Anda di halaman 1dari 1

Pengertian

Salat Tarawih (kadang-kadang disebut Teraweh, Taraweh, atau Tarwih) adalah salat sunnah yang dilakukan
khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari ‫ة‬
‫ح ة‬
‫ تحيروويي ح‬yang diartikan sebagai
"waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan salat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara
berjamaah di masjid. Fakta menarik tentang salat ini ialah bahwa rasulullah hanya pernah melakukannya secara
berjama'ah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa rasulullah kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam
berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat muslim (lihat sub seksi hadits tentang
Tarawih).
Raka'at salat
Terdapat beberapa praktik tentang jumlah raka'at dan jumlah salam pada salat Tarawih. Pada masa Nabi
Muhammad salat Tarawih hanya dilakukan tiga atau empat kali saja, tanpa ada satu pun keterangan yang menyebutkan
jumlah raka'atnya. Kemudian salat Tarawih berjamaah dihentikan, karena ada kekhawatiran akan diwajibkan. Barulah
pada zaman khalifah Umar salat Tarawih dihidupkan kembali dengan berjamaah, dengan jumlah 20 raka'at dilanjutkan
dengan 3 raka'at witir.
Sejak saat itu umat Islam di seluruh dunia menjalankan salat Tarawih tiap malam-malam bulan Ramadhan
dengan 20 raka'at. Empat mazhab yang berbeda, yaitu mazhab Al-Hanafiyah (8 rakaat), Al-Malikiyah (sebagian 8 atau
20 rakaat) , Asy-Syafi'iyah (20 rakaat) serta Al-Hanabilah (sebagian 8 atau 20 rakaat). Sedangkan Umar bin Abdul
Aziz sebagai khalifah dari Bani Umayyah di Damaskus menjalankan salat Tarawih dengan 36 raka'at. Dan Ibnu
Taimiyah menjalankan 40 raka'at.
Yang pertama kali menetapkan salat Tarawih hanya 8 raka'at dalam sejarah adalah pendapat orang-orang di
akhir zaman, seperti Ash-Shan’ani (w.1182 H), Al-Mubarakfury (w. 1353 H) dan Al-Albani. Ash-Shan’ani Penulis
Subulus-salam sebenarnya tidak sampai mengatakan salat Tarawih hanya 8 raka'at, Sedangkan Al-Mubarakfury
memang lebih mengunggulkan salat Tarawih 8 raka'at, tanpa menyalahkan pendapat yang 20 raka'at.
Perbedaan pendapat menyikapi boleh tidaknya jumlah raka'at yang mencapai bilangan 20 itu adalah tema
klasik yang bahkan bertahan hingga saat ini, seperti yang dilakukan sebagian besar pengikut Nahdlatul Ulama[butuh
rujukan]. Sedangkan mengenai jumlah salam praktik umum adalah salam tiap dua raka'at namun ada juga yang salam
tiap empat raka'at. Sehingga bila akan menunaikan Tarawih dalam 8 raka'at maka formasinya adalah salam tiap dua
rakaat dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at
sebagaimana yang dilakukan sebagian besar pengikut Muhammadiyah[butuh rujukan].
Beberapa Hadits Terkait
“Sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam salat di masjid lalu para sahabat mengikuti salat Dia, kemudian pada
malam berikutnya (malam kedua) Dia salat maka manusia semakin banyak (yang mengikuti salat nabi), kemudian
mereka berkumpul pada malam ketiga atau malam keempat. Maka rasulullah tidak keluar pada mereka, lalu ketika
pagi harinya Dia bersabda: ‘Sungguh aku telah melihat apa yang telah kalian lakukan, dan tidaklah ada yang
mencegahku keluar kepada kalian kecuali sesungguhnya aku khawatir akan diwajibkan pada kalian,’ dan (peristiwa)
itu terjadi di bulan Ramadhan.” (Muttafaqun ‘alaih)
"Artinya: Dari Jabir bin Abdullah radyillahu 'anhum, ia berkata: Rasulullah pernah salat bersama kami di bulan
Ramadhan (sebanyak) delapan raka'at dan witir (satu raka'at). Maka pada hari berikutnya kami berkumpul di masjid
dan mengharap dia keluar (untuk salat), tetapi tidak keluar hingga masuk waktu pagi, kemudian kami masuk
kepadanya, lalu kami berkata: Ya Rasulullah ! Tadi malam kami telah berkumpul di masjid dan kami harapkan engkau
mau salat bersama kami, maka sabdanya "Sesungguhnya aku khawatir (salat itu) akan diwajibkan atas kamu sekalian".
(Hadits Riwayat Thabrani dan Ibnu Nashr)
"Aku perhatikan salat malam rasulullah , yaitu (Ia) salat dua raka'at yang ringan,

Anda mungkin juga menyukai