Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MAKALAH

PERPETAAN TOPOGRAFI

DEFINISI, JENIS-JENIS, DAN PEMANFAATAN DATUM


VERTIKAL DALAM ILMU GEODESI

Disusun Oleh:
Gracia Megasari Mujianto
21100117120002

DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG
AGUSTUS 2018
1. Latar Belakang

Dalam sistem perhitungan dan pengambilan data dalam ilmu geodesi, terdapat
beberapa komponen yang penting dalamnya, dan salah satunya merupakan datum
geodesi. Pengertian datum sendiri merupakan besaran-besaran atau konstanta yang
dapat bertindak sebagai referensi atau dasar untuk hitungan besaran yang lain atau
dalam kata lain datum ini merupakan pokok perhitungan dalam sistem geodesi baik di
darat, air, udara, maupun luar angkasa. Dalam pengertian lain datum geodesi
merupakan sekumpulan konstanta yang digunakan untuk mendefinisikan siste
koordinat yang digunakan untuk kontrol geodesi.

Dalam menentukan suatu datum pada kondisi tertentu terdapat dua cara yang
paling dasar yang diantaranya adalah cara secara tradisional dan cara modern. Cara
tradisional ini cukup dasar karena hanya menggunakan 2 datum yang merupakan
datum vertikal dan datum horizontal. Sedangkan penentuan datum secara modern
yaitu berdasarkan titik-titik yang sudah terdefinisi biasanya menggunakan beberapa
titik yang kemudian digunakan untuk mendefinisikan suatu datum dapat dihitung
secara internasional yaitu menggunakan Internasional Terresterial Reference Frame
(ITRF) menjadi suatu kerangka yang fiducial.

2. Jenis-Jenis Datum

Dalam ilmu geodesi, datum geodesi juga dibedakan menjadi beberapa golongan
datum yaitu datum lokal, datum global, datum regional, transformasi datum, datum
horizontal, dan datum vertikal dengan penjelasan sebagai berikut :

Datum Lokal Datum lokal adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid
referensi yang dipilih sedekat mungkin dengan bentuk geoid lokal (tidak luas) yang
dipetakan - datumnya menggunakan a b Meridian 0 Deg a b Xo, Yo, Zo 7. Konsep
Geodesi GIS 3 / 11 ellipsoid lokal. Indonesia (1862-1880) telah melakukan penentuan
posisi di pulau jawa dengan metode triangulasi. Penentuan posisi ini menggunakan
ellipsoid Bessel 1841, sebagai ellipsoid referensi, meridian Jakarta sebagai meridian
nol, dan titik awal (lintang) beserta sudut azimutnya diambil dari triangulasi di puncak
gunung Genoek (dikenal sbg datum Gonoek).
Datum regional adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid referensi yang
dipilih sedekat mungkin dengan bentuk geoid untuk area yang relatif luas (regional) –
datumnya menggunakan ellipsoid regional. Datum ini digunakan bersama oleh
beberapa negara yang berdekatan dalam satu benua yang sama. Contoh datum
regional: • Amerika Utara 1983 (NAD83) digunakan bersama oleh negara-negara
yang terletak di benua amerika bagian utara. • European datum 1989 (ED89) yang
digunakan oleh negara-negara yang terletak di benua eropa, • Australian Geodetic
Datum 1998 (AAGD98) yang digunakan bersama oleh negaranegara yang terletak di
benua Australia.

Datum Global Datum global adalah datum geodesi yang menggunakan ellipsoid
referensi yang dipilih sedekat mungkin dengan bentuk geoid untuk seluruh permukaan
bumi – datumnya menggunakan ellipsoid global. Contohnya, 1984 departemen
pertahanan amerika (DoD) mempublikasikan datum WGS84. Datum ini
dikembangkan oleh DMA (Defense Mapping Agency) merepresentasikan pemodelan
bumi dari standpoint gravitasional, geodetik, dan geometrik dengan menggunakan
data teknik, dan teknologi yang sudah ada.

Transformasi datum Untuk keperluan survey geodesi yang lebih luas, seperti
penentuan batas-batas antara negaranegara yang bersebelahan, maka diperlukan
datum bersama. Jika negara-negara ybs masingmasing menggunakan datum lokal
yang berbeda, maka masing-masing harus ditransformasikan ke datum yang sama.
Prinsip transformasi datum adalah pengamatan pada titik-titik yang sama.
Selanjutnya, titiktitik sekutu ini memiliki koordinat-koordinat dalam berbagai datum.
Dari koordinat-koordinat ini dapat diketahui hubungan matematis antara datum-datum
ybs.

Datum Horizontal Ellipsoid referensi yang paling sering digunakan sebagai


bidang untuk penentuan posisi horizontal (lintang dan bujur), yang datumnya dikenal
sebagai datum horizontal. Koordinat posisi horizontal ini beserta tingginya di atas
permukaan ellipsoid dapat dikonversikan ke sistem koordinat kartesian 3D yang
mengacu pada sumbu-sumbu ellipsoid .

3. Definisi Datum Vertikal dan Pemanfaatannya


Datum vertikal Untuk mempresentasikan informasi ketinggian atau kedalaman,
sering digunakan datum yang berbeda. Pada peta laut umumnya dgunakan suatu
bidang permukaan air rendah (chart datum) sebagai bidang referensi, sehingga nilai-
nilai kedalaman yang direpresentasikan oleh peta laut ini mengacu pada pasut rendah
(low tide).

Dan pada bahasan ini lebih ditekankan pada pembahasan datum vertikal dimana
datum vertikal yang ditetapkan meruakan bidang yang memiliki potensial yang sama
atau dapat disebut ekipotensial dan melalui MLR pada suatu stasiun pasut di titik
datum atau biasa disebut sebagai Geoid.

Untuk mendapatkan seperti rumus pada gambar maka dalam mendapatkan tinggi
Orthometris (H) terdapat dua cara yaitu dengan pengukuran secara sipat datar dan
dapat dengan menggunakan GPS dalam pengukurannya (h) dan jika digabungkan
dengan Geoid sendiri (N) maka dapat menjadi suatu rumus H= N+h.

Dan dalam penggunaan dan pemanfaatannya, datum vertikal lebih ditekankan


pada penggunaan kedalaman maupun ketinggian muka air laut(pada umumnya).
contohnya yaitu penentuan datum vertikal pada setiap Kepulauan yang berada di
Indonesia seperti pada Pulau Jawa, Pulau Madura, Pulau Sumatera, dll. Dan tentunnya
telah menggunakan teknologi yang memadai dan lebih canggih, tetapi tetap
dasar/basic dari penggunaannya yaitu menggunakan metode datum vertikal. Contoh
dari datum vertikal yang digunakan ialah datum vertikal pada tipe Orthometris
Lowest Astronomical Tide (LAT) untuk peta dasar kelautan. LAT merupakan datum
vertikal yang ditetapkan sebagai reduksi pasang surut sebagaimana direkomendasikan
oleh IHO. Contohnya yaitu penentuan Batas Wilayah Laut pada Provinsi Bali dengan
Provinsi Nusa Tenggara Barat.

DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, dkk. 2007. “Delimitasi Batas Maritim antara Provinsi Bali dan Provinsi
NusaTenggara Barat: Sebuah Kajian Teknis” .Yogyakarta : Jurusan
Teknik Geodesi dan Geomatika FT UGM.
https://www.geodetic.gov.hk/smo/gsi/data/pdf/transformation.pdf (diakses
pada tanggal 16 Agustus 2018, pukul 10.35 WIB)

https://www.1210084751-gis-bab6-100214095944-phpapp01.pdf/Konsep
Geodesi Untuk Data Spasial Bab IV (diunduh pada tanggal 16 Agustus
2018, pukul 10.56 WIB)

Anda mungkin juga menyukai