Tugas Perkembangan Keluarga Di Setiap Ta
Tugas Perkembangan Keluarga Di Setiap Ta
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “K O N S E P
DASAR KELUARGA DAN PARADIGMA KONSEP KEPERAWATAN
K E L U A R G A ” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari
Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Salah satu aspek terpenting dalam keperawatan keluarga adalah pemberian asuhan pada
unit keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan komunitas adalah klien atau
resipien keperawatan. Secara empiris disadari bahwa kesehatan paea anggota keluarga sudah
ditanggulangi secara insidental, tetapi keluarga belum dilihat sebagai klien dari keperawatan.
sebenarnya, keluarga sebagai unir asuhan keperawatan sangat besar pengaruhnya terhadap
individu dan kelompik.
Oleh karena itu penetapan keluarga sebagai klien atau sasaran asuhan keperawatan adalah
hal yang tepat. Keluarga dalam hal ini tidak dipandang dari jumlah anggotanya, tetapi
Kesatuannya yang unik dalam menghadapi mengahadapi masalah. Keunikannya terlihat dari cara
berkomunikasi, mengambil keputusan, sikap, niali, cita-cita, hubungan dengan masy luas dan
gaya hidup yang tidak sama antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Perbedaan tersebut
dipengaruhi oleh lingkungan, jaman, dan geografis. Keluarga didesa sangat berbeda dengan
dikota dalam hal besarnya keluarga, struktur, nilai, dan juga gaya hidupnya.
TUJUAN
RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
1. DEFINISI KELUARGA
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1988).
Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,
dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.(Sayekti 1994).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Effendy, 1998).
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial
: suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. STRUKTUR KELUARGA
Struktur keluarga bermacam-macam, diantaranya :
a) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah.
b) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
c) Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d) Patrilokal, sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e) Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.
3. CIRI-CIRI STRUKTUR KELUARGA
Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
a. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
b. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota kelurga mempunyai peranan dan
fungsinya masing-masing. (Jhonson R, 2010 : 22)
4. CIRI-CIRI KELUARGA INDONESIA
1.Suami sebagai pengambil keputusan
2.Merupakan suatu kesatuan yang utuh
3. Berbentuk monogram
4. Bertanggung jawab
5.Pengambil keputusan
6.Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa
7.Ikatan kekeluargaan sangat erat
8. Mempunyai semangat gotong-royong
5. MACAM-MACAM STRUKTUR / TIPE / BENTUK KELUARGA
1. TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
saturumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat
waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum
pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai
tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota
keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling
menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan
anak dari perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. NON - TRADISIONAL :
6. PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan,
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
1. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus
rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar)
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga
maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-
7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja
sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua :
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
rawatan kesehatan
manusia
Lingkungan
Sehat adalah keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, social, serta tidak
hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan akan tetapi mampu hidup produktif. (WHO,
1947).
Karakteristik sehat :
Marefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
Berpandangan terhadpa sehat dalam konteks lingkungan (baik internal maupn eksternal)
Kreatif dan produktif.
perkembangan
sosiokultural
Lingkungan
Status kesehatan
4. Konsep Lingkungan
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb)
yang termasuk didalamnya. Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan menusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan
kesehatan. Fokus ingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologi, sosial,budaya dan spiritual.
Lingkungan dibagi 2 yaitu :
Lingkungan dalam terdiri dari:
- Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan
udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu
akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari
debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih,
tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi
penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk
beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari
kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa
supaya mendapat ventilasi.
- Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat
menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu
ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,
makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk
membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien
dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan
dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang
dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang
baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak
boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan tentang
kondisi penyakitnya. Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia
berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat
memberikan rasa nyaman.
- Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik, kumpulan
data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk
pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan
observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-
data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan
lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu
lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau
lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap
lingkungan secara khusus.
Lingkungan luar ( kultur, adat, struktur masyarakat, status sosial, udara, suara,
pendidikan, pekerjaan dan sosial ekonomi budaya )
Lingkungan dengan kesehatan sangat berpengaruh karena dengan cara terapi
lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola pertahanan tubuh terhadap
penyakit untuk meningkatkan pola interaksi yang sehat dengan klien.
Lingkungan dengan timbulnya penyakit yaitu apabila lingkungan kita kotor dan
tidak bersih maka akan berpotensi sekali untuk terciptanya banyak penyakit – penyakit.
1. Prinsip dasar dalam praktek perawatan kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut:
a) Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
b) Sasaran terdiri dari, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
c) Perawat kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bkerja untuk masyarakat.
d) Pelayanan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya pomotif dan
preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.
e) Dasar utama dalam peayanan perawatan kesehatan masyarakat adalah menggunakan
pendekatan pemecahan masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan.
f) kegiatan utama perawatan kesehatan mayarakat adalah dimasyarakat dan bukan di
rumah sakit.
g) Pasien adalah masyarakat secara keseluruhan baik yang sakit maupun yang sehat.
h) Perawatan kesehatan masyarakat ditkankan kepada pembinaan perilaku hidup sehat
masyarakat.
i) Tujuan perawatan kesehatan masyarakat adalah meningkatkan fungsi kehidupan
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan seoptimal mungkin.
j) Perawat kesehatan masyarakat tidak bekerja secara sendiri tetapi bekerja secara team.
k) Sebagian besar waktu dari seorang perawat kesehatan masyarakat digunakan untuk
kegiatan meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani masyarakat yang
sehat atau yang sakit, penduduk sakit yang tidak berobat ke puskesmas, pasien yang
baru kembali dari rumah sakit.
l) Home visite sangat penting.
m) Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama.
n) Pelayanan perawatan kesehatan masyarakan harus mengacu pada sistem pelayanan
kesehatan yang ada.
o) Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan di institusi pelayanan kesehatan yaitu
puskesmas, institusi seperti sekolah, panti, dan lainnya dimana keluarga sebagai unit
pelayanan.
1. Pendidik
2. Koordinator
Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif
dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan
3. Pelaksana
Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di
rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung.Kontak pertama
perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat
mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan
keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit
4. Pengawas kesehatan
5. Konsultan
6. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal
7. Fasilitator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat
kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat
komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll)
8. Penemu kasus
9. Modifikasi lingkungan
- Tingkat kesehatan individu berkaitan erat dengan tingkat kesehatan keluarga begitu
pun sebaliknya.
- Tingkat fungsional keluarga sebagai unit terkecil dari komunitas dapat
mempengaruhi derajat kesehatan sistem atasnya.
- MDGs.
- Tujuan depkes.
- Puskesmas.
- Tujuan askep keluarga itu sendiri.
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien diberbagai tatanan nyata pelayanan
kesehatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan
metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi
etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Pengelompokan data
Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik. Perawat
mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif, kemudian menganalisa
masalah (problem) dan penyebab (etiologi) timbulnya masalah.
3. Potensial
Potensial peningkatan kesejahteraan Ibu Ju yang sedang hamil di keluarga Bapak Man.
Potensial peningkatan status kesehatan balita di keluarga Bapak Xi.
Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak An di keluarga Bapak Im.
Berikut ini, daftar masalah keperawatan untuk keadaan wellness/sejahtera menurut Asosiasi
Perawat Amerika (NANDA) yang dapat digunakan, antara lain :
1. Gangguan proses keluarga
2. Gangguan pemeliharaan kesehatan
3. Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
4. Gangguan peran menjadi orangtua
5. Gangguan pola eliminasi
6. Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan
7. Gangguan penampilan peran
8. Gangguan pola seksual
9. Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan
10. Konflik pengambilan keputusan
11. Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional
12. Potensial berkembangnya koping keluarga
13. Koping keluarga tidak efektif
14. Gangguan manajemen pemeliharaan rumah
15. Hambatan interaksi sosial
16. Defisit pengetahuan tentang …………………
17. Tidak diizinkannya ……………….. (contoh : anak remaja keluar rumah)
18. Konflik peran keluarga
19. Resiko perubahan peran orangtua
20. Resiko terjadi trauma
21. Resiko tinggi perilaku kekerasan
22. Ketidakberdayaan ……..
23. Terjadinya isolasi sosial, etc.
Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan
Skoring dilakukan perawat apabila diagnosa keperawatan yang dirumuskan lebih dari satu
dengan menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978), dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Tentukan skorenya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
2. Selanjutnya skore yang diperoleh dibagi skore tertinggi dan kemudian dikalikan dengan bobot
3. Jumlahkan skore untuk semua kriteria (skore maximal adalah 5)
Berikut ini, scoring diagnosa keperawatan keluarga menurut Bailon dan Maglaya (1978)
No Kriteria Score Bobot
1 Sifat masalah 1
· Tidak/kurang sehat 3
· Ancaman kesehatan 2
· Keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
· Mudah 2
· Sebagian 1
· Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
· Tinggi 3
· Cukup 2
· Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
· Masalah berat harus segera ditangani 2
· Ada masalah, tetapi tidak perlu ditangani 1
· Masalah tidak dirasakan 0
Prioritas masalah
Penentuan prioritas sesuai kriteria skala dengan pertimbangan pembenaran yang beralasan
seperti berikut ini :
1. Sifat masalah
Prioritas masalah utama diberikan pada tidak atau kurang sehat karena perlu tindakan segera dan
biasanya disadari anggota keluarga.
2. Kemungkinan masalah dapat diubah, perlu diperhatikan :
· Pengetahuan yang ada sekaran meliputi teknologi dan tindakan untuk mengatasi masalah
· Sumber daya keluarga fisik, keuangan, tenaga
· Sumber daya perawat pengetahuan, ketrampilan, waktu
· Sumber daya lingkungan fasilitas, organisasi dan dukungan
3. Potensial masalah untuk dicegah, perlu diperhatikan :
· Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
· Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
· Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaiki masalah
· Adanya kelompok yang beresiko untuk dicegah agar tidak menjadi aktual dan menjadi parah
4. Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga menilai
masalah keperawatan tersebut.
Penyusunan prioritas diagnosa keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan yang
mempunyai skore tertinggi dan disusun berurutan sampai ke skore terendah. Namun, perawat
perlu mempertimbangkan juga persepsi keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu
diatasi segera.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya, dengan
cara :
Hal yang penting diperhatikan perawat dalam menyusun rencana asuhan keperawatan
keluarga yaitu :
1. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai
dengan kondisi keluarga
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi panca indera
perawat dengan objektif
3. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki oleh keluarga
dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi
Berikut ini, contoh rencana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah pada lansia!
· Tujuan jangka panjang : Lansia selama tinggal bersama keluarga Bapak An tidak
terjatuh
· Tujuan jangka pendek : Setelah pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang ke-5
melalui kunjungan kerumah, keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
· Kriteria hasil
Pengetahuan :
o Keluarga dapat menyebutkan bahaya lingkungan yang mungkin terjadi akibat lantai yang licin
o Keluarga dapat menyebutkan akibat yang dapat diderita lansia bila jatuh
o Keluarga dapat menyebutkan cara mencegah lansia jatuh akibat lantai yang licin
Sikap :
o Keluarga mengkomunikasi lingkungan yang membahayakan lansia dengan anggota keluarga
lainnya
o Keluarga mampu memutuskan untuk menyediakan sarana yang aman bagi lansia
Psikomotor :
o Keluarga menyediakan sarana yang aman bagi lansia
o Keluarga dapat memodifikasi lingkungan rumah yang aman bagi lansia
· Rencana tindakan (intervensi keperawatan)
o Mendiskusikan tentang bahaya lantai yang licin
o Mendiskusikan akibat bila lansia terjatuh
o Mendiskusikan cara mencegah lansia terjatuh
o Mengajarkan kepada keluarga cara untuk menyelesaikan masalah lansia dengan keluarga
o Tanpa waktu yang disepakati dengan keluarga, perawat melaksanakan observasi terhadap lansia
selama dalam rumah dan diluar rumah
o Bersama keluarga memodifikasi lingkungan yang aman di dalam dan di luar rumah
Catatan :
Rencana tindakan sebaiknya diarahkan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap
dan tindakan keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga mampu memenuhi kebutuhan kesehatan
anggota keluarganya dengan bantuan minimal dari perawat. Saat menyusun rencana tindakan,
sebaiknya perawat melibatkan keluarga secara aktif karena keluarga mempunyai tanggung jawab
akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri dan merupakan cara untuk menghormati dan
menghargai keluarga. Efektifitas dari rencana tindakan yang akan diperoleh perawat, tergantung
kepada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak menentang karena telah
dilibatkan sebelumnya dan keluarga cenderung bertanggung jawab.
Berikut contoh tabel diagnosa keperawatan dan rencana tindakan :
Tujuan Kriteria Hasil / Standar Intervensi
Setelah dilakukan Pengetahuan1. Keluarga dapat
1. Diskusikan ........
tindakan keperawatan .................. 2. Diksusikan ........
................................... 2. Keluarga mampu
3. Diskusikan ........
................................... Tindakan ................ 4. Bersama keluarga
3. Keluarga dapat .................
...................
4. Keluarga dapat
memodifikasi ................
IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pada tahap ini, perawat yang melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga sebaiknya
tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara terintegrasi semua profesi kesehatan yang
menjadi tim perawatan kesehatan di rumah. Peran perawat yang dilaksanakan dalam tahap
implementasi ini adalah sebagai koordinator. Namun, bila keluarga tidak mampu atau tidak
memungkinkan, perawat juga dapat mengambil peran sebagai pelaksana asuhan keperawatan.
Yang perlu diperhatikan bahwa pada tahap implementasi perawat perlu melakukan
kontrak sebelumnya (saat mensosialisasikan diagnosa keperawatan) meliputi kapan
dilaksanakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan, materi/topik yang didiskusikan, siapa yang
melaksanakan, anggota keluarga yang perlu mendapat informasi (sasaran langsung
implementasi) dan peralatan yang perlu disiapkan keluarga (bila perlu). Kegiatan ini bertujuan
agar keluarga dan perawat mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis saat pelaksanaan asuhan
keperawatan dilaksanakan.
Langkah kebih lanjut adalah pelaksanaan implementasi sesuai dengan rencana dengan
didahului perawat mengingatkan keluarga bahwa akan dilakukan implementasi sesuai kontrak
sebelumnya. Dan implementasi keperawatan sebaiknya dapat dilakukan oleh klien atau keluarga
dengan bantuan minimal dari perawat atau anggota tim kesehatan lainnya.
Berikut ini contoh format catatan implementasi :
No.
Tanggal Diag
Implementasi
& Waktu .
Kep
23 Mar 1 Pendidikan kesehatan tentang ………………… dan ……… dengan
2005 keluarga Bapak An yang dihadiri …………………
15.00- Kontrak selanjutnya tanggal .............................. jam ............... untuk
16.00 kegiatan ...................................
1.1 KESIMPULAN
Keluarga adalah suatu ikatan / persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi,
dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
3.2 SARAN
Dengan di susunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
menelaah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak
bisa menambah pengetahuan pembaca. Disampin itu kami juga mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca sehingga kami bisa berorientasi lebih baik pada makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Notoatmojo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar. Jakarta, PT.
Rineka Cipta.
2. Entjang, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti
3. Soekidjo Notoatmojo.2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Ed.2.
Jakarta : Rineka Cipta.
4. http://www.docstoc.com/docs/40365020/SEJARAH-KEPERAWATAN-KOMUNITAS-
_-KONSEP-MODEL-KEPERAWATAN
5. http://soepritjahjono.wordpress.com/2009/11/22/perkembangan-kesehatan-masyarakat-
di-indonesia/ diakses tanggal 20 maret 2010
6. http://makalah-pendidikan.com/2011/konsep-keperawatan-kesehatan-masyarakat/