DOSEN PENGAMPU :
Oleh :
Zahratul Jannah
1B
193110200
2019/2010
Obat untuk Anemia
1. Deskripsi Singkat
Anemia adalah kondisi ketika jumlah sumber daya manusia sangat sedikit, dapat
terjadi ketika kadar entropoletin rendah. Terjadi pada gagal ginjal ketika tidak
menghasilkan entropoletin lagi. Terjadi juga ketika tubuh tidak memiliki cukup bahan
pembangun yang dibutuhkan untuk membuat sel darah merah. Sum-sum tulang harus
memiliki hal-hal yang dapat menghasilkan sel darah merah yang sehat, diantaranya :
a. Jumlah zat besi yang adekuat. Zat besi untuk membuat cincin hemoglobin
untuk membawa oksigen.
b. Sejumlah kecil vitamin B12 dan asam folat. Untuk membentuk struktur
pendukung yang kuat.
c. Asam amino esensial dan karbohidrat. Untuk menyelesaikan cincin
hemoglobin, membran sel, dan struktur dasar.
2. Jenis / Golongan
Eritropoietin (Proses produksi sel darah merah), tersedia dalam dua bentuk, yaitu :
epoetin alfa (epogen, procrit) dan adarbopoetin alfa (aranesp).
a. Indikasi : pengobatan anemia yang berkaitan dengan gagal ginjal dan pada
pasien yang menjalani dialisis; mengurangi kebutuhan terhadap transfusi darah
pada pasien yang menjalani pembedahan, mengobati anemia yang berkaitan
dengan terapi AIDS, dan mengobati anemia yang berkaitan dengan kemoterapi
kanker (hanya Procrit). Darbopoetin alfa hanya diindikasikan untuk
pengobatan anemia yang berkaitan dengan gagal ginjal kronis.
b. Kontraindikasi (epoetin alfa dan darbopoetin alfa) : pasien yang mengalami
hipertensi tidak terkontrol, karena adanya risiko hipertensi yang lebih lanjut
jiak junlah sel darah merah meningkat dan tekanan dalam pembuluh darah
meningkat; pasien yang alergi terhadap produk dari sel mamalia atau albumin
manusia; dan wanita sedang menyusui, karena kemungkinan adanya reaksi
alergi pada neonatus.
c. Efek samping
Biasanya biasanya terjadi pada penggunan obat ini adalah efek pada sistem
saraf pusat, seperti sakit kepala, keletihan, astenia, pusing, serta kemungkinan
terjadinya kejang yang serius.
d. Pertimbangan keperawatan
PENGKAJIAN : Kaji beberapa keadaan, yaitu afek, orientasi, refleks;
denyut nadi, tekanan darah, perfusi; pernapasan, suara napas tambahan; dan
uji fungsi ginjal, pemeriksaan darah lengkap, hematokrit, konsentrasi zat besi,
dan elektrolit.
DIAGNOSIS :
1) Mual, diare yang berhubungan dengan efek pada saluran GI.
2) Risiko cedera yang berhubungan dengan efek pada SSP.
3) Risiko ketidakseimbangan volume cairan yang berhubungan dengan
efek kardiovaskular.
4) Kurang pengetahuan mengenai terapi pengobatan.
IMPLEMENTASI :
1) Konfirmasi adanya gangguan ginjal kronis pada anemia pasien
sebelum memberikan obat, untuk memastikan pemberian obat yang
tepat.
2) Berikan epoetin alfa sebanyak tiga kali seminggu, melalui rute
intravena atau subkutan, untuk mendapatkan kadar obat yang
terapeutik. Darbopoetin alfa diberikan sekali seminggu, secara
intravena atau subkutan. Pasien harus menerima kalender dengan
jadwal pengobatan yang telah ditandai di kalender tersebut untuk
meningkatkan kepatuhan dalam menjalani program pengobatan.
3) Jangan berikan obat dengan larutan obat lainnya, untuk menghindari
interaksi obat-obat.
4) Pantau jalur intravena untuk untuk mengetahui adanya bekuan darah
dan bersihkan jalur tersebut sesuai kebutuhan.
5) Dapatkan hasil pemeriksaan hematokrit sebelum pemberian obat untuk
menentukan dosis yang sesuai. Apabila pasien tidak berespons
terhadap pengobatan dalam 8 minggu, evaluasi ulang penyebab anemia.
6) Evaluasi cadangan zat besi sebelum dan secara periodik selama
pengobatan, karena suplemen zat besi mungkin diperlukan ketika
pasien menghasilkan sel darah merah yang lebih banyak.
7) Tetap pertahankan tindakan kewaspadaan terhadap kejang, untuk
berjaga-jaga apabila terjadi kejang sebagai reaksi terhadap obat.
8) Lakukan tindakan yang memberi rasa nyaman, untuk membantu pasien
menoleransi efek obat. Tindakan ini meliputi, makan porsi kecil tetapi
sering; akses ke kamar mandi; dan analgesik untuk mengobati sakit
kepala dan artralgia.
9) Berikan pendidikan kesehatan secara menyeluruh kepada pasien,
tentang nama dan dosis obat, tindakan untuk menghindari efek
merugikan, tanda bahaya masalah, perlunya pemantauan dan evaluasi
secara periodik, untuk meningkatkan pengetahuan pasien mengenai
terapi obat dan meningkatkan kepatuhan dalam menjalani program
pengobatan.
10) Berikan dukungan dan semangat untuk membantu pasien menghadapi
diagnosis dan program pengobatan.
EVALUASI :
1) Pantau respons pasien terhadap obat (berkurangnya anemia).
2) Pantau adanya efek merugikan (sakit kepala, hipertensi, mual, muntah,
kejang, dan pusing).
3) Evaluasi keefektifan rencana pendidikan kesehatan (pasien dapat
menyebutkan nama dan dosis obat, efek merugikan yang perlu
diperhatikan, tindakan khusus untuk menghindari efek merugikan,
pasien memahami pentingnya tindak lanjut yang kontinu).
4) Pantau keefektifan tindakan yang memberikan rasa nyaman dan
kepatuhan dalam menjalani program pengobatan.