Anda di halaman 1dari 21

TAKSONOMI BLOOM

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Teknologi pendidikan

Dosen Pengampu : M. Imron Rosyadi,M.Pd

Kelas : PGMI L

Nama Kelompok :

1. Ella Triyani (2317227)

2.Firda Rizka Malinda (2317228)

3. Puspa Savitri Edelwaise P (2317241)

4. Muh.Nafaqih (2317197)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PEKALONGAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukurkami panjatkan atas kehadirat Allah SWT dengan segala


limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “ Taksonomi Bloom” ini meskipun dengan
sangat sederhana. Dan juga berterima kasih pada Bapak Imron Rosyadi, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Teknologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dalam berguna dalam rangka


menambah wawasan serta pengetahuan kita tentang pengklasifikasian tentang
tujuan pendidikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan dan jauh dari apa yang telah diharapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
dating, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga penelitian ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun bagi yang
membacanya.

Pekalongan, 20 September 2018

PENULIS

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................

B. Rumusan Masalah ..............................................................................

C. Tujuan ................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Taksonomi Bloom .................................................................

B. Pengertian Pendidikan .......................................................................

C. Taksonomi Bloom Sebelum Revisi ...................................................

D. Revisi Taksonomi Bloom ..................................................................

E. Penggunaan Taksonomi Bloom .........................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................

B. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah perubahan perilaku dari setiap individu yang
melalui proses atau tahapan-tahapan yang harus dilaluinya untuk menjadikan
pribadi individu yang berkarakter guna memenuhi tujuan hidupnya secara efektif
dan efisien.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan. Domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari ranah tersebut
dibagi menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis
(bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai dengan tingkah laku
yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan
menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-
kawannya pada tahun 1956. Taksonomi bloon merujuk pada tujuan pembelajaran
yang diharapkan dengan adanya teksonomi ini para pendidik dapat mengetahui
secara jelas dan apakah tujuan intruksional pelajaran berrsifat kognitif, afektif,
psikomotorik.
B. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan
dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah taksonomi bloom ?
2. Apa pengertian pendidikan?
3. Bagaimana taksonomi bloom sebelum revisi?
4. Bagaimana revisi taksonomi bloom ?
5. Bagaimana penggunaan taksonomi bloom ?

4
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas terdapat tujuan masalah yang akan
dibahas sebagai berikut:
1. Mengetahui taksonomi bloom.
2. Memahami pengertian pendidikan dan taksonomi pendidikan
3. Mengetahui taksonomi bloom sebelum revisi.
4. Mengetahui revisi taksonomi bloom.
5. Mengetahui penggunaan taksonomi bloom.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Taksonomi Bloom


Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein
yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan.jadi taksonomi
berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian
digunakan oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang
pendidikan yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai
kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran.
Sejarah taksonomi Bloom bermula ketika awal tahun 1950-an, dalam
Konferensi Asosiasi Psikolog Amerika, Bloom dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa dari evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di
sekolah, ternyata presentase terbanyak butir soal yang diajukan hanya
meminta siswa untuk mengutarakan hafalan mereka. Konferensi tersebut
merupakan lanjutan dari konferensi yang dialukukanpad tahun 1948. Menurut
Bloom, hapalan sebenarnya merupakan tingkat terendah dalam kemampuan
berpikir (thinking behaviors). Masih banyak level lain yang harus dicapai
agar proses pembelajaran dapat mengahasilkan siswa yang berkompeten di
bidangnya.
Akhirnya pada 1956, Bloom, Englehar, Furst, Hill, dan Krathwohl
berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dinamakan
Taxonomy Bloom. Jadi, taksonomi bloom adalah struktur hierarkhi yang
mengidentifikasikan skill mulai dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.
Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, level yang lebih rendah
ahrus dipenuhi dulu. Dalam kerangka konsep ini, tujuan pendidikan ini oleh
Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual
behaviors) yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
B. Pengertian Pendidikan
Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah:
1. Menurut John Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan
makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadidi daam pergaulan biasa

6
atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi
secara sengaja dan di lembagakan untuk menghasilkan kesinambungan
sosial. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang
yang belum dewasa dan kelompok dimana dia hidup.
2. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi)
dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang gelah
berkembangsecara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada Tuhan,
seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan
kemanusiaan dari manusia.
3. Menurut Frederick. J. Mc Donald, pendidikan adalah suatu proses atau
kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia. Yang
dimaksud dengan behaviour adalah setiap tanggapan ataua perbuatan
seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang.
4. Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang terjadi
antara orang dewasa dengan anak-anakmerupakan lapangan atau suatu
keadaan diamana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
Definisi menurut kamus dan ensiklopedi daalah:
1. Kamus Besar Bahasa Indonesia
“Pendidikan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang di usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik.”
2. Ensiklopdi Wikipedia
“Education is a social science that encompasses teaching and
learning specific knowledge, beliefs, and skills. The word education is
derivered from the Latin educare meaning “to rear”. Via “education/nis”,
bringing up, raisting.”
Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan “taksonomi bloom”.
Taksonomi bloom terdiri dari tiga bagian, yaitu domain kognitif, domain
afektif dan domain psikomotorik.
C. Taksonomi Bloom Sebelum Revisi
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif mengurutkan keahlian berpikirsesuai denhan tujuan
yang diharapkan.proses berpikir menggambarkan tahap berpikiryang harus

7
dikuasai oleh siawa agar mampu mengaplikasikan teori kedalam
perbuatan. Pada ranah kognitif terdiri atas enam level, yaitu:1
1.) Pengetahuan (knowladge)
2.) Pemahaman (Comprehension)
3.) Aplikasi (Application)
4.) Analisis (Analysis)
5.) Sintesis (Synthesis)
6.) Evaluasi (Evaluation)
Pada ranah ini dapat digambarkan dalam bentuk piramidaberikut:

Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking


Skill, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill.
Namun demikian pembuatan level ini bukan berarti bahwalower tidak
penting. Akan tetapi lower order thinking ini harus dilalui dulu untuk
naikke tingkat berikutnya. Skema ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
semakin sulit kemampuan berpikirnya.

1
Darynato, Evaluasi Pendidikan, Rineka Cipta, (Jakarta: 1997), hlm. 101-103

8
No Ranah Kognitif – Pegetahuan (Knowledge)
Kategori Penjelasan Kata Kerja Kunci
1. Pengetahuan Kemampuan Mendefinisikan, menyusun
menyebutkan atau daftar, menamai, menyatakan,
menjelaskan kembali mengidentifikasikan, mengetahu
, menyebutkan, membuat,
merangka, menggarisbawahi,
menggambarkan, menjodohkan,
memilih
2. Pemahaman Kemampuan memahami Menerangkan, mejelaskan,
intruksi/masalah, menguraikan, membedakan,
menginterprestasikan menginterprestasikan,
dan menyatakan merumuskan, memperkirakan,
kemabali dengan kata- meramalkan, menggeneralisir,
kata sendiri menerjemahkan, mengubah,
memberi contoh, memperluas,
menyatakan kemabali,
menganalogikan, merangkum
3. Penerapan Kemampuan Menerapkan, mengubah,
menggunakan konsep menghitung, melengkapi,
dalam praktek atau menemukan, membuktikan,
situasi yang baru menggunakan,
mendemonstrasikan,
memanipulasi, memodifikasi,
menyesuaikan, menunjukkan,
mengoperasikan, menyiapkan,
menyediakan, menghasilkan
4. Analisis Kemampuan Menganalisa,
memisahkan konsep mmendeskriminasikan, membut
dalam beberapa skema0diagram, membedakan,
komponen untuk membandingkan,
memperoleh mengontraskan, memisahkan,
pemahaman yang lebih membagi, menghubungkan,
luas atas dampak menunjukkan hubungan antara
komponen-komponen variabel, memilih, memecah

9
terhadap konsep tersebut menjadi beberapa bagian,
2. R secara utuh menyisihkan, mempertentangkan
5. a Sintesis Kemampuan merangkai Mengategorikan,
n atau menyusun kembali mengombinasikan, mengatur
a komponen-komponen memodifikasi, mendesain,
h dalam rangka mengintegrasikan,
menciptakan mengorganisir,
A arti/pemahaman/struktur mengomplikasikan, mengarang,
f baru menciptakan, menyususn
e kembali, menulis kembali,
k merancang, merangkai,
t merevisi, menghubungkan,
i merekonstruksi, menyimpulkan,
f memolakan
6. P
Evaluasi Kemampuan Mengkaji ulang,
a mengevaluasi dan membandingkan,
d menilai sesuatu menyimpulkan, mengkritik,
a berdasarkan norma, mengkontraskan,
acuan atau kriteria mempertentangkan
r menjustifikasi,
a mempertahankan, mengevaluasi,
n membuktikan,memperhitungkan,
a menghasilkan, menyesuaikan,
h mengkoreksi, melengkapi,
menemukan
a
fektif mencakup segala sesuatuyang terkait dengan emosi, misalnya
pertanyaan,nilai, penghargaan, semangat, minat, motivasi, dan sikap.
Terdapat lima level dalam ranah afektif, yaitu sebagai berikut:2
1.) Penerimaan (Receiving/Attending)
2.) Tanggapan (Responding)
3.) Penghargaan (Valuing)

2
Iskandawassid dkk, Strategi Pembelajaran Bahasa, Remaja Rosdakarya, (Bandung: 2008), hlm. 203-204

10
4.) Pengorganisasian (Organization)
5.) Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Value Complex)
Diurutkan mulai dari perilaku yang sederhanahingga yang paling
kompleks.
Ranah Afektif
No
Kategori Penjelasan Kata Kerja kunci
1. Penerimaan Kemampuan untuk Menanyakan, mengikuti,
menunjukkanatensi memberi.,
dan penghargaan menahan/mengendalikan diri,
terhadap orang lain mengidentifikasi,
memperhatikan, menjawab
2. Tanggapan Kemamuan Menjawab, membantu,
berpatisipas aktif mentaati, menyetujui,
dalam pembelajaran mendiskusikan, melakukan,
dan selalu termotivasi memilih, menyajikan,
untuk segera bereaksi mempresentasikan,
dan mengambil melaporkan, menceritakan,
tindakan atas suatu menulis,
kejadian menginterpresrtasikan,
menyelesaikan,
mempraktekkan
3. Penghargaan Kemampuan Menunjukkan,
menunjukkan nilai mendemonstrasikan, memilih,
yang dianut untuk membedakan, mengikuti,
membedakan mana meminta, memenuhi,
yang baik dan kurang menjelaskan, berinisiatif,
baik terhadap suatu melaksanakan, memprakarsai,
kejadian/obyek, dan menjustifikasi, mengusulkan,
nilai tersebut melaporkan,
diekspresikan dalam menginterprsetasikan,
perilaku membenarkan, menolak,
menyatakan/mempertahankan
pendapat

11
4. Pengorganisasian Kemampuan Mentaati, mematuhi,
membentuk sistem merancang, mengatur,
nilai dan bdaya mengidentifikasikan,
organisasi dengan mengorganisir, merumuskan,
mengharmonisasikan menyamakan,
perbedaan nilai mempertahankan,
menghubungkan,
mengintegrasukan,
menjelaskan, mengaitkan,
menggabungkan, memperbaiki,
menyepakati, menyusun,
meneympurnakan, menyatukan
pendapat, menyesuaikan,
melengkapi, membandingkan,
memodifikasi
5. Karakterisasi Kemampuan Melakukan, melaksanakan,
berdasarkan nilai- mengendalikan memperlihatkan, membedakan,
nilai perilaku berdasrkan memisahkan, meunjukkan,
nilai yang dianut dan mempengaruhi, mendengarkan,
memperbaiki memodifikasi, mempraktekkan,
hubungan mengusulkan, merevisi,
intrapersonal, memperbaiki, membatasi,
interpersonal, dan mempertanyakan,
sosial mempersolkan, menyatakan,
bertindak, membuktikan,
mempertimbngkan

3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordiansi jasmani,
keterampilan motoric dan kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat diasah
jika sering melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut
kecepatan, jarak, cara/teknik pelaksanaan.ada tujuh kategori dalam ranah
psikomotorik mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit.

12
1.) Persepsi (Perception)
2.) Kesiapan (Set)
3.) Merespon (Guided Response)
4.) Mekanisme (Mechanism)
5.) Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)
6.) Penyesuaian (Adaptation)
7.) Penciptaan (Origination)3
Ranah Psikomotorik
No
Kategori Penjelasan Kata Kerja Kunci
1. Persepsi Kemampuan menggunsksn saraf Memeprsiapakan diri,
sensoei dallam menghubungkan,
menginterprestasikannya dalam menggambarkan,
memeperkirakan sesuatu mengidentifikasi, mengisolasi,
membedakan, menyeleksi
2. Kesiapan Kemampuan untk mempersiapkan Memulai, mengawalai,
diri, baik mental, fisik, dan emosi memrakarsai, membantu,
dalam menghadapi sesuatu memperlihatkan mempersiakan
diri, menunjukkan,
mendemontrasikan
3. Merespon Kemampuan untuk memulai Meniru, mentrasir, mengikuti,
keterampilan yang kompleks mencoba, mempraktekkan,
dengan bantuan atau bimbingan mengerjakan, menggunakan,
dengan meniru dan uji coba merakit, mengendalikan,
mempercepat, memperlancar,
mempertajam, menangani
4. Mekanisme Kemampuan untuk melakukan Mengoperasikan, membangun,
kegiatan pada tingkat memasang, membongkar,
keterampilan tahap yang lebih memperbaiki, melaksanakan
sulit sesuai standar, mengerhakan,
mengguakan, merakit,
mengendalikan, mempercepat,
memperlancar, mempertajam,

3
Ibid, Iskandawassid, hlm. 205-206

13
menangani
5. Respon Kemampuan untuk melakukan Mengoperasikan, membanun,
Tampak yang kemahirannya dalam memasang, membongkar,
Kompleks melakukansesuatu, diaman halini memperbaiki, melaksakan
terlihat dari kecepatan, ketepatan, sesuai standar, mengerjakan,
efesisnsi dan efektivitasnya menggunakan merakit,
mengendalikan, mempercepat,
memperlancar, mencampur,
mempertajam, menangani,
mengorganisisr, membuat
draft/sketsa, mengukur
6. Penyesuaian Kemampuan untuk Mengbah, mengadaptasikan,
mengembangkan keahlian, dan memvariasikan, merevisi,
memodifikasi pola sesuai denagn mengatur kembali, merancang
yang dibutuhkannya kembali, mempdifikasi
7. Penciptaan Kemampuan untuk menciptakan Merancang, membangun,
pola baru yang sesuai dengan menciptaka, mendesain,
kondisi/situasi tertentu dan juga memprakarsai,
kemampuan mengatasi masalah mengkombinasikan, membuat,
dengan mengeksplorasi kreativitas menjadi Pionner
diri

D. Revisi Taksonomi Bloom


Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson
Krathwohl dan para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki
taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan
tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi
Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah pengetahuan/kognitif. (Anderson
and Krathwohl, 2001) menjelaskan ada empat macam ranah pengetahuan
dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi, yaitu:
1. pengetahuan faktual, yaitu pengetahuan yang berupa potongan-potongan
informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu

14
disiplin ilmu tertentu, yang mencakup pengetahuan tentang terminologi
dan pengetahuan tentang bagian detail.
2. pengetahuan konseptual, yaitu pengetahuan yang menunjukkan saling
keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan
semuanya berfungsi sama-sama, yang mencakup skema, model
pemikiran dan teori,
3. pengetahuan prosedural, yaitu pengetahuan tentang bagaimana
mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru.
4. pengetahuan metakognitif, yaitu mencakup pengetahuan tentang kognisi
secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri.
Dimensi proses kognitif dalam taksonomi yang baru dibuat konsisten
dan dengan obyek yang ingin dicapai. Tujuan atau obyek merupakan suatu
akivitas dalam mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu, dalam taksonomi yang
telah direvisi, mengubah keenam kategori dalam taksonomi Bloom yang lama
yang berupa kata benda menjadi kata kerja. Kata kerja yang digunakan dalam
masing-masing level kognisi mencirikan penguasaan yang diinginkan.
Anderson (dalam Widodo 2006: 5) menjelaskan bahwa dimensi proses
kognitif dalam taksonomi Bloom yang baru secara umum sama dengan yang
lama yang menunjukkan adanya perjenjangan, dari proses kognitif yang
sederhana ke proses kognitif yang lebih kompleks. Namun penjenjangan pada
taksonomi yang baru lebih fleksibel sifatnya. Artinya, untuk dapat melakukan
proses kognitif yang lebih tinggi tidak mutlak disyaratkan penguasaan proses
kognitif yang lebih rendah.
Perubahan- perubahan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering (mengingat).
2. Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding
(memahami). Pada level 3, application diubah menjadi applying
(menerapkan).
3. Pada level 4, analysis menjadi analyzing (menganalisis).
4. Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan
perubahan mendasar, yaitu creating (mencipta).
5. Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan sebutan
evaluating (menilai).

15
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif
terdiri dari enam level: remembering (mengingat),undertanding (memahami),
applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating
(menilai) dan creating (mencipta). Revisi Krathwohl ini sering digunakan
dalam merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal dengan istilah C1
sampai dengan C6.
Perubahan istilah dan pola level taksonomi bloom dapat digambarkan
sebagai berikut:

Original Domain New Domain

 Creating
 Evaluation
 Evaluating
 Synthesis
 Analyzing
 Analysis
 Appliying
 Application
 Understandi
 Comprehensi
ng
on
 Rememberi
 Knowledge
ng

Sama dengan sebelum revisi, tiga level pertama (terbawah) merupakan


Lower Order Thinking Skills, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order
Thinking Skill. Jadi, dalam menginterpretasikan piramida di atas, secara
logika adalah sebagai berikut:
1. Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya
terlebih dahulu

16
2. Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu
3. Sebelum kita menganalisis maka kita harus menerapkannya terlebih
dahulu
4. Sebelum kita mengevaluasi maka kita harus menganalisis dahulu
5. Sebelum kita berkreasi atau menciptakan sesuatu, maka kita harus
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi.
Beberapa kritik dilemparkan kepada penggambaran piramida ini. Ada
yang beranggapan bahwa semua kegiatan tidak selalu harus melewati tahap
yang berurutan. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja
tergantung kreasi tiap orang. Namun demikian, memang
Diakui bahwa pentahapan itu sebenarnya cocok untuk proses
pembelajaran yang terintegrasi. Kritik lain mengatakan bahwa higher level
(Menganalisis, mengevaluasi dan mencipta) sebenarnya bersifat setara
sehingga bentuk segitiga menjadi seperti di bawah ini. (Anderson and
Krathwohl, 2001)

Hingga saat ini ranah afektif dan psikomotorik belum mendapat


perhatian. Skill menekankan aspek psikomotorik yang membutuhkan
koordinasi jasmani sehingga lebih tepat dipraktekkan bukan dipelajari.
Attitude juga merupakan faktor yang sulit diubah selama proses pembelajaran
karena attitude terbentuk sejak lahir. Mungkin itulah alasan mengapa revisi
baru dilakukan pada ranah kognitif yang difokuskan pada knowledge.
E. Penggunaan Taksonomi Bloom
Dalam kaitannya dengan tugas seorang guru/dosen, pemilihan kata
kerja kunci yang tepat memegang peranan penting dalam menjelaskan tujuan

17
program pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian agar
konsep materi tersampaikan secara effektif.
Kata kerja kunci tersebut merupakan acuan bagi guru/dosen dalam
menentukan kedalaman penyampaian materi, apakah cukup memahami saja,
mendemonstrasikan, menilai, dan sebagainya.
Langkah-langkah yang harus digunakan dalam menerapkan Taksonomi
Bloom adalah sebagai berikut:
1. Tentukan tujuan pembelajaran
2. Tentukan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai apakah
peningkatan knowledge, skills atau attitude. Dalam hal ini perlu
dipertimbangkan karakteristik mata pelajaran/mata kuliah, dan
siswa/mahasiswa.
3. Tentukan ranah kemampuan intelektual sesuai dengan kompetensi
pembelajaran:
a. Ranah kognitif : Tentukan tingkatan taksonomi, apakah pada
tingkatan Mengingat, Memahami, Menerapkan, Menganalisis,
Menilai, Membuat.
b. Ranah Psikomotorik : Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk
Persepi, Kesiapan, Reaksi yang diarahkan, Reaksi natural
(mekanisme), Adaptasi, Reaksi yang kompleks, Kreativitas.
c. Ranah Afektif: Kategorikan ranah tersebut, apakah termasuk;
Penerimaan, Responsif, Nilai yang dianut (Nilai diri), Organisasi dan
Karakterisasi. 4. Gunakan kata kerja kunci yang sesuai, untuk
menjelaskan instruksi kedalaman materi, baik pada tujuan
pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian.
Berikut adalah pilihan kata kerja kunci dari ranah kognitif yang telah
direvisi.

18
19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang
berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan.jadi taksonomi berarti
hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Istilah ini kemudian digunakan
oleh Benjamin Samuel Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan yang melakukan
penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses
pembelajaran.
Taksonomi pendidikan disebut juga dengan “taksonomi bloom”. Terdapat tiga
bagian atau aspek dalam taksonomi bloom yaitu kognitif domain, afektif domain,
dan psikomotorik domain.
Proses penerapan taksonomi bloom tentu saja harus dianalisis dengan tingkat
kbutuhan siswa/peserta didik dan krakteristis pengetahuan gambaran awal
kemampuan siswa tertera dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) khususnya
intake siswa.
B. Saran
Pendidikan sangat penting di era modern ini. Untuk menepuh pendidikan yang
baik perlu adanya teknik atua strategy belajar dan pembelajaran yang baik dan
menarik antara peseta didik dengan pendidik agar dapat mennghasilkan feedback
atau umpan balik anatara keduanya untuk mencapai tujuan tertentu dalam
pembelajaran.
Pada kurikulum pembelajaran sekarang pendidik dituntut untuk
mengembangkan karakter peserta didik. Pendidik juga bisa berpegang pada
pedoman atau panduan taksonomi bloom ini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin W. & David R. Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching,
ang Assesing, a Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objektive. New York:
Longman

Darynato. 2001.Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Iskandawassid dkk. 2008.Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pebelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.


Yogyakarta: BPFE

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:


Gadjah Mada University Press.

21

Anda mungkin juga menyukai