PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
a. Kesehatan Kerja
Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan
sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan
juga menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.
Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan
bukan sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau
penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah
pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan
seoptimal mungkin.
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :
1
juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua orang dalam melakukan
pekerjaannya (total health of all at work).
b. Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering
disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan karyanya. Dari
segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pengertian Kecelakaan Kerja (accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang
tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian
terhadap proses.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
2
BAB II
ISI
Ruang lingkup Undang-undang ini adalah keselamatan kerja di semua jenis dan tempat
kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang
berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.
Undang-Undang ini berisi 11 bab dan 18 pasal yang mengatur keseluruhan aspek dari
keselamatan kesehatan kerja. Berikut ini adalah rangkuman per bab dari Undang-Undang No.
1/1997
1. Istilah
Tempat Kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya;
Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya
yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut;
Pengurus adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat
kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri
3
Pengusaha: orang atau badan hukum yang memiliki atau mewakili pemilik suatu
tempat kerja.
Direktur: adalah Direktur Jendral Bina Hubungan Ketenagakerjaan dan Pengawas
Norma Kerja (sekarang Direktur Jendral Bina Hubungan Industrial dan Pengawas
Ketenagakerjaan).
Pegawai Pengawas. Seorang pegawai pengawas harus mempunya keahlian khusus
yang dalam hal ini adalah menguasai pengetahuan dasar dan praktek dalam bidang
keselamatan dan kesehatan kerja melalui suatu proses pendidikan tertentu.
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja: personel yang berada di luar Departemen
Tenaga Kerja, dan mempunyai keahlian khusus di bidang keselamatan dan kesehatan
kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
4
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan dan proses kerja.
14. Berkaitandengan aspek ergonomi di tempat kerja.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. Berkaitan dengan keselamatan
konstruksi dan bangunan mulai dari pembangunan sampai penempatannya.
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan, dan
penyimpanan barang.
17. Syarat ini berkaitan dengan kegiatan pelabuhan dan pergudangan.
18. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya, berkaitan dengan keselamatan
ketenagalistrikan.
19. Menyesuaikan danmenyempurnakan pengamananpada pekerjaan yang bahayanya
menjadi bertambah tinggi .
Alat pelindung ini digunakan untuk menghindari terjadinya benturan pada saat
berkendara, misalnya mobil, pesawat terbang, alat berat dan lain-lain.
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau
berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan
fungsi masing-masing pekerjaan.
5
4. Masker (Respirator)
Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan penyaring udara yang dihirup
saat bekerja di tempat yang memiliki kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
Pada pekerjaan yang berada di ketinggian, sangat memerlukan alat pelindung diri
berupa tali pengaman (safety harness). Alat pelindung diri ini digunakan jika bekerja pada
ketinggian lebih dari 1.8 meter. Hal ini akan melindungi pekerja agar terhindar dari potensi
jatuh dari ketinggian.
Guna melindungi telinga dari sumber suara yang cukup tinggi diperlukan penutup
telinga. Hal ini dimaksudkan karena telinga tidak mampu menahan suara dalam intensitas
yang tinggi dan memekakkan telinga.
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal
dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang berpotensi mengenai
kepala secara langsung maupun tidak langsung.
6
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan menggerinda)
Alat pelindung diri ini sudah seharusnya digunakan oleh seluruh pekerja dalam
kaitannya sebagai tindakan preventif dari potensi terjadinya kecelakaan kerja. Alat pelindung
diri ini juga harus memenuhi standard teknis yang ditentukan oleh pemerintah. Secara garis
besar, penggunaan APD ini tidak dapat melindungi tubuh secara sempurna, akan tetapi
penggunaan APD ini lebih ditujukan kepada tindakan preventif terjadinya kecelakaan kerja
dan dapat meminimalisasi keluhan atau penyakit yang berpotensi terjadi.
b.Tenaga kerja tidak merasa aman karena ukuran yang terkadang tidak sesuai
c.Komunikasi terganggu
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja sangat di perlukan dalam lingkungan kerja sehingga
perlu adanya Undang-Undang dan peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.
Banyak faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja sehingga dapat terjadi. Jadi
sebagai pekerja hendaknya kita harus betul-betul memperhatikan yang namanya keselamatan
dalam bekerja, karena jika kita lalai dalam bekerja, bukan hanya kita yang mendapatkan
dampaknya, namun bisa juga berdampak pada perusahaan dan orang lain.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://staff.ui.ac.id/internal/131611668/material/Bahan_Kuliah_K3_01.pdf
http://prokum.esdm.go.id/uu/1970/uu-01-1970.pdf
http://bk.menlh.go.id/files/UU-2397.pdf
http://www.ilo.orgf/