Dosen Pengampu :
Metode Riset Bisnis Pada Program Studi Manajemen Sumber daya Manusia
Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda
Disusun Oleh :
C.1711088
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2019
1
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat ilahi Robbul Izzati,
yang berkat rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan proposal skripsi
ini. Tujuan penyusunan proposal skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah metode riset bisnis. Shalawat serta salam
tak lupa saya panjatkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta para keluarga
dan para sahabatnya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................................. 7
2.2 Tinjauan Teori ................................................................................................. 9
2.2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia ...................................................... 9
2.2.2 Perilaku Organisasi .............................................................................. 14
2.2.3 Lingkungan Kerja ................................................................................. 15
2.2.4 Budaya Organisasi ............................................................................... 20
2.2.5 Motivasi ............................................................................................... 21
2.2.6 Semangat Kerja .................................................................................... 22
2.3 Kerangka Pikir .............................................................................................. 27
2.4 Hipotesis ......................................................................................................... 28
BAB III METODE ANALISIS DATA
3.1 Objek Dan Lokasi Penelitian ......................................................................... 30
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 30
3.3 Definisi Operasional Variable ....................................................................... 30
3.4 Populasi Dan Sampel .................................................................................... 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 35
3.6 Metode Pengujian data .................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 43
2
DAFTAR TABEL
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Persaingan dalam dunia kerja sangatlah luar biasa ketatnya oleh karena itu
para karyawan dituntut untuk semakin menumbuhkan kemampuanya dan semangat
nya agar bisa bersaing di era kerja yang modern ini atau yang lebih dikenal di
indonesia dengan era industri 4.O.untuk bisa bersaing secara kompetitif maka
dibutuhkan sinergi yang baik antara sesama karyawan, salah satu cara untuk
bersaing secara kompetitif adalah dengan menumbuhkan motivasi kerja yang
baik,dengan motivasi kerja yang baik akan tercipta sebuah keinginan yang kuat
untuk mencapai level tertinggi didalam karirnya dan memberikan kemampuan
terbaik untuk perusahaan nya bekerja. Selain dengan motivasi salah satu faktor
penting lainya untuk mendorong karyawan untuk bersaing dengan kompetitif di era
kerja yang ketat ini yaitu adalah faktor lingkungan kerja karyawan.
4
budaya organisasi yang baik akan berdampak terhadap peningkatan semangat kerja
karyawan.
Menurut Alex (2002; 160) semangat kerja adalah melakukan pekerjaan lebih
giat sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan baik. Semangat kerja
pegawai dapat dilihat dari kehadiran, kedisiplinan, ketepatan waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan dan tanggung jawab. Selain itu menurut Nitisemito
(2002) semangat kerja, merupakan kondisi seseorang yang menunjang dirinya
untuk melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik di dalam sebuah perusahaan.
Disimpulkan bahwa semangat kerja adalah kemampuan atau kemauan setiap
individu atau sekelompok orang untuk saling bekerjasama dengan giat dan disiplin
serta penuh rasa tanggung jawab disertai kesukarelaan dan kesediaanya untuk
mencapai tujuan organisasi.
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis mengenai
seberapa berpengaruhkah antara lingkungan kerja, budaya organisasi dan motivasi
kerja terhadap semangat kerja di PT Fitriannur Utama Bogor
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat baik secara praktis maupun teoritis yaitu:
1. Manfaat Praktis
a. dapat bermanfaat sebagai wawasan dan bahan pertimbangan dan untuk
menambah ilmu pengetahuan mengenai budaya organisasi dan semangat
kerja
b. sebagai bahan masukan agar perusahaan dapat berperan aktif dalam
memberikan warna kerja bagi karyawan nya agar lebih semangat dalam
bekerja di PT Fitriannur Utama
2. Manfaat teoritis
a. merupakan kesempatan yang baik bagi penulis agar ilmu yang diperoleh
dapat diterapkan selama menjalani perkuliahan dan memperluas ilmu
dalam berfikir
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang yang membahas mengenai tema mengenai
Pengaruh Lingkungan kerja, Budaya Organisasi,dan Motivasi terhadap semangat
kerja karyawan di PT Fitriannur Utama. yang didalamnya terdapat latar
belakang,rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian,dan sistematika
penulisan.
6
BAB II LANDASAN TEORI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil penelitian pertama dalam penelitian yang ditulis oleh Murty &
Hudywinarsih menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja karyawan di PT.TELKOM Witel Papua Barat. Hal ini dapat
diartikan bahwa apabila motivasi kerja meningkat maka kinerja dari karyawan
akan meningkat pula. Murty & Hudiwinarsih (2012).
7
Tabel 2.1 Beberapa penelitian terdahulu lainya
Metode
No Nama Judul Variabel Hasil
Penelitian
1 Siska Malisa Pengaruh Upah Regresi Linier Kesejahteraan
Nasution Kesejahteraan Intensif Berganda karyawan berpengaruh
karyawan terhadap Tunjangan baik secara parsial
2010 Semangat Kerja Absensi Uji Simultan maupun simultan
Karyawan Pada PT Produktifitas Uji Parsial terhadap Semangat
Pangansari Utama kerja Kerja Karyawan Pada
Medan Tingkat PT Pangansari Utama
kerusakan Medan. Kesejahteraab
Kegelisahan karyawan yang paling
dalam bekerja dominan
Tuntutan mempengaruhi
semangat kerja
karyawan di PT
Pangansari Utama
Medan adalah fasilitas
kesejahteraan langsung.
8
2.2 ) Tinjauan Teori
9
B ) Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Perencanaan
Bagaimana merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien agar sesuai
dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan.
Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian.
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
Merupakan kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan
bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan,
karyawan dan masyarakat.
4. Pengendalian
5. Pengadaan
10
a. Analisis pekerjaan, yaitu aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang suatu pekerjaan. Berdasarkan informasi tersebut akan
diketahui uraian (description) dan syarat-syarat (requirement) yang
harus dipenuhi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.
6. Pengembangan
7. Kompensasi
Adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang
kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Prisnsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil di artikan sesuai dengan prestasi
kerjanya, layak di artikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta
berpedoman pada batas upah minimun pemerintah dan berdasarkan internal dan
eksternal konsistensi.
11
8. Pengintegrasian
9. Pemeliharaan
adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan
loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
Pemeliharaan yang baik di lakukan dengan program kesejahteraan yang
berdasarkan kebutuhan sebagian besar pegawai dan pendidik serta pedoman
kepada internal dan eksternal konsistensi.
10. Kedisiplinan
merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena
tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Kedipsilinan
adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan lembaga
pendidikan dan norma-norma sosial .
11. Pemberhentian
12
C ) Unsur Unsur Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Pengusaha
2. Karyawan
3. Pemimpin
13
D ) Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
14
konteks organisasi”. Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting
dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja. Salah satu yang
memiliki pengaruh besar dalam suatu perilaku organisasi adalah kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan proses pengarahan dan mempengaruhi aktivitas yang
berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok atau organisasi. Orang yang
menerapkan prinsip dan teknik yang memastikan motivasi, disiplin dan
produktivitas jika bekerjasama dengan orang tugas dan situasi agar dapat
mencapai sasaran perusahaan. Teori menurut Robert Stinger dalam Wirawan
(2010:105), mengemukakan bahwa “Terdapat lima faktor terjadinya iklim suatu
organisasi, yaitu lingkungan eksternal, strategi, praktik kepemimpinan,
pengaturan organisasi, dan sejarah organisasi”.
15
bekerja secara optimal akan menghasilkan kinerja yang baik, sebaliknya jika
seorang pegawai bekerja dalam lingkungan kerja yang tidak memadai dan tidak
mendukung untuk bekerja secara optimal akan membuat pegawai yang
bersangkutan menjadi malas, cepat lelah sehingga kinerja pegawai tersebut
akan rendah.
16
2 ) Lingkungan Kerja Non Fisik
17
tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau
melepaskan panas dari tubuhnya. Suatu keadaan dengan temperatur udara
sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas
dari tubuh secara besar-besaran, karena sistem penguapan. Pengaruh lain
adalah makin cepatnya denyut jantung karena makin aktifnya peredaran darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia selalu berusaha untuk
mencapai keseimbangan antar panas tubuh dengan suhu disekitarnya.
18
baik tidak teratur dalam intensitas maupun Frekuensinya. Secara umum getaran
mekanis dapat mengganggu konsentrasi bekerja, mengakibatkan kelelahan dan
timbul beberapa penyakit, seperti penyakit mata, syaraf, peredaran darah, otot,
tulang, dan lain-lain.
8. Tata Warna di Tempat Kerja dengan Menata warna di tempat kerja perlu
dipelajari dan direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata
warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat
dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan. Sifat
dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-
lain, karena dalam sifat warna dapat merangsang perasaan manusia.
10. Musik di Tempat Kerja Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut
sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan
merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu lagu-lagu perlu dipilih
dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja. Tidak sesuainya musik
yang diperdengarkan di tempat kerja akan mengganggu konsentrasi kerja.
11. Keamanan di Tempat Kerja Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan
kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya
keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja,
dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan
19
Menurut pendapat Newstrom (2012) faktor yang lebih nyata yang dapat
mempengaruhi perilaku para pekerja adalah ”Kondisi fisik, dimana yang
termasuk di dalamnya adalah tingkat pencahayaan, suhu udara, kebisingan,
getaran-getaran, pencemaran yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan
kimia dan keanekaragaman zat di tempat kerja serta faktor keindahan yang
meliputi musik, warna dan wangi-wangian yang menyenangkan”. Sedangkan
menurut Pendapat lain oleh Robbins (2012) mengemukakan bahwa
“lingkungan kerja fisik juga merupakan faktor penyebab stress kerja pegawai
yang berpengaruh pada prestasi kerja”.
Budaya organisasi menurut para ahli diantaranya : Deal dan Bapak Kennedy
(1982) bahwa pengertian budaya organisasi kuat adalah pembangkit semangat
yang memberikan pengaruh paling besar dalam mengarahkan perilaku yang
membuat para karyawan dan segenap satuan dalam organisasi melaksanakan
pekerjaan lebih baik. Ditambahkan olehnya bahwa dengan budaya organisasi
kuat yang berupa sistem peraturan informal yang memberikan tafsiran terhadap
perilaku setiap saat dalam organisasi serta mendorong para karyawan dalam
bekerja keras.sedangkan menurut S.P. Robbins (1997) bahwa pengertian
budaya organisasi kuat adalah budaya dimana nilai nilai organisasi dipegang
secara intensif dan dianut bersama secara meluas anggota organisasi. Meurut
Robbins (2002 : 279). Budaya organisasi adalah persamaan persepsi yang
dipegang oleh anggota organisasi dalam memberikan arti (share meaning) dari
suatu sistem nilai yang ada. Persamaan persepsi ini penting mengingat bahwa
anggota organisasi mempunyai latar belakang dan level yang berbeda.
Selanjutnya ia mengatakan ada 7 karakteristik budaya organisasi, yaitu : 1)
Inovasi dan pengambilan resiko : tingkat daya dorong karyawan untuk bersikap
inovatif dan berani mengambil resiko. 2) Perhatian terhadap detail : tingkat
tuntutan terhadap karyawan untuk mampu memperlihatkan ketepatan, analisis
dan perhatian terhadap detail. 3) Orientasi terhadap hasil : tingkat tuntutan
terhadap manajemen untuk lebih memusatkan perhatian pada hasil
dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih
hasil tersebut.4) Orientasi terhadap individu: tingkat keputusan manajemen
20
dalam mempertimbangkan efek-efek hasil terhadap individu yang ada di dalam
organisasi. 5) Orientasi terhadap tim : tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur
dalam tim, bukan secara perorangan. 6) Agretivitas : tingkat tuntutan terhadap
orang-orang agar berlaku agresif dan bersaing, dan tidak bersikap santai. 7)
Stabilitas : tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam memper-tahankan
status quo berbanding pertumbuhan.
2.2.5 Motivasi
21
Menurut Sagir dalam Siswanto Sastrohadiwiryo ( 2003: 269-270 ) unsur unsur
motivasi kerja tersebut adalah sebagai berikut :
Kinerja
Penghargaan
Tantangan
Tanggung jawab
Pengembangan
Ketertiban
Kesempatan
Motivasi biasanya merupakan hal yang rumit oleh karena itu motivasi biasanya
melibatkan faktor faktor individual dan organisasional seperti :
Pencapaian penyelesaian tugas yang berhasil berdasarkan tujuan dan
sasaran
Adanya peningkatan
Adanya tanggung jawab
Kondisi kerja
Gaji
Status
Hubungan antar personalia
Ruang lingkup pekerjaan itu sendiri
22
1. Turun/rendahnya produktivitas kerja
bila semangat kerja menurun, maka mereka akan malas untuk datang bekerja.
Apalagi kompensasi atau upah yang diterimanya tidak dikenakan potongan saat
mereka tidak masuk bekerja. Dengan demikian apalagi dapat menimbulkan
penggunaan waktu luang untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi,
meski hanya untuk sementara.
5. Kegelisahan dimana-mana
23
6. Tuntutan yang sering terjadi
Selain kebutuhan materi yang berwujud gaji yang cukup, para karyawan
membutuhkan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani adalah menyediakan
tempat ibadah, menghormati kepercayaan orang lain.
24
Setiap perusahaan harus mampu menempatkan karyawannya pada posisi
yang tepat, artinya menempatkan mereka pada posisi yang sesuai dengan
keterampilan mereka. Ketidaktepatan dalam penempatan karyawan bisa
membuat karyawan tidak bisa maksimal dalam menyelesaikan tugasnya.
Suatu perilaku atau suatu tindakan yang diniatkan untuk mendominasi atau
berperilaku secara destruktif, melalui kekuatan verbal maupun kekuatan fisik
yang diarahkan kepada objek sasaran perilaku agresif. Objek sasaran perilaku
meliputi lingkungan fisik, orang lain, dan diri sendiri. Keinginan menyakiti
orang lain untuk mengekspresikan perasaan-perasaan negative, seperti pada
agresif permusuhan, atau keinginan mencapai tujuan yang diinginkan melalui
tindakan agresif seperti dalam agresif instrumental.
Rasa bangga dan senang berkaitan erat dengan konsep identitas diri, ada
keselarasan antara jati dirinya sendiri dengan nilai-nilai dan identitas
organisasi. Hal ini berkaitan dengan proses “identification” yaitu suatu proses
25
yang dibutuhkan untuk beradaptasi diri, sebagaimana telah dibahas dalam
menumbuhkan trust. Bahwa setiap individu menginginkan dirinya dikenal
sesuai dengan karakteristik individu yang dipunyainya, dan di lingkungan dia
berada.Setiap individu selalu menginginkan dikenal dan diakui dengan ciri-ciri
yang ada pada dirinya dan sesuai pada kelompok dimana individu tersebut
berada. Tinggal masalahnya lingkungan individu tersebut berada memberikan
factor-faktor atau aspek-aspek yang mendukung tidak untuk membuat
anggotanya mempunyai rasa bangga.
Lingkungan Kerja 26
(x1)
Indikatornya :
Semangat Kerja
(Y)
Indikatornya :
1. Rendahnya produktivitas kerja
Budaya Organisasi
(x2) 2. Tingkat absensi yang naik dan
tinggi
Indikatornya :
3. Labour turn over atau tingkat
1. Kesadaran diri perpindahan karyawan yang tinggi
2. Keagresifan 4. Tingkat kerusakan yang
3. Kepribadian meningkat
27
2.4 Hipotesis Peneltian
X1 : LINGKUNGAN KERJA
X3 : Motivasi Kerja
28
H2 : Diduga variabel Budaya Organisasi berpengaruh terhadap semangat kerja
karyawan PT Fitriannur Utama Bogor baik secara simultan maupun secara parsial.
BAB III
METODE PENELITIAN
29
3.2 ) Desain Penelitian
Definisi operasional adalah kegiatan mengubah konsep yang masih abstrak dengan
kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diuji dan
ditentukan kebenarannya oleh orang lain berdasarkan variabel yang digunakan
(Sutrisno Hadi, 2002). Secara keseluruhan, penentuan atribut dan indikator serta
definisi operasional vaiabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel berikut
30
Budaya Organisasi Sistem nilai organisasi Peraturan
( X1 ) dan akan mempengaruhi Jarak dari atasan
( Independen ) cara pekerjaan dilakukan Kepercayaan
dan cara para karyawan Profesionalisme
berperilaku (Lodge, 2000) Integrasi (Berry dkk, 1991)
dalam Boke & Nalla, 2009)
yang dikembangkan
Motivasi Kerja Faktor yang mendorong Upah
( X2 ) seseorang untuk Status
( Dependen ) melakukan suatu Keinginan Untuk Maju
perbuatan atau kegiatan Tanggung Jawab
tertentu (Gitosudarmo & Aktualisasi diri (Lin, 2007)
Mulyono, 1999) yang dikembangkan
Lingkungan Kerja lingkungan kerja Temperatur
( X3 ) merupakan kseluruhan kelembaban,
( Independen ) alat perkakas dan bahan sirkulasi udara,
yang dihadapi, pencahayaan,
lingkungan sekitarnya getaran mekanis,
dimana seseorang bau tidak sedap, warna dan
bekerja, metode kerjanya, sebagainya
serta pengaturan kerjanya Sedarmayanti (2007)
baik sebagai perseorangan
maupun sebagai
kelompok
Semangat Kerja Semangat kerja tidak Minat kerja
( Dependen ) selalu ada dalam diri Gaji
karyawan. Terkadang Status sosial pekerjaan
semangat kerja dapat pula Suasana kerja
menurun Indikasi-indikasi Tujuan pekerjaan
menurunnya semangat Nawawi (2003)
kerja selalu ada dan
31
memang secara umum
dapat terjadi
𝑛=𝑁
𝑁(𝑑 2) + 1
Keterangan:
n = ukuran sampel
N = populasi
3.4.2 Populasi
32
1 ) pengamatan ( Observasi )
2 ) Survey
3 ) Wawancara
4 ) Kuesioner
33
3.5 ) Teknik Pengumpulan data
34
menggunakan teknik mengumpulkan data melalui metode kuesioner. Yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan atau pertanyaan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
1 ) Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan
mengukur apa yang perlu diukur. Suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan
mempunyai tingkat kesalahan kecil, sehingga data yang terkumpul merupakan data
yang memadai. Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dalam penelitian ini digunakan
analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat,
maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut
Sugiyono (2010:178) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai
berikut:
b. Jika koefisien korelasi r 0,30 maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Keterangan:
35
2 ) Uji Reliabilitas
Sebuah alat ukur atau pertanyaan dalam angket dikategorikan reliabel (andal),
jika alat ukur yang digunakan dapat mengukur secara konsisten atau stabil
meskipun pertanyaan tersebut diajukan dalam waktu yang berbeda. Uji reliabilitas
dilakukan terhadap butir pertanyaan atau pernyataan yang sudah valid. Pengujian
ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat pengukur yang sama. Untuk melihat reliabilitas masing-masing
instrumen yang digunakan, penulis menggunakan koefisien cronbach alpha (α)
dengan menggunakan fasilitas Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi
20 untuk jenis pengukuran interval.
Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari batasan
yang ditentukan yakni 0,6 atau nilai korelasi hasil perhitungan lebih besar daripada
nilai dalam tabel dan dapat digunakan untuk penelitian, yang dirumuskan:
𝑎 = 𝑘 𝑘 − 1 (1 − Σsi 𝑠𝑡 )
Keterangan:
𝑎 = Koefisien reliabilitas
𝑠𝑡 = Varians total
Untuk menguji asumsi klasik Ada beberapa pengujian yang harus dijalankan
terlebih dahulu untuk menguji apakah model yang dipergunakan tersebut mewakili
atau mendekati kenyataan yang ada. Untuk menguji kelayakan model regresi yang
digunakan, maka harus terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik
4) Uji Multikolinieritas
36
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi
variabel terikat untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berditribusi normal atau
tidak. Dalam model regresi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error (𝑒) yang
berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian
secara statistik. Pengujian normalitas data menggunakan Test of Normality
Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS. Dasar pengambilan keputusan bisa
dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu: - Jika
probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal. - Jika
probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal. 3.7.2
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada
sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika
terbukti ada multikolinieritas, sebaiknya salah satu dari variabel independen yang
ada dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali. Untuk
mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat pada besaran Variance
Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas
multikolinieritas adalah mempunyai angka tolerance mendekati 1. Batas VIF adalah
10, jika nilai VIF di bawah 10, maka tidak terjadi gejala multikolinieritas. Rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝑉𝐼𝐹 = 1
𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒
𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 = 1
𝑉𝐼F
5 ) Uji Heteroskedastisitas
37
dari yang semestinya. Agar koefisien-koefisien regresi tidak menyesatkan, maka
situasi heteroskedastis tersebut harus dihilangkan dari model regresi. Dan untuk
menguji ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji rankSpearman yaitu dengan
mengkorelasikan variabel independen terhadap nilai absolut dari residual hasil
regresi. Jika nilai koefisien korelasi antara variabel independen dengan nilai absolut
dari residual signifikan, maka kesimpulannya terdapat heteroskedastisitas (variant
dari residual tidak homogen).
𝑟𝑥1𝑥2 1 − 𝑟𝑥1𝑥2 2
Keterangan:
38
0,20 – 0,399 Lemah
Karena dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel bebas yang akan
diuji untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel terikat, maka proses analisis
regresi yang dilakukan adalah menggunakan analisis regresi berganda. Menurut
Sugiyono (2013:277) mendefinisikan bahwa: “Analisis regresi ganda digunakan
oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik
turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasinya (dinaik-turunkannya)”. Persamaan regresi
berganda untuk dua prediktor yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑥1 + 𝛽2𝑥2 + 𝑒
Keterangan:
𝛼 = Koefesien konstanta
8 ) Uji Parsial
39
(t-test) merupakan Pengujian yang dilakukan adalah uji parameter (uji
korelasi) dengan menggunakan uji t-statistik. Hal ini membuktikan apakah terdapat
pengaruh antara masing-masing variabel independen (X) dan variabel dependen
(Y). Menurut Sugiyono (2013:250) menggunakan rumus:
78 𝑡 = 𝑟√𝑛 − 2
√1 − 𝑟 2
Keterangan:
𝑡 = Nilai uji t
𝑟 2 = Koefisien determinasi
𝑛 = Jumlah sampel
𝐹ℎ = 𝑅 2 /𝑘
40
(1 − 𝑅2)/𝑛 − 𝑘 − 1)
Keterangan:
𝐹ℎ = Nilai uji F
41
(adjusted R2 ) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan
variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen.
Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R 2 ≤ 1). Hal ini
berarti bila R 2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen, bila adjusted R2 semakin besar mendekati 1
menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dan bila adjusted R2 semakin kecil bahkan mendekati nol, maka dapat
dikatakan semakin kecil pula pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
𝐾𝑑 = 𝑅 2 𝑋 100%
Keterangan:
42
Daftar Pustaka
43