Topik ini telah saya tulis berulang kali dengan berbagai gaya dan sudut
pandang , dan kali ini tulisan ini berfungsi sebagai tips alternatif dalam
olahraga lari, atau sering kita sebut jogging. Topik ini saya jelaskan berdasarkan
dua prinsip utama, prinsip aerobik sebagai kerangka dasar aktivitas jogging dan
manajemen jogging 20 menit ( termasuk panduan bagi pemula)
Ada perbedaan mendasar, apabila kita menyebut istilah "olahraga lari' dengan
jogging. Dan untuk menjelaskan dua perbedaan mendasar tersebut, kita perlu
mendefinisikan dua jenis cara kerja kalori dan oksigen dalam tubuh manusia
pada saat aktivitas berlangsung: Tipe aerobik dan an aerobik.
Pada tipe aerobik, tubuh harus bekerja secara terus menerus, secara gradual
dengan suply oksigen yang teratur. Dalam tipe aerobik ini, tidak di harapkan
terjadinya peningkatan yang tajam pada kapasitas dan intensitas aktifitas tubuh.
Karena apabila ada ledakan energi yang membuat tubuh menaikkan intensitas
secara tajam, proses olah kalori dan energi telah beralih ke tipe an aerobik.
Dimana eksekusi aktivitas tidak membutuhkan supply oksigen dalam darah, dan
karenanya daya tahan (endurance) dalam tipe an-aerobik, menjadi pendek.
Secara teori, ledakan teori ini rata - rata hanya bisa di pertahankan selama 2-3
menit dengan masa pemulihan (recovery) yang lebih lama dari masa eksekusi
aktifitas.
Karenanya, untuk bisa menikmati jogging sebagai salah satu bentuk olahraga
aerobik ini, Pengondisian tubuh, perlu dilakukan. Utamanya pengondisian daya
tahan tubuh untuk eksekusi aktifitas ( endurance) dan peningkatan VO2 max (
daya serap maksimal oksigen oleh paru -paru). Dua jenis pengondisian ini
menuntut tubuh untuk bekerja dalam ke dua tipe olahraga tersebut. Secara
sederhana, bisa di katakan demikian, Intensitas rendah ( misal, 65 % dari
maksimal detak jantung), sering di kaitkan dengan upaya pengurangan berat
badan, yang berarti kita bermain pada daya tahan tubuh dan jantung, dan ini
adalah kapasitas aerobik. Sebaliknya, 80% dari maksimal detak jantung) yang
bisa kita raih dalam satu rangkaian aktifitas olahraga, merupakan upaya untuk
meningkatkan intensitas, atau sering di sebut dengan VO2 max, dan ini
merupakan kapasitas an aerobik. Pada kenyataannya, ini tergantung daya tahan
dan tipe tubuh seseorang, maka konsep aerobik dan aerobik ini memiliki
jangkauan yang relatif ( akan saya tulis di artikel terpisah).
Penjelasan tersebut berimbas pada definisi olahraga lari ( ada lari cepat, lari
marathon ) yang keduanya membutuhkan sistem energi yang berbeda.
Sedangkan jogging, berada di antara keduanya dnegan sistem energi cenderung
aerobik.
Bagi pemula, indikator yang harus di perhatikan adalah kinerja tubuh pada 12
menit pertama. Selama yang bersangkutan tidak memiliki kelainan pada detak
jantung, maka indikator 12 menit pertama bisa di terapkan:
2. Sebelum mengambil jog ( ayunan lari kecil) pertama, cek apakah ada rasa
tidak nyaman pada persendian. Bila ada, khususnya pada wilayah lutut akibat
salah menjejakan kaki ( terlalu keras menjejak tumit), maka lebih baik beri
koreksi atau stretching pada saat itu juga, dengan menekut lutut ke arah bokong
atau menekuk lutut dengan telapak kaki ada di paha ( sambil duduk lebih
nyaman).
4. Bila 12 menit telah tercapai dengan baik, turunkan intensitas secara perlahan
dengan cara berjalan kaki kembali ( 3- 5 menit berikut). Pada saat ini baik
untuk mengecek denyut nadi secara manual (dengan menyentuh nadi leher dan
menghitung selama 15 detik, di kalikan 4, maka kita akan mendapat rata-rata
denyut nadi permenit )