Bab I Widi Mitra
Bab I Widi Mitra
1. Pendahuluan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Mulyadi, 2015). Gawat darurat adalah
tindakan dengan segera untuk menyelamatkan nyawa korba (Musliha dalam Said,
2018).
Hakikat dasar dari rumah sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan
Pasien memandang bahwa hanya rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
medis sebagai upaya penyembuhan dan pemulihan atas rasa sakit yang dideritanya.
Pasien mengharapkan pelayanan yang siap, cepat, tanggap dan nyaman terhadap
keluhan penyakit pasien. Kepuasan pasien dapat dipengaruhi oleh mutu pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit sebagai provider, dimana mutu
pelayanan kesehatan bagi pasien berarti empati, respek dan tanggap akan
kebutuhannya. Dalam hal ini kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh petugas
1
2
rumah sakit yang sangat berhubungan dengan penanganan yang cepat dan segera
rumah sakit sangat penting keberadaannya dan juga harus diperhatikan mutu
kurang penanganannya karena beberapa aspek, antara lain pelayanan yang kurang
cekatan, petugas yang kurang profesional, serta fasilitas dari rumah sakit tersebut
yang dapat menghambat pemberian pelayanan yang baik (Sujono dalam Fahriza,
2019).
jumlah kasus pada berbagai pusat kesehatan di berbagai negara. Berdasarkan suatu
observasi yang dilakukan oleh Wier tercatat lebih dari 120 juta kasus
Jepang berdasarkan data observasi dari Katayama et al tercatat sekitar 2,6 juta
seluruh Indonesia mencapai 4.402.205 atau 913,3% dari seluruh total kunjungan di
Rumah Sakit Umum dengan jumlah kunjungan 12% dan kunjungan Instalasi
3
Gawat Darurat berasal dari rujukan dengan jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 dari
1.319 Rumah Sakit yang ada. Jumlah yang signifikan ini kemudian memerlukan
perhatian yang cukup besar dengan pelayanan pasien gawat darurat (Kepmenkes
pertolongan yang memadai kepada penderita gawat darurat baik pada keadaan
rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan waktu tanggap atau respon
time sangat tergantung pada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian
response time selama 5 menit dan waktu definitif ≤ 2 jam (Suhartati dalam Said,
2018). Respon time sangat berhubungan dengan triage dimana standar triage yang
hidup maka waktu tanggapnya langsung (0 menit), sedikit mengancam hidup (10
menit), beresiko mengancam hidup (30 menit), darurat (60 menit) dan kategori
biasa dengan waktu perawatan (120 menit). Di negara Kanada juga terdapat lima
tingkatan triage yaitu Resusitas (0 menit), gawat darurat (0 menit), darurat (<30
menit), tingkat biasa (<60 menit) dan tidak gawat (<120 menit) (Kartikawati dalam
Said, 2018).
4
diruang rawat inap, karena dengan klasifikasi tersebut pasien merasa lebih dihargai
sesuai haknya dan dapat diketahui bagaimana kondisi dan beban kerja perawat di
masing-masing ruang rawatan. Kondisi dan beban kerja di instalasi gawat darurat
(IGD) perlu diketahui agar dapat ditentukan kebutuhan kuantitas dan kualitas
tenaga perawat yang diperlukan dalam ruang IGD sehingga tidak terjadi beban
kerja yang tidak sesuai yang akhirnya menyebabkan stres kerja. Kondisi kerja
berupa situasi kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan
sosial kerjasama antar petugas yang dapat mengakibatkan ketidak nyamanan bagi
pekerja. Demikian juga dengan beban kerja baik secara kuantitas dimana
tugas tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu
yang tersedia maka akan menjadi sumber stres (Ilyas dalam Haryanti, 2013).
Faktor yang mempengaruhi beban kerja perawat adalah kondisi pasien yang
meningkatnya beban kerja adalah kemungkinan timbul emosi perawat yang tidak
sesuai yang diharapkan pasien. Beban kerja yang berlebihan ini sangat
ada tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan (Munandar
Menurut hasil penelitian Said (2018), dkk mengenai hubungan beban kerja
perawat dengan respon time pada penanganan pasien di instalasi gawat darurat
adalah untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat IGD dengan waktu
uji Fisher’s Exact diperoleh nilai ρ = 0,673, dimana nilai ρ lebih besar dari α =
0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Dari hasil penelitian tersebut membuktikan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara beban kerja perawat dengan
menunjukkan bahwa ρ <α ada hubungan antara beban kerja perawat dengan waktu
berhubungan dengan response time perawat pada penanganan pasien gawat darurat
1.000), lama kerja (ρ 0.119), dan pelatihan (ρ 0.255) dengan respon time perawat.
6
Menurut data Rekam Medis Rumah Sakit Pusri Palembang tahun 2017
jumlah kunjungan pasien di Instalasi Gawat Darurat sebanyak 23.700 pasien, pada
tahun 2018 sebanyak 20.254 pasien dan pada bulan Januari sampai dengan
sebagian besar perawat memiliki Respon time > 5 menit terhadap pasien yang
datang ke Instalasi Gawat Darurat masih lambat. Berdasarkan dari data diatas,
maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan beban
kerja perawat dengan respon time pada penanganan pasien di Instalasi Gawat
2020 ?”
Untuk mengetahui hubungan beban kerja perawat dengan respon time pada
2020 ?.
7
mengenai beban kerja perawat dengan respon time pada saat penanganan pasien di
dimasa yang akan datang serta menambah bahan di perpustakaan di STIKES Mitra
Adiguna Palembang.
Penelitian ini diharapkan memiliki Respon Time perawat yang < 5 menit
sehingga dapat segera menolong pasien untuk meningkatkan kualitas hidup dan
Palembang.