yang
suatu laboratorium IPA berbasis evaluasi diri. Ma- dimiliki suatu laboratorium; b) Mengidentifikasi
hasiswa secara individu atau kelompok dapat kelemahan yang dimiliki suatu laboratorium; c)
114 E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119

Menentukan peluang untuk dikembangkan fung- kelayakan model 75% atau masuk kategori layak.
sinya; dan d) Memprediksi tantangan yang akan Penilaian pakar tahap kedua, mendapat skor 35
dihadapi dalam proses pengembangan. atau 87,5% atau masuk kategori sangat layak ka-
Keempat sintaks model yang dihasilkan rena lebih dari 85%.
dapat diterapkan dapat diterapkan pada mahasis- Lembar penilaian model dilengkapi den-
wa calon guru IPA melalui kegiatan kunjungan gan bagian saran dari pakar yang akan digunakan
atau study visit ke suatu laboratorium di sekolah. untuk memperbaiki model yang dikembangkan.
Setelah mahasiswa calon guru IPA melakukan Berdasarkan masukan pakar kemudian dilaku-
study visit, selanjutnya menyusun pengembangan kan perbaikan, masukan dan perbaikan pakar
fungsi laboratorium yang berpeluang berbeda-be- disajikan pada Tabel 2.
da di setiap sekolah karena memiliki perbedaan Setelah dilakukan uji coba terbatas pada
sarana dan prasarana serta sumber daya manusia. sasaran pengguna model yang merupakan calon
Setelah komponen kelengkapan model di- guru IPA. Sasaran diminta untuk memberikan
tentukan, selanjutnya disusun model evaluasi diri komentar yang meliputi pendapat, kesulitan, dan
laboratoium. Uji pakar tahap pertama dan kedua keinginan agar dapat mengembangkan labora-
untuk menilai kelayakan model yang dikembang- torium IPA di sekolah. Jawaban atau komentar
kan telah dilakukan, hasil uji pakar disajikan sasaran disajikan pada Tabel 3.
pada Tabel 1. Pada uji coba skala luas, mahasiswa seca-
Jumlah skor yang diperoleh pada uji pakar ra individu diminta untuk menyusun program
tahap pertama sebesar 30, setelah dipersentase pengembangan laboratorium sesuai sekolah yang
dengan membagi skor maksimal yang dapat di- dikunjungi. Terdapat 10 (sepuluh) aspek yang
peroleh sebesar 40, maka diperoleh persentase dinilai, setelah dilakukan penilaian terhadap 25

Tabel 1. Validasi Pakar Tahap 1 dan 2 terhadap Model Evaluasi Diri Laboratorium

Skor Penilaian Pakar


Butir
Tahap 1 Tahap 2
Kejelasan sintaks 4 4
Kelengkapan
unsur evaluasi diri 4 4
laboratorium
Mengembangkan
2 3
kreativitas mahasiswa
Mengembangkan
2 4
keterampilan ilmiah
Analisis potensi dan
3 4
masalah
Rancangan model 3 3
Tahapan validasi model 3 3
Evaluasi dampak 3 3
Kemudahan pelaksanaan 3 3
Sistematika penyajian 4 4
Jumlah 30 35
Sangat
Kategori Layak
Layak
E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119 115

Tabel 2. Perbaikan model evaluasi diri laboratorium yang dikembangkan sesuai masukan pakar

Masukan Pakar Perbaikan


Menyebutkan materi Mata Menambahkan informasi, bahwa model evaluasi laboratorium
Kuliah Teknik Pengelolaan yang dikembangkan akan mendukung pemahaman mahasiswa
Laboratorium IPA yang pada materi; penggunaan dan penataan alat/bahan praktikum
berkaitan dengan model yang IPA, dan kemampuan perancangan kegitan pengembangan labo-
dikembangkan ratorium IPA untuk mendukung; pembelajaran, penelitian guru,
karya tulis siswa, dan layanan masyarakat.
Analisis empiris secara tegas Menegaskan secara tertulis bahwa analisis empiris dilakukan oleh
dikerjakan dengan menerap- mahasiswa dengan cara mempelajarai data kegiatan yang telah
kan kerja ilmiah dilakukan di suatu laboratoraium IPA sekolah. Kegiatan mener-
apkan metode observasi, eksplorasi, analisis dokumen, dan doku-
mentasi (foto-foto) sehingga tampak jelas
Menginformasikan bahwa ma- Menjelaskan secara tertulis bahwa mahasiswa sebagai sasaran
hasiswa telah memiliki pen- model telah memiliki pengetahuan yang diperoleh pertemuan
getahuan tentang kebutuhan awal perkuliahan Teknik Pengelolaan Laboratorium IPA sehing-
laboratorium IPA di sekolah ga memiliki pengetahuan tentang kebutuhan dan pengelolaan
laboratorium IPA di sekolah
Tahapan kerja ilmiah dipas- Menambahkan dalam penjelasan model, tahapan kerja ilmiah
tikan tahapannya apa saja se- meliputi; observasi, mengumpulkan data/informasi, menganali-
hingga jelas dan terukur pen- sis, menyimpulkan, dan merancang bentuk pengembangan keg-
capaiannya iatan laboratorium IPA di sekolah
Kunjungan atau study visit Study visit dirancang untuk 3 sekolah, yang terdiri dari sekolah
sebaiknya ke sekolah yang unggulan, dan menengah. Sekolah unggulan yaitu; SMP N 1
dibuat strata, misalnya; ung- Magelang (sekolah peringkat 1 nasional), SMP N 3 Batang (eks
gulan, menengah, dan di RSBI), dan SMP Negeri 22 Semarang (standar nasional)
bawah menengah

Tabel 3. Jawaban atau Komentar Calon Guru IPA sebagai Pengguna Model yang Dikembangkan

Pernyataan Jawaban/Komentar Sasaran


Model evaluasi diri laboratorium Model dapat diterapkan dengan catatan apabila ke empat
mudah diterapkan unsur evaluasi diri dapat terpenuhi dari kegiatan laborato-
rium di sekolah. Apabila salah satu unsur dalam evaluasi
diri tidak terisi dengan lengkap maka akan berdampak pada
penentuan pengembangan kegiatan laboratorium yang ditu-
gaskan.
Kegiatan mengidentifikasi kekua- Kegiatan laboratorium IPA di sekolah sebagian besar yang
tan, kelemahan, tantangan, dan pel- telah dilakukan sebatas kegiatan praktikum siswa, karena
uang di laboratorium IPA di sekolah keterbatasan tenaga yang mengelola laboratorium. Program
dapat dilakukan untuk menentukan pengembangan fungsi laboratorium IPA dapat ditentukan
program pengembangan laborato- setelah teridentifikasi kekuatan, kelemahan, tantangan, dan
rium peluang yang dimiliki.
Kemampuan seorang calon guru Setelah melakukan kunjungan ke laboratorium sekolah dan
IPA dalam mengembangkan fungsi menyusun program pengembangan laboratorium, maha-
laboratorium lebih mudah dilaku- siswa meyakini akan memiliki kemampuan untuk mem-
kan melalui penerapan model evalu- fungsikan laboratorium tidak hanya untuk praktek siswa,
asi diri laboratorium tetapi juga untuk mendukung penelitian guru dan siswa.
Kesulitan yang dialami ketika Dokumen yang dimiliki pengelola laboratorium IPA di
menerapakan model evaluasi diri sekolah sangat minim, tata kelola administrasi bahan dan
laboratorium alat juga tidak lengkap sehingga menyulitkan untuk menen-
tukan kekuatan yang dimiliki.
Keinginan agar dapat mengembang- Sangat ingin memiliki kemampuan mengembangkan labo-
kan laboratorium IPA di sekolah ratorium IPA di sekolah, agar dapat menciptakan pembela-
jaran yang menerapkan kerja ilmiah.
116 E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119

program pengembangan laboratorium IPA yang dari mulai mengumpulkan dokumen kegia-
telah disusun calon guru IPA, diperoleh hasil se- tan di laboratorium, selanjutnya dipelajari untuk
suai Tabel 4. mengidentifikasi berbagai permasalahan yang di-
hadapi guru dan siswa ketika memanfaatkan la-
Tabel 4. Penilaian rencana pengembangan labo- boratorium, sampai akhirnya mahasiswa mampu
ratorium IPA setelah dalam perkuliahan mene- mengidentifikasi peluang kegiatan yang dapat
rapkan model evaluasi diri laboratorium dikembangkan. Selain kreatif, melalui penera-
pan model yang dikembangkan, mahasiswa juga
Rerata terlatih untuk belajar mandiri karena diberikan
Butir yang dinilai Kategori peran dan kesempatan yang sangat luas untuk
Skor
menggali kemampuan yang dimiliki melalui ke-
Identifikasi kekuatan 3,5 Baik giatan kunjungan ke suatu laboratorium sekolah.
Identifikasi kelemahan 3,7 Baik Model yang dikembangkan telah memfasi-
Identifikasi peluang 3 Baik litasi mahasiswa dalam bekerja ilmiah. Tahapan
Identifikasi tantangan 2,8 Kurang kerja ilmiah yang dilalui mulai dari; observasi,
mengumpulkan data, menganalisis, mengkaji,
Rancangan untuk
3 Baik menyimpulkan, dan menentukan tindak lanjut.
pembelajaran
Penerapan model dengan sendirinya dapat mem-
Rancangan untuk karya praktekkan keterampilan pengelolaan labora-
2,8 Baik
tulis guru torium IPA yang telah dipelajari dalam perku-
Rancangan untuk karya liahan. Keterampilan menanya karena rasa ingin
3 Baik tahu berkembang secara baik ketika mahasiswa
tulis siswa
melakukan wawancara dengan guru atau peng-
Rancangan layanan
3 Baik elola laboratorium sekolah. Pengalaman mengi-
umum dentifikasi kegiatan laboratorium menjadi suatu
Mekanisme evaluasi 3,5 Baik yang menarik dan diyakini dapat terkesan ketika
Rencana tindaklanjut 3 Baik mengambil mata kuliah teknik pengelolaan labo-
ratorium.
Kemampuan mahasiswa sudah baik ka- Penilaian layak dari pakar juga berdam-
rena secara individu telah mampu menyusun pak pada tingkat kemudahan mahasiswa dalam
program pengembangan suatu laboratoium IPA menerapkan sintaks model yang dikembangkan.
setelah dalam perkuliahan menerapkan model Mahasiswa merasa bahwa model dapat diterap-
analisis evaluasi diri laboratrium. Terdapat satu kan, apabila keempat unsur dalam sintaks dapat
butir yang dinilai masih mendapat nilai kategori dipenuhi dari kegiatan analisis dokumen kegia-
kurang karena dibawah 3 yaitu indetifikasi tan- tan laboratorium. Perasaan mudah menerapkan,
tangan. Sesuai penilaian pakar tahap 1 dan tahap muncul setelah mahasiswa berlatih menerapkan
2, semua butir aspek penilaian yang berjumlah model pada uji skala luas. Persepsi mudah men-
10, mendapat skor minimal 3 atau dengan krite- jadi faktor utama munculnya keinginan pada
ria baik sehingga pada tahap 1 disimpulkan layak mahasiswa untuk menerapkan model yang di-
dan tahap 2 telah mendapat penilaian pakar sang- kembangkan. Selain itu, pendapat mahasiswa
at layak. Model dinilai memiliki kejelasan sintaks yang menyatakan mudah juga mengandung
atau tahapan sehingga secara kelengkapan suatu makna bisa diterapkan dan bermanfaat dalam
model pembelajaran telah memenuhi komponen mengembangkan kemampuan ilmiah.
yang diharuskan. Sintaks yang dihasilkan melip- Berdasarkan penilaian pakar, terdapat be-
uti tahapan; kekuatan, kelemahan, peluang dan berapa masukan yang diberikan pada uji skala
tantangan. Keempat tahapan model mencermin- luas. Masukan pakar telah ditindaklanjuti seba-
kan kelengkapan unsur evaluasi diri suatu la- gai bahan perbaikan pengembangan model se-
boratorium di sekolah karena saling terkait dan hingga pakar menyatakan model sangat layak.
menjadi satu kesatuan yang utuh untuk mengam- Masukan pakar yang telah dijadikan bahan re-
barkan peluang mengembangkan laboratorium. visi yaitu; mendeskripsikan materi perkuliahan
Kegiatan mengidentifikasi keempat un- Teknik Laboratorium yang sesuai dengan model
sur evaluasi diri, dinilai dapat melatih maha- yang dikembangkan. Model evaluasi diri labo-
siswa tidak sekedar terampil mengidentifikasi ratorium yang dikembangkan, dirancang untuk
melainkan juga menumbuhkan daya kreativitas mendukung tingkat pemahaman mahasiswa
untuk mengembangkan kegiatan yang berpusat pada materi; penggunaan dan penataan alat/
di laboratorium IPA. Kreativitas siswa tampak bahan praktikum IPA, dan kemampuan peran-
E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119 117

cangan kegiatan pengembangan laboratorium sikan pada mahasiswa pasca penugasan bahwa
untuk mendukung; pembelajaran, penelitian tantangan pengelolaan laboratorium disusun
guru, karya tulis siswa, dan layanan masyarakat. berdasarkan kekuatan, kelemahan, dan peluang;
Kegiatan menganalisis dokumen kegiatan labo- 2) tantangan disesuaikan dengan kebutuhan sis-
ratorium secara tegas mengambarkan tahapan wa, guru dan masyarakat yang ditargetkan akan
kerja ilmiah yang dilakukan mahasiswa. menggunakan laboratorium IPA di sekolah; dan
Setelah model yang dikembangkan diny- 3) tuntutan kurikulum 2013 yang menekankan
atakan layak oleh pakar, tahap selanjutnya di- pada pendekatan saintifik dan menumbuhkan
terapkan dalam uji model skala luas. Target uji kreativitas siswa dalam pembelajaran.
model dalam skala luas yaitu mahasiswa mampu Setelah menerapkan model yang dikem-
merancang pengembangan laboratorium IPA di bangkan dalam penelitian ini, tiga kemampuan
SMP melalui penerapan model evaluasi diri la- kunci yang diharapkan telah mendapatkan skor
boratorium. Sesuai penilaian rencana pengem- 3 atau baik. Ketiga keterampilan kunci meliputi;
bangan yang telah disusun mahasiswa, dari 10 rancangan pembelajaran, kegiatan penyusunan
butir yang dinilai, 9 butir masuk kategori baik karya tulis guru, dan karya tulis siswa. Maha-
sedangkan 1 butir kurang. Apabila mencermati siswa telah memiliki pengetahuan dan pengala-
data yang diperoleh, telah mengambarkan ke- man bahwa laboratorium tidak sekedar sebagai
mampuan mahasiswa setelah mengidentifikasi tempat praktek siswa untuk mendukung pembe-
kekuatan, kelemahan, tantangan, dan peluang di lajaran, namun demikian telah meyakini bahwa
laboratorium. kemampuan guru dan siswa dalam bidang ilmiah
Skor tertinggi yang diperoleh mahasis- lanjutan dapat dikembangkan. Kemampuan me-
wa dalam menyusun rancangan pengembangan nyusun karya tulis ilmiah bagi seorang guru su-
yaitu mengidentifikasi kelemahan laboratorium. dah menjadi kebutuhan untuk kenaikan pangkat
Kelemahan laboratorium IPA di sekolah seca- dan tuntutan profesionalitas. Suhartawan (2004)
ra umum memang sangat banyak dan mudah pengalaman mahasiswa merancang pengem-
ditemukan. Berdasarkan pendapat mahasiswa bangan laboratorium, setidaknya akan menjadi
setelah melakukan kunjungan ke laboratorium, dorongan untuk mengembangkan aktivitas labo-
terungkap kelemahan yang ditemukan meliputi; ratorium yang berkaitan dengan pemecahan ma-
pengadministrasian alat dan bahan yang seba- salah konsep IPA. Selain itu, melalui penerapan
gian tidak sesuai dengan ketentuan, dokumen model evaluasi diri yang dikembangkan, mahasis-
hasil kegiatan praktikum misalnya laporan prak- wa dapat merancang aktivitas laboratorium yang
tikum yang tidak ditemukan, dan tidak terdapat dapat menjadi sentral kegiatan ekstrakurikuler
dokumen resmi terkait rencana pengembangan siswa. Berbagai tema karya tulis ilmiah siswa da-
laboratorium. Kemampuan mahasiswa mene- pat dihasilkan dengan mendayagunakan alat dan
mukan berbagai permasalahan di laboratorium bahan di laboratorium, sehingga akan dihasilkan
IPA, diharapkan menjadi pengalaman yang akan pemikir yang ilmiah dan kritis di sekolah.
memacu untuk memiliki kemauan memecahkan Pembelajaran IPA di sekolah, tidak terle-
permasalahan. pas dari kerja ilmiah sehingga kemampuan ma-
Aspek mengidentifikasi tantangan men- hasiswa dalam merancang aktivitas laboratorium
dapat kategori kurang, sepertinya mahasiswa menjadi sangat diperlukan. Kemampuan maha-
mengalami permasalahan mendasar pada pema- siswa akan terlatih terkait dengan merencanakan
haman konsep tantangan dalam model evaluasi pembelajaran yang tidak sekedar berorientasi
diri yang dikembangkan. Contoh yang menguat- pada penguasaan konsep, melainkan juga men-
kan simpulan pemahaman konsep yang kurang, gembangkan kreativitas belajar siswa. Sesuai ha-
misalnya; menuliskan tantangan yang berkaitan sil penelitian Sudarman (2007) ketika mahasiswa
dengan nilai ujian nasional siswa. Nilai ujian diberikan kesempatan melakukan kegiatan pen-
nasional memiliki hubungan dengan aktivitas gumpulan informasi kemudian dijadikan sebagai
laboratorium namun dalam konteks penyusunan bahan kajian selama perkuliahan, dapat melatih
rencana program pengembangan laboratorium kemandirian belajar mahasiswa melalui penera-
dinilai kurang relevan. pan kerja ilmiah.
Menyikapi kemampuan rata-rata maha- Tuntutan pembelajaran IPA dapat terpe-
siswa dalam mengidentifikasi tantangan pen- nuhi karena calon guru IPA memiliki kemampu-
gembangan laboratorium yang masih kurang, an dalam menyelenggarakan kegiatan praktikum
maka beberapa kegiatan telah ditempuh oleh sebagai kunci keberhasilan pembelajaran IPA.
dosen pengampu Mata Kuliah Teknik Pengelo- Guru di sekolah secara umum tidak didampingi
laan Laboratorium IPA, yaitu; 1) menginforma- oleh seorang laboran atau teknisi ketika memfa-
118 E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119

silitasi kegiatan praktikum, sehingga guru harus ga dapat memfungsikan layanan di laboratorium
mengambil peran sebagai guru dan sekaligus la- sesuai dengan tuntutan kurikulum tahun 2013 di
boran. sekolah. Penekanan kurikulum mata pelajaran
Keefektifan model dalam penelitian diten- IPA yaitu menekankan pada penerapan model-
tukan dari; respon mahasiswa, dan kemampuan model pembelajaran yang mengembangkan kre-
mahasiswa merancang pengembangan laborato- ativitas siswa melalui kerja ilmiah. Sesuai hasil
rium. Sesuai data penelitian, mahasiswa memi- penelitian Hendawati (2007) bahwa kombinasi
liki respon positif terhadap mode evaluasi diri antara pengenalan konsep dan kegiatan lapangan
laboratorium. Beberapa fakta yang mendasari sebagai bentuk penguatan konsep dapat membe-
pernyataan tersebut, yaitu; mahasiswa merasa rikan dorongan bagi calon guru IPA untuk men-
setelah melakukan kunjungan ke laboratorium jadi pengajar yang berkualitas.
sekolah dan menyusun program pengembangan
laboratorium, mahasiswa meyakini telah memi- PENUTUP
liki kemampuan untuk memfungsikan laborato-
rium tidak hanya untuk praktek siswa, tetapi juga Sesuai hasil penelitian dan pembahasan,
untuk mendukung penelitian guru dan siswa. maka dapat diambil kesimpulan yaitu; Model
Pernyataan mahasiswa ”telah memiliki” men- analisis evaluasi diri laboratorium yang dikem-
gandung arti bahwa terdapat manfaat penerapan bangkan dinyatakan layak berdasarkan penilaian
model dalam mendukung kompetensi mahasis- pakar laboratorium IPA. Kemampuan mahasis-
wa calon guru IPA. wa dalam merancang pengembangan laborato-
Terdapat respon mahasiswa yang menga- rium dapat ditingkatkan melalui penerapan mo-
lami kesulitan tetapi bukan dari model yang di- del analisis evaluasi diri laboratorium. Saran
terapkan, melainkan dari kegiatan teknis ketika yang dapat diberikan yaitu; model diterapkan da-
mengidentifikasi di laboratorium. Pernyataan lam skala yang lebih luas, mengingat model eva-
tersebut yaitu; dokumen yang dimiliki pengelola luasi diri laboratorium sesuai dengan kurikulum
laboratorium IPA di sekolah sangat minim, tata 2013 yang menekankan kreativitas siswa dalam
kelola administrasi bahan dan alat juga tidak pembelajaran.
lengkap sehingga menyulitkan untuk menentu-
kan kekuatan yang dimiliki. Mahasiswa diharap- DAFTAR PUSTAKA
kan memiliki kepekaan dari respon yang telah
diberikan, misalnya; berbagai kelemahan yang Enrique, J., Lopez, K., dan Richard, J. 2012. Self Regu-
ditemukenali di laboratorium di sekolah, dapat lated Learning Study Strategies and Academic
dijadikan refleksi sebagai calon guru IPA yang Performance in Organic Chemistry. Journal of
Research Science Teaching, 50 (6): 660-676.
suatu saat nanti, pasti juga akan melibatkan diri
Hartono. 2011. Pengajaran Praktikum IPA pada Ling-
dalam pengelolaan laboratorium. kungan Pembelajaran Kombinasi. Jurnal Ino-
Model yang diterapkan efektif, dari respon vasi Pendidikan, 1 (2): 73-83.
mahasiswa yang memiliki keinginan untuk dapat Hendawati, Y. 2007. Pengembangan Model Perkulia-
memfungsikan laboratorium IPA di sekolah seca- han Pendidikan IPA pada Program Pendidikan
ra optimal, sesuai teori dan kegiatan yang telah Prajabatan Calon Guru Sekolah Dasar. Jurnal
diperoleh melalui perkuliahan Teknik Pengelo- Sejarah dan Pendidikan Sejarah, 1 (2). Sumber:
laan Laboratorium IPA. Secara umum mahasis- http://jurnal.upi.edu/factum.
wa berkomentar bahwa sangat ingin memiliki Kerlinger, F. N. 2000. Asas-asas Penelitian Behavioral.
Terjemahan: Foundation behavioral research,
kemampuan mengembangkan laboratorium IPA
oleh: Simatupang, L. R., & Koesoemanto, H.
di sekolah, agar dapat menciptakan pembelaja- J. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
ran yang menerapkan kerja ilmiah. Berdasarkan Rahmatan, H., Liliasari., dan Redjeki, S. 2011. Peng-
pendapat mahasiswa sebagai sasaran penerapan embangan Model Pembelajaran Biokimia Untuk
model yang dikembangkan dalam penelitian ini, Membekali Keterampilan Berpikir Kreatif Maha-
maka dapat ditarik simpulan awal bahwa sebagai siswa. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1 (1):
calon guru IPA, mahasiswa telah meyakini akan 82-88.
kemampuan dalam mengelola laboratorium se- Sudarman. 2007. Problem Based Learning: Model
cara optimal, baik untuk pembelajaran, karya tu- Pembelajaran untuk Mengembangkan dan Me-
ningkatkan Kemampuan Memecahkan Ma-
lis, dan layanan kepada masyarakat.
salah. Jurnal Pendidikan Inovatif, 2 (2): 68-73.
Model yang telah diuji cobakan telah da- Suhartawan, B. 2004. Mengoptimalkan Pendekatan
pat memberikan pengalaman dan sekaligus ke- Keterampilan Proses IPA dalam Pembelajaran
mampuan pada mahasiswa calon guru IPA untuk di Laboratorium. Jurnal Pendidikan dan Pengaja-
melakukan pengembangan laboratorium sehing- ran, 2 (2): 45-56.
E. Peniati, Parmin, E. Purwantoyo / JPII 2 (2) (2013) 107-119 119

Sukmadinata, S. 2010. Pengembangan Model Pembe- Susantini, E. 2010. Pengembangan Petunjuk Prakti-
lajaran Terpadu Berbasis Budaya untuk Me- kum Genetika untuk Melatih Keterampilan
ningkatkan Apresiasi Siswa terhadap Budaya Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
Lokal. Cakrawala Pendidikan, 29 (2): 189-203. 1 (2): 1-8.

Anda mungkin juga menyukai