Wulaningsih, R., & Hartini, N. (2015). Hubungan antara Persepsi Pola Asuh Orangtua dan
Kontrol Diri Remaja terhadap Perilaku Merokok di Pondok Pesantren. Jurnal
Psikologi Klinis Dan Kesehatan Mental, 4(4), 119–126.
Penelitian ini mencari hubungan antara persepi pola asuh orangtua dan kontrol diri
remaja terhadap perilaku merokok di pondok pesantren. Subjek penelitian ini berjumlah 32
orang remaja dengan rentang usia 15 – 18 tahun yang bermukim di Pondok pesantren Hidayatul
Mubtadieien, Tulungagung. Peneliti menggunakan alat ukur berupa skala psikologi yang di
konsrtruk sendiri oleh peneliti. Untuk pola asuh orangtua terdiri dari 22 item dan alat ukur
kontrol diri terhadap perilaku merokok terdiri 43 item. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan korelasi negaif yang signifikan pada tipe pola asuh
tertentu, yaitu tipe permisif dengan kontrol diri terhadap perilaku merokok pada santri remaja di
pondok pesantren. Peneliti menggunakan dasar teori dari Averill yang membagi kontrol diri yang
meliputi 3 jenis kontrol diri; kemempuan mengontrol perilaku, mengontrol kognitif, dan
mengontrol keputusan.
Puspitadesi, D. I., Yuliadi, I., & Nugroho, A. A. (2012). Hubungan Antara Figur Kelekatan
Orangtua dan Kontrol Diri dengan Perilaku Seksual Remaja SMA Negeri 11
Yogyakarta. Hubungan Antara Figur Kelekatan Orangtua, 1–10.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara figure kelekatan orangtua dan
kontrol diri dengan perilaku seksual remaja di SMAN 11 Yogyakarta. Sampel penelitian ini
sebanyak 116 responden dari SMAN 11 Yogyakarta kelas X dan XI tahun pelajaran 2011-2012.
Teknik pengambilan sampel menggunaka purposive sampling dengan kriteria pria dan wanita
yang pernah atau sedang menjalin relasi heteroseksual. Alat ukur penelitian ini menggunakan
tiga sekal, yaitu skala figure kelekatan orangtua, skala kontrol diri dan skala perilaku seksual.
Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara figur kelekatan orangtua dan
kontrol diri dengan perilaku seksual remaja SMAN 11 Yogyakarta. Faktor lain yang berpengaruh
adalah dari media, teman sebaya dan gaya hidup remaja. Dalam penelitian ini terdapat beberapa
dasar teori mengenai kontrol diri.
Chapple, C. L., Hope, T. L., Ma, S. W. W., Hope, T. L., & Whiteford, S. W. (2005). The
Direct and Indirect Effects of Parental Bonds , Parental Drug Use , and Self-Control
on Adolescent Substance Use The Direct and Indirect Effects of Parental Bonds ,
Parental Drug Use , and Self-Control on Adolescent Substance Use. Journal of Child &
Adolescent Substance Abuse, 14(3), 37–41. https://doi.org/10.1300/J029v14n03
Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh orangtua memiliki dampak yang penting pada
perkembangan remaja. Namun, dampak secara langsung dari pola asuh terhadap perkembangan
remaja melalui kontrol diri belum diketahui. Gottfredson dan Hirschi telah menemukan dalam
bidang kriminologi, namun teori tersebut masih jarang digunakan untuk memprediksikan pada
remaja. Penelitian ini menemukan hubungan langsung dari kontrol diri pada penggunaan ganja
dan hubungan kontrol diri terhadap pola asuh. Dalam penelitian ini juga menjabarkan kembali
teori dari Gottfredsond dan Hirschi
Brotherson, S. E., Yamamoto, T., & Acock, A. C. (2003). Connection and Communication
in Father-Child Relationships and Adolescent Child Well-Being. Fathering, 1(3), 191–
214.
Penelitian kontemporer mengenai peran ayah menekankan signifikansi dari kualitas
hubungan ayah dan anak pada perkembangan anak dan kesehatan mental. Peneliti mengajukan
bahwa hubungan dan komunikasi dengan anak merupakan hal penting untuk membangun
hubungan yang sehat. Penelitian ini ingin melihat pengaruh dari komunikasi dan hubungan pada
huungan ayah-anak melalui model terstruktur dari LISREL program. Data diambil dari Nationall
Survey of Families and Households (NSFH), dan 362 sampel ayah dan anak. Hasilnya adalah
dukungan terhadap pentingnya hubungan ayah dan anak dan kualitas hubungan mempengaruhi
kesehatan mental remaja baik pada hubungan ayah dengan anak laki-laki maupun ayah dengan
anak perempuan. Dalam jurnal ini menggambarkan teori mengenai hubungan ayah-anak.
Lestari, W., Nursetiawati, S., & Utami, V. (2015). Hubungan Antara Keterlibatan Ayah
dengan Pembentukan Karakter pada Remaja. Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan
Pendidikan, 4(1), 36–43.
Penelitian itu bertujuan untuk mencari hubungan antara keterlibatan ayah dengan
pembentukan karakter pada remaja. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 kota Bogor. Peneltiian
ini menggunakan teknik sampling cluster random. Sampel peneltiian ini berjumlah 169 remaja.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang dikembangkan berdasarkan
teori Fox dan Bruce (2001) dan Kemendikbud (2011). Hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan dan searaha antara keterlibatan ayah denan karakter anak. Dalam
jurnal ini terlihat dimensi keterlibatan ayah.
Kamila, I. I. (2013). Perbedaan Harga Diri ( Self Esteem ) Remaja Ditinjau dari
Keberadaan Ayah. Jurnal Psikologi, 9(2).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan self esteem remaja ditinjau dari
keberadaan ayah, yaitu reaja yang memiliki ayah dan yang tidak memiliki ayah. Hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan self esteem remaja ditinjau dari
keberadaan ayah. Subyek penelitian adalah remaja yang ayahnya masih hidup dan remaja yang
ayahnya meninggal sebanyak 100 orang. Hasil analisa menujukkan bahwa hasil hipotesa dalam
penelitian diterima, yaitu terdapat perbedaan self esteem anatara remaja yang memiliki ayah dan
tidak memiliki ayah. Dalam penelitian ini terdapat teori perbedaan remaja yang tinggal bersama
ayah dan yang tidak memiliki/tidak tinggal bersama ayahnya.