I . PENDAHULUAN
Dengan majunya tehnologi komputer serta algoritme matematis, yang dapat dipakai
untuk menganalisa data secara cepat, terjadilah suatu “revolusi” dalam bidang
pencitraan otak (brain imaging), antara lain dengan ditemukannya MRI & CT-SCAN ,
yang kemampuannya jauh melebihi pemeriksaan radiologis yang konvensional
(informasi anatomis-morfologis).
PRINSIP:
Dengan mikro-komputer, yang digunakan untuk mem-visualisasi-kan data2, dapatlah
dibuat EMG dan EP yang dapat dipakai untuk prosedur diagnostik dan juga penilaian
terapi dalam bidang neurologi, psikiatri dan rehab medik.
Pemeriksaan EMG & EP adalah pemeriksaan untuk mengevaluasi kondisi dari syaraf
tepi (motoris maupun sensoris) dari otak, melalui pemeriksaan ini dapat terdeteksi
tingkat kelainan otak maupun saraf yang diperiksa sehingga sangat membantu
penegakkan diagnosa.
Namun demikian diagnosa yang benar baru bisa ditegakkan melalui pembacaan dari
interpretasi perekaman EMG & EP yang akurat. Alat deteksi dini digital kelainan otot-
otot, pemeriksaan syaraf tepi, tulang belakang, pendengaran dan penglihatan.
EMG mengukur sinyal otot satu kanal, memakai teknik 2 elektroda utama dan satu
elektroda ground, dengan daerah pengukuran 0,5 - 5 mV dan daerah frekuensi 0,5 - 1200
Hz.
Jangkauan pemeriksaan ENMG adalah sesuai dengan gangguan Lower Motor Neuron
(LMN) yang meliputi cornu anterior, radiks, pleksus, saraf prefier, paut saraf otot dan
otot.
NEUROGRAFI, mempelajari :
- kecepatan hantar saraf (baik motorik maupun sensorik)
- F Wave
- H Refleks
Respon BERA terdiri dari 5 hingga 7 puncak gelombang yang dapat di identifikasi, yang
menggambarkan fungsi saraf pendengaran dan nukleusnya. Generator gelombang I
berasal dari ujung distal N.VIII (dekat koklea), gelombang II dari ujung proksimal
N.VIII (dekat dengan batang otak) dan gelombang III dari nukleus koklearis, gelombang
IV berlokasi di kompleks olivarius superior, namun puncak gelombang ini juga mungkin
menerima kontribusi dari neuron-neuron di nukleus koklearis dan nukleus lemnikus
lateralis.
III . KEBUTUHAN
Sebagai rumah sakit pemerintah dan rujukan dari beberapa rumah sakit daerah sekitar
serta jumlah kunjungan pasien ke bagian neurophysiology anak perhari mencapai lebih
50 pasien maka sangat layak Rumah Sakit memiliki alat EMG/EP sebagai diagnosa
saraf dan otot serta system saraf pusat. Terlebih mengedepankan sebagai unggulan ,
maka seiring dengan program pemerintah dalam menyejahterakan rakyat, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan menuju Indonesia Sehat yang sudah berjalan dengan baik.
6 Channels
Programmable Handheld StimTroller™ (remote stim and test controller)
EMG protocols (Free run and Capture mode)
- Buffer Playback with audio (up to 10 minutes)
- Unlimited Buffer Storage
- Programmable Muscle Scoring
- EMG snapshots within the published reports
Single Motor Unit Analysis (SMUA)
Single Fiber EMG (includes Stimulated SFEMG) (Voltage level or peak detect)
Motor Unit Number Estimation (MUNE)
Interference Pattern Analysis (IPA)
EMG Guided Injection Protocol
NCV (Motor, Sensory, Mixed, Inching)
F Wave / H Reflex (markers mode)
F Wave (cursors mode)
Anatomy View
Side-to-Side Comparisons (NCV, F, H, EPs)
Blink Reflex
RNS
SEP (Upper, Lower, Dermatomes)
AEP /BERA/BAEP (click, tone burst, etc)
P300
VEP
SSR (Sympathetic Skin Response)
RR Interval (Heart Rate Variability)
Auto Findings Composer (automatic comparison to norms and creation of sentences
for NCV, F, H, and EMG findings)
EMG to AVI Converter (convert EMG to video files)
EMG to WAV Converter (convert EMG to audio files)
Internal Calibration Signal
Comprehensive Application Help Topics
V . PENUTUP
Demikian usulan yang kami sampaikan terkait dengan pengajuan pengadaan alat
EMG/EP sebagai alat diagnostik , mudah – mudahan upaya ini dapat dikembangkan dan
mendapat dukungan dari semua pihak.