Anda di halaman 1dari 14

TAHAP II PELAKSANAAN

Dalam tahap pelaksanaan Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan tahap-tahap
sebagai berikut:

A. Pengumpulan data keluarga

Pengumpulan data pada keluarga Ny. W dilakukan pada 4,5 dan 6 Februari 2020

a) Identitas Keluarga

1) Identitas kepala keluarga


 Nama : Ny. W
 Usia : 81 Tahun
 Pendidikan : SD
 Pekerjaan : -
 Alamat : Jln. Pemuda Sumpono no 47, Sanan Wetan Kota Blitar
2) Komposisi Keluarga
NO. Nama Usia Gender Hub. Dg Pend. Pekerjaan
KK
1. Tn. P 46 tahun L Anak SMP Buruh
2. Ny. N 42 tahun P Menantu SMA Wiraswast
a
3. Ny. A 21 Tahun P Cucu SMA Kuliah

3) Genogram
Ket. gambar:

: laki-laki
: perempuan
: menikah
: anak

: serumah
: klien
: perempuan meninggal
: laki-laki meninggal

4) Bentuk keluarga
Keluarga besar , terdiri dari keluarga inti ditambah ibu

5) Latar belakang budaya / etnis


Latar belakang budaya keluarga adalah suku jawa yang setiap hari menggunakan bahasa pengantar bahasa Jawa. Menganut
kegiatan ritual-ritual seperti slamatan, tingkepan dll. Keluarga mengikuti kegiatan yasanan rutin di lingkungan. Kebiasaan
berobat saat sakit adalah ke puskesmas.

6) Identifikasi religius
Keluarga menganut agama Islam dengan ritual rutin yang dilakukan adalah sholat 5 waktu. jarang melakukan sholat
berjama’ah dan memiliki tempat sholat khusus di rumah.

7) Status kelas sosial


Yang menghidupi keluarga adalah Tn. P dan Ny. N sebagai buruh dan wiraswasta dengan penghasilan tiap bulan + Rp.
1.500.000,-. Keluarga memiliki sawah dan kebun sendiri. Penghasilan tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup
setiap hari anggota keluarga.

8) Keluarga termasuk Keluarga Sejahtera Tahap II. Kegiatan sehari harinya adalah sholat lima waktu masing-masing anggota
keluarga, makan 3x/hari, ganti pakaian untuk keperluan berbeda, lantai rumah keramik, jika ada anggota keluarga sakit dibawa ke
Puskesmas. Dalam tiga bulan terakhir anggota keluarga tidak ada yang sakit, seluruh anggota keluarga dewasa dapat membaca
dan menulis latin.
9) Aktivitas rekreasi/waktu luang keluarga
Keluarga jarang melakukan rekreasi ke tempat rekreasi, karena sibuk bekerja. Ny. W hanya berdiam di rumah dengan
cucunya. Ny. W kadang menintin tv, tidur, sebulan sekali datang ke posyandu lansia, dan setiap rabu senamlansia di dekat
rumahnya.

b) Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap keluarga saat ini adalah tahap ke 8 dengan usia lanjut

2) Tugas perkembangan keluarga


 Memenuhi keb. Anggota keluarga.
terdapat ruangan yang sudah tertata dan bersih di setiap ruangannya
 Mensosialisasikan anak
Anak mulai diajarkan untuk berbicara memanggil ayah, ibu dan meminta, seperti “mik, maem, bapak, ibuk”, dan
dibiasakan memberitahu saat terasa BAB/BAK.
 Memepertahankan hubungan tangga sehat dalam keluarga dan di luar keluarga.
Keluarga selalu memusyawarahkan masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak sampai tejadi salah
paham hingga pertengkaran.
Riwayat kesehatan keluarga
 Satu tahun terakhir tidak ada anggota keluarga yang sakit parah hingga dirawat di RS.
 Latihan
Tn P melakukan pekerjaan berat setiap hari pukul 09.00 – 15.00 WIB
Ny. N bekerja mulai pukul 08.00-15.00 WIB
 Istirahat
Istirahat tidur keluarga pukul 21.00 – 05.00 WIB. Untuk Ny. W tidur siang + 1 jam dan tidur malam 20.00 – 05.00 WIB
bisa bangun malam pipis 2x.
 Makan & minum
Makan 3x/hari, meliputi nasi, lauk dan sayur, satu porsi habis.
Ny. W makan sehari 1x, minum air putih, biasa makan sayur tanpa santan. makan buah 1 minggu 2-3x.
 Pola pikir dan emosi
Keluarga dapat menerima keadan ekonomi yang sedang dialami sebagai tuntutan untuk bekerja lebih giat.

3) Riwayat kesehatan keluarga asal kedua orang tua


Ny. W memiliki penyakit hipertensi dan gula darah tinggi

c) Data lingkungan

1) Karakteristik rumah
 Konstruksi rumah permanen.
 Jumlah kamar51, ukuran 3x3 m2.
 R. tamu dengan ukuran 4x5 m2.
 Ventilasi angin-angin pada kamar dapat memenuhi sirkulasi udara, pintu pada R. Tamu saat siang selalu dibuka sebagai
ventilasi
 Pencahayaan pada kamar terang
 Penerangan menggunakan listrik.
 Lantai rumah keramik, kondisi bersih
 Sumber air bersih menggunakan sumur.
 Tidak memiliki tempat sampah dipilah sehingga semua dijadikan satu.
 Saluran air limbah langsung ke tanah.
 Kamar mandi dan jamban numpang pada rumah saudara (rumah belakang).
 memiliki dapur khusus
2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Lingkungan rumah Ny. W dihuni oleh penduduk yang bersifat homogen (keturunan Jawa) dan mayoritas beragama Islam.
Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani. Keadaan jalan depan rumah sudah diaspal dengan suasana pedesaan dan kegiatan
bertetangga adalah hal yang biasa dilakuakan oleh keluarga. Hubungan dengan tetangga baik, dengan saling berkunjung,
membantu, menyapa dan menanyakan keadaan masing-masing. Di sekitar rumah tidak pernah terjadi suatu peristiwa
kejahatan atau keonaran, misalnya saja tidak ada yang mabuk-mabukan atau peristiwa yang yang meresahkan warga.

3) Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Ny. W tidak pernah berpindah dari tempat tinggal awal.

4) Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas


Ny. W mengikuti posyandu lansia yang dilakukan 1 bulan sekali, juga senam lansia setiap rabu pagi. Sedangkan Tn. P
mengikuti yasinan rutin setiap hari kamis pukul 19.00. Saat ada anggota keluarga tidak enak badan biasa dibawa periksa ke
Puskesmas.

5) Sistem pendukung/jaringan sosial keluarga


Ny. W rutin tiap bulan diikutkan Posyandu lansia. Fasilitas kesehatan yang dimiliki keluarga antara lain minyak tawon dan
balsem. Keluarga memiliki ASKES maupun JPKM. Jika anggota keluarga ada yang sakit dibawa berobat ke Puskesmas. Jarak
Puskesmas + 2 km dari rumah Ny. W.
Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga


Ny. W mengungkapkan bahwa semua hal yang berkaitan dengan kepentingan keluarga harus dibicarakan. Dalam sehari-hari
klien mengaku tidak pernah bertengkar tentang masalah-masalah yang dihadapi oleh keluarga. Saat pengkajian, Tn J terlihat
lebih pasif dan sulit untuk memberikan Komunikasi dilakukan setiap saat ketika sedang berada di rumah.

2) Struktur kekuasaan keluarga


Dalam keluarga yang memiliki pengaruh adalah Tn. P. Semua pemikiran atau masalah dalam keluarga selalu diselesaikan
secara musyawarah, dengan memberitahukan pokok permasalah yang sedang dipikirkan salah satu anggota keluarga dan
dibicarakan rencana solusi dari tiap masalah yang dihadapi. Menurut keluarga, keputusan yang terjadi dapat diterima tanpa
ada rasa kecewa.

3) Struktur peran keluarga


Ny. W sebagai nenek dalam keluarga. Tn.P sebagai suami dan pencari nafkah bagi keluarga.
Ny. N Setiap hari bekerja dan mengurus kebutuhan rumah tangga sehari-hari seperti memasak dan mencuci.

4) Nilai / norma keluarga


keluarga menggunakan alas kaki saat keluar rumah. Kebiasaan cuci tangan sebelum dan setelah makan, mandi 2 x/hari (istri),
gosok gigi 2 x/hari. sopan dan menyapa tetangga apabila bertemu di jalan.
d) Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif
 Keluarga Ny.W selalu berpamitan saat keluar dari rumah atau saat bekerja.
 Diajarkan berbicara yang sopan terhadap orang yang lebih tua

2) Fungsi ekonomi
Sumber pendapatan utama keluarga dari Tn. P dan Ny. N yang bekerja sebagai butuh dan wiraswasta. Pendapatan per bulan +
Rp. 1500.000,-. Pengaturan keuangan dilakukan oleh istri. Belanja biasa dilakukan seminggu sekali untuk bahan yang tidak
sekali pakai, sayur dan lauk biasa beli setiap hari, beras miliknya sendiri.

3) Fungsi reproduktif
Keluarga Ny. W masih memiliki 5 anak, saat ini Ny. W tinggal dengan anak kelimanya.

4) Fungsi sosialisasi
Ny. W biasa pergi ke posyandu lansia setiap satu bulan sekali dan ikut senam setiap hari rabu pagi.

5) Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan

 Kemampuan mengenal masalah kesehatan keluarga


Ny. W belum mengenal tentang penyakitnya
 Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Tn. P selalu memeriksakan anggota yang sakit ke puskesmas
 Kemampuan merawat anggota keluarga rawan / resiko tinggi
Ny. N dan Tn. P selalu memberikan Ny. W fasilitas ke puskesmas dan mendukung diet untuk Ny. W
 Kemampuan keluarga rawan / resiko tinggi memelihara / memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
keluarga memasak makanan bening untuk Ny. W, dan mengurangi kosumsi gula untuk Ny. W
 Kemampuan keluarga rawan / resiko tinggi menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Saat keluarga ada yang sakit sakit biasanya di bawa ke Puskesmas agar mendapat pengobatan

e) Stres dan koping

1) Stresor jangka pendek dan panjang


stessor yang dihadapi Ny. W saat ini adalah masalah dalam keluarga, karena ada anaknya yang bertengkar seingga merasa
kaet dan menyebabkan gula darahnya tinggi
2) Kemampuan keluarga dalam brespon terhadap stresor
Ny. W periksa ke puskesmas dan minum obat dari puskesmas
3) Strategi koping yang digunakan
Dalam bekerja sebagai usaha memenuhi kebutuhan ekonomi, keluarga selalu berdo’a.

4) Strategi adaptasi disfungsional


Saat jengkel biasanya Ny. W hanya diam

f) Pemeriksaan kesehatan angota keluarga

Ny. W Tn. P Ny. N


TB: 150 TB: 163 TB: 155 cm
BB: 60 kg BB: 62 kg BB: 54 kg
TD: 150/90 mmHg TD: 120/80 mmHg TD: 110/80 mmHg
N: 70x/mt N: 84x/mt N: 82x/mt
GDA : 215
UA : 5

g) Harapan Keluarga

1. Ekonomi keluarga lebih mapan


2. Memiliki fasilitas hidup sendiri yang cukup
3. Sekeluarga tetap sehat
B. Implementasi keperawatan

DX: ketidakstabilan kadar gula darah dan defisit pengetahuan

Hari, tanggal Waktu Tindakan


Kamis, 13 13.30 1. Melakukan BHSP dengan keluarga
Februari 2020 2. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang gula darah
3. Memberikan dorongan keluarga tentang diet gula darah
4. mendiskusikan dengan keluarga tentang gula darah meliputi:
 Pengertian
 batasan gula darah
 diet diabetes melitus
 ciri dan cara penanganan hipoglikemia
 cara melakukan senam kaki diabetes
5. Mengajukan pertanyaan terbuka mengenai topik gula darah
6. Mengevaluasi dan berikan pujian bila keluarga dapat menjelaskan tentang gula darah
C. Evaluasi

DX: ketidakstabilan kadar gula darah dan defisit pengetahuan

Hari, tanggal Waktu Evaluasi


Kamis, 13 14.00 S : Keluarga mengatakan setelah mendapatkan penyuluhan paham tentang gula darah, diet
Februari 2020 diabetes dan senam kaki diabetes
O:
 Keluarga memperhatikan saat diberi penyuluhan
 Keluarga kooperatif ditunjukkan dengan keluarga banyak bertanya mengenai diet
diabetes
 Keluarga dapat menjawab pertanyaan perawat dengan bahasanya sendiri
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan keluarga, evaluasi pada kunjungan ulang

Anda mungkin juga menyukai