Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke empat di
dunia. Populasi Indonesia mencapai angka 268.074.600 jiwa. Penduduk dengan usia
produktif yaitu 15-54 tahun (Depkes, 2018) sebanyak 179.300.000 atau sekitar 67,6%
dari jumlah penduduk. Banyaknya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada
diharapkan mampu mengelola setiap sumber daya alam yang ada. Akan tetapi, pada
kenyataannya, kualitas SDM masih tergolong rendah. Hal ini menyebabkan Indonesia
tertinggal dari arus pembangunan global.
Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu sumber daya manusia yang
memiliki peran penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dalam undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) pasal 63 ayat (3)
dan (4) menyebutkan bahwa CPNS wajib menjalani masa percobaan yang
dilaksanakan melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian
yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi di bidangnya. Sesuai dengan Peraturan LAN-RI nomor 12 Tahun 2018
tentang Pedoman Penyelenggaraan Latihan Dasar CPNS Golongan II. Kegiatan
Pelatihan Dasar Tahun 2019 dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap on campus
dan tahap off campus. Pada tahap on campus, peserta diinternalisasi dengan materi-
materi terkait dengan ANEKA dan pada tahap off campus, peserta mengaktualisasi
nilai-nilai ANEKA tersebut pada tempat kerjanya.
Perawat merupakan salah satu bagian dari Aparatur Sipil Negara yang berprofesi
sebagai pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan. Salah satu tugas
pokok perawat adalah memberikan upaya preventif, dan promotif mengenai
kesehatan.
1
Dewasa ini cukup banyak masalah kesehatan yang dihadapi dalam melaksanakan
tugas di Puskesmas Banjar I dan memerlukan adanya upaya preventif dan promotif
seperti banyaknya kasus gigitan anjing, banyaknya penderita diabetic foot dan kurang
terkontrolnya personal hygiene orang dengan gangguan jiwa di wilayah kerja
Puskesmas Banjar I.
Banyaknya kasus gigitan anjing terjadi karena kurangnya edukasi mengenai cara
penanganan pertama setelah gigitan anjing dan cara pemeliharaan anjing. Kasus ini
merupakan kasus yang tidak terlalu urgent mengingat kasus gigitan anjing sebagian
besar tidak mengarah pada kasus rabies mengingat telah dilakukannya vaksinasi pada
hewan peliharaan secara serentak.
Kurang terkontrolnya personal hygiene orang dengan gangguan jiwa terjadi karena
kurangnya pengetahuan keluarga mengenai cara perawatan diri orang dengan
gangguan jiwa. Hal ini merupakan kasus yang tidak terlalu serius dan memerlukan
tindakan segera untuk ditangani karena dampaknya tidak terlalu luas terhadap
masyarakat.
Banyaknya kasus diabetic foot merupakan masalah kesehatan yang cukup serius dan
perlu adanya tindakan segera. Hal ini karena jika tidak ditangani maka penderita
diabetic foot akan mengalami amputasi pada kaki. Diabetic foot terjadi karena
kurangnya edukasi mengenai perawatan kaki pada penderita diabetes mellitus dan
kurangnya deteksi dini penyakit diabetes mellitus.
Diabetes mellitus merupakan penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan
multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari insulfisiensi
fungsi insulin, yang dapat disebabkan oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel
beta langerhans kelenjar pankreas atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin (WHO). Diabetes merupakan salah satu penyakit yang disebut
“silent killer” karena dapat membunuh secara perlahan. Diabetes mellitus merupakan

2
penyakit penyebab kematian nomor 6 di dunia serta nomor 3 di Indonesia setelah
penyakit jantung coroner dan tuberkolosis (TBC). Sekitar 1,3 juta orang di dunia
meninggal akibat diabetes (WHO, 2010). Di Indonesia, prevalensi penderita diabetes
mellitus mencapai angka 8,4% dari jumlah total penduduk sedangkan di Bali pada
tahun 2018 jumlah penderita diabetes mellitus meningkat menjadi 1,8% dari 1,3%
pada tahun 2013 (Depkes RI, 2018). Di Kabupaten Buleleng jumlah penderita
diabetes cukup tinggi yaitu sebanyak 7.841 (profil kesehatan kabupaten buleleng,
2018).
Penyakit diabetes mellitus (DM) apabila tidak ditangani dengan baik maka akan
memberikan dampak buruk bagi penderitanya. Salah satunya yaitu terjadinya
neuropati. Neuropati merupakan gangguan saraf akibat tingginya kadar gula pada
tubuh hingga mati rasa. Kondisi ini sering kali menyebabkan penderita diabetes
mellitus mengalami mati rasa. Kasus yang paling sering terjadi yaitu luka pada kaki
dan tidak kunjung sembuh (diabetic foot). Diabetic foot apabila tidak ditangani
dengan baik maka dapat menyebabkan amputasi pada kaki.
Data yang di peroleh dari RSUD Dr. Moewardi Surakarta menunjukkan adanya
peningkatan jumlah pasien yang menderita diabetic foot ulcer yakni dari 181 orang di
tahun 2012 menjadi 350 orang pada tahun 2014. Rata-rata kunjungan pasien diabetic
foot di puskesmas banjar I mencapai angka 6 dari 22 pasien luka, angka ini tergolong
cukup tinggi. Oleh karena itu perlu adanya upaya pencegahan diabetic foot melalui
edukasi edukasi seperti penyuluhan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari rencana aktualisasi kegiatan ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang pencegahan
diabetic foot
1.2.2 Melaksanakan upaya preventif diabetic foot di Puskesmas Banjar I dengan

3
menerapkan nilai-nilai ANEKA

1.3 Visi, Misi, Tujuan, Tata Nilai Unit Kerja


1.3.1 Visi
Menjadi Puskesmas dengan Pelayanan
Bermutu Menuju Masyarakat Sehat dan Mandiri

1.3.2 Misi
1.3.2.1 Melaksanakan Upaya Kesehatan Wajib Secara Optimal, Adil dan Merata
dengan Mengutamakan Mutu Pelayanan
1.3.2.2 Meningkatkan Peran Serta Masyarakat dan Kerja Sama Lintas Sektoral dalam
Pembangunan Kesehatan
1.3.2.3 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia
1.3.2.4 Mengembangkan Sarana dan Prasarana sesuai dengan Standar Pelayanan yang
Mengutamakan Kualitas Pelayanan
1.3.3 Tatanan Nilai
1.3.3.1 Ramah dan Santun
1.3.3.2 Kejujuran
1.3.3.3 Keterbukaan
1.3.3.4 Kenyamanan

1.4 Penetapan Core Isu


Berdasarkan isu yang ditemukan di Puskesmas Banjar I, perlu dianalisis untuk
menentukan satu isu atau masalah utama yang terpenting yang selanjutnya akan
dirancang kegiatan untuk memecahkan isu atau masalah utama. Pertama dilakukan
validasi isu untuk melakukan verifikasi terhadap isu-isu yang terjadi di Puskesmas

4
Banjar I. Selanjutnya menentukan prioritas isu untuk menentukan gagasan
pemecahan masalah dengan menerapkan nilai-nilai ANEKA di setiap kegiatan

1.4.1 Isu yang diangkat :

“Banyaknya penderita diabetic foot di Puskesmas Banjar I”

1.4.2 Gagasan Pemecahan Isu


Melakukan upaya kegiatan pencegahan diabetic foot di Puskesmas Banjar I melalui
kegiatan sebagai berikut.
1. Membuat leaflet pola hidup sehat

2. Menyebarkan leaflet pola hidup sehat

3. Melakukan screening kesehatan (deteksi dini diabetes mellitus)

4. Membuat banner perawatan kaki diabetes

5. Melakukan penyuluhan perawatan kaki diabetes

6. Melakukan penyuluhan senam kaki diabetes

5
BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

Pada rancangan kegiatan, masing-masing kegiatan disusun ke dalam tahapan kegiatan


dengan pada nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen
mutu, dan anti korupsi. Tahapan kegiatan menghasilkan output/hasil, dan output/
hasil, dan output memberi kontribusi terhadap visi misi serta tata nilai puskesmas.

Tabel 2.1 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi
Pengu
N Output/Hasil Terhadap Visi
Kegiatan Tahapan Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Nilai-N
o Kegiatan Misi
Organ
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuatan 1. Mengkonsultasikan Output Akuntabilitas Kegiatan ini Pembuata
leaflet dengan mentor Tercetaknya - Membuat leaflet mendukung leaflet,
tentang pola 2. Menyiapkan materi Leaflet sesuai dengan materi yang misi puskesmas menggun
hidup sehat 3. Membuat design ada : materi
leaflet tentang pola hidup Meningkatkan dengan
sehat Nasionalisme : Kualitas dalam ta
4. Mencetak leaflet - Membuat leaflet Sumber Daya menduku
dengan gambar yang tidak Manusia nilai keju
mengandung SARA

Etika Publik
- Membuat tulisan
dengan bahasa yang sopan

Komitmen Mutu
- Membuat rancangan
leaflet yang menarik untuk
meningkatkan minat mebaca
peserta sehingga materi
dalam leaflet dapat
tersampaikan

Anti Korupsi
6
- Pembuatan leaflet
diselesaikan dalam waktu
yang telah direncanakan

Menyebarka 1. Menentukan lokasi Output Akuntabilitas Kegiatan ini Menyeba


n leaflet 2. Memberikan leaflet - Memberi KIE sesuai mendukung leaflet
tentang pola ke masyarakat Tersebarnya dengan materi pola hidup misi puskesmas ramah
hidup sehat 3. Memberikan KIE leaflet sehat ; santun
tentang pola hidup sehat Meningkatkan dengan
Nasionalisme : Kualitas ramah
- Menghargai saran Sumber Daya santun
yang diberikan masyarakat Manusia organisas
atas adanya penyebaran
leaflet tentang pola hidup
sehat

Etika Publik
- Membagikan leaflet
kepada seluruh peserta yang
hadir

Komitmen Mutu
- Memberikan KIE
dengan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti
sehingga memudahkan dalam
pencapaian materi

Anti Korupsi
- Penyebaran leaflet
merupakan salah satu bentuk
kepedulian terhadap pola
hidup masyarakat

7
Melakukan 1. Melakukan Output Akuntabilitas Kegiatan ini Keterbuk
screening kordinasi dengan perangkat - Mencatat data mendukung dalam
kesehatan Desa maupun instansi Terlaksananya pengukuran sesuai dengan misi puskesmas pemeriks
(deteksi dini tertentu bahwa akan kegiatan hasil yang didapat yaitu memberik
diabetes diadakan screening screening Melaksanakan kenyaman
mellitus) kesehatan kesehatan Nasionalisme Upaya saat dil
2. Menyiapkan alat - Melakukan screening Kesehatan pemeriks
3. Mencatat identitas kesehatan kepada semua Wajib Secara sesuai
peserta golongan masyarakat tanpa Optimal, Adil nilai pus
4. Mengukur TB dan membeda-bedakan agama, dan Merata yaitu
BB peserta suku, dan status sosial dengan Keterbuk
5. Mengukur GDA Etika Publik Mengutamakan kenyaman
peserta - Menggunakan Mutu
6. Mencatat hasil pakaian yang rapi saat Pelayanan
pengukuran di buku bantu melakukan screening Meningkatkan
kesehatan Peran Serta
Masyarakat dan
Komitmen Mutu Kerja Sama
- Menggunakan alat Lintas Sektoral
yang telah di kalibrasi dalam
terlebih dahulu sehingga Pembangunan
memberikan hasil yang Kesehatan
akurat dalam pemeriksaan

Anti Korupsi
- Tidak memungut
biaya dalam melakukan
screening kesehatan

Pembuatan 1. Melakukan Output : Akuntabilitas Kegiatan ini Pembuata


banner konsultasi dengan Mentor Banner - Membuat banner mendukung branner,
tentang sesuai dengan materi pola misi pukesmas menggun
perawatan 2. Menyiapkan materi hidup sehat yaitu materi
kaki pada mengenai perawatan kaki Meningkatkan dengan
penderita penderita diabetes Nasionalisme Kualitas dalam ta
diabetes - Banner dirancang Sumber Daya menduku
mellitus 3. Membuat design menggunakan lambang Manusia nilai keju
banner perawatan kaki pada puskesmas
penderita diabetes
4. Mencetak banner Etika Publik
8
- Banner dibuat dengan
rapi dan menarik
Komitmen Mutu
- Membuat banner
secara ringkas sehingga
mudah untuk diingat peserta

Anti Korupsi
- Pembuatan banner
dilakukan diluar jam kerja
sehingga tidak menggangu
tugas utama
Penyuluhan 1. Menentukan lokasi Output : Akuntabilitas Kegiatan ini Dalam
tentang penyuluhan perawatan kaki Terlaksananya - Memberikan mendukung penyamp
perawatan pada penderita diabetes penyuluhan informasi yang sesuai dengan misi pukesmas penyuluh
kaki diabetes 2. Menentukan sasaran tentang perawatan kaki diabetes yaitu harus
penyuluhan perawatan kaki perawatan Meningkatkan ramah
pada penderita diabetes kaki Nasionalisme : Kualitas santun ,
3. Berkordinasi dengan - Sebelum memulai Sumber Daya dalam
perangkat desa, bahwa akan acara penyuluhan di awali Manusia penyamp
di adakan penyuluhan dengan berdoa bersama materi
4. Menyiapkan media sesuai dengan agama dan dengan
yang digunakan kepercayaan masing masing puskesma
5. Menyiapkan draft ramah
pernyataan untuk sesi tanya Etika Publik santun, ju
jawab yang bertujuan - Menggunakan bahasa
mengevaluasi pemahaman yang sopan saat memberikan
peserta penyuluhan
6. Membuat daftar
hadir. Komitmen Mutu
- Memberikan
penyuluhan dengan efektif
sehingga tidak menghabiskan
waktu yang lama

Anti Korupsi
- Menyepakati waktu
yang digunakan untuk
penyuluhan

9
Penyuluhan 1. Menyiapkan media Output : Akuntabilitas Kegiatan ini Dalam
senam kaki yang digunakan untuk Terlaksananya - Memberikan mendukung penyamp
diabetes penyuluhan senam kaki penyuluhan penyuluhan secara jelas dan misi pukesmas penyuluh
diabetes senam kaki sistematis sehingga tujuan Meningkatkan harus
2. Mengadakan sesi re- diabetes dari penyuluhan dapat Kualitas ramah
demonstrasi untuk tercapai Sumber Daya santun
mengevaluasi pemahaman Manusia dengan
mengenai senam kaki Nasionalisme puskesma
diabetes - Memberikan ramah
3. Pemberian reward penyuluhan kepada seluruh santun
pada peserta yang mampu peserta tanpa mebeda-
melakukan re-demonstrasi bedakan agama, ras dan
dengan benar status sosial
4. Membuat daftar
hadir
Etika Publik
- Menyampaikan
materi penyuluhan sesuai
dengan teori yang ada

Komitmen Mutu
- Pemberian reward
untuk meningkatkan antusias
peserta dalam memahami
serta melakukan senam kaki
diabetes secara mandiri

Anti Korupsi
- Tidak memungut
biaya pada peserta dalam
acara penyuluhan

10
2.2 Barchart Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dijabarkan pada table berikut.
Tabel 2.2 Barchat Aktualisasi Kegiatan
Bulan/Minggu
Kegiatan September O
1 2 3 4 1 2
1. Membuat leaflet tentang pola hidup sehat
2. Menyebarkan leaflet tentang pola hidup sehat
3. Melakukan screening kesehatan (deteksi dini
diabetes)
4 Membuat banner tentang perawatan kaki
diabetes
5. Melakukan penyuluhan tentang perawatan
kaki diabetes
6 Melakukan penyuluhan tentang senam kaki
diabetes

Ket Kegiatan Rancangan Aktualisasi dilaksanakan

11
BAB III

PENUTUP

Melalui latsar CPNS, peserta diharapkan mampu mengaktualisasikan nilai nilai


ANEKA (akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi)
dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Pada rancangan aktualisasi ini, terdapat 7
kegiatan yang sesuai dengan tugas penulis sebagai seorang perawat yaitu sebagai
berikut.

a. Membuat leaflet pola hidup sehat


b. Menyebarkan leaflet pola hidup sehat
c. Melakukan screening kesehatan (deteksi dini diabetes mellitus)
d. Membuat banner perawatan kaki diabetes
e. Melakukan penyuluhan perawatan kaki diabetes
f. Melakukan penyuluhan senam kaki diabetes
g. Melakukan perawatan luka
Dengan terlaksananya kegiatan ini, diharapkan terwujudnya ASN yang berkualitas
dan professional.

12
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI,2018 Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2018 tersedia pada
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Data-dan-Informasi_Profil-Kesehatan-Indonesia-2018.pdf : Diakses
tanggal 12 September 2019

Depkes RI, 2018 Hari Diabetes Sedunia tersedia pada


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/hari-diabetes-
sedunia-2018.pdf : diakses tanggal 12 September 2019

Jaringan dokumentasi dan informasi hokum,2018 Undang-Undang no 5 tahun 2014


tersedia pada
http://jdih.bsn.go.id/produk/detail/?id=13&jns=2 : diakses tanggal 11 September
2019

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Aktualisasi Nilai Dasar Profesi PNS: Modul
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Akuntabilitas PNS: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Anti Korupsi: Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Etika Publik: Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Komitmen Mutu: Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2019. Nasionalisme: Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

13
Pemerintah Kabupaten Buleleng,2018 Profil Kesehatan Buleleng 2018 tersedia pada
http://bulelengkab.go.id/assets/instansikab/70/bankdata/profil-kesehatan-buleleng-
tahun-2018-28.pdf: diakses tanggal 13 September 2019

Pusbang 2018, Peraturan LAN No 12 Tahun 2018 tersedia pada


pusbangasn.bkn.go.id/peraturan-lan-nomor-12-tahun-2018/ diakses tanggal 11
September 2019

Rafikasari Diana,2018 Indonesia memiliki penderita terbesar ke-6 di dunia tersedia


pada
https://lifestyle.sindonews.com/read/1355165/155/indonesia-memiliki-penderita-
diabetes-terbesar-ke-6-di-dunia-1542336251 : diakses tanggal 13 September 2019

WHO, 2016 Diabetes Fact and Number tersedia pada


http://www.searo.who.int/indonesia/topics/8-whd2016-diabetes-facts-and-numbers-
indonesian.pdf:diakses tanggal 11 September 2019

14

Anda mungkin juga menyukai