Anda di halaman 1dari 7

JIPFRI, Vol. 2 No.

1 JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah)


Halaman: 14-20
DOI: 10.30599/jipfri.v2i1.147
Mei 2018

Perkembangan Eksperimen Fisika Ditinjau dari Filsafat Sains


Ike Festiana
Universitas Nahdlatul Ulama Lampung
Jl. Hanafiah Lintas Timur, Mataram Marga, Kec. Sukadana, Kab. Lampung Timur
*E-mail: ikefestiana@unulampung.ac.id

Abstrak
Ilmu pengetahuan semakin lama semakin berkembang dari waktu ke waktu begitu juga dengan eksperimen.
Eksperimen berkembang pada abad ke tujuh belas. Sebelum abad ke tujuh belas informasi mengenai
perkembangan dunia diperoleh dengan menghubungkan peran epistemologis terkemuka. Eksperimen diartikan
sebagai program terencana untuk menguji hipotesis dengan menyediakan bukti-bukti empiris terhadap
sekelompok subyek. Sains merupakan suatu proses untuk mencari kebenaran. Kegiatan dalam mencari
kebenaran melibatkan serangkaian metode saintifik yang salah satunya adalah eksperimen. Karakteristik
perkembangan sejarah periode fisika terdiri dari periode satu hingga periode lima. Pada periode satu ditandai
dengan belum adanya eksperimen yang sistematis dan kebebasan dalam mengadakan percobaan. Pada periode
dua metoda eksperimen sudah dapat dipertanggungjawabkan, diakui dan diterima sebagai persoalan ilmiah.
Pada periode ketiga perkembangan penyelidikan semakin pesat lagi, pertumbuhan dan perkembangan Fisika
klasik yang meletakkan dasar Fisika kuantum yang terkenal di abad sekarang. Periode keempat ditandai adanya
fenomena-fenomena mikroskopis yaitu fenomena yang tidak dapat dilihat langsung disebut juga periode The Old
Quantum Mechanics. Periode kelima dikenal dengan Teori baru “Teori Kuantum Mekanika Baru (The New
Quantum Mechanics)”.

Kata kunci: eksperimen, sains, perkembangan sejarah fisika

Abstract
Scientific knowledge as well as experiment keeps on growing every day. Experiments flourished in the
seventeenth century. Previously, information about world development was obtained by connecting the roles of
prominent epistemology. Experimentation is defined as a planned program for restoring hypotheses by providing
empirical evidence to people. Science is a process of seeking the truth. Activities in finding the truth involves a
series of scientific method including experiment. The development of physics history is divided into five periods.
Period one is indicated by the absence of systematic and independent experiment. In period two, experimental
methods had been accountable, and well accepted as a scientific issue. In period three, (investigations developed
more rapidly when classical physics development began to be foundation of current famous quantum physics).
Period four which is called The Old Quantum Mechanics is indicated by the invention of microscopic phenomena.
Period five is well known by the emergence of new quantum mechanics theory.

Keywords: experiments, science, the development of the history of physics

alam.
PENDAHULUAN Francis Bacon (1561-1626), Galileo
Galilei (1564-1642), Robert Boyle (1627-1691),
Perkembangan ilmu pengetahuan dan Isaac Newton (1642-1727) adalah para
manusia terus mengalami perkembangan dan filsuf yang mempraktekkan dan
berevolusi dari waktu ke waktu. Termasuk mengembangkan percobaan. Tidak terjadi
eksperimen dan penelitian. Eksperimen upaya yang ekstensif dan sistematis untuk
menjadi subyek perdebatan di kalangan memahami dan memanipulasi alam dengan
sejarawan ilmu pengetahuan modern. cara eksperimen sebelum abad ke tujuh belas.
Eksperimen yang muncul pada abad ketujuh Saat sebelum revolusi ilmiah, cara memperoleh
belas merupakan pandangan yang diterima informasi tentang dunia alam lebih dominan
sebagai bagian dari era diskontinuitas radikal tanpa bantuan observasi. Sejalan dengan
dalam metode dan praktek-praktek menyelidiki filsafat alam Aristoteles, yang dihubungkan

p-ISSN 2549-905X|e-ISSN 2549-9076 STKIP Nurul Huda


Perkembangan Eksperimen Fisika Ditinjau dari Filsafat Sains 15
Ike Festiana

dengan peran epistemologis terkemuka untuk Pengertian lain dari eksperimen adalah
pengalaman yang terjadi setiap hari. suatu program dengan desain terencana untuk
eksperimen “interogasi” alam yang aktif menguji hipotesis yang diturunkan dari teori
mengintervensi kerja alam dan dengan (Firman, 2017). Eksperimen menyediakan
memanipulasi faktanya menandai abad bukti-bukti empiris yang mengkonfirmasi atau
ketujuh belas (Jalius, 2011). menyanggah hipotesis. Selain itu, ekperimen
Sains berasal dari bahasa latin yaitu merupakan desain penelitian yang di dalamnya
scientia yang berarti “pengetahuan” (Fisher, peneliti menyelidiki pengaruh terhadap suatu
1975), atau dalam bahasa inggris berasal dari perlakuan (treatment) terhadap sekelompok
kata science. Sains menurut hakikatnya adalah subyek (Fraenkel & Wallen, 2006). Jadi
suatu cara untuk memperoleh pengetahuan pengertian eksperimen adalah program
baru yang berupa produk, proses, dan sikap terencana untuk menguji hipotesis dengan
ilmiah. Hakikat IPA merupakan makna alam menyediakan bukti-bukti empiris terhadap
dan berbagai fenomena/perilaku/karakteristik sekelompok subyek.
yang dikemas menjadi sekumpulan teori Eksperimen memiliki keunggulan yaitu
maupun konsep melalui serangkaian proses membuat siswa terlatih menggunakan metode
ilmiah yang dilakukan manusia. Sains diartikan ilmiah dalam menghadapi segala masalah,
sebagai semua pengetahuan yang diperoleh sehingga tidak mudah percaya pada sesuatu
dengan metode ilmiah (Herlanti, 2014). yang belum pasti kebenarannya (Roestiyah,
Sains diartikan sebuah proses dalam 2012). Eksperimen juga berguna untuk
usaha pencarian kebenaran dan usaha yang membuktikan suatu teori. Selain itu,
dimaksud diperoleh dengan metode ilmiah eksperimen berguna untuk mengembangkan
(metode saintifik). Metode saintifik adalah sikap eksploratoris tentang sains dan teknologi,
proses ini melibatkan serangkaian kegiatan, suatu sikap dari seseorang ilmuan (Sagala,
yang terdiri dari: 1) Identifikasi masalah atau 2012). Jadi eksperimen sangat berguna karena
fenomena yang ingin dicarikan solusinya, 2) memberikan pengalaman langsung sehingga
Perumusan hipotesis, 3) Eksperimen, 4) dapat mengembangkan sikap berpikir ilmiah.
Pengumpulan data, dan 5) Pengambilan
kesimpulan. Perbedaan Teori dan eksperimen
Tahapan ke tiga dari metode saintifik ini Berdasarkan pendekatan epistemologis
yaitu eksperimen merupakan tahapan penting eksperimen adalah sarana yang digunakan
dalam proses pembelajaran sains. Eksperimen untuk membedakan teori lebih akurat dari yang
merupakan hal yang penting dalam proses kurang akurat (Mitchell, 2013). Kunci
pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai pendekatan epistemologis adalah
seorang scientist perlu memahami apa yang menganggap komponen utama eksperimen
dimaksud dengan eksperimen. Eksperimen adalah dalam hal kontribusi mereka terhadap
terjadi baik dalam bidang fisika, biologi, dan deskripsi sebenarnya dari dunia. Terdapat
kimia. Pada pembahasan ini akan dibahas perbedaan antara “pengembangan teori” dan
mengenai perkembangan eksperimen pada “pengujian eksperimental”. Pada bidang klasik,
bidang fisika. Karl Popper menjelaskan bahwa eksperimen
teori pada dasarnya bertanggung jawab
PEMBAHASAN terhadap ilmu pengetahuan, karena mereka
mengembangkan teori. Pencoba kemudian
Pengertian Eksperimen diminta untuk menguji dengan cara eksperimen
Bahasa Latin dari eksperimen adalah yang didefinisikan dengan baik. Sedangkan
experiri artinya menguji coba. Eksperimen yang dimaksud pengembang teori adalah
diartikan sebagai suatu set tindakan dan kegiatan menempatkan pertanyaan yang pasti
pengamatan yang dilakukan untuk mengecek untuk eksperimen.
atau menguji hipotesis atau mengenali Pada praktek sains, individu yang sama
hubungan sebab akibat antara gejala dapat berfungsi baik sebagai pengembang teori
(Hermawan, 2006).

DOI: 10.30599/jipfri.v2i1.147
16 JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah), Vol. 2 No. 1, Mei 2018

dan pencoba. Popper mencoba untuk teori-teori tersebut. Teori-teori utama fisika
memperjelas hubungan hirarki tugas-tugas ini. terdiri dari mekanika klasik, elektromagnetik
Hasil eksperimen disampaikan kembali ke teori, termodinamika, mekanika statistik, mekanika
yang menentukan apakah teori tersebut telah kuantum, dan teori relativitas.
dipalsukan, atau bernilai lebih lanjut. Teori
dapat dikatakan salah, jika dalam proses Karakteristik periode sejarah Fisika tentang
mencari kebenaran tidak berdasarkan hasil eksperimen
observasi dan eksperimen yang dilakukan a. Periode I (antara zaman purbakala
tanpa percobaan dan kesalahan (Trial and sampai dengan 1500 SM)
Error) melalui dugaan dan penolakan hanya Pada periode ini ditandai dengan belum
teori yang paling cocok dapat dipertahankan adanya eksperimen yang sistematis dan
untuk menghindarkan kesalahan-kesalahan kebebasan dalam mengadakan percobaan.
yang pernah dilakukan oleh Neopositivisme, percobaan dan eksperimen yang dilakukan
Popper membuat sistem kerja ilmu dengan pengamatan yang masih sederhana dan
teori Falsifikasi (Huda, 2007). tidak sistematis sehingga hasil yang
Jika menerima pendapat Popper; diperoleh kurang memuaskan karena jauh
perbedaan hirarkis antara teori dan eksperimen dari ketelitian yang dapat menjamin
adalah sebuah teori tetap akan dapat kebenaran dari teori yang diajukan.
mempertimbangkan beberapa jenis pertanyaan b. Periode II (sekitar tahun 1550 sampai
tentang dunia dan masih tetap dalam dengan 1800 SM)
paradigma dengan cara yang sama. Perkembagan ilmu Fisika pada periode
Ekperimentalis cenderung mengabaikan hasil ini berdasarkan metoda eksperimen yang
eksperimen jika tidak sesuai dengan paradigma dapat dipertanggungjawabkan, diakui dan
yang ada. Sedangkan Kuhn menyatakan lain diterima sebagai persoalan ilmiah. Oleh
terkait perbedaan antara teori dan eksperimen. karena itu periode kedua ini dikenal dengan
Menurut Kuhn (2008) menjelaskan bahwa sebutan “Periode Kebangkitan Metode
pergeseran dari satu paradigma ke paradigm Eksperimen”. Penyelidikan berkembang
lain tergantung pada faktor-faktor yang lebih pesat sekali pada periode ini. Kaidah-
sosiologis daripada epistemologis di alam. kaidah, hukum-hukum dan azaz-azaz yang
Khun mencatat seperti Joseph Priestly dan sebelumnya hanya diterima begitu saja,
Lord Kelvin tidak mampu membuat pergeseran mulai saat itu harus dibuktikan
ke paradigma yang akhirnya menggantikan kebenarannya lewat eksperimen. Didalam
proyek penelitian mereka sendiri: Priestley periode ini muncul penemuan-penemuan
tidak pernah menerima teori oksigen, atau Lord yang pada perkembangan berikutnya
Kelvin mengenai teori elektromagnetik. merupakan dasar yang cukup fundamental,
Di dalam fisika, ada beberapa teori yang dalam bidang mekanika, optika, juga bidang
digunakan secara keseluruhan dan bukan di astronomi (Nur, 2017).
satu bidang saja. Pada wilayah kesahihan Percobaan-percobaan yang dilakukan
tertentu teori diyakini benar adanya. oleh Galilei (1564-1642) mengemukakan
Contohnya, teori mekanika klasik dapat pandangan-pandangan modern yang
menjelaskan pergerakan benda dengan tepat, scientific berdasarkan pengamaatan dan
asalkan benda ini lebih besar daripada atom percobaan-percobaan. Galilei adalah
dan bergerak dengan kecepatan jauh lebih seorang yang berpengetahuan luas dan
lambat daripada kecepatan cahaya. Fisikawan sangat teliti. Beliau dipandang sebagai
yang menganggap teori-teori dasar ini Bapak Fisika Eksperimental. Selain Galilei,
menyimpang hanya sedikit jumlahnya. Oleh tokoh-tokoh pada periode kedua ini adalah:
karena itu, teori-teori tersebut digunakan (1) Tycho Brahe (1546-1601) dan Kepler
sebagai dasar penelitian menuju topik yang (1571-1630). Tycho adalah seorang peneliti
lebih khusus, dan semua pelaku Fisika, apa dan pengamat sedangkan Kepler adalah
pun spesialisasinya, diharapkan memahami seorang toeritis. Tycho memberikan data
yang akurat pada Kepler yang menciptakan

DOI: 10.30599/jipfri.v2i1.147
Perkembangan Eksperimen Fisika Ditinjau dari Filsafat Sains 17
Ike Festiana

suatu teori baru tentang gerak planet-planet. berikutnya, persamaan Hamiltonian sangat
Tanpa usaha Kepler menyusun teori, sesuai dengan persamaan gerak mekanika
observasi Tycho tersebut tidak akan gelombang Schrodinger dikenal dengan
menarik, dan tidak akan berarti apa-apa. operator Hamilton yang sangat berguna
Sebaliknya bagi Kepler, tanpa data akurat dalam memecahkan persoalan teoritis.
dari Tycho, teori-teorinya hanyalah akan Selain persamaan Hamiltonian, terjadi
tinggal merupakan teori saja. (2) Kircher juga pengembangan pada bidang optik, dan
(1601-1680) dengan eksperimennya yaitu penemuan-penemuan tentang listrik
menarik sepotong besi dari kedua kutub magnet. Bidang optik ini ditandai dengan
suatu magnet. (3) Cabeo (1585-1650) adanya penerapan pada teori gelombang
dengan eksperimennya yaitu terhadap teori emisi Newton. Penemuan-
memperlihatkan bahwa sebuah jarum besi penemuan tentang listrik magnet
yang tidak mengandung magnet, yang mempunyai peranan dalam kehidupan
terapung dengan bebas diatas permukaan manusia sehari-hari.
air, akan terletak sepanjang garis meridian Pengamatan dan percobaan pada
magnet bumi. (4) Gillibrand (1597-1637) bidang optik tokohnya adalah Thomas
menemukan bahwa deklinasi magnet Young pada tahun 1802 menghidupkan
berubah dari abad ke abad. (5) Willebrord kembali teori gelombang cahaya Huygens
Snell (1591-1626) mendapatkan hukum dan menyatakan bahwa terpecahnya berkas
pembiasan cahaya yang sering disebut cahaya di bidang batas antara dua medium,
Hukum Snellius. hukum ini didapat oleh menjadi berkas cahaya refraksi. Hal ini tidak
Snell secara eksperimen bukan secara dapat di jelaskan secara memuaskan oleh
teoritis. (6) Evangelista Torricelli (1608- teori emisi Newton. Thomas Young
1647) membuat alat yang dapat mengusulkan prinsip interferensi dari dua
dipergunakan mengukur tekanan udara gelombang sebagai keterangan dari cincin
pada tempat yang berbeda-beda, tetapi newton dan warna dari plat-plat tipis.
dengan tidak sengaja menemukan ruang Kesimpulannya Thomas Young telah dapat
hampa. (7) Otto Van Guwericke (1602- membuktikan interferensi dua berkas
1686) membicarakan tentang ruang vacum. cahaya yang mengakibatkan kemenangan
Hasil percobaannya membuktikan bunyi bagi teori gelombang cahaya Huygens dari
tidak terdengar dalam ruang hampa udara. teori Corpuscular Newton. Selain itu, pada
(8) Pascal (1623 – 1662) hasil bidang listrik magnet hasil penelitian
percobaannya menghasilkan Hukum Galvani, Volta, Oersted, Biot Savart,
Pascal. Ampere, Faraday, Lorentz dan Thomas Alfa
c. Periode III (Periode singkat, 1800 sampai Edison, yang memberikan dasar kebenaran
dengan 1890) Teori Elektomagnetik Maxwell pada periode
Pada periode ini perkembangan lebih tersebut.
pesat lagi. Karakteristik pada periode ini
adalah kemajuan pesat dari pertumbuhan d. Periode IV (tahun 1887 sampai dengan
dan perkembangan Fisika klasik yang 1925)
meletakkan dasar Fisika kuantum yang Pada periode ini telah berkembang dari
terkenal diabad sekarang ini. Pada tahun periode sebelumnya karena fenomena yang
1880 tidak sedikit ahli Fisika yang percaya diteliti lebih mikroskopis. Konsep–konsep
bahwa hukum-hukum Fisika yang terpenting Fisika yang berdasarkan hukum-hukum
telah ditemukan. Periode ini diwarnai Newton tidak bisa lagi digunakan untuk
hukum-hukum gerak Newton dan menjelaskan hasil eksperimen sehingga
transformasi Galileo, yang terpenting adalah diperlukan konsep baru yang tidak sama
ditemukannya persamaan Hamiltonian. dengan konsep fisika klasik (Suparmi,
Persamaan Hamiltonian merupakan bentuk 2011). Teori-teori kuantum muncul di
baru dari persamaan gerak. Pada periode periode ini. Pengembangan konsep baru ini
adalah hasil kerja sama yang sangat

DOI: 10.30599/jipfri.v2i1.147
18 JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah), Vol. 2 No. 1, Mei 2018

mengagumkan antara dugaan yang radikal gelombang digunakan untuk


yang diusulkan oleh kelompok teoritis mempresentasikan dinamika partikel yang
dengan eksperimen yang brilian dan bergerak yang diperoleh dari penyelesaian
dilakukan oleh kelompok eksperimen. Persamaan Schrodinger dari partikel
Karakteristik pada periode ini ditandai tersebut. Persamaan Schrodinger
dengan adanya fenomena-fenomena memainkan peran yang secara logika
mikroskopis. Fenomena mikroskopis yaitu analog dengan pernyataan hukum II Newton
fenomena yang tidak dapat dilihat langsung, (Suparmi, 2011).
seperti elektron, neutron dan sebagainya.
Fenomena mikroskopis mendorong Filsuf yang terkenal dalam mengembangkan
munculnya Fisika Kuantum untuk dapat dan mempraktekkan percobaan
menjelaskan fenomena tersebut yang tidak a) Francis Bacon (1561-1626)
Francis Bacon merupakan pencetus
dapat dijelaskan berdasarkan hukum
pemikiran empirisme yang mendasari sains
Newton. Efek fotolistrik, kemudian Sinar X
hingga saat ini (Buckingham, et al, 2010).
(1895), Radioaktivitas (1896) dan Elektron
"Metode Bacon” merupakan tulisan dan
(1900) muncul pada juga muncul pada
pemikirannya mempengaruhi metodologi
periode ini. Efek fotolistrik adalah peristiwa
sains yang menitikberatkan pada
terlemparnya elektron dari permukaan
eksperimen. Bacon melakukan suatu
logam yang disinari dengan cahaya
percobaan untuk mengawetkan makanan
(Suparmi, 2011). Eksperimen efek fotolistrik
dengan menggunakan salju.
dilakukan oleh Philipp Lenard menunjukkan
Kuhn (2008) menjelaskan dua tradisi
bahwa energi elektron yang terlempar dari
yang berbeda dalam perkembangan ilmu-
permukaan logam ditentukan oleh frekuensi
ilmu. Tradisi pertama yaitu ilmu-ilmu klasik
radiasi yang jatuh ke logam.
(matematika, astronomi, harmonik, optik,
Teori kuantum yang muncul ini masih
dan statika), telah sangat berkembang sejak
dihubung-hubungkan dengan teori klasik
jaman dahulu. Ilmu ini kemudian berubah
semi modern, karena itu perkembangannya
pada abad keenam belas dan ketujuh belas.
kurang pesat. Periode ini disebut juga “Teori
Eksperimen memainkan peran kecil dalam
kuantum mekanika lama (The Old Quantum
transformasi tersebut. Tradisi kedua,
Mechanics)”. Teori kuantum mekanik lama
ditandai dengan peran eksperimentasi.
didasari oleh konsep dualisme, yaitu partikel
Ilmu-ilmu Bacon yang muncul pada abad
sebagai gelombang dan gelombang sebagai
ketujuh belas, menyelidiki listrik, magnetik,
partikel.
kimia, dan fenomena panas.
e. Periode V (Tahun 1925 sampai
sekarang) b) Galileo Galilei (1564-1642)
Fisika klasik tidak dapat menerangkan Galileo galilei adalah orang yang
fenomena-fenomena mikroskopis seperti pertama kali memperkenalkan proses
elektron, neutron yang ditemukan pada eksperimen sebagai pusat dari ilmu
periode sebelumnya. Pada tahun 1925 pengetahuan alam. Terobosannya
dimulai perkembangan baru menghasilkan menghubungkan teori dan eksperimen telah
teori yang lebih revolusioner tidak mempengaruhi cara berfikir ilmuan-ilmuan
mengindahkan mekanika klasik. Teori baru berikutnya. Kerja yang dilakukan Galileo
ini dikenal dengan “Teori Kuantum Mekanika pada benda-benda jatuh bebas. Dari
Baru (The New Quantum Mechanics)”. Teori pengamatan dapat disimpulkan bahwa
baru tersebut muncul berdasarkan uraian- benda-benda berat jatuh dengan cara yang
uraian teoritis dari De Broglie, Heisenbergh sama seperti benda-benda ringan.
dan Schrodinger serta percobaan- Galileo memainkan peran utama dalam
percobaan Davision dan Germer dari G.R. revolusi ilmiah dari abad ketujuh belas.
Thomson. Teori kuantum baru dilandasi oleh kontribusi untuk astronomi observasional
persamaan Schrodinger untuk menentukan termasuk konfirmasi teleskopik dari fase-
energi partikel atau elektron. Fungsi fase Venus, penemuan dari empat satelit

DOI: 10.30599/jipfri.v2i1.147
Perkembangan Eksperimen Fisika Ditinjau dari Filsafat Sains 19
Ike Festiana

terbesar Jupiter (bernama Galilea bulan Menurut Karl popper eksperimen pada
untuk menghormatinya), dan observasi dan dasarnya bertanggung jawab terhadap ilmu
analisis bintik matahari. Galileo juga bekerja pengetahuan, karena mereka meng-
di ilmu terapan dan teknologi, menciptakan embangkan teori, pencoba kemudian diminta
kompas militer ditingkatkan dan instrumen untuk menguji dengan cara eksperimen yang
lainnya. didefinisikan dengan baik. Sedangkan
pengembang teori menempatkan pertanyaan
c) Robert Boyle (1627-1691) yang pasti tertentu untuk eksperimen.
Robert boyle dengan eksperimennya Ekperimentalis cenderung mengabaikan hasil
dengan pompa vakum menunjukkan bahwa eksperimen jika tidak sesuai dengan paradigma
pengamatan benda jatuh tepat benar untuk yang ada. Teori tetap akan dapat
benda-benda jatuh tanpa adanya hambatan mempertimbangkan beberapa jenis pertanyaan
dari gesekan udara. Pada akhir abad ke tentang dunia dan masih tetap dalam
tujuh belas mengembangkan paradigma dengan cara yang sama.
termodinamika. Selain mekanika klasik dan Sedangkan Kuhn menjelaskan bahwa
termodinamika, bidang lain yang besar dari pergeseran dari satu paradigma ke paradigm
pertanyaan percobaan dalam fisika adalah lain tergantung pada faktor-faktor yang lebih
sifat listrik. Pengamatan ini juga mendirikan sosiologis daripada epistemologis di alam.
pemahaman dasar kita muatan listrik dan Periode sejarah Fisika terdiri dari periode
arus. satu hingga periode lima. Masing-masing
d) Isaac Newton (1642-1727) periode mempunyai karakteristik. Pada periode
Percobaan fisika dianggap telah
satu ditandai dengan belum adanya
mencapai titik tinggi dengan penerbitan
eksperimen yang sistematis dan kebebasan
Philosophiae Naturalis Principia
dalam mengadakan percobaan. Metode
Mathematica pada tahun 1687 oleh Sir Isaac
eksperimen berkembang pesat pada periode
Newton (1643-1727). Newton Principia
kedua. Metode ilmiah pada periode dua
merumuskan hukum gerak dan gravitasi
ditandai dapat dipertanggungjawabkan, diakui
universal yang mendominasi pandangan
dan diterima sebagai persoalan ilmiah. Periode
para ilmuwan dari alam semesta fisik
ketiga ditandai dengan perkembangan
selama tiga abad berikutnya. Newton juga
penyelidikan semakin yang semakin pesat.
membangun teleskop refleksi praktis
Pertumbuhan dan perkembangan Fisika Klasik
pertama dan mengembangkan teori canggih
yang meletakkan dasar Fisika Kuantum yang
warna berdasarkan pengamatan bahwa
terkenal diabad sekarang. Periode keempat
sebuah prisma terurai cahaya putih menjadi
ditandai dengan adanya tinjauan fenomena-
warna-warna dari spektrum yang terlihat.
fenomena mikroskopis yaitu fenomena yang
tidak dapat dilihat langsung disebut juga
PENUTUP
periode The Old Quantum Mechanics yang
Eksperimen harus ditunjang inovasi tiada didasari oleh konsep dualisme. Periode kelima
henti karena kemajuan peradaban terus dikenal dengan Teori baru “Teori Kuantum
bergulir. Sebagai penemu tidak terkait dengan Mekanika Baru (The New Quantum
orang lain, maka ketenaran akan mudah Mechanics)” muncul berdasarkan uraian-uraian
diperoleh. Hasil eksperimen atau percobaan teoritis dari De Broglie, Heisenbergh dan
sudah banyak, hanya saja tidak di publikasikan Schrodinger.
semua. Dipublikasikan atau tidak, yang jelas
hasil eksperimen telah merubah kehidupan
umat manusia kearah yang lebih produktif. UCAPAN TERIMAKASIH
Eksperimen diartikan sebagai program
Ucapan terimakasih ditujukan kepada Dr.
terencana untuk menguji hipotesis dengan
Harry Firman, M.Pd yang telah membantu
menyediakan bukti-bukti empiris terhadap
mengoreksi dan memberikan saran perbaikan
sekelompok subyek.

DOI: 10.30599/jipfri.v2i1.147
20 JIPFRI (Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah), Vol. 2 No. 1, Mei 2018

dalam menyelesaikan artikel. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Buckingham, W., Burnham, D., Hill, C., King,


P.J., Marenbon, J., & Weeks, M. (2010).
The philosophy book. New York: DK
Publishing.

Firman, H. (2017). Hakikat sains. Bahan Ajar


Filsafat Ilmu. Bandung: SPs UPI.

Fisher, R. B. (1975). Science, Man and Society.


Toronto: Saunders Company.

Fraenkel, J.R., & Wallen, N.E. (2006). How to


design and evaluate research in
education. New York: McGraw-Hill.

Herlanti, Y. (2014). Tanya Jawab Seputar


Penelitian Pendidikan Sains. Jakarta:
Universitas Syarif Hidayatulah.

Hermawan, A. (2006). Penelitian bisnis


paradigma kuantitatif. Jakarta: Grasindo.

Huda, M. S. (2007). Karl Raimund Popper:


Problem Neopositivistik dan Teori Kritis
Falsifikasi. Journal Islamica. 2 (1): 71-
80.

Jalius. (2011). Munculnya Eksperimen.


[Online]. Retrieved 1 oktober 2017 from
https://goo.gl/aQWX1O.

Kuhn, T. S. (2008). The Structure Of Scientific


Revolution, Peran Paradigma dalam
Revolusi Sains. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Mitchell, R. (2013) Experimental Life Vitalism


in Romantic Science and Literature.
Baltimore: Johns Hopkins University
Press

Nur, F. (2017). Perkembangan Metode


Eksperimen dan Fisika Klasik beserta
Tokoh-Tokohnya. [Online]. Retrieved 1
oktober 2017 from https://goo.gl/kVlol8.

Roestiyah, N. K. (2012). Strategi Belajar


Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna


Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Suparmi. (2011). Mekanika kuantum I.


Surakarta: Jurusan Fisika Fakultas MIPA

DOI: 10.30599/jipfri.v2i1.147

Anda mungkin juga menyukai