Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2527-6735

Jurnal AMPIBI Volume 1 Nomor 1 (hal. 33 ̶ 40)


Edisi Mei 2016

INVENTARISASI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT BAGI


MASYARAKAT KELURAHAN LAPUKO KECAMATAN
MORAMO KABUPATEN KONAWE SELATAN

Suci Cahaya Rezki1, Asmawati Munir2, Parakkasi3


1
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO, 2,3Dosen Jurusan Pendidikan Biologi FKIP UHO
Email: suchycahayasc@yahoo.com

ABSTRAK

SUCI CAHAYA REZKI │Inventarisasi Tumbuhan Berkhasiat Obat Bagi Masyarakat Kelurahan Lapuko
Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan”. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui jenis
tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional, (2) Untuk mengetahui organ tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai obat tradisional, (3) Untuk mengetahui cara pemanfaatan tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat.
Penelitian ini dilakukan melalui teknik wawancara dan eksplorasi (penjelajahan). Obyek yang diteliti dalam
penelitian ini adalah tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat Kelurahan Lapuko yang
ditemukan di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 26 suku yang terdiri dari 43 jenis,
30 jenis dari kelas Dicotyledoneae dan 13 jenis dari kelas Monocotyledoneae. Organ tumbuhan yang digunakan
oleh masyarakat sebagai ramuan obat tradisional meliputi akar, rimpang, batang, daun, buah, kulit buah, getah dan
biji. Cara pemanfaatan tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat setempat yaitu untuk pengobatan dalam
dikonsumsi langsung tanpa harus diolah dan ada juga yang diolah dengan cara direbus, ditumbuk, diparut atau
diremas. Untuk pengobatan luar dengan cara ditempelkan, dioles atau digosok. Ramuan pengobatan dapat berasal
dari satu jenis tumbuhan atau lebih yang diolah secara bersama-sama untuk memperoleh khasiat pengobatan yang
maksimal.
Kata kunci : Inventarisasi, Tumbuhan Obat, Lapuko.

PENDAHULUAN Organization) berdasarkan data pada Herbal Expo


Tumbuhan merupakan salah satu organisme tahun 2010 minat masyarakat dalam menggunakan
yang memiliki keanekaragaman hayati dan banyak obat tradisional terus meningkat berdasarkan
manfaat, salah satunya adalah sebagai bahan dasar konsep back to nature (kembali ke alam) (Wahidah,
untuk pengobatan. Indonesia mendapat sebutan 2013). Alasan yang sangat penting adalah penggunaan
sebagai Live Laboratory karena memiliki potensi tumbuhan obat tidak menimbulkan efek samping
kekayaan tumbuhan obat yang tinggi yaitu sekitar selama digunakan sesuai petunjuk. Penggunaan bahan
35.000 jenis tumbuhan obat dan berada di posisi ke 2 alam sebagai obat tradisional juga telah dilakukan oleh
setelah Brazil. Namun, baru 1.000 jenis saja yang masyarakat yang ada di Kelurahan Lapuko Kecamatan
sudah didata dan sekitar 300 jenis yang sudah Moramo Kabupaten Konawe Selatan
dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional (Hariana, Masyarakat di Kelurahan Lapuko Kecamatan
2015). Moramo masih sering menggunakan tumbuhan
Pengetahuan tentang pemanfaatan tanaman sebagai obat. Mereka beralasan bahwa obat tradisional
obat tersebut merupakan warisan budaya bangsa sedikit menimbulkan efek samping, tumbuhannya
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang mudah diperoleh, harganya tidak mahal dan juga
diwariskan secara turun temurun hingga ke generasi untuk mempertahankan warisan budaya yang nantinya
sekarang. Pemanfaatan obat tradisional untuk dapat diwariskan kembali kepada anak cucu mereka.
pemeliharaan kesehatan dan gangguan penyakit Hasil observasi awal diperoleh bahwa tumbuhan obat
hingga saat ini masih sangat dibutuhkan dan perlu yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat di
dikembangkan, terutama dengan melonjaknya biaya Kelurahan Lapuko Kecamatan Moramo, dalam
pengobatan dan harga obat-obatan. Tingkat kebutuhan pengolahan dan pemanfaatannya berbeda-beda, ada
masyarakat akan obat semakin meningkat, sementara yang hanya menggunakan sebagian tumbuhan ataupun
taraf kehidupan sebagian masyarakat kita masih keseluruhan bagian dari tumbuhan yang akan
banyak yang kemampuannya pas-pasan. Oleh karena dimanfaatkan. Selain itu, keberadaan tumbuhan yang
itu, pengobatan dengan bahan alam yang ekonomis digunakan sebagai obat di lokasi ini belum
merupakan solusi yang baik untuk menanggulangi teridentifikasi dan terinventarisasi secara ilmiah.
masalah tersebut. Menurut WHO (World Health Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka
33
peneliti menganggap penting untuk dilakukan tumbuhan Monocotyledoneae. Semua tumbuhan dapat
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui jenis teridentifikasi sampai pada tingkat jenis/spesies.
tumbuhan berkhasiat obat, organ yang dimanfaatkan Jumlah jenis dari setiap suku dapat dilihat pada
dan cara pemanfaatan tumbuhan berkhasiat obat oleh gambar 1 dan gambar 2.
masyarakat Kelurahan Lapuko Kecamatan Moramo
Kabupaten Konawe Selatan.

Jumlah Jenis
METODOLOGI 3 3
Penelitian dilakukan selama 6 bulan (Oktober 22 2 222
1 1111 11111 111
2015 – April 2016) menggunakan dua metode.
Metode pertama yaitu wawancara (depth interview)
kepada informan untuk memperoleh informasi tentang
jenis tanaman, bagian yang digunakan, khasiat, dan
cara pemanfaatan tumbuhan sebagai ramuan obat
tradisional. Metode kedua yaitu eksplorasi
(penjelajahan) untuk menemukan dan mengumpulkan
jenis tumbuhan yang sebelumnya telah diketahui Gambar 1. Jumlah jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat
berkhasiat sebagai obat melalui proses wawancara. Kelas Dicotyledoneae
Mencatat setiap sampel tumbuhan obat yang telah
diperoleh dalam buku kolektor, mendokumentasikan
dalam bentuk gambar, serta membuat herbarium
untuk keperluan identifikasi dan inventarisasi. Jumlah Jenis 4
Tumbuhan yang telah diperoleh di lokasi penelitian 3 3
yang sudah diketahui baik nama lokal, Indonesia 2 1
maupun nama latinnya langsung diidentifikasi di
lapangan menggunakan buku kunci identifikasi seperti
buku Steenis (2008) dan Tjitrosoepomo (1996 dan
2010).
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yang
mengacu pada buku-buku identifikasi. Data yang
Gambar 2. Jumlah jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat
dianalisis berupa identitas tumbuhan (nama lokal,
Kelas Monocotyledoneae
Indonesia dan Latin), deskripsi ciri-ciri morfologi,
bagian yang digunakan, cara pengolahan, khasiat dan
habitat tumbuhan obat tersebut. b. Simplisia Tumbuhan Berkhasiat Obat
yang Ditemukan
Tumbuhan berkhasiat obat ini tidak hanya
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit, tetapi juga
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat digunakan dalam tindakan pencegahan.
Contohnya daun jambu mete (Anacardium occidentale
Hasil Eksplorasi dan Wawancara L.) yang digunakan untuk mencegah keracunan
a. Jenis-Jenis Tumbuhan Obat yang makanan. Tabel 1 menyajikan tentang simplisia dan
Ditemukan khasiat tumbuhan obat yang digunakan oleh
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa masyarakat Kelurahan Lapuko yang masing-masing
terdapat 21 bangsa yang terbagi atas 26 suku dan dikelompokkan berdasarkan organ tumbuhan yang
terdiri atas 43 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan oleh dimanfaatkan.
masyarakat Kelurahan Lapuko sebagai obat tradisional
dan semua jenis tumbuhan tersebut dapat Tabel 1. Simplisia Tumbuhan Berkhasiat Obat
Nama
teridentifikasi sampai pada tingkat spesies. Jenis-jenis Indonesia Simplisia
Khasiat
tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat Kanker, tumor,
taksonominya. Tabel 2 menyajikan pengelompokkan 1 Pinang Areca catechu L. Radix infeksi saluran
tumbuhan berkhasiat obat berdasarkan tingkatan urin
taksonnya. Zalacca edulis (Gaertn.)
2 Salak Diabetes
Voss Radix
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa tercatat Rumput Andropogon aciculatus
ada 26 suku yang terdiri dari 43 jenis tumbuhan 3 Sakit mata
jarum L. Radix
berkhasiat obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat 4 Jahe
Zingiber officinale
Asam urat
Kelurahan Lapuko. 21 suku adalah golongan Rosc.Rhizome
Kaempferia galanga L.
tumbuhan Dicotyledoneae dan 5 suku merupakan 5 Kencur
Rhizome
Pereda bengkak

34
Curcuma domestica Val. Fructus
6 Kunyit Pereda bengkak
Rhizome Areca catechu L. Menguatkan
43 Pinang
Curcuma xanthorrhiza Pereda nyeri Fructus gigi
7 Temulawak
Roxb. Rhizome haid Cucumis sativus L.
44 Mentimun Hipertensi
Metroxylon sago Rottb. Fructus
8 Sagu Bau badan
Caulis Garcinia mangostana L. Disentri,
45 Manggis
Memutihkan Fructus kolesterol
9 Jarak pagar Jatropa curcas L. Caulis
gigi Phyllanthus niruri L.
46 Meniran Bisul
Kumis Orthosiphon stamineus Melancarkan Fructus
10
kucing Benth. Caulis BAK Psidium guajava L. Demam
47 Jambu biji
Andropogon nardus L. Fructus berdarah
11 Serai merah Sakit tulang
Rendle Caulis Mahkota Phaleria macrocarpa
48 Kolesterol
Musa paradisiaca L. dewa (Scheff) Boerl. Fructus
12 Pisang Sakit mata
Caulis Morinda citrifolia L.
49 Mengkudu Amandel
Andrographis paniculata Fructus
13 Sambiloto Demam
Nees. Folia Nephelium lappaceum
50 Rambutan Diabetes
Strobilanthes crispus Bl. Infeksi saluran L. Semen
14 Keji beling
Folia urin
Amaranthus gracilis Menambah
15 Bayam
Voss Folia darah
16 Jambu mete
Anacardium occidentale Mencegah c. Jenis Tumbuhan Berkhasiat Obat
L. Folia keracunan Berdasarkan Pembudidayaannya
Annona muricata L. Hipertensi dan
17 Sirsak
Folia asam urat
Allamanda cathartica L. Penawar racun, Berdasarkan hasil eksplorasi dan wawancara,
18 Alamanda
Folia malaria tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat dapat
Chromolaena odorata L. diperoleh di beberapa tempat yakni di pekarangan,
19 Kirinyuh Luka luar
Folia
tepi jalan, dan kebun. Hal ini dapat disimpulkan
20 Pepaya Carica papaya L. Folia Malaria
Momordica charantia L. bahwa tumbuhan berkhasiat obat ada yang tumbuh
21 Pare Batuk secara alami/liar dan ada yang dibudidayakan.
Folia
22
Cocor Kalanchoe pinnata
Pereda bengkak Jumlah jenis tumbuhan berdasarkan
bebek (Lam.) Pers. Folia pembudidayaan tumbuhan secara visual dapat
23 Jarak pagar Jatropa curcas L. Folia Demam
Sauropus androgynus Melancarkan
disajikan pada Gambar 3.
24 Katuk
(L.) Merr. Folia ASI
Phyllanthus niruri L.
25 Meniran Bisul
Folia
Ketepeng
26 Cassia alata L. Folia Panu
cina
Kumis Orthosiphon stamineus Melancarkan
27
kucing Benth. Folia BAK
Solenostemon
28 Mayana Batuk
scutellarioides L. Folia
Persea gratissima Gaert. Memperlancar
29 Alpukat
Folia BAK
Lidah
30 Aloe vera L. Folia Diabetes
buaya
Lidah Sanseviera trifasciata Diabetes, wasir,
31
mertua Prain. Folia kanker
Ficus septica Burm. Gambar 3. Jenis Tumbuhan Berdasarkan
32 Awar-awar Bisul
Folia pembudidayaannya
Artocarpus communis Kolesterol dan
33 Sukun
Forst. Folia asam urat
Moringa oleifera Lamck. Menambah
34 Kelor d. Jenis Tumbuhan Obat Berdasarkan
Folia darah
35 Jambu biji
Psidium guajava L.
Diare Pengolahannya
Folia
Eugenia polyantha
36 Salam Kolesterol Ada beberapa cara masyarakat Lapuko mengolah
Wight. Folia
37
Belimbing Averrhoa bilimbi L.
Hipertensi
simplisia tanaman berkhasiat obat. Cara tersebut
wuluh Folia diperoleh dari ajaran turun temurun dan juga informasi
Menguatkan
38 Sirih Piper betle L. Folia
gigi
modern yang ada sekarang ini. Tabel 3 berikut
Piper retrofractum L. menyajikan jenis tumbuhan obat berdasarkan cara
39 Sirih merah Diabetes pengolahan yang sering dilakukan oleh masyarakat
Folia
40 Bambu
Bambusa multiplex
Bisul Kelurahan Lapuko.
(Lour) Raeuschel Folia
Anacardium occidentale
41 Jambu mete Diabetes
L. Fructus
42 Sirsak Annona muricata L. Kanker

35
Tabel 3. Cara Pengolahan Simplisia Tanaman Obat 42
Sukun
Artocarpus communis
Direbus
Forst.
oleh Masyarakat Lapuko 43 Curcuma xanthorrhiza
Temulawak Diparut
Nama Cara Roxb.
Indonesia Ilmiah Pengolahan
1 2 3 4
1. Alamanda Allamanda cathartica L. Direbus
2. Alpukat Persea gratissima Gaert. Direbus Pembahasan
3. Awar-awar Ficus septica Burm. Ditumbuk Pengetahuan masyarakat Kelurahan Lapuko
Dibakar, mengenai tumbuhan berkhasiat obat sudah cukup
Bambusa multiplex (Lour)
4. Bambu diparut, berkembang. Hal ini dapat dibuktikan melalui hasil
Raeuschel
ditumbuk
5. Bayam Amaranthus gracilis Voss Direbus eksplorasi, diperoleh 43 jenis tumbuhan yang
Belimbing dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat.
6. Averrhoa bilimbi L. Direbus
wuluh Tumbuhan tersebut terdiri atas 21 bangsa dan terbagi
Kalanchoe pinnata (Lam.) atas 26 suku yang berbeda. 21 suku termasuk ke
7. Cocor bebek Ditumbuk
Pers.
dalam kelas Dicotyledoneae yaitu Moraceae,
8. Jahe Zingiber officinale Rosc. Ditumbuk
9. Jambu biji Psidium guajava L. Ditumbuk Piperaceae, Amaranthaceae, Euphorbiaceae,
Anacardium occidentale Annonaceae, Lauraceae, Crassulaceae,
10. Jambu mete Direbus
L. Caesalpiniaceae, Myrtaceae, Moringaceae,
Ditempel, Caricaceae, Clusiaceae, Oxalidaceae, Sapindaceae,
11. Jarak pagar Jatropa curcas L.
digosok
Sauropus androgynus (L.)
Anacardiaceae, Asteraceae, Rubiaceae, Apocynaceae
12. Katuk Direbus dan Acanthaceae, sedangkan 5 suku lainnya yaitu
Merr.
13. Keji beling Strobilanthes crispus Bl. Direbus Liliaceae, Poaceae, Musaceae, Zingiberaceae, dan
14. Kelor Moringa oleifera Lamck. Direbus Arecaceae termasuk ke dalam kelas
15. Kencur Kaempferia galanga Diparut Monocotyledoneae.
Ketepeng Diremas,
16.
cina
Cassia alata L.
digosok
Berdasarkan hasil eksplorasi dan identifikasi,
17. Kirinyuh Chromolaena odorata L. Diremas Jenis terbanyak yang digunakan sebagai obat oleh
Orthosiphon stamineus masyarakat berasal dari suku Zingiberaceae yaitu
18. Kumis kucing Direbus
Benth. empat jenis tumbuhan yang terdiri atas kunyit,
19. Kunyit Curcuma domestica Val. Ditumbuk temulawak, jahe dan kencur, sedangkan Arecaceae,
20. Lidah buaya Aloe vera L. Direbus
Sanseviera trifasciata
Poaceae, Myrtaceae, dan Euphorbiaceae masing-
21. Lidah mertua Direbus masing ditemukan tiga jenis tumbuhan. Moraceae,
Prain.
Mahkota Phaleria macrocarpa Piperaceae, Acanthaceae, Lamiaceae, Cucurbitaceae,
22. Direbus
dewa (Scheff) Boerl. dan Liliaceae masing-masing ditemukan dua jenis
Direbus, tumbuhan, sedangkan suku yang lain hanya ditemukan
23. Manggis Garcinia mangostana L.
diblender
Diparut, masing-masing satu jenis tumbuhan saja.
24. Mengkudu Morinda citrifolia L. Berdasarkan hasil penelitian tercatat bahwa
diseduh
25. Meniran Phyllanthus niruri L. Ditumbuk dari 43 jenis tumbuhan, 30 jenis termasuk tumbuhan
26. Mentimun Cucumis sativus L. Dikupas budidaya, 5 jenis termasuk tumbuhan non-budidaya,
27 Solenostemon Ditumbuk, dan 8 jenis lainnya termasuk tumbuhan campuran (ada
Miyana
scutellarioides L. diseduh
28 Pare Momordica charantia L. Direbus yang dibudidayakan dan ada yang tumbuh secara liar).
29 Pepaya Carica papaya L. Direbus Tumbuhan non-budidaya merupakan tumbuhan yang
30
Pinang Areca catechu L.
Direbus, tidak dibudidayakan misalnya awar-awar. Hal yang
dibakar sama juga terjadi pada sebagian tumbuhan campuran
31 Pisang Musa paradisiaca L. Diremas
misalnya katuk. Namun karena adanya pengetahuan
32 Disangrai,
Rambutan Nephelium lappaceum L. ditumbuk, masyarakat bahwa tumbuhan tersebut memiliki
diseduh khasiat sebagai obat, sehingga tumbuhan ini dibiarkan
33 Rumput
Andropogon aciculatus L. Ditumbuk tumbuh dengan baik untuk memenuhi kebutuhan
jarum masyarakat yang jika sesekali ada yang
34 Diayak,
Sagu Metroxylon sago Rottb.
digosok
memerlukannya untuk dijadikan obat.
35 Salam Eugenia polyantha Wight. Direbus Hasil wawancara dari beberapa informan
36 Zalacca edulis (Gaertn.) diketahui pemanfaatan organ tumbuhan yang
Salak Direbus
Voss digunakan sebagai obat meliputi akar/rimpang,
37 Andrographis paniculata batang, getah, daun, buah, kulit buah, dan biji.
Sambiloto Direbus
Nees.
38 Serai merah Andropogon nardus L. Direbus
Beberapa informan menyatakan bahwa mengolah
39 Diremas, daun lebih mudah dibandingkan mengolah organ
Sirih Piper betle L.
digosok tumbuhan yang lain. Hal inilah yang menyebabkan
40 Sirih merah Piper retrofractum L. Direbus organ tumbuhan yang memiliki frekuensi terbanyak
41 Direbus, yang digunakan sebagai obat adalah daun.
Sirsak Annona muricata L. dikupas
kulit buah

36
Tabel 2. Klasifikasi Tumbuhan yang Dimanfaatkan sebagai Obat Di Kelurahan Lapuko
No. Kelas Bangsa Suku Marga Nama Ilmiah Nama Indonesia Nama Lokal (Tolaki)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Artocarpus Artocarpus communis Forst. Sukun Wekara
Urticales Moraceae
2. Ficus Ficus septica Burm. Awar-awar Salo
3. Piper betle L. Sirih Bite
Piperales Piperaceae Piper
4. Piper retrofractum L. Sirih merah Bite momea
5. Caryophyllales Amaranthaceae Amaranthus Amaranthus gracilis Voss Bayam Purundawa
6. Jatropha Jatropha curcas L. Jarak pagar Dama-dama
7. Euphorbiales Euphorbiaceae Phyllanthus Phyllanthus niruri L. Meniran Meniran
8. Sauropus Sauropus androgynus (L.) Merr. Katuk Katu
9. Annonaceae Annona Annona muricata L. Sirsak Sirikaya
Ranales
10. Lauraceae Persea Persea gratissima Gaert. Alpukat Alpukat
11. Crassulaceae Kalanchoe Kalanchoe pinnata (Lam.) Pers. Cocor bebek Ngisi morere
Rosales
12. Caesalpiniaceae Cassia Cassia alata L. Ketepeng Sabandara
13. Eugenia Eugenia polyantha Wight. Salam Salam
14. Myrtales Myrtaceae Psidium Psidium guajava L. Jambu biji Dambu watu
15. Phaleria Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl. Mahkota dewa Mahkota dewa
Dicotyledoneae
16. Rhoeadales Moringaceae Moringa Moringa oleifera Lamck. Kelor Keloro
17. Parietales Caricaceae Carica Carica papaya L. Pepaya Kapaea
18. Guttiferales Clusiaceae Garcinia Garcinia mangostana L. Manggis Manggis
19. Geraniales Oxalidaceae Averrhoea Averrhoea bilimbi L. Belimbing wuluh Takule
20. Sapindaceae Nephelium Nephelium lappaceum L. Rambutan Rambutan
Sapindales
21. Anacardiaceae Anacardium Anacardium occidentale L. Jambu mete Dambu sera
22. Asterales Asteraceae Chromolaena Chromolaena odorata L. Kirinyuh Komba-komba
23. Rubiales Rubiaceae Morinda Morinda citrifolia L. Mengkudu Mengkudu
24. Apocynales Apocynaceae Allamanda Allamanda cathartica L. Alamanda Alamanda
25. Strobilanthes Strobilanthes crispus Bl. Keji beling Pica beling
Solanales Acanthaceae
26. Andrographis Andrographis paniculata Nees. Sambiloto Sambiloto
27. Orthosiphon Orthosiphon stamineus Benth. Kumis kucing Kumis kucing
Solanales Lamiaceae
28. Solenostemon Solenostemon scutellarioides L. Miyana Mayana
29. Cucumis Cucumis sativus L. Mentimun Suai
Cucurbitales Cucurbitaceae
30. Momordica Momordica charantia L. Pare Paria
31. Aloe Aloe vera L. Lidah buaya Lidah buaya
Liliales Liliaceae
32. Sanseviera Sanseviera trifasciata Prain. Lidah mertua Lidah mertua
33. Andropogon nardus L. Rendle Serai merah Padamalala momea
Andropogon
34. Poales Poaceae Andropogon aciculatus L. Rumput jarum Pada-pada
35. Bambusa Bambusa multiplex (Lour) Raeuschel Bambu Kowuna
36. Monocotyledoneae Musaceae Musa Musa paradisiaca L. Pisang Pundi
37. Curcuma domestica Val. Kunyit Okuni
Curcuma
38. Zingiberales Curcuma xanthorrhiza Roxb. Temulawak Temulawak
Zingiberaceae
39. Zingiber Zingiber officinale Rosc. Jahe Loio
40. Kaempferia Kaempferia galanga L. Kencur Okudu
41. Areca Areca catechu L. Pinang Inea
42. Arecales Arecaceae Metroxylon Metroxylon sago Rottb. Sagu Tawaro
43. Zalacca Zalacca edulis (Gaertn.) Voss Salak Salak
37
Tumbuhan obat umumnya adalah jenis tumbuhan triterpenoid, asetogenin, saponin, tanin dan minyak
yang memiliki kandungan tertentu dan dipercayai esensial yang dapat membantu proses penyembuhan
bersifat menyembuhkan sehingga sangat penting luka luar (Tjatjo, 2011). Daun kumis kucing
mengetahui jenis tumbuhan, organ sekaligus kandungan mengandung minyak atsiri, zat samak,
yang dimilikinya. Namun ini hanya berlaku bagi orthosiponglikosida, minyak lemak, saponin, kalium
masyarakat ilmiah saja sedangkan untuk masyarakat (0,6-3,5%) dan myoinositol yang berkhasiat
biasa/awam, mereka hanya akan bertindak berdasarkan memperlancar BAK (Hariana, 2006).
pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan sekitarnya Rimpang kunyit mengandung minyak menguap,
baik itu jenis tumbuhan, kandungan zat aktif yang terdiri atas turmerone, zingiberene, arturmerone, sedikit
dimiliki, khasiat, organ bahkan cara mengolah dan mengandung phellandrene, sesquiterpen alkohol. Selain
memanfaatkan tumbuhan obat. itu, mengandung curcumin, , pati, tanin dan dammar
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh yang berkhasiat mengobati bisul (Dalimartha, 2009).
peneliti menunjukkah bahwa jenis-jenis tumbuhan yang Gel lidah buaya mengandung lignin, saponin, komplek
dimanfaatkan sebagai obat oleh masyarakat Kelurahan anthraquinone, aloin, aloe emodin, aloetic acid, asam
Lapuko memang memiliki kandungan kimia yang krisophanat, vitamin (B1, B2, B6), asam folat, dan
berkhasiat mengobati penyakit. Alamanda, daunnya glukosa yang berkhasiat untuk mengobati diabetes
mengandung alkaloida yang berkhasiat sebagai penawar (Furnawanthi, 2002). Lidah mertua, daunnya
racun dan mengobati malaria (Hidayat dan Rodame, mengandung alkaloid, flavonoid, dan steroid berkhasiat
2015). Alpukat, daunnya mengandung saponin, mengobati diabetes dan kanker (Mahardika, 2014).
alkaloid, dan flavonoid. Selain itu daunnya memiliki Mahkota dewa memiliki buah yang mengandung
sifat antibakteri dan mengandung polifenol, quersetin, zat antihistamin, antioksidan, dan antikanker
dan gula alkohol persiit yang berkhasiat memperlancar (Harmanto, 2003). Buah manggis mengandung senyawa
BAK (Harmanto, 2003). Kandungan kimia pada daun, fenol, asam galat, tannin, mangostin, resin, kalsium, zat
buah, dan akar awar-awar adalah saponin dan flavonoid besi, dan vitamin B1 yang dapat membantu mengurangi
yang berkhasiat mengobati bisul (Kinho, 2011). Daun kolesterol dalam tubuh (Zulharmita, 2010). Buah
belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam rambutan mengandung flavonoid, tanin dan saponin
format, peroksidase, kalsium oksalat kalium sitrat, (Dalimartha dalam Muhtadi, 2013).
flavonoid yang berkhasiat mengatasi hipertensi. Daun Zat yang terkandung pada daun salam yaitu
jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung tanin dan minyak atsiri dan zat penyamak (Kartasapoetra, 1992).
zat lain seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam Tanaman sambiloto mengandung kalmegin (zat amorf)
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam dan hablur kuning, kalium, natrium, minyak atsiri dan
guajaverin dan vitamin yang berkhasiat mengobati diare alkaloida (Kartasapoetra, 1992). Serai merah
(Widyaningrum 2011). mengandung citronellal, citronellol, dan geraniol
Jambu mete mengandung senyawa kimia seperti (Feriyantho, dkk., 2013). Daun sirih mengandung
tanin, anacardic acid dan cardol yang bermanfaat minyak atsiri, terpenena, fenil propane, tanin, diastase,
sebagai antibakteri dan antiseptik. Selain itu, daunnya tiamin,riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, gula, pati
mengandung vitamin A, vitamin C, protein, lemak, dan asam amin (Dalimartha, 2006). Sirih merah
hidrat arang, kalsium, fosfor dan zat besi. Katuk, memiliki kandungan senyawa saponin, flavonoid,
daunnya mempunyai komposisi protein, lemak, polifenal, kavikol, kavibetol, dan ponlen (Sudewa,
karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin B1, 2006). Sukun mengandung senyawa flavonoid, fenol,
vitamin C yang berkhasiat melancarkan ASI (Hardjanti, quersetin, dan kaemperol (Sabrina, dkk., 2013).
2008). Tumbuhan keji beling mengandung kalium, Penamaan spesifikasi beberapa tumbuhan juga
kalsium, natrium, ferum, fosforus, asam silikat, tanin, dilakukan berdasarkan kandungan kimianya. Bayam
alkaloida, polifenol, glikosida dan terdapat juga vitamin memiliki kandungan protein, lemak, karbohidrat,
C, B1 dan B2 yang berkhasiat mengobati sakit pinggang kalium, zat besi, amarantin, dan vitamin yang berkhasiat
dan infeksi saluran kemih (Dalimartha, 2006). menambah darah (Fajria, dkk., 2011). Jahe Mengandung
Kelor mengandung senyawa kimia berupa 1-3% minyak atsiri yang untuk sebagian besar terdiri
myrosin, emulsion, asam glisterin, asam palmitat, asam atas fulandren dan d-kamfen, dan zingiberen pada
oleat, lemak dan minyak yang berkhasiat menambah rimpangnya yang berkhasiat mengobati asam urat dan
darah (Soetjipto, 2006). Rimpang kencur mengandung rematik (Tjitrosoepomo, 2005). Buah pinang
pati, mineral dan minyak atsiri yang berkhasiat mengandung arecoline, choline, arecaine, aricaidine,
meredakan bengkak (Mursito, 2002). Daun ketepeng catechu, guvacin dan α-catechin yang berkhasiat
cina mengandung asam krisofanat, krisarobin, alkaloida, menguatkan dan memutihkan gigi (Ayyanar, 2009).
saponin, flavonoida, tannin, dan senyawa antrakinon Rimpang temulawak mengandung zat warna kuning
yang berkhasiat mengobati penyakit kulit seperti panu yang terdiri dari kurkumin, monodesmetoksi kurkumin,
(Mursito, 2002). Kirinyuh mengandung alkaloid,

38
dan minyak atsiri yang berkhasiat meredakan nyeri KESIMPULAN
akibat menstruasi (Mursito, 2002). 1. Tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaatkan oleh
Tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat masyarakat Kelurahan Lapuko diperoleh sebanyak
Kelurahan Lapuko umumnya diolah dengan cara 26 suku yang terdiri atas 43 jenis tumbuhan, 30
direbus, dibakar, ditumbuk, diremas, diparut, diseduh, jenis termasuk ke dalam kelas Dicotyledoneae
disangrai, bahkan ada yang tidak membutuhkan yaitu sukun, awar-awar, sirih, sirih merah, bayam,
pengolahan terlebih dahulu. Contoh tumbuhan yang jarak pagar, meniran, katuk, sirsak, alpukat, cocor
dimanfaatkan tanpa harus diolah adalah jarak pagar bebek, ketepeng, salam, jambu biji, mahkota dewa,
yang daunnya digunakan untuk mengobati demam dan kelor, pepaya, manggis, belimbing wuluh, jambu
getahnya yang digunakan untuk menguatkan dan mete, rambutan, kirinyuh, mengkudu, alamanda,
memutihkan gigi. Berdasarkan tabel 3, cara pengolahan keji beling, sambiloto, kumis kucing, miyana,
tumbuhan obat yang memiliki frekuensi terbanyak mentimun dan pare. Sedangkan 13 jenis tumbuhan
adalah dengan cara direbus yang dimanfaatkan untuk lainnya termasuk ke dalam kelas
pengobatan dalam. Monocotyledoneae yaitu lidah buaya, lidah
Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional mertua, serai merah, rumput jarum, bambu, kunyit,
umumnya dimanfaatkan secara tunggal. Namun ada temulawak, kencur, pinang, sagu dan salak.
juga yang merupakan campuran dari beberapa jenis 2. Organ tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat
tumbuhan misalnya ramuan yang berkhasiat Kelurahan Lapuko meliputi akar, rimpang, batang,
menurunkan kadar kolesterol terdiri atas campuran serai daun, buah, kulit buah, getah dan biji.
merah, daun salam dan daun sirsak yang direbus secara 3. Cara pemanfaatan tumbuhan yang digunakan
bersama dan air hasil rebusannya diminum setiap pagi masyarakat Kelurahan Lapuko ada yang digunakan
hari. Umumnya pemanfaatan ramuan tumbuhan untuk untuk pengobatan dalam dengan cara meminum air
pengobatan luar biasanya hanya ditempel, dioles atau hasil rebusan atau mengonsumsi organ tumbuhan
digosok pada bagian yang akan diobati. Sedangkan yang telah direbus dan ada yang dapat dikonsumsi
pemanfaatan untuk pengobatan dalam biasanya dengan secara langsung (tanpa pengolahan). Pemanfaatan
meminum air hasil rebusan atau memakan organ untuk pengobatan luar dilakukan dengan cara
tumbuhan (misalnya daun) yang telah direbus menempelkan, mengoleskan atau menggosokkan
sebelumnya. Semua cara tersebut masih tergolong bagian tumbuhan yang telah diolah (baik dengan
tradisional dan penggunaan dosis dari masing-masing cara ditumbuk, diparut atau diremas) pada bagian
ramuan tumbuhan kebanyakan disesuaikan dengan tubuh yang akan diobati.
keperluan konsumennya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan
diperoleh informasi bahwa pengetahuan tentang
DAFTAR PUSTAKA
pemanfaatan tumbuhan sebagai obat berasal dari orang
tua, kerabat, teman dan bahkan dari media cetak. Ayyanar M. dan Ignacimuthu S., 2009. Herbal
Informan umumnya mengaku mulai menggunakan Medicines for Wound Healing Among Tribal
tumbuhan obat sejak kecil. Namun seiring People in Southern India: Ethnobotanical and
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, jumlah Scientific Evidences. Internasional Journal of
tumbuhan yang digunakan sejak kecil hingga sekarang Applied Research in Natural Products. Vol. 2
semakin bertambah. Informasi mengenai kegunaan dan (3). Healthy Synergies Publications. India.
cara penggunaan tumbuhan tersebut juga diperoleh Hlm. 8.
melalui sahabat/teman, media cetak, serta pengalaman Dalimartha, S., 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia
yang didapatkan dari lingkungan di sekitarnya. Jilid 4. Pustaka Pembangunan Swadaya
Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai obat oleh Nusantara. Jakarta.
tabib atau konsumen lainnya, saat ini sudah banyak Dalimartha, S., 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia
dibudidayakan di pekarangan. Menurut salah satu Jilid 6. Pustaka Pembangunan Swadaya
informan, tumbuhan-tumbuhan tersebut tidak hanya Nusantara. Jakarta.
berkhasiat mengobati penyakit tetapi perawakannya Fajria, M.A., 2011. Pengukuran Zat Besi dalam Bayam
yang indah juga dapat memperindah pekarangan. Merah dan Suplemen Penambah Darah serta
Contoh tumbuhannya adalah alamanda (Allamanda Pengaruhnya Terhadap Peningkatan
cathartica L.) yang umumnya dijadikan sebagai Hemoglobin dan Zat Besi dalam Darah.
tanaman hias pekarangan. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.
Feriyanto Y.E., Patar J.S., Mahfud, Pantjawarni P.,
2013. Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun
dan Batang Serai Wangi. Menggunakan
Metode Distilasi Uap dan Air dengan
Pemanasan Microwave. Jurnal Teknik
39
POMITS. 2(1) ISSN 2337353. Tjitrosoepomo, G., 2010. Taksonomi Tumbuhan
http://ejurnal.its.ac.id diakses tanggal 17 Maret (Spermatophyta). Gadjah Mada University
2016. Press. Yogyakarta.
Furnawanthi, Irni, 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Wahidah, B.F., 2013. Potensi Tumbuhan Obat Di Area
Buaya. AgroMedia Pustaka. Jakarta. Kampus II UIN Alauddin Samata Gowa.
Hardjanti, Sri, 2008. Potensi Daun Katuk Sebagai Jurnal Teknosains. 7 (1).
Sumber Zat Pewarna Alami dan Stabilitasnya http://download.portalgaruda.org diakses
Selama Pengeringan Bubuk dengan tanggal 17 Oktober 2015.
Menggunakan Binder Maltodekstrin. Jurnal Widyaningrum, H., 2011. Kitab Tanaman Obat
Penelitian Saintek. 3(1): 1-18. Nusantara. MedPres. Yogyakarta.
http://journal.uny.ac.id. diakses tanggal 4 Zulharmita, Mia P., Agusri B., 2010. Penetapan Kadar
Maret 2016. Fenolat Total dan Uji Aktivitas Antioksidan
Hariana, Arief, 2006. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya Ekstrak Kulit Segar Buah Manggis (Garcinia
Edisi 3. Penebar Swadaya. Jakarta. mangostana Linn.). Jurnal Sains dan
Hariana, Arief, 2015. 262 Tumbuhan Obat dan Teknologi Farmasi. 15(1):42-51. ISSN
Khasiatnya. Penebar Swadaya. Jakarta. 14700177. http://jstf.ffarmasi.unand.ac.id
Harmanto, Ning, 2003. Menaklukkan Penyakit Bersama diakses tanggal 17 Maret 2016.
Mahkota Dewa. AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Hidayat, R. S. dan Rodame M.N., 2015. Kitab
Tumbuhan Obat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kartasapoetra, A.G., 1992. Budidaya Tanaman
Berkhasiat Obat. Rineka Cipta. Jakarta.
Kinho, J., 2011. Tumbuhan Obat Tradisional di
Sulawesi Utara Jilid I. Balai Penelitian
Kehutanan Manado Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Kementrian
Kehutanan. Manado.
Mahardika, D.R.A., Hidayat, N., Nurika, I., 2014.
Ekstraksi Antioksidan dari Lidah Mertua
menggunakan Metode Microwave. Universitas
Bandung. Bandung.
Mursito, Bambang, 2002. Ramuan Tradisional untuk
Penyakit Malaria. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sabrina, Yuni A, Berty P., LBS Kardono., 2013.
Solubility Enhancement of Ethyl Acetate
Fraction Of The Artocarpus altilis (Parkinson)
Fosberg Leaves With Addition Of
Cyclodextrin-HPMC by Using Kneding
Method. Valensi. 3(2): 51-60. ISSN 1978-
8193. http://journal.uinjkt.ac.id diakses tanggal
17 Maret 2016.
Soetjipto, T.H., 2006. Pengolahan Air Bersih dengan
Biji Kelor. IKIP. Malang.
Steenis, C.G.G.J. Van, 2008. Flora untuk Sekolah di
Indonesia. Pradnya Paramita. Jakarta.
Tjatjo, Ardin dan Teguh Pratama. 2011. Uji Ekstrak
Daun Gulma Siam (Chromolaena odorata)
terhadap Mortalitas Ulat Trip (Plutella
xylostella) pada Tanaman Kubis (Brassica
oleraceae Linn.) Universitas Islam Makassar.
Makassar.
Tjitrosoepomo, G., 1996. Taksonomi Tumbuhan
(Spermatophyta). Gadjah Mada University.
Tjitrosoepomo, G., 2005. Taksonomi Umum (Dasar-
Dasar Taksonomi Tumbuhan). Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.

40

Anda mungkin juga menyukai