Anda di halaman 1dari 8

PERANCANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN


MODEL COOPERATIVE LEARNING (CL)

Iwan Sonjaya, Kuspriyanto, Aciek Ida Wuryandari,


Laboratorium Sistem Kendali dan Komputer
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Institut Teknologi Bandung

i_sonjaya@yahoo.com, kuspriyanto@yahoo.com, aciek@lskk.ee.itb.ac.id

In the effort increasing quality of education to result graduate which high grade quality and acceptable in industrial and
business environment, required the improvement of quality both facilities and teacher, but then improvement of facilities
and teachers disproportionate with growth of students. Lack of interaction between teacher and student in consequence of
restrictiveness facilities and time of interaction became main restrictiveness, one alternative solution to overcome by using
web based learning system, besides need to develop learning model of cooperative learning to prepare the graduation who
have the ability of hard skill and soft skill as according to demand industrial and business environment. Step of design is
literature study, requirement analysis, prototyping design , implementation of prototyping and testing of prototyping with
UML modeling system.. By the using the facility of web domain as maximum as possible, learning using model of web
cooperative learning is expected to increase the motivation and collaboration in learning activity so the improvement of
ability of hard skill and soft skill can be reached.

Keywords: web based learning, cooperative learning, soft skill

1. Pendahuluan para siswanya dalam proses pembelajaran sehingga para


Perkembangan internet dalam beberapa tahun terakhir ini siswa akan saling bersaing dan saling mengalahkan teman.
memungkinkan dunia pendidikan saat ini untuk Disatu sisi ini hal ini sangat posistif sehingga siswa
memanfaatkan teknologi internet dalam proses terpacu menjadi yang terbaik, namun sisi negatifnya
pembelajaran, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)dalam adalah siswa tidak mempunyai social skill dan kurang
upaya meningkatkan mutu dan layanan pendidikan guna dapat menghargai perbedaan antar siswa serta toleransi,
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan terserap dalam sementara siswa SMK yang setelah lulus dipersiapkan
dunia usaha/dunia industri (DU/DI), diperlukan untuk memasuki dunia kerja, dimana dalam dunia kerja
peningkatan kualitas dan kuantitas dari sarana dan tidak hanya dituntut kemampuan “hard skill” saja tetapi
prasarana serta pengajar, tetapi peningkatan jumlah sarana perlu juga “soft skill” seperti kemampuan bekerjasama
dan pengajar tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah dalam tim dan berkomunikasi. Sehingga perlu kiranya
pelajar ehingga waktu dan tenaga yang dialokasikan oleh dirancang sistem pembelajaran berbasis web yang
pengajar kepada pelajarnya semakin terbatas[22], secara memasukan unsur-unsur model cooperative learning.
otomatis peningkatan kualitas pendidikan yang diharapkan
tidak akan tercapai. Kurangnya interaksi antara pengajar 2. Tinjauan E-Learning
dan pelajar serta keterbatasan ruang dan waktu menjadi 2.1 Pengertian e-learning
kendala utama. Untuk itu perlu ada metoda lain yang Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari
dapat menangani kondisi tadi. Salah satunya sistem berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan
pembelajaran atau dengan menggunakan teknologi banyak pihak adalah sebagai berikut.
internet. Proses pembelajaran dengan menggunakan a. E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar
teknologi internet tetap mengacu kurikulum SMK yang yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
berlaku saat ini. Salah satu unsur utama yang harus ada siswa dengan menggunakan media internet, intranet
dalam pembelajaran menggunakan internet adalah adanya atau media jaringan komputer lain [Hartley, 2001].
interaksi antara siswa dengan guru. Interaksi dapat b. E-learning adalah sistem pendidikan yang
berlangsung dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung
internet, tetapi sistem dan pembelajaran yang digunakan belajar mengajar dengan media internet, jaringan
umumnya masih mengacu pada sistem pembelajaran komputer, maupun komputer standalone
dengan model pembelajaran yang berpusat pada [LearnFrame.Com, 2001].
pengajar/guru (teacher centered learning) yang lebih
bersifat searah seperti pada sistem pembelajaran tatap Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem
muka dikelas, sehingga siswa kurang dipacu untuk lebih atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi
aktif menggali materi pelajaran yang ada, selain itu di informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut
SMK saat ini, model pembelajaran yang digunakan oleh sebagai suatu e-learning.
para guru umumnya masih banyak menggunakan model Keuntungan menggunakan e-learning diantaranya :
pembelajaran kompetisi dan individual untuk memacu
 menghemat waktu proses belajar mengajar, kelompok harus saling bekerja sama dan saling
 mengurangi biaya perjalanan, membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
 menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan CL, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu
(infrastruktur, peralatan, buku), teman dalam kelompok belum menguasai bahan
 menjangkau wilayah geografis yang lebih luas, pelajaran. Unsur-unsur dasar dalam CL adalah
 melatih pelajar lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu sebagai berikut[15].
pengetahuan. a. Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap
siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya,
2.2 Manfaat Internet sebagai Media Pendidikan selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam
Teknologi internet hadir sebagai media yang multifungsi. mempelajari materi yang dihadapi.
Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara b. Para siswa harus berpandangan bahwa mereka
interpersonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara semua memiliki tujuan yang sama.
masal, yang dikenal one to many communication c. Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab
(misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara di antara para anggota kelompok.
real time audio visual seperti pada metoda konvensional d. Para siswa diberikan satu evaluasi atau
dengan adanya aplikasi teleconference. penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap
Berdasarkan hal tersebut, maka internet sebagai media evaluasi kelompok.
pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yang e. Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka
khas, yaitu memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
a. sebagai media interpersonal dan massa, f. Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan
b. bersifat interaktif, secara individual materi yang ditangani dalam
c. memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun kelompok kooperatif.
asinkron.
Karakteristik ini memungkinkan pelajar melakukan 3.1 Tujuan cooperative learning
komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila Model CL dikembangkan untuk mencapai setidak-
dibandingkan dengan hanya menggunakan media tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting sebagai
konvensional. berikut.
Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami a. Prestasi akademik.
keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat b. Penerimaan terhadap perbedaan individu.
menikmati pendidikan. Metoda talk dan chalk, ”nyantri”, c. Pengembangan keterampilan sosial.
”usrah” dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi
melalui e-mail, mailing list, dan chatting. Mailing list
dapat dianalogikan dengan ”usrah”, dimana pakar akan 3.2 Prinsip-Prinsip Cooperative Learning
berdiskusi bersama anggota mailing list. Metoda ini a. Prinsip ketergantungan positif (positive
mampu menghilangkan jarak antara pakar dengan pelajar. interdependence).
Suasana yang hangat dan non formal pada mailing list b. Tanggung jawab perseorangan (individual
ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif seperti accountability).
pada metoda ”usrah”. Berikut adalah beberapa manfaat c. Interaksi tatap muka (face to face promotion
penggunaan teknologi informasi : interaction).
• arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada d. Partisipasi dan komunikasi (participation
batasan waktu dan tempat; communication).
• kemudahan mendapatkan resource yang lengkap,
• aktifitas pembelajaran pelajar meningkat, 3.3 Langkah-langkah cooperative learning
• daya tampung meningkat, Langkah-langkah atau mekanisme untuk pembelajaran
• adanya standardisasi pembelajaran, dengan model CL menurut David Horsnby dapat
• meningkatkan learning outcomes baik dijelaskan dengan gambar berikut.
kuantitas/kualitas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa
internet bukanlah pengganti sistem pendidikan.
Kehadiran internet lebih bersifat sebagai pelengkap.
Metoda konvensional tetap diperlukan, hanya saja dapat
dimodifikasi ke bentuk lain. Metoda talk dan chalk
dimodifikasi menjadi online conference. Metoda
”nyantri” dan ”usrah” mengalami modifikasi menjadi
diskusi melalui mailing list.

3. Konsep Cooperative Learning


Cooperative learning (CL) merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok
kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota
3.6 Peran Siswa dalam Cooperative Learning
Dalam CL siswa mempunyai berperan dalam proses
pembelajaran sebagai berikut.
a. Merencanakan.
b. Menerangkan.
c. Bertanya.
d. Mengkritik.
e. Merangkum..
f. Mencatat.
g. Penengah.

3.7 Peran Pengajar dalam Cooperative Learning


Pengajar dalam metoda pembelajaran kooperatif tidak lagi
memberikan ceramah didepan kelas, tapi dapat memiliki
berbagai peran sebagai berikut.
a. Fasilitator.
Gambar 3.1 Mekanisme pembelajaran dengan model CL. b. Model.
c. Pelatih (coach).
3.4 Pendekatan dalam Cooperative Learning
Walaupun prinsip dasar CL tidak berubah, terdapat 3.8 Keunggulan Cooperative Learning.
beberapa variasi dari model tersebut. Ada empat Keunggulan CL sebagai suatu strategi pembelajaran di
pendekatan CL[2]. Di sini akan diuraikan secara ringkas antaranya:
masing-masing pendekatan tersebut. a. melalui CL siswa tidak terlalu menggantungkan pada
a. Student Teams Achievement Division (STAD). guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan
b. Investigasi kelompok. kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi
c. Pendekatan struktural. dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain,
d. Jigsaw. b. dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan
ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan
3.5 Cooperative Learning Tipe Jigsaw membanding-kannya dengan ide-ide orang lain,
CL tipe jigsaw adalah suatu tipe CL yang terdiri c. dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan
dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang menyadari akan segala keterbatasannya serta
bertanggung jawab atas penguasaan bagian menerima segala perbedaan,
materi belajar dan mampu mengajarkan bagian d. dapat membantu memberdayakan seriap siswa untuk
tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya[2]. lebih bertanggung jawab dalam belajar,
Pada model CL tipe jigsaw, terdapat home group dan e. CL merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk
focus group. Home group, yaitu kelompok induk meningkatkan prestasi akademik sekaligus
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa
asal, dan latar belakang yang beragam. Focus group, yaitu harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan
kelompok siswa dari anggota home group berbeda yang yang lain, mengembangkan keterampilan mengatur
ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik waktu, dan sikap positif terhadap sekolah,
tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang f. dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk
berhubungan dengan topiknya untuk kemudian menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima
dijelaskan kepada anggota home groupnya. Hubungan umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan
antara home group dan focus group digambarkan sebagai masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena
berikut[1]. keputusan yang dibuat adalah tang-gung jawab
kelompoknya,
g. dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan
informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi
nyata,
h. interaksi selama kooperatif berlangsung dapat
meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan
untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses
pendidikan jangka panjang.

4.Analisis Dan Perancangan Sistem


4.1 Deskripsi Desain Pembelajaran berbasis Web
Gambar 3.23 Ilustrasi kelompok jigsaw. Model CL
Berdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar dalam  Memantau kemajuan pelajar
pendekatan CL, maka CL yang akan dibuat di dalam  Membuat dan mengatur
kelompok
lingkungan web terbagi dalam enam fase tahapan yakni :
 menyampaikan tujuan,
 menyajikan informasi,
 mengorganisasikan siswa dalam kelompok-
kelompok,
 pelaksanaan pembelajaran,
 presentasi, refleksi dan publikasi,
 penilaian dan evaluasi. Admin  Menata fasilitas
pembelajaran
 Menata data user
4.1.2 Desain Perangkat CL
 Melayani bantuan teknis
Untuk mengimplementasikan CL di dalam lingkungan
web dibutuhkan pembangunan dan pengembangan
Desain ini memperkaya cara mengajar dimana pelajar
beberapa perangkat yang mendukung. Berikut gambaran sebagai pusat (student centered learning), peran di atas
umum dari kriteria perangkat yang dibutuhkan.
didasarkan pada teori kognitif yang menekankan aktifitas
 Dapat mendukung aktifitas semua aktor yang eksplorasi secara aktif, konstruktif dalam pemecahan
berhubungan dengan pembelajaran model CL masalah. Pelajar diharapkan mencari dan memilih
(pengajar, pelajar, teman, admin). informasi yang tersedia sesuai dengan langkahnya sendiri,
 Dapat digunakan untuk semua metoda pembelajaran menurut kebutuhan dan pilihannya sendiri. Pengajar hanya
model CL. sebagai fasilitator dan pemandu dalam proses belajar.
 Dapat menggunakan jaringan intranet maupun
internet. 4.3 Pemodelan Sistem
 Dapat digunakan untuk pembelajaran lokal maupun 4.3.1 Use case dan Diagram Use case
jarak jauh. a. Use case dan Aktor
 Dapat digunakan untuk berbagai mata pelajaran. Untuk menjelaskan use case dan aktor yang terkait dengan
sistem ini, dipertimbangkan peran dan fungsi yang telah
4.2 Analisis Kebutuhan diuraikan di atas. Berikut skenario dari proses
Berikut deskripsi dan analisis dari desain sistem pembelajaran berbasis web ini.
pembelajaran berbasis web untuk mendukung proses  Pelajar harus mendaftarkan informasi lengkap ke
pembelajaran dengan pendekatan CL. dalam sistem, dan profil belajarnya untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran. Juga harus mengikuti
4.2.1 Peran SDM petunjuk dan prosedur kegiatan pembelajaran,
Orang yang terkait dengan pembelajaran dan perannya membuat jadwal dan mengerjakan tugas, menjawab
dalam kegiatan pembelajaran ini ditunjukkan pada Tabel pertanyaan, membuat laporan atau presentasi, dan
4.1. mengerjakan aktifitas lain yang mendukung proses
Tabel 4.1 Peran orang yang terkait dengan sistem. pembelajaran sesuai acuan pengajar.
Orang Peran  Pengajar bertanggungjawab dalam membuat kerangka
Terkait
Pelajar  Mengikuti pembelajaran
pembelajaran dari mata pelajaran yang menjadi
model CL tanggung jawabnya , resource terkait, catatan penting,
 Mencari/mempelajari dan format evaluasi, membuat jawaban yang diminta
sumber/materi belajar yg sesuai oleh pelajar, menampilkan hasilnya dan menilai tugas
 Mencari sumber informasi
 Mengajukan pertanyaan
dan laporan pelajar. Memeriksa kesesuaian antara
 Berkolaborasi di dalam pengerjaan tugas dengan jadwal yang telah ditetapkan
kelompok sebelumnya.
 Aktif dalam diskusi  Admin diberikan wewenang yang tinggi dalam
 Saling berhubungan dengan
pelajar lain baik face-to-face
membuat kelas, menambahkan pengajar dan pelajar
maupun melalui e-mail baru ke database, mendaftarkan mata pelajaran
 Berkomunikasi dengan tertentu, mengatur daftar pelajar untuk mata
pengajar atau praktisi berpengalaman pelajaran tertentu dan daftar mata pelajaran yang
dibidang yang sesuai.
Pengajar  Merencanakan pembelajaran
ditangani pengajar tertentu.
 Mengatur sumber belajar
dan situs terkait b. Diagram Use case
 Menampilkan dan
memperbaharui informasi
pembelajaran
 Memunculkan topik diskusi
 Melayani koreksi (baik face-
to-face atau melalui e-mail)
 Memberikan saran kepada
pelajar
 Menilai pelajar
sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi
Mengelola user keadaan tersebut (metoda/fungsi).
a. Diagram kelas untuk use case login.
Mengelola kelas
formLogin
formUser
userid : String
userid
password : String
password
Admin Mengelola matapelajaran
submit() status
M engelola kategori matapelajaran return verifikasi()
cek userid()
cek password()
cek status()
M engelola kelompok save()
Pesan Outline pembelajaran User formOtoritas update()
userid : String delete()
<<include>>
verifikasi user()
Pengumuman verifikasi ditolak()
open()

Guru
Dokumen pendukung
Login Gambar 4.3 Diagram kelas untuk use case login.
Agenda

Link referensi

Siswa
Tugas

Latihan

Forum

Chat

Gambar 4.1. Diagram use case sistem.


4.3.2 Diagram Aktifitas
Diagram aktifitas menggambarkan berbagai alir aktifitas
dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-
masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan
bagaimana berakhir. Suatu aktifitas dapat direalisasikan
oleh satu use case atau lebih, aktifitas menggambarkan
proses yang sedang berjalan, sedangkan use case
menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem
untuk melakukan aktifitas. Contoh diagram aktifitas dapat
dilihat sebagai berikut.
Aktor Web Database

Mulai

Pilih daftar Ambil data pelajaran


pelajaran yang ada

Tampilkan daftar komponen


pembelajaran

Pilih deskripsi Ambil data deskripsi


pelajaran pelajaran
cek data
deskripsi
tidak ada pelajaran
Tampilkan pesan deskripsi
pelajaran belum ada
ada
Pilih isi deskripsi
pelajaran Tampilkan deskripsi
pelajaran

tidak dilanjutkan

Tampilkan form tambah/edit


deskripsi pelajaran

Isi form Simpan deskripsi ke


deskripsi database

Selesai

Gambar 4.2. Diagram aktifitas dari use case membuat


deskripsi mata pelajaran (aktor : pengajar).

4.3.3 Diagram Kelas


Kelas adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi
akan menghasilkan sebuah obyek dan merupakan inti dari
pengembangan dan desain berorientasi obyek. Kelas
menggambarkan keadaan (atribut/property) suatu sistem,
4.3.4 Diagram Sequence
Diagram sequence biasa digunakan untuk
menggambarkan skenario atau rangkaian langkah yang
dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk
menghasilkan keluaran tertentu. Diawali dari apa yang
memicu aktifitas tersebut, proses dan perubahan apa saja
yang terjadi secara internal dan keluaran apa yang
dihasilkan. Contoh diagram sequence pada desain e-
learning ini dapat dilihat sebagai berikut.

: formLogin : formUser : formOtoritas

Gambar 5.2 Komunikasi antara pelajar/pengajar


: User

submit( ) Dalam forum diskusi tersebut pelajar dapat saling berbagi


cek userid( )
pengetahuan yang dimilikinya dengan anggota kelompok
cek password( )
lain yang membahas/mempelajari topik yang sama (focus
cek password( )

return verifikasi( )
group), pelajar bertanggung jawab atas bagian dari tugas
verifikasi user( ) kelompok yang diberikan kepadanya, sehingga melalui
verifikasi ditolak( ) proses sharing informasi tersebut pelajar dapat memahami
return verifikasi( ) materi pelajaran secara utuh dan berkewajiban
menjelaskan kepada kelompok asalnya (home group).
Proses selanjutnya adalah menyusun dan mengumpulkan
tugas baik kelompok maupun individu ke dalam sebuah
Gambar 4.4 Diagram sequence untuk use case login. dokumen dalam format yang disepakati (ms.word, pdf,
HTML), sehingga proses pengumpulan tugas dapat
dilakukan dengan meng-upload file tersebut.
5. Implementasi Dan Pengujian Sistem
Pada tahapan ini aplikasi sistem pembelajaran berbasis
web model CL diimplementasikan berdasarkan pada
rancangan yag telah dilakukan pada tahapan sebelumnya.
Prototipe aplikasi ini dirancang dan diimplementasikan
pada intranet pada SMK Negeri 25 Jakarta.

5.1 Modul Permulaan


Ketika situs pembelajaran dibuka, pengguna akan
dihadapkan pada informasi awal kategori mata pelajaran
yang tersedia dan info lainnya, juga disediakan form login
bagi yang sudah terdaftar dan pilihan pendaftaran bagi
yang belum terdaftar.
Gambar 5.3 Pengumpulan file tugas kelompok.

5.3 Modul Pelengkap


Pada modul ini dimaksudkan agar pelajar dapat
mengerjakan latihan/kuis untuk memberikan gambaran
sejauhmana penguasaan materi yang telah dikuasainya.
Setelah mengerjakan kuis pelajar dapat langsung melihat
hasilnya, soal yang diberikan oleh pengajar ditampilkan
secara acak dan mempunyai batasan waktu dalam
pengerjaan ujian (tanggal aktifasi latihan, maksimum
pengulangan yang diizinkan dan durasi pengerjaan
Gambar 5.1 Halaman utama dan login. latihan). Pengajar dapat melihat kemajuan atau aktifitas
yang dilakukan pelajar melalui alur pembelajar yang dapat
5.2 Modul Pengembangan dilihat oleh setiap pengajar sebagai penanggung jawab
Di dalam model pengembangan pelajar dapat matapelajaran.
menggunakan web untuk berkomunikasi dengan anggota
kelompoknya sesuai model pembelajaran CL, selain itu
siswa dapat berkomunikasi dengan para ahli/praktisi yang
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sesuai
dengan topik pelajaran, dan dengan menggunakan e-mail,
chat room, atau forum untuk melakukan komunikasi
dengan orang lain baik secara individu ataupun kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Arends, Richard. I. (1997), Classroom Instruction
and Management, McGraw Hill Companies, New
York.
[2] Arends, Richard. I. (2007), Learning to Teach,
McGraw Hill Companies, New York.
[3] Batatia, Hadj (2005), A Model For An Innovative
Project-Based Learning Management System For
Engineering Education, University Mirail,
Toulouse.
[4] Boud, D. and Feletti, G.I. (1991), The Challenge of
Problem-Based Learning, Kogan Page, London.
Gambar 5.4 Contoh latihan/kuis dalam bentuk pilihan
[5] Chute, Alan G. (1999), Handbook of Distance
ganda.
Learning, McGraw Hill, New York.
[6] Derntl, Michael and Motschnig-Pitrik, Renate
5.4 Hasil pengolahan data kuisioner.
(2003), Patterns for Blended, Person-Centered
Dari kuisioner yang disebarkan kepada responden, setelah
Learning: Strategy, Concepts, Experiences, and
menggunakan aplikasi pembelajaran berbasis web dengan
Evaluation, Department of Computer Science and
model Cl diperoleh hasil sebagaimana ditunjukan grafik
Business Informatics, University of Vienna, Austria.
berikut.
[7] Diamond, R.M. (1998), Design and Assessing
Course and Curiculla: A Practical Guide, Jossey
Bass Inc., San Francisco.
[8] Empy Effendi, Hartono Zhuang (2005), E-
learning : Konsep dan Aplikasinya, Penerbit ANDI,
Yogyakarta.
[9] Fowler, Martin (2004), UML Distilled: A Briefs
Guide to the Standard Object Modeling Language,
Pearson Education Inc., New York.
[10] Gentry, Edna (2002), Problem-based Classrooms,
Alabama Supercomputing Program Inspire
Gambar 5.5 Grafik hasil kuisioner penelitian Computational Research in Education, University of
Berdasarkan hasil kuisioner bagian A dan B, diperoleh Alabama, Huntsville.
nilai rata-rata jawaban dari responden diatas 3 (skala 5), [11] Hartley Darin E. (2001), Selling e-Learning,
dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran American Society for Training and Development,
berbasis web dengan menggunakan cooperative learning New York.
membawa dampak positif untuk proses pembelajaran baik [12] Lie, Anita (2005), Cooperative Learning:
dari sisi akademik maupun dari sisi soft skill. mempraktekkan cooperative learning di ruang-
ruang kelas, Penerbit grasindo, Jakarta.
6. Kesimpulan [13] Pressman , Roger S.(1997), Software Engineering : A
Berdasarkan pada masalah yang timbul, hasil analisis dan Practitioner Approach, McGraw-Hill, New York
perancangan serta pengujian sistem pembelajaran berbasis [14] Sanjaya, Wina (2006), Strategi Pembelajaran
web model CL, maka jika prototipe sistem pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana
berbasis CL model CL diimplementasikan, kesimpulan Prenada Media, Jakarta.
yang dapat diambil sebagai berikut. [15] Slavin, Robert (1995), Cooperative Learning
1. Aplikasi pembelajaran berbasis web dengan model CL Theory, Allyn and Bacon Publisher, Massachusetts.
ini akan melengkapi dan memperkaya metoda dan [16] Slavin, Robert (1994), Educational Psychology:
model pembelajaran yang telah ada. Theory and Practice, Allyn and Bacon Publisher,
2. Aplikasi pembelajaran berbasis web dengan model CL Massachusetts.
ini akan memacu siswa untuk berperan secara aktif [17] Thompson, M., McLaughlin, C.W., and Smith, R.G.
dalam proses pembelajaran, sehingga sejalan dengan (1995), Merril Physical Science Teacher, Glencoe
paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa McGraw Hill, New York.
(student centered learning). [18] Yulaelawati, Ella (2004), Kurikulum dan
3. Aplikasi pembelajaran berbasis web dengan model CL Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi, Pakar
selain meningkatkan pestasi akademik juga akan Raya, Bandung.
mengembangkan dan melatih pelajar dalam [19] ______________ (2004), Integrating ICT into
keterampilan sosial seperti bekerjasama dalam Educations, UNESCO Asia and Pacific Regional
kelompok dan berkomunikasi. Bureau for Education 920 Sukhumvit Rd.,
4. Sebagai solusi alternatif dari kurangnya interaksi Prakanong Bangkok 10110, Thailand.
pelajar dengan pengajar akibat keterbatasan sarana dan [20] ______________ (2004), Laporan Bechmarking di
prasana serta tenaga pengajar untuk mendukung proses QUT & USQ, Learning Resourch Center,
pembelajaran. Departemen Kesehatan Indonesia.
[21] ______________ (2004), Pelaksanaan pendidikan
dan pelatihan, Kurikulum SMK Edisi 2004.
[22] ______________ (2004), Rencana Strategis
Pendidikan Menengah Kejuruan 2004-2009,
Dikmenjur.
[23] ______________ (2001), Kerangka Teknologi
Informasi Nasional : TI untuk Pendidikan, Tim
Koordinasi Telematika Indonesia.
[24] ______________ (2001), Glossary of e-Learning
Terms, LearnFrame.Com, 10 Januari 2006, 14.23
WIB.
[25] Brandt, Sheila et Al. (2003), Learning Management
Systems Overview, Ocotillopaper,
http://www.mcli.dist.maricopa.edu/ocotillo/papers/i
ndex.php?yr=0203&id=3, 20 Nopember 2006,
10.30 WIB.
[26] Divaharan, shanty (2003), An attempt to enhance
the quality of cooperative learning through peer
assessment, Australian Journal of Educational
Technology, Vol.3,
http://www.ascilite.org.au/ajet/ajet3/divaharan.html,
20 Nopember 2006, 12.30 WIB.
[27] McLoughhlin, C. (2002), Computer supported
teamwork: An integrative approach to evaluating
cooperative learning in an online environment,
Australian Journal of Educational Technology,
Vol.18,
http://www.ascilite.org.au/ajet/ajet18/McLoughkin.h
tml, 20 Nopember 2006, 12.30 WIB.
[28] Neo, Mai (2004), Cooperative learning on the web:
A group based, student centered learning
experience in the Malaysian classroom, Australian
Journal of Educational Technology, Vol.20, 171-190,
http://www.ascilite.org.au/ajet/ajet20/neo.html, 20
Nopember 2006, 12.30WIB.

Anda mungkin juga menyukai