Dalam kenyataanya, budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran perkembangan
dunia bisnis baik dalam skala nasional maupun internasional. Hal ini dikarenakan sesuatu hal baru yang tidak sesuai dengan kebudayaan lokal akan sukar diterima atau bahkan berkembang dalam suatu negara. Dalam lingkup bisnis internasional, budaya dapat didefinisikan sebagai keseluruhan kepercayaan, aturan, teknik, dan kelembagaan yang mencirikan populasi manusia sehingga terdiri atas berbagai pola yang dipelajari oleh anggota dari masyarakat tertentu mengenai gaya hidup yang unik dari suatu kelompok atau orang tertentu (Czinkota & Ronkainen, 2013). Sedangkan kebudayaan merupakan sebuah kumpulan nilai, kepercayaan, perilaku, kebiasaan, dan sikap yang membedakan suatu masyarakat dari yang lainnya. Berdasarkan pengertian dari budaya tersebut menunjukan bahwa kebudayaan suatu masyarakat sangat menentukan sejumlah ketentuan yang mengatur bagaimana suatu perusahaan dapat dijalankan dalam masyarakat tersebut. Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa cara bagi para pelaku bisnis internasional untuk dapat menyesuaikan diri dengan budaya lain yaitu mempelajari karakteristik dari budaya-budaya tersebut kemudian melibatkannya dengan bisnis mereka sehingga dapat beradaptasi. Budaya juga sangat mempengaruhi semua fungsi bisnis misalnya dalam pemasaran karena keberagaman sikap dan nilai dapat menghambat perusahaan untuk menggunakan bauran pemasaran yang sama disemua pasar. Begitu pula dengan manajemen sumber daya manusia dan budaya nasional yang merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer dalam kegiatan produksi dan keuangan. Selain itu, terdapat beberapa unsur dari kebudayaan suatu masyarakat yang kemudian menentukan bagaimana anggota- anggotanya berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain yaitu bahasa, agama, values, elemen material, edukasi, dan institusi sosial (Cateora et al, 2011). Dalam hal ini, penulis berasumsi bahwa adanya pola perilaku konsumen dalam cakupan lintas budaya ini menunjukkan bahwa para pelaku bisnis internasional membutuhkan lokasi pemasaran yang tepat dalam cakupan luas, dibanding hanya sekedar berupaya memahami peran konsumen dalam pasar tertentu. Di samping pengaruh budaya pada berbagai bidang perilaku konsumen, pada tingkat yang lebih luas peran penting kebudayaan akan menjadi lebih nyata dalam upaya manajemen serta penyusunan kebijakan perdagangan, perlindungan terhadap hak intelektual, dan menciptakan sumber daya bagi manfaat suatu negara. Dalam hal ini, kebudayaan akan memengaruhi keputuasan pengambilan kebijakan bagi kepentingan masyarakat terkait masalah peraturan dalam menjalankan bisnis internasional dengan harapan dapat melindungi warisan kebudayaan yang berlaku dalam perdagangan antarnegara. Adanya peran sejarah, kekuatan etnik dan religious minoritas, banyak perusahaan di suatu negara yang kemudian memperkenalkan kebijakan dan programnya untuk membantu masyarakat adat utama. Hal tersebut dapat terlihat di Malaysia dimana kekuatan ekonomi dan posisi minoritas Tionghoa telah memupuk kebijakan ekonomi afirmatif untuk membantu orang Melayu dengan memberika insentif dermawan guna meningkatkan peran dan posisi orang Melayu dalam perekonomian nasional (Bhaskaran & Sukumaran, 2007). Dalam hal ini, penulis berasumsi bahwa adanya nilai, kepercayaan, perilaku, dan pengaruh historis dapat mendorong pertumbuhan bisnis entitas dengan budaya dan praktik manajemen yang berbeda.
REFERENSI:
Bhaskaran, Suku and Sukumaran, Nishal. 2007. "National Culture, Business Culture and Management Practices: consequential relationships?", dalam Cross Cultural Management: An International Journal, Vol. 14 Iss 1, pp. 54-67.