Anda di halaman 1dari 3

Keutamaan dan pentingnya Ikhlas dalam agama islam

Ikhlas merupakan adab dan akhlak seorang hamba kepada Rabbnya. Dimana seorang hamba
menyerahkan segala bentuk ketaatan ibadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adab
yang terburuk kepada Allah adalah seorang hamba beribadah kepada Allah lalu diserahkan
ibadah itu kepada selain Allah. Seperti seorang budak yang bekerja lalu dia menyerahkan
hasil kerjanya kepada selain majikannya.
Maka ikhlas ini perlu dan wajib bagi setiap muslim sebagai salah satu syarat diterimanya
amal-amal ibadah manusia. Tanpa keikhlasan amal-amal akan ditolak. Allah tidak berkenan
menerima amal-amal yang tidak ikhlas. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
menyampaikan sabda beliau:

Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang
siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-
Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak
dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat
imam Ahli Hadits)

Cara terbaik untuk mendapatkan pikiran bahagia adalah menghitung rahmat yang diterima,
bukan menghitung materi. Apapun yang terjadi pada diri manusia, selalu ada pelajaran
apabila manusia mau dan mampu memikirkanya. Demikian pula, ada rahasia tersembunyi di
balik penderitaan. Sungguh setiap hambah tak akan merasa berat jika tau apa kejutan yang
tengah dipersiapkan ALLAH Swt setelah mampu melalui segala cobaan Nya, dengan tetap
ikhlas.
a. Ampunan dosa
Sakit, duka, maupun penderitaan seseorang bisa berarti ada ampunan dosa dosa yang
dilakukan oleh hati, pikiran, mulut, tangan, dan kaki seseorang. Bisa juga diartikan bahwa
penderitaan merupakan bentuk hukuman atas kesalahanya yang lalu. Rasulullah Saw,
Bersabda:
“ Tidakah seorang muslim ditimpa gangguan berupa penyakit dan lainya, melainkan
Allah melainkan Allah menggugurkan semua kesalahan-kesalahan nya sebagaimana
pohon yang menggugurkan daunnya” (HR Bukhari dan Muslim) Dari hadist tersebut
dapat dipahami bahwa sakit itu tidak hanya sakit jasmani, tetapi jga sakit rohani kadang
justru membahayakan dirinya dan orang lain.
b. Pembuka Jalan Surga
Jalan menuju keberhasilan kadang penuh lika-liku, tanjakan, dan di kanan-kiri terdapat
jurang menganga, demikian jalan menuju surga. Maka dari itu, ikhlas, sabar dan
bersyukur adalah kunci utama dalam menghadapi cobaan dan meraih ridha Allah.
c. Keselamatan dari siksa api neraka
Orang yang tulus, Ikhlas, sabar atas penderitaan. Insha Allah akan dijauhkan dari siksa api
neraka. Suatu hari Rasullullah Saw disertai Abu Hurairah menjenguk seseorang yang
sedang sakit demam, setelah duduk sejenak, beliau bersabda: “ Bergembiralah karena
Allah Swt berfirman, “ini lah neraka-Ku. Aku menganjurkanya menimpa hamba-Ku yang
mukmin di dunia ini agar dia jauh dari siksa api neraka besok hari kiamat.” (Di tahrij
ahmad, ibnu Majah, dan Al-Hakim diriwayatkan Abu Hurairah)
d. Insyaf dari kelalaian nya
Manusia sering lalai dari tugas dan kewajibanya sebagai hamba yang dipercayai
memegang kepemimpinan/ khalifah di bumi. Kelalaian itu misalnya tidak melaksanakan
kewajiban, mengabaikan fakir miskin, korupsi, berbohong dan lainya. Ketika sibuk
dengan kehidupan dunia, kadang kita melupakan tuhan. Setan memanfaatkan keadaan
tersebut untuk menyeret kita ke kubangan syahwat dan kedurhakaan. Apabila Allah Swt
mencoba kita dengan berbagai macam musibah atau penyakit, barulah kita sadar akan
kekeliruan langkah mereka.

Kiat-Kiat Ikhlas
Tidak mudah memang menegakan amalan ikhlas, karena pada dasarnya manusia sangatlah
lemah. Godaan setan selalu mengintai setiap saat untuk merusak amal-amal kebaikan yang
dilakukan seorang hamba. Hingga seorang ulama terkenal Sufyan ats- Tsauri pernah berkata,
“Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah niatku, karena begitu seringnya
ia berubah-ubah.”
Begitu rawanya hati kita dalam menegakkan amalan ikhlas. Karenanya kita perlu mengolah
manajemen hati agar tetap khusnul khotimah hingga maut menjemput. Abu uzair boris
mengatakan sangat penting bagi kita mengetahui hal-hal yang dapat membantu agar dapat
mengikhlaskan seluruh amal perbuatan kita kepada Allah Swt.

1. Perbanyak berdoa
Diantara yang dapat menolong seorang hamba untuk ikhlas adalah dengan banyak berdoa
kepada Allah Swt. Diantara doa yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah agar bisa senantiasa
ikhlas adalah: “ Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan
menyekutukanMu sementara aku mengetahuinya. Dan aku pun memohon ampun terhadap
perbuatan syirik yang tidak aku ketahui” (HR Ahmad) Umar Bin Khattab seorang sahabat
besar dan utama, sahabat terbaik setelah Abu Bakar, selalu berdoa: “ Ya Allah, jadikanlah
seluruh amalanku amal yang saleh, jadikanlah seluruh amalanku hanya karena ikhlas
mengharap wajahmu, dan jangan jadikan sedikitpun dari amalanku tersebut karena orang
lain.”
2. Menyembunyikan Amal kebaikan
Hal lain yang dapat mendorog seseorang agar lebih ikhlas adalah dengan menyembunyikan
amal-amal kebaikan yang disyariatkan dan lebih utama untuk disembunyikan (seperti shalat
sunnah, puasa sunnah, sedekah dll) Amal kebaikan yang dilakukan tanpa diketahui orang lain
bisa membawa keikhlasan, karena tidak ada yang mendorong melakukan itu kecuali karena
Allah semata.
3. Memandang rendah Amal Kebaikan
Memandang rendah amal kebaikan yang kita lakukan akan dapat mendorong amal perbuatan
kita lebih ikhlas. Diantara bencana yang dialami seorang hamba adalah ketika ia merasa ridha
dengan amal kebaikan yang dilakukan, dimana hal tersebut dapat menyeretnya ke dalam
perbuatan ujub (berbangga diri) yang menyebabkan rusaknya keikhlasan. Semakin ujub
seseorang terhadap amal kebaikan yang ia lakukan, maka akan semakin kecil dan rusak
keikhlasan dari amal tersebut, bahkan pahala dari amal kebaikan tersebut dapat hilang sia-sia.
4. Terlalu Bangga dengan Pujian
Seorang yang ikhlas adalah seorang yang tidak terpengaruh oleh pujian maupun celaan
manusia ketika beramal saleh. Ketika mengetahui dirinya dipuji karena amal saleh, maka
tidaklah pujian tersebut berarti kecuali hanya akan membuatnya semaki tawadhu’ kepada
Allah. Ia menyadari bahwa pujian tersebut merupakan ujian baginya. Sehingga ia berdoa
kepada Allah untuk menyelamatkanya dari ujian tersebut.
5. Menyadari bahwa manusia bukanlah pemilik surga dan neraka.
Sesungguhnya apabila seseorang menyadari bahwa orang orang yang dijadikan tujuan
amalanya (baik karena ingin pujian maupun kedudukan yang tinggi di antara mereka) akan
sama-sama dihisab oleh Allah, sama-sama akan berdiri dipadang mahsyar dalam keadaan
takut dan telanjang, sama-sama akan menunggu keputusan untuk dimasukan kedalam surga
atau neraka, maka ia pasti tidak akan meniatkan amal perbuatan itu untuk mereka.

Bibliography
Hs, L. (2009). Surga Ikhlas. Yogyakarta: Jogja Great Publisher.

Sentanu, E. (2008). The Science and miracle of zona ikhlas. jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Syarbini, A., & Haryadi, J. (2010). Dahsyatnya Sabar, Syukur dan Ikhlas. Bandung: Ruang Kata 2010.

Anda mungkin juga menyukai