Anda di halaman 1dari 5

katan Kimia – Pengantar

Ketika dua atom atau ion “berpegangan” dengan sangat erat, dapat dikatan bahwa di antaranya
terdapat suatu ikatan kimia. Dalam pembentukannya, yang berperan adalah elektron valensi,
yaitu elektron yang berada pada kulit terluar. Untuk memudahkan penggambaran elektron
valensi pada atom suatu unsur dan ikatan yang terbentuk dapat digunakan simbol Lewis (simbol
titik-elektron Lewis).

BARU! Komunitas Belajar by StudioBelajar.com


Yuk gabung sekarang! Klik di sini!
Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:
Senyawa Hidrokarbon
Struktur Atom

Simbol Lewis dari suatu unsur terdiri dari simbol unsur tersebut dan satu titik untuk setiap satu
elektron valensi yang dimilikinya. Sebagai contoh, perhatikan simbol Lewis untuk unsur-unsur
berikut.

Materi Ikatan Kimia: Simbol titik-elektron Lewis untuk unsur-unsur golongan utama periode 2
dan 3
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change
(5th edition). New York: McGraw Hill)

Atom unsur-unsur golongan gas mulia (golongan 18) dengan 8 elektron valensi memiliki sifat
sangat stabil (tidak reaktif), energi ionisasi tinggi, dan afinitas elektron rendah. Pada umumnya
semua atom berusaha untuk menerima, atau melepas, ataupun saling berbagi elektron agar
memiliki jumlah elektron yang sama dengan atom gas mulia dengan nomor atom yang terdekat.
Hal ini serupa dengan kehidupan manusia, di mana pada umumnya manusia berusaha untuk
mencapai kesejahteraan sebagaimana golongan gas mulia. Hasil observasi ini mengacu pada
rumusan teori: aturan oktet, yang menyatakan bahwa atom-atom cenderung akan menerima, atau
melepas, ataupun saling berbagi (sharing) elektron sehingga memiliki 8 elektron valensi.

Atom-atom cenderung ingin berikatan karena dengan adanya ikatan, energi potensial antara
partikel positif dan partikel negatif — entah antar ion dengan muatan yang berlawanan ataupun
antar inti dengan elektron-elektron di antaranya — akan lebih rendah. Ikatan kimia dibagi
menjadi 3 jenis berdasarkan 3 cara kombinasi dari unsur logam dan unsur nonlogam, yakni
logam dengan non logam (ikatan ionik), non logam dengan non logam (ikatan kovalen), dan
logam dengan logam (ikatan logam).
Ikatan ionik (ikatan elektrovalen): “transfer elektron”
Atom logam (energi ionisasi rendah) cenderung melepaskan elektronnya, lalu diterima oleh atom
nonlogam (afinitas elektron besar). Dari proses transfer elektron dari atom logam ke atom
nonlogam ini akan terbentuk ion positif dan ion negatif dengan konfigurasi elektron gas mulia
yang saling tarik menarik dengan gaya elektrostatis yang disebut ikatan ionik. Sebagai contoh,
dalam pembentukan senyawa ionik NaCl terjadi transfer elektron dari atom Na ke atom Cl.

Ikatan kovalen: “sharing elektron”


Atom-atom nonlogam cenderung tidak ingin melepaskan elektronnya (energi ionisasi tinggi) dan
ingin menarik elektron-elektron dari atom lainnya (afinitas elektron besar) sehingga terdapat satu
atau lebih pasangan elektron yang dipakai untuk berbagi bersama. Ikatan kimia yang terbentuk
dari sharing elektron terlokalisasi antara atom ini disebut ikatan kovalen. Sebagai contoh, 2 atom
H berikatan kovalen membentuk molekul H2 dan 2 atom Cl berikatan kovalen membentuk
molekul Cl2.

Struktur Lewis untuk senyawa kovalen dapat digambarkan dengan setiap pasangan elektron
ikatan (PEI) digambarkan sebagai satu garis dan pasangan elektron bebas (PEB) digambarkan
sebagai titik-titik. Berikut struktur Lewis untuk beberapa senyawa kovalen.

BARU! Komunitas Belajar by StudioBelajar.com


Yuk gabung sekarang! Klik di sini!

Ikatan kovalen dengan berbagi satu pasangan elektron disebut sebagai ikatan kovalen tunggal
(ikatan tunggal). Ikatan kovalen dengan berbagi dua pasangan elektron disebut ikatan rangkap
dua, contohnya CO2. Ikatan kovalen dengan berbagi tiga pasangan elektron disebut ikatan
rangkap tiga, contohnya N2.
Kepolaran Ikatan, Elektronegativitas, dan Momen Dipol

Ikatan kimia di mana elektron-elektron digunakan bersama secara setara dan merata, seperti pada
Cl2 dan N2, disebut sebagai ikatan kovalen nonpolar. Ikatan di mana salah satu atom memiliki
daya tarik elektron (elektronegativitas) yang lebih tinggi terhadap elektron-elektron ikatan
dibanding atom lainnya, sehingga terjadi pembentukan dipol (pemisahan muatan negatif dan
muatan positif), seperti pada HF, disebut sebagai ikatan kovalen polar.

Ukuran kepolaran dinyatakan dengan besaran yang disebut momen dipol (μ). Semakin besar
momen dipol, semakin besar kepolarannya. Satuan momen dipol adalah debye (D), di mana 1 D
= 3,34×10−30 Cm. Jika dua muatan berlawanan dengan besar muatan sama Q+ dan Q− terpisah
dengan jarak r, maka momen dipolnya adalah hasil kali Q dan r:

μ = Qr

Contoh soal Ikatan Kimia

Panjang ikatan dalam molekul HCl adalah 1,27 Å. Hitunglah momen dipol (dalam debye) bila
muatan pada atom H dan Cl masing-masing adalah +1 dan −1.

Jawab:

Muatan pada atom H dan Cl adalah sebesar muatan e−.

r = 1,27 Å =

Pengecualian Aturan Oktet


Ikatan Kovalen Koordinasi

Ikatan kovalen koordinasi (ikatan dativ) adalah ikatan kovalen di mana salah satu atomnya
mendonasikan pasangan elektron yang dimilikinya. Pada ikatan kovalen koordinasi, pasangan
elektron ikatannya hanya berasal dari satu atom, bukan dari kontribusi bersama kedua atom yang
berikatan. Contoh:

Ikatan logam: “lautan elektron”

Atom-atom logam cenderung mudah melepaskan elektronnya (energi ionisasi rendah) dan susah
menangkap elektron (afinitas elektron kecil) sehingga elektron-elektron valensi terdelokalisasi
dan tersebar merata menjadi lautan elektron di antara kation-kation logam. Elektron-elektron
“mengalir” di antara dan sekeliling kation logam dan mengikatkan kation-kation logam tersebut.
Ilustrasi 3 jenis ikatan kimia: ionik, kovalen, dan logam
(Sumber: Silberberg, Martin S. 2009. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change
(5th edition). New York: McGraw Hill)

Anda mungkin juga menyukai