Anda di halaman 1dari 12

EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

PENGEMBANGAN PERANGKAT PRAKTIKUM BERBASIS


BIODIVERSITAS LOKAL PADA SUB MATERI SIKLUS BIOGEOKIMIA
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) DAN
PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA/MA

PRACTICAL DEVICE DEVELOPING BASED LOCAL BIODIVERSITY ON


SUB MATERIAL BIOGEOCHEMISTRY CYCLES 0F SCIENCE PROCESS
SKILLS (KPS) AND MASTERY OF CONCEPTS STUDDENTS SMA/MA

Nanik Lestariningsih1
nanik.lestariningsih@iain-palangkaraya.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh upaya implementasi pendidikan


berkarakter. Hasil analisis terhadap pelaksanaan praktikum sub materi siklus
biogeokimia di MAN Model Palangka Raya belum pernah dilaksanakan. Beberapa
kendala yang dihadapi yaitu alat dan bahan serta minimnya perangkat praktikum
yang digunakan dalam hal peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan
konsep siswa. Penelitian ini bertujuan mengembangkan perangkat praktikum
berbasis biodiversitas local.
Jenis penelitiannya adalah Research and development. Model yang
digunakan adalah ADDIE. Implementasi skala kecil dan skala besar pada kelas X7
dan X8, yang sebelumnya diuji normalitas dan homogenitasnya. Produk
pengembangan divalidasi oleh 3 pakar konten dan konstruk.
Hasil pengembangan perangkat praktikum pada bahan praktikum berasal
dari biodiversitas lokal. Hasil penelitian pada skala kecil diperoleh rata-rata N-gain
KPS 0,58 kategori sedang, dan rata-rata N-gain penguasaan konsep 0,55 kategori
sedang. Skala besar kelas eksperimen diperoleh rata-rata N-gain KPS 0,70, kelas
kontrol 0,52 dan rata-rata N-gain penguasaan konsep kelas eksperimen 0,53, kelas
kontrol 0,39. Hasil t hitung (8,87) > t tabel (2,03), disimpulkan bahwa produk
pengembangan perangkat praktikum memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap nilai rata-rata siswa. Efektivitas penggunaan perangkat praktikum hasil
pengembangan pada penguasaan konsep 57,61% dan KPS 57,38% dengan kriteria
sangat baik.

Kata kunci : Perangkat Praktikum, Biodiversitas Lokal

1
Prodi Tadris Biologi, PMIPA, IAIN Palangka Raya

28
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

ABSTRACT

The analysis result of the practical implementation of the biogeochemical


cycles in the sub materials MAN Model Palangkaraya has not been implemented.
Some of the constraints faced by the lack of tools and materials as well as practical
tools used in improving science process skills and mastery of concepts students.
This research aims to develop practical tools based on local biodiversity.
The type of research is research and development. The model used is ADDIE.
Implementation of small-scale and large-scale, which is previously tested for
normality and homogeneity. Product development is validated by three experts of
content and construct.
The results of the praktical device on the development of lab materials
derived from local biodiversity. The results of research on a small scale gained an
average N-gain of KPS 0.58 medium category, and the average N-gain mastery of
the concept category was 0.55. Large-scale experimental class gained an average
N-gain of KPS 0.70, 0.52 control class and the average N-gain control of the class
concept experiment 0.53, 0.39 control classes. The results of the t (8.87) > t table
(2.03), it was concluded that the product development practical device have a
significant influence on the value of the average student. The effectiveness of using
praktical device development of the mastery of concept 57.61% and KPS 57.38%
with criteria very well.

Keywords: Practical Device, Local Biodiversity

Pendahuluan mengkolaborasikan kurikulum sesuai


Upaya implementasi dengan biodiversitas lokal.
pendidikan berkarakter dan salah satu Praktikum merupakan bagian
tuntutan kurikulum 2013 yang akan integral dalam pendidikan sains.
diterapkan oleh pemerintah, adalah Hasil wawancara dengan beberapa
menekankan pada pembelajaran yang guru biologi di MAN Model Palangka
mengedepankan pengalaman Raya bahwa praktikum tidak dapat
personal bagi siswa. Pengalaman terselenggara dengan baik, karena
personal ini akan banyak diperoleh alat dan bahan yang dibutuhkan tidak
jika guru meningkatkan kulitas dan tersedia di sekolah. Materi kelas X
kuantitas praktikum yang dinyatakan SMA yang belum pernah diadakan
Ibrahim (2005). Pada mata pelajaran kegiatan praktikum diataranya adalah
biologi sub materi siklus biogeokimia pada sub materi siklus biogeokimia.
bahwa belajar merupakan proses aktif Masalah lain yaitu pada nilai
menggabungkan pengalaman dengan keterampilan proses sains dan
menggunakan kondisi nyata yang ada penguasaan konsep siswa dirasa
di lingkungan. Kegiatan kurang terpenuhi pada sub materi
pembelajaran yang mengedepankan tersebut. Tujuan yang terdapat pada
pengalaman personal siswa perlu petunjuk praktikum yang tersedia di
ditumbuh-kembangkan dengan sekolah pada buku paket pegangan
kegiatan praktikum peserta didik guru hanya menuntut beberapa aspek
kognitif dan memuat beberapa aspek

29
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

keterampilan proses sains. Kondisi ini materi siklus biogeokimia. Prosedur


yang memunculkan pemikiran pengembangan yang digunakan
perlunya suatu inovasi dan dalam penelitian ini adalah model
pengembangan perangkat praktikum, ADDIE. Model pengembangan
dengan mengoptimalkan sumberdaya ADDIE bersifat interaktif yakni hasil
biodiversitas lokal Kalimantan evaluasi setiap fase dapat membawa
Tengah sangat potensial untuk pengembangan pembelajaran ke fase
dijadikan sebagai sumber belajar selanjutnya. Hasil akhir dari suatu
biologi. Pengembangan perangkat fase merupakan produk awal bagi
praktikum biologi, menggunakan fase berikutnya. Model ini terdiri atas
berbagai biodiversitas tumbuhan, 5 fase atau tahap utama yaitu 1)
hewan, maupun lingkungan yang Analyze (Analisis), 2) Design
tersedia. (Desain), 3) Develop
(Pengembangan), 4) Implement
Metode Penelitian (Implementasi), 5) Evaluate
Penelitian ini merupakan (Evaluasi). Gambar tahap
penelitian pengembangan. Pengembangan Model ADDIE oleh
Pengembangan yang dilakukan Gustafson, K., & Branch, R. (2002).
adalah perangkat praktikum sub

Gambar 2.1 Alur Tahapan Pengembangan Model ADDIE

Untuk instrumen penilaian berasal dari populasi berdistribusi


keterampilan proses sains dilakukan normal. Uji normalitas dalam
uji tingkat kesukaran, daya beda, dan penelitian ini menggunakan uji
korelasi butir soal dengan Kolomogorov Smirnov dianalisis
menggunakan ANATES. Analisis menggunakan SPSS-17 for Windows.
data hasil penelitian dapat dianalisis 2) Uji Homogenitas varian
secara statistik parametrik harus Uji homogenitas varians ini
terpenuhi asumsi yang utama yaitu digunakan untuk mengetahui apakah
data yang akan dianalisis harus sampel penelitian berasal dari populasi
terdistribusi normal dan selanjutnya yang mempunyai variansi yang sama.
sampel yang diambil harus memenuhi 3) Uji t
syarat homogen (Sugiyono, 2012). Pengaruh perlakuan
1) Uji Normalitas penggunaan perangkat praktikum
Uji normalitas bertujuan untuk yang dikembangkan dianalisis
mengetahui apakah sampel penelitian menggunakan uji beda statistik

30
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

independent sample t-tes. Data Litbang Depdagri No 690.900.327


dinyatakan memiliki varian yang Tahun 1996
sama (equal variance) bila F-Hitung
< F-Tabel. Uji t untuk varian yang Hasil dan Pembahasan
sama (equal variance) menggunakan Pada tahap analisis ditemukan
rumus Polled Varians: masalah dan kebutuhan yang
disampaikan oleh guru biologi di
MAN Model Palangka Raya
diantaranya adalah kelas X jarang
dilakukan praktikum dikarenakan
pada sub materi siklus biogeokimia
4) Gain ternormalisasi (N-gain) dianggap sulit oleh siswa, sehingga
Untuk menganalisis keterampilan proses sains dan
peningkatan keterampilan proses penguasaan konsep siswa belum
sains dan penguasaan konsep siswa tercapai dengan baik, serta LKS
menggunakan N-gain ternormalisasi praktikum yang terdapat di buku
dengan rumus: paket pegangan guru dianggap sulit
untuk dilakukan praktikum karena
keterbatasan alat dan bahan. Pada
kurikulum 2013 diharapkan kuantitas
Kategori tingkat perolehan N-gain dan kualitas pelaksanaan praktikum
yaitu sebagai berikut: ditingkatkan. Analisis kebutuhan
tersebut yang menjadi alasan kuat
N-gain > 0,70 = tinggi peneliti mengembangkan perangkat
0,30 ≤ N-gain ≤ 0,70 = sedang praktikum berbasis biodiversitas
< 0, 30 = rendah
lokal pada sub materi siklus
biogeokimia dan untuk memenuhi
5) Analisis Efektivitas
tuntutan kurikulum 2013. Hasil
Untuk menganalisis
penelitian menunjukkan bahwa
efektivitas hasil pengembangan
pengembangan perangkat praktikum
perangkat praktikum sub materi
mampu meningkatkan keterampilan
siklus biogeokimia berbasis
proses sains dan penguasaan konsep
biodiversitas lokal dalam
siswa, serta tanggapan siswa terhadap
meningkatkan keterampilan proses
pelaksanaan LKS praktikum diantara
sains dan penguasaan konsep siswa
setuju dan sangat setuju.
MAN Model Palangka Raya menurut
LKS praktikum merupakan
Subagyo (2010) di pergunakan rumus
produk hasil pengembangan yang
efektivitas sebagai berikut :
dibuat sebagai solusi dari kebutuhan
Efektivitas: Realisasi x 100%
supaya praktikum pada sub materi
Target
siklus biogeokimia dapat
Klasifikasi Kriteria Efektivitas :
dilaksanakan di SMA, terutama di
0,00-10% = Sangat kurang
10,10-20% = Kurang
MAN Model Palangka Raya tersebut
20,10-30% = Sedang dapat dilaksanakan. LKS praktikum
30,10-40% = Cukup baik yang dikembangkan memanfaatkan
40,10-50% = Baik bahan yang ada di lingkungan sekitar
> 50% = Sangat baik siswa berbasis biodiversitas lokal.

31
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

Ikan papuyu memiliki kelebihan lebih mampu memenuhi tujuan psikomotor


kuat atau dapat bertahan hidup pada dan afektif siswa. LKS praktikum
berbagai kondisi air dibandingkan yang sebelumnya hanya mampu
dengan ikan lainnya. Ikan papuyu memenuhi beberapa kognitif dan
mampu melakukan respirasi dengan keterampilan proses sains saja.
mengikat oksigen dalam air dan Sehingga LKS hasil pengembangan
memiliki aktivitas yang mudah mampu meningkatkan keterampilan
diamati dibandingkan siput. proses sains dan penguasaan konsep
Tumbuhan air Ceratophyllum sp siswa. Seperti halnya penelitian yang
melimpah di Kalimantan Tengah, dilakukan oleh Jose Paulo (2015)
terutama melimpah di lingkungan mengatakan bahwa kegiatan
sekitar siswa. Tumbuhan air tersebut eksperimen atau praktikum mampu
sebagai alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa.
menggantikan Hydrilla verticillata Hasil penelitian Afef Hafez dan
yang lebih sulit didapat di lingkungan Majdi Roshed (2015) menemukan
sekitar siswa dan sama-sama mampu hubungan yang signifikan antara
melakukan fotosintesis untuk keterampilan proses sains dan sikap
mengikat karbondioksida dalam air. mereka terhadap ilmu pengetahuan.
Larutan indikator kunyit sebagai Produk instrumen penilaian
indikator yang menggantikan meliputi soal tes evaluasi pilihan
bromtimol biru yang sulit didapat di ganda yang memuat keterampilan
lingkungan sekitar siswa, larutan proses sains dan penguasaan konsep
indikator kunyit untuk mengetahui siswa, lembar pengamatan atau
apakah terdapat karbondioksida di observasi untuk menilai proses
dalam toples, larutan ini sifatnya keterampilan proses sains siswa,
sensitif dengan karbondioksida yang lembar pengamatan untuk menilai
dapat terlihat oleh mata pada ranah psikomotor, serta lembar
perubahan warna indikator sebagai pengamatan untuk menilai ranah
indikasi terjadinya proses siklus afektif siswa pada saat diskusi dan
karbon dan oksigen yang ada di dalam saat mengerjakan LKS praktikum.
toples. Submateri siklus biogeokimia Hasil implementasi skala
sulit dipahami konsepnya jika dalam kecil pada keterampilan proses sains
bentuk teks atau tulisan saja dan akan terdapat peningkatan kategori sedang
lebih mudah dikuasai konsepnya oleh terlihat pada Gambar 3.1.
siswa jika siswa melakukan Hasil penguasaan konsep
praktikum langsung. skala kecil setelah penggunaan
LKS praktikum hasil perangkat praktikum hasil
pengembangan mampu memenuhi 9 pengembangan terdapat peningkatan
indikator keterampilan proses sains, kategori sedang terlihat pada Gambar
penguasaan konsep dengan terpenuhi 3.2.
tujuan kognitif (C1 sampai C6), dan

32
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

Nilai rata-rata
82 0.58
80 58
1
60
40
0.5
20
0
0
pretest
postest N-Gain

Gambar 3.1 Nilai Rata-rata Pretest, Postest dan N-gain Keterampilan Proses Sains
Skala Kecil

Nilai rata-rata
0.55
100 80
55 1

50
0.5
0
pretest 0
postest
N-Gain

Gambar 3.2 Nilai Rata-rata Pretest, Postest dan N-gain Penguasaan Konsep Skala
Kecil

Hasil uji normalitas dengan bahwa data rata-rata kemampuan


menggunakan uji Kolmogorov- biologi siswa kedua kelas
Smirnov dihitung menggunakan berdistribusi normal sebagaimana
SPSS-17 for Windows menunjukkan yang disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Uji Normalitas Data Rata-rata Kemampuan Biologi Siswa Kelas X7 dan
X8 MAN Model Palangka Raya
Kelas N Rata-rata Sig. Keterangan

X7 35 60,62 0,206 Normal


X8 35 67,94 0,721 Normal

Tabel 3.1 menunjukkan homogenitas varians data rata-rata


bahwa data rata-rata kemampuan kemampuan biologi siswa kedua
biologi siswa kedua kelas kelas adalah homogen disajikan pada
berdistribusi normal pada taraf Tabel 3.2 berikut.
signifikansi α = 0,05. Hasil uji

Tabel 3.2 Uji Homogenitas Data Rata-rata kemampuan Biologi Siswa Kelas X7
dan X8 MAN Model Palangka Raya
Varian X7 Varian X8 F Hitung F Tabel
55,95 50,47 1,11 2,15

33
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

Pengujian normalitas dan nilai pretes adalah 65,8 dan


homogenitas data dilakukan pada mengalami peningkatan pada postest
kelas X IPA yaitu kelas X7 dan X8. menjadi 81,9. Nilai N-gain pada kelas
Pengujian normalitas untuk kelas X7 eksperimen adalah 0,70 dengan
dengan nilai sig. 0,206 menunjukkan kategori sedang. Pada kelas kontrol
data terdistribusi normal. Pengujian rata-rata nilai pretest adalah 41,9 dan
normalitas untuk kelas X8 dengan mengalami peningkatan pada postest
nilai sig. 0,721 menunjukkan data menjadi 65,3. Nilai N-gain pada kelas
terdistribusi normal. Pengujian kontrol kategori sedang.
homogenitas tes kemampuan Pada kelas kontrol rata-rata
diperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dari kelas nilai pretest adalah 40,2 dan
eksperimen dengan kelas kontrol mengalami peningkatan nilai postest
sebesar 1,11 sedangkan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan menjadi 61,1. Nilai N-gain pada kelas
derajat bebas (n-1) pada taraf kontrol kategori sedang. Pada kelas
signifikansi 5% sebesar 2,15. Terlihat eksperimen rata-rata nilai pretest
jelas bahwa 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 artinya adalah 56,7 dan mengalami
bahwa tes kemampuan kelas peningkatan nilai postest menjadi
eksperimen dan kelas kontrol adalah 79,2. Nilai N-gain pada kelas
homogen. eksperimen kategori sedang (Gambar
Hasil implementasi skala 3.3).
besar pada kelas eksperimen rata-rata

0.6 0,53
0,39
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
N-Gain Kontrol N-gain Eksperimen
N-Gain

Gambar 3.3 N-gain Kelas Kontrol dan Eksperimen

Menguji perbedaan pada kelas Hasil penghitungan efektifitas


kontrol dan kelas eksperimen penggunaan perangkat praktikum
menggunakan uji beda statistik hasil pengembangan pada
independent sample t-tes. Pada kelas penguasaan konsep kelas eksperimen
kontrol didapatkan rata-rata postest kriteria efektivitas sangat baik dan
60,9 dan kelas eksperimen rata-rata pada kelas kontrol kriteria baik, KPS
nilai postest 79,2. Hasil t hitung (8.87) kelas eksperimen kriteria efektivitas
> t tabel (2.03). Sehingga sangat baik dan pada kelas kontrol
disimpulkan bahwa produk kriteria baik.
pengembangan perangkat praktikum Hasil observasi ranah afektif
memberikan pengaruh yang dapat dilihat pada gambar 3.4 di
signifikan terhadap nilai rata-rata bawah ini.
siswa.

34
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

57.1 51.4

25.7
20 17.1

mengajukan pertanyaan menjawab pertanyaan mengemukakan menanggapi gagasan memberikan solusi


gagasan sesuai topik dengan sikap yang
aspek yang dibahas santun

Gambar 3.4 Hasil Observasi Ranah Afektif

100
87.5 86.1

persiapan selama kegiatan kegiatan akhir praktikum


praktikum
% skor
Gambar 3.5 Hasil Observasi Ranah Psikomotorik

82%

78.6%

75.5% 75.3%

Manfaat (T) KPS (T) Penguasaan Konsep (T) Keterlaksanaan Praktikum (ST)

rata-rata muatan respon siswa

Gambar 3.6 Hasil Respon Siswa

Hasil penelitian sikap dan sains siswa berdasarkan hasil


psikomotor siswa mengalami penelitian (Jack, 2013).
peningkatkan. Kendala ketersediaan Perangkat praktikum ini dapat
bahan praktikum di MAN Model meningkatkan rata-rata kemampuan
Palangka Raya dapat diatasi dengan siswa pada setiap indikator KPS, dari
memanfaatkan biodiversitas lokal, 8 indikator ada 4 yang memiliki N-
sehingga mampu mengatasi kendala gain tinggi yaitu mengamati,
dan memudahkan siswa dalam mengelompokkan, mengajukan
melakukan praktikum pada sub pertanyaan, dan melakukan
materi siklus biogeokimia yang dapat percobaan, 4 indikator yang memiliki
meningkatkan keterampilan proses N-gain sedang yaitu menafsirkan,
sains dan penguasaan konsep siswa. menyusun hipotesis, menggunakan
Sikap siswa dan ketersediaan alat alat bahan dan menerapkan konsep.
bahan di laboratorium berpengaruh Pada soal pilihan ganda pretes dan
besar terhadap keterampilan proses postest mencakup 8 indikator

35
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

keterampilan proses sains, seperti terhadap kejadian-kejadian yang


halnya hasil penelitian Aka, dkk terjadi pada praktikum siklus karbon
(2010) tes KPS pilihan ganda yang dan oksigen. Siswa berusaha
dikembangakan sesuai langkah- mencari penyebab kenapa warna
langkah KPS sehingga menunjukkan indikator larutan kunyit terjadi
bahwa siswa pada kelompok perubahan warna. Pada
eksperimen memiliki nilai rata-rata pembelajaran sebelumnya siswa
lebih tinggi daripada kelompok jarang bertanya karena guru hanya
kontrol. menyampaikan dalam bentuk teks,
Kemampuan mengamati tanpa adanya siswa mengalami
memperoleh N-gain kategori tinggi sendiri bagaimana proses tersebut
karena kemampuan mengamati dapat terjadi.
dialami langsung oleh masing-masing Siswa memiliki kemampuan
siswa. Kemampuan mengamati untuk mengelompokkan pada kategori N-
dapat mengembangkan dan gain tinggi karena pada LKS
melakukan KPS berikutnya seperti praktikum menuntut siswa
mengelompokkan, menafsirkan, melakukan pengamatan dan
menyusun hipotesis. Kegiatan menuliskan hasil pengamatan pada
mengamati terdiri dari dua jenis yaitu tabel, sehingga siswa berusaha
kualitatif dan kuantitatif. bagaimana mengelompokkan
Kemampuan mengamati merupakan dengan tepat pada tabel hasil
keterampilan paling dasar dalam pengamatan. Indikator keterampilan
proses memperoleh ilmu (Toharudin proses sains melakukan percobaan
dkk, 2011). Penggunaan perangkat mengalami peningkatan kategori
praktikum memuat kedua jenis tinggi, hal ini menunjukkan bahwa
pengamatan tersebut, dimana siswa siswa sudah memiliki kemampuan
diberi kesempatan untuk mengamati untuk melakukan percobaan dan
secara kualitatif pada saat pengukuran penyelidikan. Menurut Dimyati dan
atau penimbangan bahan, Mudjiono (2006) melakukan
pengamatan kualitatif dilakukan pada percobaan memberikan kesempatan
saat pengamatan proses siklus karbon kepada siswa untuk menyiapkan alat
dan oksigen dengan melihat dan bahan yang akan digunakan,
perubahan warna air serta bagaimana urutan prosedur yang harus
mencatat dan mengelompokkan hasil ditempuh, mengendalikan variabel.
pengamatan pada tabel. Secara umum siswa mampu
Kemampuan mengajukan mengelompokkan hasil
pertanyaan memperoleh N-gain pengamatannya dengan tepat, dan
kategori tinggi terlihat juga pada dapat menjelaskan hasil
lembar pengamatan afektif lebih dari pengelompokkannya.
50% siswa secara keseluruhan Mengelompokkan merupakan
pernah mengajukan pertanyaan. langkah penting menuju pemahaman
Pertanyaan diskusi yang terdapat yang lebih baik tentang obyek yang
pada LKS praktikum hasil berbeda dari gejala alam.
pengembangan menjadikan siswa Indikator KPS menafsirkan
merasa ingin tahu tinggi dan atau menginterpretasikan menurut
memiliki pemikiran yang kritis Rustaman dkk (2005) adalah

36
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

kemampuan menghubungkan hasil (2003) bahwa melalui praktikum


pengamatan, menentukan pola atau siswa menjadi lebih yakin atas suatu
keteraturan dari suatu seri hal daripada menerima dari buku
pengamatan dan menyimpulkan. atau guru, dan penguasaan konsep
Upaya agar indikator menafsirkan akan bertahan lebih lama dalam
dapat lebih baik maka LKS ingatan siswa, sehingga pada saat tes
praktikum dibuat pertanyaan yang akhir atau postest siswa yang
membimbing siswa untuk diterapkan menggunakan perangkat
menganalisa, sehingga siswa praktikum mengalami peningkatan
terbiasa membuat kesimpulan. pada semua kemampuan penguasaan
Pengembangan perangkat konsep.
praktikum dapat meningkatkan Siswa tertarik dan mampu
keterampilan proses sains siswa mengkomunikasikan hasil
dalam menyusun hipotesis pada percobaan atau praktikum karena
kategori sedang, dimana mereka bersama-sama bekerja dan
kemampuan menyusun hipotesis masing-masing siswa terlibat dalam
merupakan langkah penting dalam praktikum, masing-masing siswa
penelitian dan sangat penting untuk memiliki pengalaman sendiri
dimiliki siswa sebagai calon peneliti. melakukan suatu percobaan atau
Keterampilan menyusun hipotesis praktikum, sehingga siswa
menghasilkan rumusan dalam mengalami peningkatan kemampuan
bentuk kalimat pernyataan berupa penguasaan konsep. Nilai N-gain
dugaan yang dianggap benar dan paling tinggi pada kemampuan
dibuktikan dalam praktikum. menghubungkan atau mensintesis,
Kemampuan siswa dalam menyusun mengevaluasi (C5) yakni
hipotesis masih perlu dilatih dan kemampuan membuat suatu
dibiasakan supaya siswa bisa lebih pertimbangan berdasarkan kriteria
tepat dalam menyusun hipotesis dan standar yang ada dengan nilai N-
sesuai masalah yang diajukan. gain 0,61, meski masih dalam
Kemampuan menerapkan konsep kategori sedang.
masih perlu dimaksimalkan,
sehingga siswa terus dilatih untuk Kesimpulan
mampu menggunakan konsep pada Kesimpulan yang dapat
pengalaman baru agar dapat diambil dari hasil analisis data pada
menjelaskan apa yang sedang terjadi. penelitian ini adalah:
Pengembangan LKS 1) Jenis biodiversitas lokal yang
praktikum pada sub materi siklus dapat dijadikan sebagai bahan
biogeokimia ini dapat meningkatkan praktikum sub materi siklus
penguasaan konsep siswa SMA. biogeokimia di MAN Model
Peningkatan penguasaan konsep Palangka Raya diantaranya yaitu
pada setiap indikator memiliki nilai ikan papuyu (Anabas
N-gain kategori sedang, yaitu testudineus), tumbuhan air
memahami (C2), mengaplikasikan Ceratophyllum sp, dan larutan
(C3), menganalisis (C4), indikator kunyit.
mengevaluasi (C5) dan 2) Bentuk LKS praktikum hasil
menyimpulkan (C6). Rustaman pengembangan memuat tujuan

37
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

kognitif (C1 s/d C6), afektif, dan meningkatkan keterampilan


psikomotor serta prosedur yang proses sains dan penguasaan
memuat keterampilan proses konsep siswa SMA. Hasil uji t
sains (KPS). menunjukkan bahwa produk
3) Bentuk instrumen yang pengembangan perangkat
dikembangkan adalah soal praktikum memberikan pengaruh
evaluasi yang memuat KPS dan yang signifikan terhadap nilai
penguasaan konsep serta lembar rata-rata siswa. Hasil uji
observasi yang menilai KPS, efektifitas penggunaan perangkat
ranah psikomotor dan ranah praktikum hasil pengembangan
afektif. pada penguasaan konsep 57,61%
4) Pengembangan perangkat dengan kriteria sangat baik dan
praktikum pada sub materi siklus pada KPS 57,38% dengan kriteria
biogeokimia ini dapat sangat baik.

Daftar Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran, Cet. Ke-3. Rineka Cipta,
Jakarta.
Evawani, I., Rahayu S, E., dan Retnoningsih, A. (2013). Journal of Educational
research and Evaluation. Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Gustafson, K., & Branch, R. (2002). Survey of instructional development models
(4th ed.). Syracuse, NY: Syracuse University, ERIC Clearinghouse on
Information Resources.
Hafez, Z.A & Rashed, J.M. (2015). Science Process Skills and Attitudes Toward
Science Among Palestinian Seconary School Students. Journal of
education, 2(5), 13-24.
http://www.sciedu.ca/journal/index.php/wje/article/download/5890/367
4
Ibrahim, M. (2005). Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Unipress, Surabaya.
Jack, U G. (2013). The Influence of Identified Student and School Variables on
Students’ Science Process Skills Acquisition. Departement of Science
education, Taraba State University, Journal of Education and Practice,
5 (4),
Paulo, J. (2015). Development of An Experimental Science Module to Improve
Middle School Students Integrated Science Process Skills. Proceeding of
The DLSU Research Congress, 1 (3), 1-6.
http://www.dlsu.edu.ph/conferences/dlsu_research_congress/2015/proc
eedings/LLI/018LLI_DelaCruz_JP.pdf
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59
Tahun 2014 Lampiran 1a tentang Kurikulum 2013 SMA/MA
Rustaman, H. Y, S. Dirdjosoemarto, S.A. Yudianto, M.N. Kusumastuti,
Rochintaniawati., D. Achmad. (2005). Strategi Belajar Mengajar
Biologi. UM Press Malang, Malang.

38
EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN 2338-4387

Subagyo, J. (2010). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Alfabeta, Bandung.
Toharudin, U., S. Hendrawati dan A. Rustaman. (2011). Mengembangkan Literasi
Sains Peserta Didik. Humaniora, Bandung.

39

Anda mungkin juga menyukai