Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

VIRUS EBOLA

Dosen Pembimbing :

Yasin Wahyurianto, S.Kep, Ns., M.Si

Disusun Oleh :

1. Adelia Ratna Sari (P27820518003)


2. Wulan Apriliana (P27820518009)
3. Ajek Sasongko (P27820518010)
4. Ely Erfayanti (P27820518013)
5. Dwita Mayasari (P27820518014)
6. Intan Retno Kumala (P27820518021)
7. Meldha Erlian Nindito (P27820518042)
8. Devi Ayu Firnanda (P27820518045)
9. Devi Andra Puspita (P27820518046)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN
Jl. Dr. WahidinSudirohusodo No.02 Tuban
2019/20120
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga makalah dengan judul “Virus
Ebola” ini dapat diselesaikan dengan baikdan lancar. Dengan tujuan untuk memenuhi
tugas Keperawatan Medikal Bedah 1.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak


yang memberi bimbingan dan bantuan, baik secara langsung maupun tidak langsung
selama penyusun makalah ini kepada:

1. Bapak Yasin Wahyurianto, S.Kep, Ns., M.Si selaku pembimbing mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 1.
2. Teman-teman yang telah memberikan dukungan moral maupun semangat, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung demi kelancaran makalah ini.
Pemahaman tentang virus ebola dapat dipahami dengan baik. Oleh karena itu
dengan pembuatan makalah ini, penulis berharap pemahaman tentang virus ebola akan
lebih baik. Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun bisa diterima dengan
senang hati.

Tuban, 07 Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ I
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Virus Ebola.......................................................................................... 3
2.2 Bahaya virus ebola................................................................................................... 3
2.3 Gejala........................................................................................................................ 4
2.4 Klasifikasi................................................................................................................. 5
2.5 Cara penyerangan dan penyebaran........................................................................... 7
2.6 Patogenesis............................................................................................................... 8
2.7 Diagnosis.................................................................................................................. 10
2.8 Cara pencegahan....................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 12
3.2 Saran........................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penderita virus ebola dapat meninggal dengan cepat, kira-kira dalam waktu 3
minggu. Ini karena masa inkubasi virus ebola dalam tubuh berlangsung sangat cepat.
Virus ebola masuk ke sel pembuluh darah manusia dan menyebabkan kebocoran
pembuluh darah. Penderita akan merasakan dehidrasi luar biasa dan membutuhkan cairan
khusus yang mengandung elektrolit.

Dengan tingkat kematian yang tinggi: 40-90 persen, dan penularan yang gampang
lewat kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti darah, muntahan, air seni, dan tinja
penderita.

Virus ini mewabah di beberapa negara Afrika seperti Republika Demokratik


Kongo, Gobon, sudan, pantai gading, dan uganda. Sebenarnya manusia bukanlah sarang
alami dari virus ebola. Orang pertama kali terjangkit virus ini diyakini mereka yang
melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus tersebut.

Hewan yang berpotensi menyebarkan virus ebola kepada manusia antara lain
simpanse, gorila, antelop hutan, dan monyet cynomolgus. Setelah seorang terinfeksi dari
hewan, maka orang tersebut berpotensi menyebarkan virus kepada orang lainnya melalui
cairan darah, air liur, atau lendir.

Wabah ebola dapat berdampak buruk apabila pengetahuan masyarakat akan


penyakit ini masih kurang. Bisa saja masyarakat menanggap penyakit ini hanyalah
penyakit biasa saja. Pengetahuan masyarakat akan bahaya wabah ebola menjadi sangat
penting sebagai salah satu upaya preventif mencegah penyebaran wabah ebola. Oleh
karena itu, dalam makalah ini penulis akan membahas bahaya dari virus ebola.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian virus ebola
b. Apa bahaya virus ebola
c. Apa saja gejala virus ebola
d. Bagaimana klasifikasi virus ebola
e. Bagaimana cara penyerangan dan penyebaran
f. Bagaimana patogenesis virus ebola

1
g. Bagaimana diagnosis virus ebola
h. Bagaimana cara pencegahan
1.3 Tujuan
a. Apa pengertian virus ebola
b. Apa bahaya virus ebola
c. Apa saja gejala virus ebola
d. Bagaimana klasifikasi virus ebola
e. Bagaimana cara penyerangan dan penyebaran
f. Bagaimana patogenesis virus ebola
g. Bagaimana diagnosis virus ebola
h. Bagaimana cara pencegahan

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Virus Ebola
Ebola adalah penyakit akibat infeksi virus mematikan, yang bisa menyebabkan
demam, diare, serta perdarahan di dalam tubuh penderitanya. Hanya 10% penderita
Ebola yang selamat dari infeksi virus ini, tetapi penyakit ini jarang terjadi.
2.2 Bahaya Virus Ebola
Bahaya virus ebola yang membunuh hingga 90 persen dari penderita tidak bisa
dimungkiri kalau sekarang ebola dianggap jenis virus yang paling di takuti di dunia.
Bagaimana tidak, virus tersebut membawa vonis kematian pasien ebola adalah 90
persen. Para korban tak sadar sudah terinfeksi ebola
WHO mengatakan, diagnosis gejala awal virus ebola mungkin bisa keliru
dianggap sebagai malaria, tipus, radang selaput, otak atau penyakit lainnya.
Virus ebola menyebar dari satu anggota keluarga ke anggota keluarga yang lain.
Karena ebola adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus yang menginfeksi melalui
kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh orang sakit atau hewan, ataupun
dengan benda-benda yang terkontaminasi. Jadi keluarga dan tenaga medis yang
merawat pasien ebola bisa ketularan virus ini tanpa menyadarinya.
Penularan antara sesama manusia bisa melalui kontak langsung dengan darang
yang terinfeksi, cairan tubuh (keringat) atau organ tubuh yang terinfeksi, jarum suntik
atau benda yang tercemar darah ataupun cairan tubuh penderita.
Parahnya lagi, virus ebola juga diketahui bisa menyebar pada saat pengubur
ketika para pelayat menyentuh jenazah korban. Hal ini yang membuat banyak orang
ketakutan untuk menguburkan mayat penderita ebola. Bahkan ada mayat yang
dibiarkan saja di jalan. Padahal mayat tersebut harus dikremasi agar virus tidak
menyebar.
Selain itu, gejala awal penyakit ebola mirip dengan gejala penyakit lain seperti
flu. Menurut Dr. Nahid bhadelia, M.D, epidemiologis boston medical center, amerika
serikat, itu merupakan gejala awal ebola. Kemungkinan besar awalnya gejala ini di
anggap sepele saja oleh para korban :
- Demam
- Sakit kepala
- Diare
- Muntah

3
- Merasa lemah
- Nyeri sendi dan otot
- Nyeri perut
- Kurang nafsu makan
Virus ebola hingga saat ini belum ditemukannya pengobatannya. Pasien hanya
dapat diperlakukan layaknya menderita penyakit kronis dengan harapan yang sangat
tipis. Tapi kita tidak boleh pesimis, karena harapan untuk menciptakan obat ebola masih
terbuka lebar.

2.3 Gejala
Secara umum, tahap pertama Ebola memang dimulai dengan gejala mirip flu.
Namun, virus ini mendapatkan cap mengerikan karena menyebabkan pendarahan yang
berujung kematian. Kendati demikian, Bhadelia mengatakan hanya 20 persen pasien
Ebola yang mengalami gejala ekstrem tersebut.
Kebanyakan pasien Ebola justru meninggal karena dehidrasi dengan pendarahan
minor yang terjadi pada gusi atau memar di beberapa bagian tubuh.
Jika Ebola tidak segera ditangani, dari gejala mirip flu, virus akan semakin
melemahkan pertahanan tubuh dan membuat pasien mengalami dehidrasi parah dari
muntah, diare, dan tekanan darah yang rendah. Pendarahan hanya akan muncul dalam
tahap terakhir serangan Ebola akan meninggal karena shock dan kegagalan fungsi multi
organ.
Gejala awal adalah mendadak demam tinggi, kelelahan yang parah, nyeri otot,
sakit kepala, sakit tenggorokan dan lain-lain. Lalu diikuti oleh muntah dan diare. Setelah
terjadi muntah darah, seluruh badan mengeluarkan darah, nyeri sendi dan otot, diikuti
dengan mata, hidung, gusi, telinga, anus dan bagian-bagian pribadi berdarah, kencing
sangat sedikit dan sebagainya.
Pasien serius sering disertai dengan kerusakan lever, gagal ginjal, kerusakan
sistem saraf pusat, shock dan terjadi kegagalan multiple organ. Uji laboratorium
menemukan bahwa sel darah putih, trombosit dan platelet darah pasien menurun.
Indikator fungsi hati meningkat.
Gejala Penyakit Ebola yang Perlu Diwaspadai:
- Diare
- Mual
- Pusing

4
- Demam
- Muntah
- Kelelahan
- Sakit Kepala
- Panas Dingin
- Radang Sendi
- Sakit Punggung
- Sakit Tenggorokan
- Pembengkakan pada Mata
- Pembengkakan pada Alat Kelamin
- Pendarahan pada Mulut dan Dubur
- Pendarahan dari Mata, Telinga, dan Hidung
- Bintik Merah Pada Seluruh Tubuh yang Mengandung Darah

WHO mengatakan penyakit ebola bisa ditularkan melalui kontak dengan hewan
yang tertular, sakit atau mati. Virus tersebut berpindah melalui darah dan cairan
tubuh lain.
2.4 Klasifikasi
Kelas : kelas V (single stranded negative sense RNA)

Ordo : mononegavirales

Famili : filoviridae

Genus : ebolavirus

Tipespesies : virus Zaire

Species : ebola virusivory coast (partai gading), ebolavirus reston,

ebolavirus sudan

5
Berdasarkan klasifikasinya virus ebola termasuk virus RNA, virus RNA adalah
virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai tunggal atau
ganda tidak berpilin. Di dalam sel inangnya, RNA pada virus akan mengalami transkipsi
balik menjadi Hibrid RNA-DNA, dan akhirnya membentuk DNA, selanjutnya DNA
virus akan masuk ke inti sel inangnya menyisap ke dalam DNA inangnya dan
membentuk mRNA. Kemudian mRNA akan mengalami translasi untuk menghasilkan
protein selubung virus untuk membantuk virus-virus baru.

Genom ebola berisi empat gen yang bersama-sama mencegah sel dendritic pada
kulit, hidung, paru-paru, dan system pencernaan mengirim pesan untuk membangun
system kekebalan tubuh. Pertumbuhan virus tak terkendali, virus menyebar kesel di
seluruh tubuh dengan mengikat reseptor glikoprotein pada permukaan sel.

Genus ebola terdiri atas lima spesies :

1. Bundibugyo ebolavirus (BDBV)


2. Zaire ebolavirus (EBOV)
3. Reston ebolavirus (RESTV)
4. Sudan ebolavirus (SUDV)
5. Ta’i forest ebolavirus (TAFV)

BDBV, EBOV dan SUDV adalah jenis spesies yang menyebarkan wabah ebola di
afrika pada manusia dan angka kematian tinggi, sementara RESTV di temukan di
Filipina dan Tiongkok spesies ini mungkin saja menginfeksi manusia namun tidak
menimbulkan kesakitan dan kematian. RESTV menyerang primate (monyet, gorilla dan
simpanse), RESTV memang pernah menimbulkan wabah ebola pada monyet macaque
monkeys (macaca fascicularis) di Filipina 1980-1990 an, sejak 2008 RESTV ditemukan
pada wabah ebola pada babi di tiongkok.

Berdasarkan data dari kedua negara tersebut menunjukkan para pekerja yang
berhubungan langsung dengan monyet dan babi yang terinfeksi RESTV ternyata juga
kemasukan virus ebola RESTV ditubuhnya hanya saja mereka tidak ada gejala, baik-baik
saja.

6
Virus Ebola Zaire Yang Paling Ganas

Sampai saat ini total virus ebola yang ditemukan ada lima tipe selain dua tipe
yang disebutkan diatas tiga tipe lainnya adalah tipe ebola ivory coast, tipe ebola
Bundibugyo, dan tipe ebola Reston tidak menimbulkan penyakit pada manusia. Selama
lebih dari 30 tahun catatan resmi total wabah ebola adalah 24 kali, tipe ebola Ivory Coast
1 kali hanya menginfeksi 1 orang, tipe Bundibugyo 2 kali terinfeksi 206 orang, 66 orang
meninggal sisa 21 kali berasal dari tipe Zaire dan Zudan, presentase kematian 96% dari
seluruh angka kematian virus ebola, tahun ini tipe ebola Zaire adalah tipe yang paling
ganas angka kematian mencapai 60%-90%.

Berbagai gejala yang timbul pada tubuh akibat serangan virus ebola. Wabah ini
terlambat di deteksi karena para korban di afrika menunda pengobatan medis. Mereka
percaya penyakit itu merupakan ulah “roh jahat” bukannya serangan virus.
2.5 Cara Penyerangan dan Penyebaran
a. Cara Virus Evola Menyerang
Gejala dari Ebola Hemorrhagic Fever (EHV) boasanya dimulai empat hingga
15 hari sesudah seseorang terinfeksi . Rata-rata gejaal yang dialami biasanya berupa
sakit seperti flu, demam tinggi, dan nyeri. Semua gejala tersebut biasanya diikuti
dengan diare, muntah serta kemunculan ruam di seluruh tubuh. Baru kemudian
muncul gejala yang menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua lubang di tubuh.

7
Dilanjutkan dengan rusaknya organ-organ internal si penderita. Baru masuk hari
ketujuh hingga kesepuluh , muncul rasa kelelahan , dehidrasi dan shock.
b. Penyebaran Virus Ebola
Virus ebola juga disebarkan oleh hewan. Diyakini kalau virus ebola bermula
dari hewan liar yang menularkannya ke manusia hingga akhirnya mematikan bagi
populasi manusia. Virus ebola mampu memperbanyak diri di hampir semua sel
inang.
Virus ebola diperkirakan berasal dari species kelelawar hutan hujan di Afrika.
Baru dugaan, hewan yang dianggap sebagai inang alaminya adalah kelelawar buah
dari famili Pteropodidae. Sementara konsentrasi kelelawar hutan hujan lainnya juga
telah ditemukan di wilayah Pasifik Barat.
Berdasarkan penelitian, kelelawar memang bisa jadi penyebar beberapa virus
berbahaya. Penelitian juga menunjukkan kalau kelelawar dapat terinfeksi virus ebola.
Namun ternyata mereka mampu bertahan dengan virus tersebut tanpa terjangkit
penyakit ebola.
Mereka yang terjangkit virus ebola biasanya setelah memegang simpanse,
gorilla, monyet , kijang, dan landak. Sayangnya hingga sekarang belum ada vaksin
penyembuh bagi mereka yang terjangkit virus ebola.

2.6 Patogenesis
Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh inangnya (host) melalui
berbagai macam cara antara lain melalui jarum suntik, donor darah, dan melalui kontak
langsung tangan.
Virus ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan
menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan
kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meninggal
karena terserang virus ebola.
Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara
lain :
a. Virus ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari
pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi, melalui lecet di kulit
selama perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging
secara terinfeksi, atau di permukaan mukosa. Terkadang jarum suntik merupakan rute
utama paparan kerja.

8
b. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi
dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru, dan limpa.
c. Sel dendritik, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic
produk gen virus ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal
seluler dipengaruhi oleh mengikat fagositosis, serapan virus atau keduanya.
Kontak langsung antara individu sangat memegang peranan penting dalam
penularan, karena kita tidak bisa menghindari kontak secara individu, sebab hal itu
terjadi tanpa kita mengetahui kondisi dan sifat yang sebenarnya.
Kejamnya Virus Ebola di dalam Tubuh Penderita
Target utama infeksi virus ebola adalah sel endotelial, fagosit mononuklear dan
hepatosit (sel parenkimal utama pada hati). Replikasi virus ebola ini mengganggu sintesis
protein dan pertahanan kekebalan tubuh pada sel terinfeksi atau inang. Glikoprotein juga
membentuk protein dimerik yang menghambat sinyal untuk neutrofil (salah satu jenis
darah putih). Sel-sel darah putih ini juga bertindak sebagai pembawa virus dari seluruh
tubuh menuju nodus limfa,hati, paru-paru, dan limpa.

Nodus limfa adalah salah satu komponen dari sistem limfatik yang dapat
ditemukan pada tubuh manusia. Nodus limfa berfungsi adalah filter untuk partikel asing
dan berisi sel darah putih. Berfungsi sebagai filter, dengan jaringan konektif retikular dan
limfosit yang mengumpulkan dan menghancurkan bakteri dan virus. Ketika tubuh
melawan infeksi, limfosit bertambah dengan deras.
Adanya partikel virus dan kerusakan sel akibat pertunasan virus menyebabkan
pelepasan sitokin yang memberi sinyal molekul penyebab demam dan inflamasi. Efek
sitopatik (cytopathic) dari infeksi pada sel endotelial menyebabkan pembuluh darah

9
kehilangan stabilitasnya. Akibat pembuluh darah tidak stabil lagi, dilanjutkan dengan
sintesis glikoprotein, yang mengurangi integrin (reseptor permukaan sel yang
berinteraksi dengan matriks ekstraseluler dan memperantarai berbagai sinyal intraseluler)
spesifik yang bertanggung jawab untuk adhesi sel pada struktur interselular, dan merusak
organ hati, yang mengakibatkan pendarahan.
Hypovolemic shock atau kejutan hypovolemic disebabkan kehilangan darah dan
cairan yang parah membuat jantung tidak mampu memompa cukup darah ke
tubuh.akhirnya menimbulkan kematian penderitanya.

2.7 Diagnosis
Secara Umum ada 6 metode yangg dapat digunakan untuk mendeteksi virus ebola
pada seorang pasien, yaitu metode antibody-capture enzyme-linked immunosorbent
assay (ELISA), antigen detection test, serum neutralization test, dan reverse transcriptase
polymerase chain reaction assay. Pemeriksaan juga dilakukan dengan electron
mircroscopy dan Evirus isolation dengan cell culture.
Menurut panduan keamanan biologi laboratorium Organisasi Kesehatan Dunia
WHO tahun 2004, ada 4 level kemanan biologi pada laboratorium. Untuk meneliti virus
Ebola dibutuhkan Laboratorium BSL-4, level tertinggi, difungsikan untuk meneliti
mikroorganisime paling berbahaya, yakni beresiko tinggi bagi individu dan komunitas di
sekitar individu itu. Ebola tergolong mikroorganisme yang boleh diteliti di laboratorium
itu.
Di Indonesia belum ada satupun laboratorium BSL-4. Kementrian Kesehatan baru
bisa mengandalkan laboratorium dengan tingkat keamanan biologi level 3 (BSL-3) di
badan penelitian dan pengembangan kesehatan ( Balitbangkes). Hal ini untuk
mendukung penanggulangan penyait jika ada wabah. Umumnya menangani agen
infeksius yang selain berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan juga dapat menular
melalui udara seperti bakteri tuberkulosis dan virus flu burung.
Siklus hidup virus ebola
Siklus hidup dari virus ebola baru terjadi saat virus masuk dalam sel inang.
1. Pertama-tama virus berikatan dengan reseptor inang dengan permukaan GP
(glikoprotein) peplomer dan beredisitosis ke dalam vesikel sel inang.
2. Terjadi penyatuan membran virus dengan membran vesikel. Nukleokopsid terlepas ke
dalam sitoplasma.

10
3. Rantai gen sense negative ssRNA digunakan untuk sintesis (3’-5’) poliadenilase,
monocistronic mRNA.
4. Translasi mRNA menjadi protein viral terjadi dengan menggunakan perlengkapan sel
inang.
5. Terjadi post-translasi dari mRNA. Prekursor glikoprotein berikatan erat dengan GP1
dan GP2. Kedua glikoprotein ini awalnya berpasangan sebagai heterodimer,
kemudian menjadi trimer. Prekursor SGP berikatan erat pula dengan SGP dan delta
peptida.
6. Bila protein viral jumlahnya makin meningkat, maka terjadilah replikasi. Dengan
memakai rantai RNA sense negative, (+)ssRNA disintesis. Sintesis (+) ssRNA
berfungsi untuk mensintesis (-) ssRNA
7. Terbentuknya nukleokapsid baru dan selimut protein yang berasosiasi dengan plasma
mebran sel inang dan virion terlepas.
2.8 Cara Pencegahan
a. Jika anda mengetahui seseorang yang terinfeksi virus Ebola, silahkan membakar
pakaian atau seorang kotor mereka, selimut dan barang barang lainnya. Jika anda
ingin terus menggunakan, sterilisasi dengan suhu dan tekanan tinggi sebelum
digunakan
b. Perawat pasien Ebola harus mengenakan pakaian kedap air, sarung tangan dan masler
pelindung, kaca mata dan masker bedah untuk mencegah percikan cairan tubuh pasien
ke hidung, mulut, dan mata.
c. Selain itu sedapat mungkin saat hadir dipertemuan besar, dalam situasi sosial harus
menghindari berjabat tangan dan memeluk, melambaikan tangan dan menyapa adalah
yang terbaik. Jika sesudah berjabat tangan sesegera mungkin cuci dengan sabun,
mencuci tangan hingga bersih dengan air mengalir.
d. Desinfeksi adalah fokus dari semua tindakan pencegahan.
e. Menghindari bepergian ke daerah yang dilanda wabah Ebola atau daerah yang
memiliki riwayat Ebola.
f. Menghindari kontak dengan cairan tubuh pasien.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ebola adalah penyakit akibat infeksi virus mematikan, yang bisa menyebabkan
demam, diare, serta perdarahan di dalam tubuh penderitanya. Hanya 10% penderita
Ebola yang selamat dari infeksi virus ini, tetapi penyakit ini jarang terjadi. Virus ebola
merupakan virus penyebab demam berdarah ebola (DBE) yang menyebabkan
pendarahan internal massif dan mematikan. Ebola adalah sejenis virus dari genus
Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari penyakit yang disebabkan oleh
virus tersebut. Morfologi virus ebola berbentuk tubular berfilamen, amun bisa
ditemukan juga dalam bentuk sirkuler atau bercabang. Virion biasanya berdiameter 80
nm dan memiliki panjang bervariasi antara 800 – 1000 nm. Virus ebola mampu
bereplikasi dengan cepat di sel-sel tubuh manusia antara lain di sel endotelial, sel
monosit, makrofak dan sel hepar. Setelah virus masuk ke dalam sel hospes, didalam
sekretori glikoprotein (sGP) , glikoprotein viral (GP) disintesis. Replikasi virus ebola
dalam sel mengacaukan sintesis protein hospes dan system imun hospes. Penyakit
ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai macam cara antara
lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak langsung tangan. Gejala
klinik yang umum terjadi adalah sakit pada lambung, demam, sakit kepala, muntah
darah, ruam pada kulit, malaise, sakit oto dan persendian, inflamasi pada faring, darah
tidak dapat membeku, sakit pada dada, gangguan syaraf pusat, dehidrasi, gangguan
tenggorokan, pendarahan, diareh dan muntah.

3.2 SARAN
Mungkin dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan, kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Agar dalam penulisan makalah ke depannya bisa lebih
baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Olivia, Femi, 2014. Virus Mematikan EBOLA. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo

13

Anda mungkin juga menyukai