PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) adalah salah satu penyakit kronik yang dapat meningkatkan
ancaman kesehatan dan kematian pada setiap individu. Pada tahun 2013, jumlah penderita
Diabetes Mellitus (DM) diperkirakan sebanyak 382 juta jiwa di seluruh dunia dan diprediksi
akan terus meningkat mencapai 592 juta jiwa dalam kurun waktu kurang dari 25tahun kedepan.
Indonesia menempati urutan ke tujuh terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus dengan
prevalensi menjadi energi yang dibutuhkan oleh otot dan jaringan. Penderita DM tidak dapat
menyerap glukosa dengan baik sehingga glukosa beredar dalam sirkulasi darah dan merusak
jaringan tubuh. Kerusakan tersebut cenderung akan mengakibatkan komplikasi dan kematian
secara cepat. Menurut data dari International Diabetes Federation, DM mengakibatkan 5,1 juta
kematian pada tahun 2013. Yang bermakna bahwa setiap enam detik ada satu orang yang
meninggal karena DM (IDF, 2013). Survei yang dilakukan WHO, Indonesiamenempati urutan
ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus denfan prevalensi 8.6% dari total
penduduk, dan dari penelitian departemen kesehatan RI di dapatkan bahwa prevalensi diabetes di
dan Maluku Utara (masing-masing 11.1%), sedangkan terendah di Papua (1.7%). Prevalensi DM
dilihat dari jenis kelamin, DM lebih banyak dijumpai padaperempuan (6.4%) dan laki-laki
(4.9%), dilihat dari segi pendidikan lebih tinggi pada kelompoktidak sekolah (8.9%) dan tidak
tamat sekolah dasar (8.0%), dari segi usia DM meningkat sesuai bertambahnya usia. Data
2010 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit DM di Sulawesi Utara mencapai 8.1%,jauh diatas
angka nasional yaitu 5.7%. Begitu juga dengan prevalensi TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
di Sulawesi Utara senilai 17.3% jauh diatas angka nasional yaitu 10.2%. Lebih mengkhawatirkan
lagi jika kita melihat angka prevalensi Obesitas Sentral 31.5%, di mana Sulawesi Utara
menduduki ranking pertama jika dibanding provinsi lainnya di Indonesia. Jadi, di Sulawesi Utara
banyak orang yang gemuk dan juga banyak orang yang memiliki kadar gula darah tinggi.
DM merupakan penyakit dengan tantangan yang besar untuk mencapai kesuksesan dalam
penatalaksanaan nonfarmakologi yaitu pengontrolan kadar gula darah, pengaturan diet, latihan
fisik, manajemen stress, menghindari rokok dan pengobatan farmakologi yaitu mengkonsumsi
obat anti-diabetik oral dan/atau Insulin sesuai jadwal (Indian Council of Medical Research,
2005).
terhadap pengaturan diet dan 31,7% patuh untuk melakukan latihan fisik (Sharma et.,al, 2014).
Dengan terjadinya ketidakpatuhan pada penderita DM maka akan mengakibatkan kadar gula
darah menurun atau meningkat melebihi dari batas normal sehingga akan menimbulkan
Untuk meningkatkan kepatuhan pada pasien DM, sangat penting untuk mengetahui
etnik), faktor psikologis, dukungan sosial, tenaga kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan,
DM sebagai penyakit kronis yang belum dapat disembuhkan, yang mungkin dilakukan
adalah mengontrol dengan gaya hidup yang baik agar dapat tercapai kualitas hidup yang lebih
baik. Hal tersebut akan lebihmudah dilakukan dengan adanya dukungan dari keluarga (Garcı´a-
dalam memotivasi untuk mengkonsumsi obat secara teratur, penyediaan makanan yang sesuai
dengan diet, mengingatkan untuk melakukan latihan fisik, dan mengontrol kadar gula darah
secara rutin merupakan bentuk peran aktif bagi penatalaksanaan DM. Oleh karena itu peneliti
merasa penelitian ini penting untuk dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan pasien Diabetes Melitus dalam menjalani pengobatan.
Berdasarkan hasil studi pendahuuan mahasiswa profesi ners Unitri pada tanggal 03 – 05
desember 2019 di ruangan Poli Dalam RSUD Mardi Waluyo Blitar dengan beberapa pasien dan
keluarga menjelaskan bahwa tidak ada kepatuhan pasien dan dukungan keluarga dalam
penggunaan insulin dengan kadar gula darah. Berdasarkan informasi dari beberapa perawat
ruangan menjelaskan bahwa setiap hari selasa dan kamis adalah jadwal pada pasien DM
berkisaran sekitar 135 orang yang datang untuk melakukan kontrol rutin. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “hubungan
kepatuhan pasien dalam penggunaan insulin dengan kadar gula darah puasa di Ruangan Poli
pasien dalam penggunaan insulin dengan kadar gula darah puasa di ruangan Poli dalam RSUD
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan pasien dalam penggunaan
insulin dengan kadar gula darah puasa di Ruangan Poli Dalam RSUD Mardi Waluyo Blitar.
1. Mengetahui kepatuhan pemakaian insulin pada pasien di Poli Penyakit Dalam RSUD
Mardi Waluyo
2. Mengetahui kadar gula darah puasa di Poli Penyakit Dalam RSUD Mardi Waluyo Blitar.
Darah Puasa
Hasil peneitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan kajian dalam mengetahui
Hubungan kepatuhan pasien dalam penggunaan insulin dengan kadar gula darah puasa di poli
1. Dengan penelitian ini akan tergali hubungan kepatuhan pasien dalam penggunaan insulin
dengan kadar gula darah puasa di poli dalam RSUD Mardi Waluyo
2. Dengan mengetahui hubungan kepatuhan pasien dalam penggunaan insulin dengan kadar