Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pengertian sistem musculoskeletal

sistem muskuloskeletal adalah Sistem yang memberi dukungan tubuh dan memungkinkan pergerakan
bagi otot (klien gangguan sistem muskuloskeletal. Suratun: 2008). Sistem tubuh yang teridiri dari otot
(muskulo) dan tulang tulang yang membentuk rangka (skelet) (Histologi Dasar Anthony;2011). Sistem
penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan ( anatomi dan fisiologi untuk
pemula. EGC;2004). Kesimpulan: sistem yang memberikan dukungan bagi tubuh yang bertanggung
jawab terhadap pergerakan yang terdiri dari otot (muskulo) dan tulang tulang yang membentuk rangka
(skelet).

Fungsi sistem muskuler/otot:

a. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat dan bergerak
dalam bagian organ internal tubuh.
b. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka dan mempertahankan tubuh
saat berada dalam posisi berdiri atau saat duduk terhadap gaya gravitasi.
c. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan panas untuk mempertahankan
suhu tubuh normal.

Fungsi sistem musculoskeletal

1. Menentukan bentuk tubuh


2. Menyangga berat badan
3. Melindungi organ visceral
4. Memproduksi sel darah (bagian medulla osseum)
5. Alat gerak pasif, tempat melekatnya otot untuk bekerja
6. Menyimpan mineral, kalsium, dan fosfor dan dikeluarkan bila dibutuhkan

Fungsi fisik musculoskeletal

1. Fungsi motorik : pemeriksaan otot dengan menggerakan sendi untuk mengetahui adanya spastic
atau kelemahan otot
2. Fungsi motorik : untuk melihat adanya kelainan sensasbilitas seperti hipoastesi, hiperastesi, dan
anastesi.

Keuntungan pasien untuk pemeriksaan fisik sistem musculoskeletal

Pengkajian fisik sistem musculoskeletal adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau
hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematis dan komprehensif,
memastikan atau membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan
keperawatan yang tepat bagi klien. Dasar dari pengkajian fisik sistem musculoskeletal adalah
perbandingan keistimewaan tubuh. Kedalaman pengkajian bergantung dalam keluhan fisik pasien dan
riwayat kesehatan dan semua petunjuk fisik yang ditemukan pengkaji yang memerlukan eksplorasi lebih
jauh.

Kondisi pasien untuk di lakukan pemeriksaan fisik muskuloskeletal

1.Keluhan Utama

a. Persendian

- Nyeri

Nyeri adalah masalah yang paling umum dari gangguan musculoskeletal. Penting untuk
mengetahui lokasi dari nyeri, kualitas maupun tingkat keparahannya dan waktu terjadinya nyeri.
Disamping itu perlu diperoleh informasi mengenai kondisi yang memperberat maupun yang
meringankan keluhan. Termasuk juga apakah ada keluhan lain yang menyertai nyeri seperti
demam dan sakit tenggorokan.

- Kekakuan

Pada penyakit rheumatoid arthritis, kekakuan pada kesendian biasanya terjadi pada pagi hari dan
setelah periode istirahat.

- Pembengkakan, panas dan kemerahan pada sendi


Keluhan ini dikaji untuk mengetahui apakah terdapat inflanmasi akut
- Keterbatasan gerak
Penurunan rentang gerak biasanya muncul pada masalah persendian

- Otot
1. Nyeri
Nyeri pada otot biasanya dirasakan seperti “ KRAM” atau kejang pada otot
2. Kelemahan otot
Perlu diketahui lama terjadinya keluhan, lokasi apakah terdapat distropi pada otot
tersebut. Kelemahan otot dapat diindikasikan sebagai adanya gangguan musculoskeletal/
neurologi
- Tulang
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengkajian musculoskeletal meliputi pemeriksaan pada tulang, persendian dan otot-otot. Pengkajian
perlu di lakukan secara sistematis, teliti, dan terarah. Data yang di kumpulkan meliputi data subjektif
dan objektif dengan cara melakukan anamesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostic.
Pemeriksaan fisik harus di lakukan secara sistematis untuk menghindari kesalahan. Pengkajian
keperawatan merupakan evaluasi fungsional. Teknik inspeksi dan palpasi di lakukan untuk
mengevaluasi integritas tulang, postur tubuh, fungsi sendi, kekuatan otot, cara berjalan, dan
kemampuan pasien melakukan aktifitas hidup sehari-hari.

3.2 SARAN
1. Saat melakukan pengkajian musculoskeletal harus secara sistematis teliti dan terarah
2. saat akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu harus mengetahui tentang anatomi dan
fisiologi sitem musculoskeletal dan integrasi nya dengan sistem neurologi dan intergumen
DAFTAR PUSTAKA

Pricilla LeMone, Medical surgical Nursinh, edisi 4, 2008. Prenticw Hall.

Zairin Noor Helmi. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Salemba Medika. Jakarta.

Doenges, et al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai