Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) menggambarkan jumlah kematian ibu selama

masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan,

persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab

lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain di setiap 100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu juga merupakan salah satu indikator dalam menilai derajat

kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan

kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas. Angka Kematian Ibu

(AKI), Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate) merupakan salah satu aspek

yang sangat penting dalam mendiskripsikan tingkat pembangunan manusia di

sebuah negara dari sisi kesehatan masyarakat. Angka Kematian Bayi (AKB)

adalah jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang

dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (Kemenkes RI,

2016; h.104).

Beberapa permasalahan yang terjadi pada kehamilan yang berhubungan

dengan gizi adalah gangguan metabolik seperti obesitas. 15% dari kematian

maternal di Inggris terjadi pada wanita yang memiliki Indeks masa tubuh (IMT)

>35 dan 52 % kematian pada wanita yang memiliki IMT >25, gangguan sistem

endokrin seperti diabetes yang disertai haus, letih, pandangan kabur polidipsi

dan penurunan berat badan (BB) yang dapat mengakibatkan resiko keguguran,

koma bahkan kematian. Selanjutnya adalah hipertensi dampak yang terjadi

akibat hipertensi adalah eklampsi yang ditandai dengan kejang satu kali atau

lebih saat preeklampsi telah dilaporkan kematian kasusnya 1,8% sampai


dengan 35% ibu mengalami komplikasi mayor, sedangkan pada hematologi

atau anemia yang dikarenakan karena kekurangan zat besi yang terjadi pada

Wanita Usia Subur (WUS) dan kejadian pada ibu hamil mencapai 51% di

seluruh dunia (Elizaabetth and Jason, 2012; h.108).

Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015, penurunan

AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai 2007 yaitu dari 390 menjadi

228. Namun, data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012

menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu

per 100.000 kelahiran hidup. Tahun 2015 AKI kembali menunjukkan penurunan

menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Kematian neonatal

memberi konstribusi terhadap 59% kematian bayi, angka Kematian Neonatus

(AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sama

dengan AKN tahun 2007 dan hanya menurun 1 poin dari tahun 2002-2003 yaitu

20 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2016; h.10).

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kendal menyebutkan, angka

kematian ibu melahirkan di Kendal di tahun 2015 masih tergolong tinggi. Jumlah

kematian ibu melahirkan tercatat ada 23 orang. Angka ini menduduki 10 besar

jumlah kematian ibu melahirkan di Jawa Tengah. Sementara pada tahun 2016,

angka kematian ibu melahirkan sampai akhir Maret tercatat ada dua orang.

Angka ini berada di posisi 29 dari seluruh kabupaten/kota di Jawa Tengah

(Dinkes Kabupaten Kendal, 2015; h.9)

Upaya menurunkan AKI, Kementrian Kesehatan sejak tahun 1990 telah

meluncurkan safe motherhood initiative, sebuah program yang memastikan

semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan

sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan dengan

program Gerakan Sayang Ibu di tahun 1996 oleh Presiden Republik Indonesia.
Program ini melibatkan sektor lain di luar kesehatan. Salah satu program utama

yang ditujukan untuk mengatasi masalah kematian ibu yaitu penempatan bidan

di tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses

pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Upaya lain yang

juga telah dilakukan yaitu strategi Making Pregnancy Safer yang dicanangkan

pada tahun 2000. Pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan

program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka

menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Sehingga dengan

program tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di

Indonesia secara signifikan. (Kemenkes RI, 2016; h.105).

Kematian ibu dibagi menjadi kematian langsung dan tidak langsung.

Kematian ibu langsung sebagai akibat dari komplikasi kehamilan, persalinan,

atau masa nifas, dan segala intervensi atau penanganan tidak tepat dari

komplikasi tersebut. Kematian ibu tidak langsung merupakan akibat dari

penyakit yang sudah ada atau penyakit yang timbul sewaktu kehamilan yang

berpengaruh terhadap kehamilan, misalnya malaria, anemia, HIV/AIDS, dan

penyakit kardiovaskuler. Secara global 80% kematian ibu tergolong pada

kematian ibu langsung. Pola penyebab langsung, yaitu perdarahan (25%,

biasanya perdarahan pascapersalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam

kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan

sebab-sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2010; h.53).

Dari 7,7 juta kematian bayi setiap tahun lebih dari separuh terjadi pada

waktu perinatal atau usia di bawah 1 bulan. Tiga perempat dari kematian ini

terjadi pada minngu pertama kehidupan. Lebih jauh, untuk setiap bayi baru lahir

meninggal, terjadi pula 1 lahir mati. Penyebab kematian adalah asfiksia, trauma

kelahiran, infeksi, prematuritas, kelainan bawaan, dan sebab-sebab lain. Jika


tidak meninggal, keadaan ini akan meninggalkan masalah bayi dengan cacat.

(Prawirohardjo, 2010; h.58)

Melalui model pelayanan matematis : “One Student One Client”

diharapkan upaya preventif dan promontif dalam rangka meningkatkan

kesehatan ibu dan anak. Adanya pendampingan secara berkelanjutan terhadap

perempuan sejak diketahui hamil, persalinan hingga 40 hari masa nifas, adanya

deteksi dini terhadap faktor resiko merupakan komplikasi yang terjadi pada

masa kehmailan, persalinan, dan masa nifas untuk dilakukan penanganan

secara cepat dan tepat adanya koordinasi dan kerjasama yang baik antara

institusi pendidikan dan institusi pelayanan kesehatan.(dinkes Prov Jawa

Tenga, .2015; h.3-4)

Rancangan dan program sudah dibuat untuk menurunkan AKI dan AKB

seperti: K1(kunjungan pertama kali ibu hamil) dan K4(kunjungan ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan 4 kali setelah K1, K2, dan K3) harus dilaksanakan oleh

tenaga kesehatan yang berkompeten untuk mendapatkan pelayanan terpadu

dan komprehensif sesuai standar sehingga tujuan untuk deteksi dini dapat

terwujud. Deteksi dini dalam pelayanan antenatal mengarah pada penemuan

ibu hamil beresiko agar dapat ditangani secara memadai sehingga kesakitan

atau kematian dapat dicegah (Profil Kesehatan Kabupaten Kendal,2014).

Terobosan lain yang dilakukan yaitu pendampingan ibu hamil sampai nifas

secara terus menerus. Salah satunya dengan menggunakan metode ibu hamil

oleh 1 mahasiswa bidan, perawat dan kedokteran secara komprehensif

(Continuity Of care/COC model) (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2015;h.108)

Continum of care-the life cycle artinya pelayanan yang diberikan pada

siklus kehidupan yang dimulai dari prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas,

bayi, balita, anak prasekolah, anak sekolah remaja, dewasa hingga lansia.
Continuum of care of pathway artinya pelaksanaan yang meliputi tempat

pelayanan dan level pencegahan, integrasi program, pembiyayaan dan

stakeholder terkait serta peran dari profesi dan perguruan tinggi. Jika

pendekatan intervensi (COC) ini dilaksanakan maka akan memberi dampak

yang signifikan terhadap kelangsungan dan kualitas hidup ibu dan anak.

Konsep continuum of care adalah paradigma baru dalam upaya menurunkan

angka kematian ibu, bayi dan anak, (Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak,2015;h.

3)

Setelah melihat data diatas, penulis melakukan asuhan kebidanan

secara komprehensif dengan melakukan pendampingan ibu hamil sampai nifas.

Diharapkan dapat tercapainya penurunan AKI dan AKB ditahun 2017 ini. Maka

penulis membuat studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Komperhensif

Pada Ny T di Desa Lenganharjo Kabupaten Kendal”.

B. Pernyataan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yaitu

bagaimana penerapan manajemen kebidanan dan asuhan kebidanan yang

dilakukan pada Ny. T di Desa Langanharjo Kabupaten Kendal.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan

manejemen kebidanan
2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

b. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas

D. Manfaat

1. Bagi Ibu

Dapat menerima pelayanan yang komprehensif dan terstandar sehingga

komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir, dapat terdeteksi

sedini mungkin.

2. Bagi Bidan

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan

terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan komprehensif.

3. Bagi Pendidikan

a. Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan kebidanan serta referensi

bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanann secara komperehensif

pada ibu hamil, bersalin, dan nifas.

b. Sebagai wacana maupun bahan pertimbangan bagi mahasiswa agar

dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan optimal

4. Bagi puskesmas

Sebagai masukan untuk dapat meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, dan nifas sesuai dengan standar operasional prosedur.

E. Sistematika Penulisan

1. BAB I PENDAHULUAN

Pada bagian pendahuluan ini memberikan gambaran tentang isi karya

tulis ilmiah secara keseluruhan sehingga pembaca dapat memperoleh


informasi singkat dan tertarik untuk membaca lebih lanjut. Di dalam

bagian pendahuluan memaparkan tentang latar belakang masalah,

tujuan penulisan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tinjauan teori medis, tinjauan teori asuhan kebidanan, landasan

hukum kewenangan bidan. Teori dasar ini merupakan gambaran secara

umum tentang pembahasan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir

dan KB.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Berisi desain penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, ruang

lingkup, pengumpulan data, analisa data, uji keabsahan data, etik

penetilian.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Memuat keseluruhan asuhan kebidanan yang telah dilakukan dan

pembahasan perbandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus

yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan

yaitu mulai dari pengumpulan data dasar sampai mengevaluasi.

5. BAB V PENUTUP

Isinya merupakan kesimpulan dari pembahasan yang merupakan hasil

jawaban terhadap masalah serta berisi tentang saran-saran penulis yang

didasarkan pada hasil pembahasan sehingga dapat dikembangkan

dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai