Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN STUDI KASUS ASUHAN GIZI 4

PAGT PADA PASIEN DM DENGAN KOMPLIKASI TB PARU

Dosen Pengampu:
Choirunnissa, S.Gz, M.Gizi
Deny Yudi Fitranti, S.Gz, M.Si
Fillah Fithra Dhieny, S.Gz, M.Si
Ayu Rahadiyanti,S.Gz, MPH

Disusun oleh :
Nida Nur Amalia 22030116130085

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
I. LATAR BELAKANG
Tn A berusia 58 tahun, menderita DM tipe 2 (7 tahun), tetapi jarang
kontrol ke RS, minum obat tidak teratur. Saat ini dirawat di RS dengan
keluhan batuk sebulan terakhir, kurang nafsu makan, mual, dan
berkeringat di malam hari.
Berdasarkan hasil foto toraks dan pemeriksaan BTA positif, dokter
menyatakan Tn A terkena TB paru. Berat badan Tn.A saat ini 51 kg
dan tinggi badan 164 cm. Menurut pengakuannya berat badan 6 bulan
yang lalu 58 kg.
Tn A adalah seorang pensiunan PNS, aktivitas sehari-hari di rumah
bersama istri dan 2 orang anaknya yang sudah dewasa. Riwayat
sebelumnya tidak pernah sakit TB.Sejak masih muda Tn A mempunyai
kebiasaan merokok ½ - 1 bks/hari . Tetapi sejak batuk sebulan terakhir
berhenti merokok. Tn A pernah mendapat konseling gizi diet DM
beberapa tahun yang lalu.

Hasil pengukuran tanda vital:


 tekanan darah 120/85 mmHg
 nadi 90 x/menit
 respiratory 20 x/menit
 Suhu 370C.

Data Biokimia :
Hemoglobin 13,18 g/dL
Hematokrit 39 %
BTA positif 34,9 g/dL
Leukosit 12.000mm3
GD PP 295 mg/dl
GD puasa 195 mg/dl
GDS 328mg/dl

Riwayat asupan makanan Tn.A


 makan teratur 3 kali sehari dengan nasi sebanyak 1 centong.
 Lauk ayam 3-4 x/minggu (digoreng dan semur), tahu atau tempe
(digoreng, rebus santan, kering) 2x/hari 2 potong sehari, ikan lele
dan ikan laut 1 potong digoreng 2x/minggu, dan telur ayam
digoreng 4x/minggu
 Buah, hanya 1x tiap minggu seperti pepaya dan pisang
 Sayur dikonsumsi sebanyak 2x/minggu seperti bening bayam,
tumis kangkung, orak arik hanya 1,5 sendok sayur.
 Snack berupa gorengan atau kue manis tiap 2 hari sekali, Teh
manis ketika pagi dan sore hari dengan gula 3 sdm

Riwayat makan Tn.A setelah masuk RS :


 Saat dirawat di rumah sakit, Tn A menghabiskan nasi ¾ porsinya
 Hewani spt ayam opor, pepes bandeng presto , dan telur sambal
balado ½ porsi
 Sayur seperti sop, bobor bayam, hanya dimakan kuahnya untuk
membasahi nasi.

Obat yang dikonsumsi Tn.A :


 Omeprazole (obat anti mual)
 Codein (obat batuk)
 OAT dan
 metformin

II. SKRINING (DATA UMUM)


A. PEMILIHAN METODE SKRINING
Metode Skrining yang digunakan pada kasus ini adalah
MUST karena Tn.A digolongkan dalam kategori dewasa, sehingga
salah satu alat skrining yang dapat digunakan adalah MUST.
MUST merupakan alat skrining gizi yang digunakan untuk
mengidentifikasi pasien dewasa yang berisiko malnutrisi atau
pasien malnutrisi
B. PENGISIAN KUISIONER
SKRINING GIZI AWAL DENGAN MUST (MALNUTRITION
UNIVERSAL SCREENING TOOL)
Diagnosa Medis
BB : 51 kg
TB : 164 cm
IMT : 18,9 kg/m2
Parameter
1. Skor IMT Skor (1)
IMT > 20 (obesitas > 30) = 0
IMT 18,5-20 =1
IMT < 18,5 =2

2. Skor kehilangan BB yang tidak direncanakan 3-6 bulan terakhir


BB hilang < 5% =0 Skor (2)
BB hilang 5-10% = 1
BB hilang > 10% = 2

3. Skor efek penyakit akut Skor (0)


Ada asupan gizi > 5 hari =0
Tidak ada asupan gizi > 5 hari = 2
Total skor keseluruhan : 3
Keterangan :
Bila skor ≥ 2 dan atau pasien dengan kondisi khusus dilakukan
pengkajian lanjut oleh tenaga gizi.
Catatan: Jumlahkan nilai skor dua pertanyaan di atas
- Skore 0 – 1 Risiko malnutrisi rendah
- Skore 2 – 3 Risiko malnutrisi sedang
- Skore 4 – 5 Risiko malnutrisi tinggi

C. KESIMPULAN KUISIONER
Berdasarkan hasil pengisian skrining, Tn.A mendapatkan jumlah
skor 3 yang berarti Tn.A berisiko mengalami malnutrisi sehingga
diperlukan langkah selanjutnya yaitu melakukan proses asuhan
gizi terstandar.
III. ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI
A. PENGKAJIAN ANTROPOMETRI (AD)
DOMAIN DATA INTERPRETASI
AD 1.1.1 164 cm
Height
AD 1.1.2 51kg
Weight
AD 1.1.4 7kg dalam 6 bulan Penurunan BB >10%
Weight change
AD 1.1.5 18,9 Tergolong normal
Body Mass Index
Kesimpulan Berdasarkan perhitungan BMI Tn.A tergolong status gizi
normal,namun mengalami penurunan BB >10%

B. PENGKAJIAN BIOKIMIA (BD)


DOMAIN DATA INTERPRETASI
BD 1.10.1 Normal, nilai normal Hb 12-16
13,18 g/dL
Haemoglobin g/dL
BD 1.10.2 Rendah, nilai normal Ht 40-48
39%
Hematokrit %
BD 1.5.2 Tinggi, Nilai normal GDS <150
328 mg/dL
Gula Darah Sewaktu mg/dL
BD-1.5 Tinggi, nilai normal GD2PP
295 mg/dL
Gula darah 2jamPP mg/dl<140mg/dl
BD 1.5. Tinggi, nilai normal GDP<100
195 mg/dl
Gula darah puasa mg/dl
BD 1.7.7 Normal, nilai normal TGL <150
100 mg/dl
Triglycerides, serum mg/dl
Tinggi, nilai normal leukosit
Leukosit 12.000/mm3
3200 – 10.000/mm3
BTA positif
Kesimpulan : Berdasarkan data biokimia, Tn A mengalami DM karena memiliki kadar
gula darah yang tinggi, juga mengalami TB karena hasil pemeriksaan menunjukan
BTA positif.
C. PENGKAJIAN KLINIS/FISIK (PD)
DOMAIN DATA INTERPRETASI
PD 1.1.1
Terlihat lemas
Overall Apperance
PD 1.1.4 Batuk batuk selama 1 TB Paru
Pulmonary bulan terakhir
PD 1.1.5 nafsu makan menurun Gangguan pencernaan
Digestive system dan mual
PD 1.1.9 Tekanan darah 120/85 Normal, nilai normal 120/80
Vital sign
Suhu tubuh 37oC Suhu tubuh normal 35-37 oC

Nadi 90 kali/menit Nadi tinggi, normal 60-70


kali/menit

RR 20 kali/menit RR tinggi, normal 14-16x/mnt


Kesimpulan Berdasarkan pengkajian data fisik Tn.A mengalami batuk
batuk karena terkena TB,penurunan nafsu makan, serta
nilai nadi dan RR yang tinggi

D. PENGKAJIAN RIWAYAT TERKAIT GIZI/MAKANAN (FH)


SMRS
DOMAIN DATA INTERPRETASI
FH 1.1.1.1 kurang (76,7% dari
Total Energy Intake 1512 kkal
kebutuhan 1969,9kkal)
FH-1.5.1.1 kurang
Total Fat 20,3 gram
(37% dari kebutuhan 54,7 gr)
FH-1.5.2.1 kurang ( 39,5% dari
Total Protein 39 gram
kebutuhan 98,5 gram)
FH-1.5.3.1 cukup
Total Carbohydrate 290,5 gram
(98% dari kebutuhan 295gr)
FH-1.5.4.1 Kurang (48% kebutuhan)
12 gram
Total Fiber
FH 1.2.2.2 SMRS :
Type Food/meals  Makanan Pokok
- Nasi 1 ctg (3x/hr)
 Lauk Hewani
- Ayam 1ptg
3-4x/mgg
- Telur 1 btr 4x/mgg
- Lele grg 1ptg 2x/mg
- Ikan laut grg 1ptg
2x/mgg
 Lauk Nabati
- Tahuu 1ptg 2x/hari
- Tempe 1ptg 2x/hari
 Sayur (2x/minggu)
- Bening bayam
- Tumis kangkung
- orakarik
 Buah
- Pepaya (1x/mgg)
- Pisang 1x/mgg
 Snack
- Teh manis 2x/hari
- Gorengan
- Kue manis
2hari sekali

MRS
DOMAIN DATA INTERPRETASI
FH-1.1.1.1 Kurang ( 20,5% dari kebutuhan
443 kkal
Total Energy Intake 2160 kkal)
FH-1.5.1.1 Kurang
24,6 gram
Total Fat ( 41% dari kebutuhan 60 gram)
FH-1.5.2.1 Kurang
27,3 gram
Total Protein ( 25% dari kebutuhan 108 gram)
FH-1.5.3.1 27,6 gram Kurang
Total Carbohydrate (9% dari kebutuhan 297 gram)
FH-1.5.4.1 Kurang
2,6 gram
Total Fiber (10 % dari kebutuhan 25gr)
FH-1.2.2.2 MRS :
Type Of Food / Meals  Makanan
Pokok
- Nasi 75gr
 Lauk Hewani
- Opor ayam
- Pepes
bandeng
- Telur balado
½ porsi
 Sayur
- Bobor bayam
- Kuah sop

FH-1.6.1.1 Kurang.
Vit.A 266 mcg
(44% dari kebutuhan 600mcg)
FH-1.6.1.2 Kurang.
Vit.C 19,7 mg
(22% dari kebutuhan 90mg)
FH-1.6.1.10 Kurang.
Vit B6 0,4 mg
(23% dari kebutuhan 1,7mg)
FH-1.6.2.3 Kurang.
Iron (Fe) 2,6 mg
(0,2% dari kebutuhan 13mg )
FH-1.6.2.7 Kurang.
Sodium (Na) 124,3 mg
(82% dari kebutuhan 1500mg)
FH-1.6.2.8 Kurang.
Seng (Zn) 2,1 mg
(16% dari kebutuhan 13mg )

 PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI


𝐵𝐵
 IMT = (𝑇𝐵)2
51
= (1,64)2

= 18,9 kg/cm2
 BB Ideal = (TB – 100) – 10% x (TB – 100)
= (164 – 100) – 10%(164-100)
= 57,6 kg
𝐵𝐵 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎−𝐵𝐵 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
 Penurunan BB = x 100%
𝐵𝐵 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎
58−51
= x 100%
58

= 12%

Perhitungan Sebelum masuk RS :

 BMR = BMR (Perkeni)


= 30kkal/kg/BB
= 30 x 57,6
= 1728
 TEE = BMR – koreksi usia
= 1728 – 5% (koreksi usia)
= 1641,6 kkal
= 1641,6 + 20% (Faktor aktifitas)
= 1969,9 kkal

 Kebutuhan lemak = 25% x Kebutuhan energi


= 25% x 1969,9 = 492,5 kkal
= 54,7 gram
 Kebutuhan protein = 20% x Kebutuhan energi
= 20% x 1969,9 = 393,9 kkal
= 98,5 gram
 Kebutuhan karbohidrat = 60% x Kebutuhan energi
= 60% x 1969,9 = 1181,9 kkal
= 295,49 gram

1512
 Total kecukupan energi = 1969,9 x 100% = 76,7%
290,5
 Total Kecukupan KH = x 100% = 98%
295,5
39
 Total Kecukupan Protein= 98,5 x 100% = 39,5%
20,3
 Total Kecukupan Lemak = x 100% = 37%
54,7

Perhitungan setelah masuk RS


 Kebutuhan energy/TEE :
= BMR – Koreksi Usia + Faktor aktifitas + koreksi infeksi
= 1728 – 5% + 10% + 20%
= 2160 kkal

 Kebutuhan lemak = 25% x Kebutuhan energi


= 25% x 2160 = 540 kkal
= 60 gram
 Kebutuhan protein = 20% x Kebutuhan energi
= 20% x 2160 = 432 kkal
= 108 gram
 Kebutuhan karbohidrat = 55% x Kebutuhan energi
= 55% x 2160 = 1188 kkal
= 297 gram

443
 Total Kecukupan Energi = 2160 𝑥 100% = 20,5%
27,6
 Total kecukupan Karbohidrat = 𝑥 100% = 9%
297
27,3
 Total Kecukupan Protein = 𝑥 100% = 25,2%
108
24,6
 Total kecukupan Lemak = 𝑥 100% = 41%
60

 Asupan Serat = 2,6 g


 Asupan Vit.A = 266 mcg
 Asupan Vit.C = 19,7 mg
 Asupan Vit.B6 = 0,4 mg
 Asupan Zn = 2,1 mg
 Asupan Fe = 2,6 mg
 Asupan Natrium = 124,3 mg

Riwayat asupan obat / medication use


DOMAIN DATA INTERPRETASI
FH-3.1.1  omeprazole  Omeprazole: Obat ini juga digunakan untuk
Prescription  codein
mencegah perdarahan saluran cerna atas pada
medication  OAT
use  Metmorfin orang yang berisiko tinggi.
MCT/LCT
 Codein: obat untuk mengobati nyeri ringan atau
 Gentamycin
Injeksi cukup parah. Dalam kasus tertentu, obat ini juga
bisa digunakan untuk meredakan batuk.
 OAT: Paket OAT berisi obat untuk tahap intensif,
yaitu Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pirazinamid
(Z); sedangkan untuk tahap lanjutan, yaitu
Rifampisin (R) dan Isoniasid (H).
 Metformin : anti-diabetes oral yang termasuk
pada kelas biguanid

E. PENGKAJIAN DATA RIWAYAT PASIEN (CH)


DOMAIN DATA
CH 1.1.1
58 tahun
Age
CH 1.1.2
Laki-laki
Gender
CH 1.1.7
Bapak
Role in Family
CH 1.1.8
Kebiasaan merokok sebanyak ½ - 1 bks/hari
Tobacco use
CH 2.1.3
Riwayat DM 7 tahun
Endocrine
CH 2.1.13
TB Paru
Respiratory
CH 3.1.3
Tinggal bersama istri dan dua orang anak dewasa
Living/housing situation
CH 3.1.8
Pensiunan PNS
History of recent crisis
Kesimpulan Tn A pasien berusia 58 tahun, menderita DM selama 7
tahun dan masuk RS karena terindikasi mengalami TB.
IV. DIAGNOSIS GIZI
1. (N.I-1.1) Inadequate Oral Intake berkaitan dengan penurunan nafsu
makan disertai mual ditandai dengan setelah masuk RS hanya
mengasup Energi sebesar 20,5%, Karbohidrat 9%, Lemak 41% dan
Protein 25,2% dari kebutuhan.
2. (NI-5.1) Increased protein needs protein berkaitan dengan penyakit
infeksi yaitu TB paru ditandai dengan penurunan BB sebesar 12%
selama 6 bulan dan BTA positif
3. (NB-1.3) Not ready to lifechange berkaitan dengan kurangnya
kesadaran kontrol penyakit ditandai dengan kondisi DM yang sudah
7 tahun.

V. INTERVENSI GIZI
A. PERENCANAAN (PLANNING)
1. TUJUAN INTERVENSI GIZI
- Memenuhi asupan makanan sesuai dengan kebutuhan gizi
secara individual dengan memperhatikan keinginan pribadi
dan kondisi/kesiapan pasien
- Memperbaiki kesehatan pasien melalui pemilihan makanan
sehat dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.
- Mempertahankan status gizi pasien
- Mencegah penurunan BB secara berlebihan
- Memberikan edukasi dan konseling tentang pemahaman
pentingnya diet sesuai dengan kondisi pasien

B. PRESKIPSI DIET
1. KOMPOSISI ZAT GIZI MAKRO :
- Energy diberikan sebesar 2160 kkal yang diberikan secara
bertahap setelah masuk RS dengan tahapan 1700, 1900
dan 2160kkal.
- Protein diberikan sebesar 20% dari total energi
- Lemak diberikan sebesar 25% dari total energi yaitu 60
gram,dengan pemilihan lemak yang berjenis MUFA
- Karbohidrat diberikan rendah sebesar 55% yaitu 297 gram
karena mempertimbangan komplikasi yang dialami yaitu
TB.
- Diberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering
2. KOMPOSISI ZAT GIZI MIKRO :
- Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan kebutuhan
menurut Angka Kecukupan Gizi:
- Serat : 25 g
- Vit.A : 600 mcg
- Vit.C : 90 mg
- Vit.B6 : 1.7 mg
- Zn : 13 mg
- Fe : 13 mg
- Natrium : 1500 mg
3. CAIRAN : Estimasi kebutuhan = 30xBB/kg = 30x57,6 = 1728ml
4. JENIS DIET : Diet DM
5. BENTUK MAKANAN : Makanan lunak
6. RUTE : Pemberian makanan melalui oral
7. FREKUENSI : Makanan diberikan dengan frekuensi makan 3x
makan utama, 3x selingan dengan mematuhi prinsip 3J (tepat
jumlah, jadwal dan jenis)

C. IMPLEMENTASI
1. PEMBERIAN DIET
Pemberian makanan memperhatikan keadaan umum pasien
seperti mual atau sesak. Bentuk makanan disesuaikan dengan
daya terima pasien.
2. REKOMENDASI MENU
Waktu Nama makanan Berat (gr) URT

Pagi Nasi Tim 100 1 ctg


Pepes ikan 80 2 ptg sdg
Sayur lodeh 100 1 mangkuk
Tempe bacem 50 2 ptg sdg
Selingan Jus Mangga 100 1 gls

Siang Nasi Tim 100 1 ctg


Scramble egg 55 1 btr
Tumis Pakcoy 100 1gls
pisang 100 1 buah
Selingan Roti tawar 70 2 lbr
Margarin 5 1 sdt
Jus semangka 180 1 gls

Malam Nasi Tim 100 1 ctg


Tumis tahu jamur 150 1 gls
Ayam suir semur 40 1 ptg sdg
Sup kacang merah 50 1gls
Selingan Susu rendah lemak 30 1gls

Jumlah 2100 kkal

D. PENDIDIKAN GIZI
Memberikan edukasi gizi kepada pasien dan keluarga pasien
selama ±30 menit pada saat melakukan konseling. Edukasi
dilakukan dengan memberikan beberapa penjelasan mengenai
penyakit DM, pengobatan yang sedang dijalani pasien,
termasuk obat yang digunakan, perencanaan makan/diet dan
program aktivitas fisik. Selain itu,pasien dan keluarga pasien
juga diberikan edukasi mengenai penatalaksanaan DM jika
disertai dengan komplikasi penyakit lain.

E. KONSELING GIZI
Konseling gizi dilakukan setiap 1 minggu sekali menggunakan
media leaflet yang berisi materi tentang penyakit DM,
perencanaan menu untuk pasien dan anjuran anjuran yang
dapat menunjang kesembuhan kepada pasien dan keluarga
sehingga dapat memantau perkembangan pasien setelah
diberikannya intervensi terkait penyakit yang dialaminya. Pada
saat konseling, diharapkan pasien dan ahli gizi dapat
mendiskusikan program pengobatan secara terbuka, perhatikan
keinginan pasien. Berikan penjelasan secara sederhana dan
lengkap tentang program pengobatan dan diet yang diperlukan
oleh pasien dan diskusikan hasil pemeriksaan laboratorium.
Selain itu tak lupa memberikan dukungan dan nasehat yang
positif kepada pasien.
F. KOORDINASI DENGAN TIM KESEHATAN LAIN
Melakukan koordinasi dengan dokter dan perawat untuk
memantau kondisi pasien dan melakukan monev (monitoring
dan evaluasi) pasien 1 kali dalam sebulan bersama dengan tim
kesehatan lain.

VI. PERENCANAAN MONITORING-EVALUASI GIZI


DOMAIN PARAMETER INTERVENSI TARGET
Antropometri Mempertahankan status gizi Pemberian diet DM Mencapai berat badan
(AD) optimal dengan mencegah dan pemantauan ideal pasien.
adanya penurunan berat badan BB melalui
berlebih penimbangan berat
badan
Biokimia (BD) Mencapai dan memantau kadar Terapi medis dan Tercapainya nilai hasil
biokimia yaitu GD sewaktu, GD modifikasi diet laboratorium dalam batas
pp 2 jam, GD puasa. normal
Fisik (PD) Mengurangi keluhan yang Terapi medis dan -keluhan mual berkurang
dialami seperti mual dan serta modifikasi diet
- Tercapainya nafsu
nadi mencapai nilai yang normal
makan yang baik

Asupan (FH) Meningkatkan asupan energi Dengan pemberian Terpenuhinya kecukupan


hingga 2160 kkal secara diet sesuai asupan makanan pasien.
bertahap dengan rekomendasi,melak Pasien dapat mengasup
mempertimbangkan ukan recall 24-jam seluruh makanan yang
perkembangan kondisi daya telah disediakan.
terima dan diet pasien

VII. PEMBAHASAN KASUS


Tn A adalah seorang pasien berusia 58 tahun yang sudah
didiagnosis menderitaDM tipe 2 selama 7 tahun, tetapi jarang
kontrol ke RS, minum obat tidak teratur. Saat ini Tn.A meneluhkan
batuk sebulan terakhir, kurang nafsu makan, mual, dan berkeringat
di malam hari. Berdasarkan hasil foto toraks dan pemeriksaan BTA
positif, dokter menyatakan Tn A terkena TB paru. Tn A merupkan
seorang pensiunan PNS, aktivitas sehari-hari di rumah bersama
istri dan 2 orang anaknya yang sudah dewasa. Riwayat
sebelumnya tidak pernah sakit TB. Sejak masih muda Tn A
mempunyai kebiasaan merokok ½ - 1 bks/hari . Tetapi sejak batuk
sebulan terakhir berhenti merokok.

Infeksi paru pada pasien DM disebabkan karena orang dengan


sistem imun rendah karena penyakit kronik seperti DM memiliki
risiko lebih tinggi berkembangnya TB laten menjadi TB aktif. Pasien
DM memiliki 2 sampai 3 kali risiko untuk menderita TB dibanding
orang tanpa DM. Sistem kekebalan tubuh bawaan terganggu oleh
tingginya tingkat glukosa darah. Kadar hemoglobin terglikasi (HbA
1C) ≥ 7% memiliki risiko relatif TB sebesar 3 kali dibanding dengan
mereka dengan HbA 1C <7%. Peningkatan risiko TB aktif pada
penderita DM diduga akibat dari gangguan sistem imun yang ada
pada penderita DM, peningkatan daya lekat kuman Mycobacterium
TB pada sel penderita DM, adanya komplikasi mikroangiopati,
makroangiopati dan neuropati, dan banyaknya intervensi medis
pada pasien tersebut. Selain itu, ditemukan juga aktivitas
bakterisidal leukosit yang berkurang pada pasien DM, terutama
pada mereka yang memiliki kontrol gula darah yang buruk.

Tahapan pertama yang dilakukan adalah skrining. Metode


skrining yang digunakan adalah MUST, yaitu alat skrining gizi untuk
mengidentifikasi risiko malnutrisi pada pasien dewasa. Hasil
pengisian skrining menunjukkan skor 3 bahwa Tn.A berisiko
mengalami malnutrisi sehingga perlu dilakukan proses asuhan gizi
terstandar. Berat badan Tn.A 51 kg dan tinggi badan 164 cm,
berdasarkan perhitungan IMT didapat nilai 18,9 yang berarti Tn.A
tergolong memiliki status gizi normal, tetapi pasien mengatakan
bahwa berat badannya 6bulan lalu adalah 58kg sehingga pasien
mengalami penurunan berat badan sebesar 12%.

Berdasarkan data hasil pemeriksaan laboratorium. Tn.A


memiliki kadar GD puasa 195 mg/dl ; GD 2 jam pp 295 mg/dl dan
GD sewaktu 328 mg/dl nilai tersebut sangat tinggi sehingga
mengindikasikan kurangnya kontrol terhadap penyakit dari pasien.
Hasil laboratorium lainnya yaitu: haemoglobin 13,18 g/dl,
hematokrit 39 %, leukosit 12.000/mm3. Hasil pengukuran tanda
vital didapat tekanan darah 120/85 mmHg, nadi 90 x/menit,
respiratory 20 x/menit, dan suhu 370C

Sebelum masuk rumah sakit Tn.A memiliki kebiasaan makan


yang cenderung memiliki kandungan zatgizi tidak seimbang.
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa asupan protein
Tn.A sebelum masuk RS hanya 40% serta asupan lemak hanya
37%. Selain itu,Tn.Ajuga jarang mengonsumsi buah dan sayur, hal
tersebut karena saat disediakan lauk sayur, Tn.A hanya mengambil
kuahnya untuk membasahi nasi. Pasien juga memiliki kebiasaan
kurang baik bagi penderita DM yaitu suka minum teh manis dengan
penambahan 3sdm gula setiap harinya. Setelah masuk rumah
sakit, asupan makanan Tn.A menurun dikarenakan mengalami
mual dan muntah. Hal itu terlihat dari asuppan Tn.A setelah masuk
RS yaitu energi hanya mengasup 20,5%, karbohidrat 9%, protein
25,5% dan lemak 41%. Oleh karena itu dilakukan diet modifikasi
bentuk makanan sesuai kebutuhan dan keinginan Tn.A agar
kebutuhan zat gizi tercukupi sehingga dapat menunjang proses
penyembuhan penyakit yang dialami Tn.A .

Diagnosis gizi untuk Tn.A yaitu Inadequate Oral Intake


berkaitan dengan penurunan nafsu makan disertai mual ditandai
dengan setelah masuk RS hanya mengasup Energi sebesar
20,5%, Karbohidrat 9%, Lemak 41% dan Protein 25,2% dari
kebutuhan, Increased protein needs protein berkaitan dengan
penyakit infeksi yaitu TB paru ditandai dengan penurunan BB
sebesar 12% selama 6 bulan dan BTA positif serta Not ready to
lifechange berkaitan dengan kurangnya kesadaran kontrol penyakit
ditandai dengan kondisi DM yang sudah 7 tahun.

Tahap selanjutnya setelah menentukan diagnosis adalah


membuat rencana intervensi gizi untuk Tn.D yaitu diberikan jenis
diet DM dengan komposisi protein tinggi yaitu 25% karena protein
dibutuhkan oleh pasien berkaitan dengan kondisinya yang saat ini
mengalami komplikasi penyakit infeksi yaitu TB paru. Lemak
diberikan cukup yaitu 20%, serta karbohidrat diberikan sebanyak
55%, pengurangan jumlah asupan karbohidrat mempertimbangkan
penyakit TB paru yang dialami pasien. Konsistensi makanan lunak,
disesuaikan dengan kebutuhan gizi pasien serta diberikan secara
bertahap. Selain itu, dilakukan juga konseling gizi dan pendidikan
gizi kepada pasien serta keluarga pasien.
Untuk proses monitoring dan evaluasi gizi dilakukan
1minggu sekali dengan beberapa indikator yaitu antropometri,
biokimia, klinis/fisik dan riwayat makan agar kondisi pasien tetap
terkontrol secara berkala dan progres dari setiap kondisi pasien
dapat diketahui secara signifikan.

VIII. PENUTUP/ KESIMPULAN


Tn.A seorang pasien berusia berusia 58 tahun menderita
penyakit diabetes Mellitustipe 2 selama 7 tahun yang disertai
dengan komplikasi TB paru. Pasien mengalami penurunan berat
badan sebesar 12% selama 6 bulan sehingga dilakukan proses
asuhan gizi terstandar. Setelah masuk RS pasien mengalami mual
sehingga menyebabkan nafsu makan berkurang dan asupan
makanan pasien menjadi sangat kurang. Maka, dilakukanlah
modifikasi diet DM untuk pasien dengan konsistensi makanan lunak
dan mengikuti prinsip tepat 3J. Proses asuhan gizi yang diberikan
diharapkan dapat mengatasi masalah gizi pasien dan sebagai
penunjang untuk proses penyembuhan pasien.
IX. LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

1. Nelms M dkk. 2010. Nutrition Therapy and Pathophysiology, 2nd ed.


US: Cengage Learning, Inc.
2. Wijiyanto A, Burhan E, Nawas A, Rochismandoko. Pulmonary
tuberculosis in patients with diabetes mellitus type 2. J Respir Indo.
2015; 35 : 1-11
3. Alisjahbana B, Sahiratmadja E, Nelwan EJ, Purwa AM, Ahmad Y,
Ottenhoff THM, et al. The effect of type 2 diabetes mellitus on the
presentation and treatment response of pulmonary tuberculosis.
Clin Infect Dis. 2007; 45:42835.
4. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengelolaan
dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015.
Jakarta: PB PERKENI; 2015
5. Herawati, Fauna & Umar, Fatimah & Pahlemy, Helsy & Andrajati,
Retnosari & Rianti, Alfina & Bintang Lestari, Sri & Martiniani,
Endang & Rahayu Rusiani, Dwi & Budiarti, L.Endang & Trisna,
Yulia & Hartini, Sri. (2011). Pedoman Interpretasi Data Klinik.
6. Abdillah Fajar, AMG, Suratman. 2017. Handbook Buku Saku Gizi.
7. Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan diet pada pasien.
Yogyakarta: Graha ilmu.
8. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Angka Kecukupan Gizi.

Anda mungkin juga menyukai