Anda di halaman 1dari 2

PERSENTUHAN SOEKARNO DENGAN ISLAM

Soekarno yang sering dikenal sebagai putra fajar adalah slah satu figure
penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Soekarno bersama Bung Hatta
adalah dua sosok penting yang berani mengambil keputusan untuk
mengumandangkan proklamsi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 agustus
1945. Dengan proklamasi tersebut, kahirnya Indonesia diakui sebagai Negara
merdeka dan berdaulat di mata bangsa lain.

Soekarno adalah seorang yang sangat beruntung karena ia berhasil


menempuh pendidikan hingga tingkat perguruan tinggi dan hal itu menjadi suatu
pencapaian yang sangat hebat pada zamannya. Pada awalnya, soekarno
menempuh pendidikan di Volkshool (Sekolah Rakyat), Standar School,
Europeesvhe Largere School di siodarjo, jawa timur. Setelah itu, ia melanjutkan
studinya di HBS Surabaya pada tahun 1915. Lima tahun kemudian, Soekarno
melanjutkan studinya di THS (Sekolah Tinggi Teknik) di Bandung dengan
mendapatkan gelar insinyur.

ISLAM IS PROFRESS

Selain dikenal sebagai pemikir islam substansialis, soekarno juga dikenal


sebagai pemikir yang rasional. Bagi soekarno, islam merupakan sebuah agama
yang rasional dan fleksibel terhadap berbagai kondisi dan tempat. Benih-benih
islam yang dimiliki oleh soekarno tak lepas dari persinggungan dirinya dengan
tradisi high islam yang bersifat rasional-filosofis, yang is dapatkan dari proses
perenungan dan petualangan intelektual, khususnya selama masa pembuangan di
ende. Di samping itu, benih-benih islam rasional yang dimiliki soekarno jug lahir
dari persentuhannya dengan tradisi pemikiran barat yang rasional yang ia peroleh
ketka tinggal di rumah cokro.

Dalam masa pembuangan di ende, soekarno sering menghabiskan waktu


mempelajari islam secara serius dari berbagai karya para intelektual muslim
maupun non-muslim. Di kala senggang, soekarno sering mengisi waktu berdiskusi
dan saling bertuka rkabar dengan kawannya A. Hassan, seorang guru Persatuan
Islam (Persis) yang juga pengurus muhammadiyah, dalam sebuah korespondensi
yang kemudian dinamakan “surat-surat islam dari ende” yang di rekam dengan
baik dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi. Surat-surat tersebut sering
dianggap sebagai pemikiran sah soekarno tentang islam.

Selain berdiskusi dengan A. Hassan, soekarno juga sering mengahabiskan


masa senggangnya berdiskusi tentang islam dengan beberapa tamu yang sering
berkunjung ke rumahnya di Ende, yang diantaranya adalah kalangan agamawan
tersebut, karena di matanya, mereka cenderung sangat kolot dan terlalu
menyandarkan segala pendapatnya hanya pada fikih.
Soekarno kerap mengkritik kecenderugan pemutlakan terhadap fikih pada
umat islam karena dianggap dapat menjerumuskan mereka pada taklid.
Menurutnya akal hendaknya difungsikan secara maksimal sebgaia alat untuk
berfikir dan merenung. Bila ia tak dimanfaatkan secara maksimal maka umat
islam akan terperangkap dalam taklid, yang di mata soekarno, merupakan
penyebab utama mundurnya islam. Menurutnya,

Anda mungkin juga menyukai