1, Januari 2017
ABSTRACT
Rumput laut sebagai salah satu komoditas ekspor merupakan sumber devisa bagi Negara dan
budidayanya merupakan sumber pendapatan nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta mampu
memanfaatkan lahan perairan pantai di kepulauan Indonesia yang sangat potensial. Tujuan dari penelitian
ini adalah menghitung jumlah koloni bakteri, dan menentukan jumlah kadar air dan pH pada rumput laut
(Kappaphycus alvarezii) dengan dua metode pengeringan. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif
yaitu metode analisa yang memberikan gambaran secermat mungkin tentang suatu individu, keadaan
gejala atau kelompok tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah koloni bakteri yang
tumbuh pada rumput laut rata-rata menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda, rumput laut yang
dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari dari pukul 08.00–12.00 selama 40 jam adalah 5,45x10 5
CFU/gr, dan untuk pukul 12.00–16.00 selama 40 jam 5,13x10 5 CFU/gr. Sedangkan, untuk pengeringan
menggunakan cabinet dryer selama 12 jam adalah 5,39x10 5 CFU/gr dan pengeringan selama 24 jam
adalah 5,48x10 5 CFU/gr. Untuk kadar air nilai tertinggi yaitu 17,25% pada pengeringan menggunakan
cabinet dryer selama 12 jam. Dan nilai rata-rata terendah yaitu 10,75% pada pengeringan sinar matahari
selama 40 jam. Dan untuk nilai pH, nilai tertinggi yaitu 5,58 pada pengeringan menggunakan sinar
matahari pada pukul 08.00–12.00 selama 40 jam dan untuk nilai terendah yaitu 4,93 pada pengeringan
menggunakan cabinet dryer selama 24 jam.
124
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 1, Januari 2017
125
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 1, Januari 2017
hush yang dilengkapi dengan penutup. dalam desikator selama 15 menit dan
Semua larutan pengenceran disterilkan ditimbang (C gram)
dengan autoclave dengan suhu 121ºC 3. Penimbangan ini diulang sampai diperoleh
tekanan 15psi selama 15 menit. berat yang konstan.
4. Sampel diblender dan ditimbang 10 gram Kadar Air = x 100
secara aseptis kemudian dimasukkan ke Dimana :
dalam 90ml NaCl 0,9% steril sehingga A = Berat kering cawan (gr)
diperoleh larutan dengan tingkat B = Berat kering cawan dan sampel awal (gr)
C = Berat kering cawan dan sampel setelah
pengenceran 10 -1 . Dari pengenceran 10 -1 dikeringkan (gr)
dipipet 1ml ke dalam tabung reaksi 2,
kemudian homogenkan sehingga diperoleh Analisa Penentuan Nilai pH (AOAC, 1995)
pengenceran 10 -2, lanjutkan sampai Bahwa penentuan pH dapat dilakukan
-4
diperoleh pengenceran 10 . dengan menggunakan pH meter, dengan urutan
5. Dari setiap pengenceran diambil 1ml kerja sebagai berikut :
pindahkan ke cawan etri steril yang telah 1. Timbang sampel yang telah dirajang kecil-
diberi kode untuk tiap sampel pada tingkat kecil sebanyak 10 gr dan di homogenkan
pengenceran tertentu. menggunakan mortar dengan 20ml Aquades
6. Ke dalam semua cawan petri dituangkan selama 1 menit.
secara aseptis NA sebanyak 15–20ml. 2. Tuangkan ke dalam beker gelas 10 ml,
setelah penuangan, cawan petri digoyang kemudian diukur pHnya dengan
perlahan-lahan sambil diputar 3 kali ke kiri, menggunakan pH meter.
ke kanan, lalu ke depan, ke belakang, kiri 3. Sebelum pH meter digunakan, harus ditera
dan kanan, kemudian didinginkan sampai kepekaan jarum penunjuk dengan larutan
agar mengeras. Setelah NA padat buffer pH 7.
dimasukkan ke dalam incubator selama 24 4. Besarnya pH adalah pembacaan jarum
jam pada suhu 37ºC dengan posisi terbalik. penunjuk pH setelah jarum skala konstan
Setelah masa inkubasi berakhir, dilakukan kedudukannya.
perhitungan jumlah bakteri dan jumlah
bakteri dikalikan dengan 1 per pengenceran. HASIL DAN PEMBAHASAN
Perhitungan jumlah koloni menggunakan
rumus sebagai berikut : Hasil Total Koloni Bakteri
Total Bakteri= Jumlah Koloni Bakteri x Hasil perhitungan koloni bakteri pada
1/Pengenceran. rumput yang dikeringkan dengan dua metode
pengeringan yaitu menggunakan sinar matahari
Analisa Kadar Air (AOAC, 1995) dan cabinet dryer dengan menggunakan suhu
Analisis kadar air dengan menggunakan inkubasi 37ºC dapat dilihat pada gambar 1.
oven. Kadar air dihitung sebagai persen berat, 6
5.45 5.48
5.39
artinya berapa gram berat contoh dengan yang 5.13
5
Nilai Koloni Bakteri (CFU/gr)
126
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 1, Januari 2017
jauh berbeda, rumput laut yang dikeringkan yaitu 15,75% dengan suhu 60ºC. Hal ini
menggunakan sinar matahari selama 40 jam menunjukan bahwa selama pengeringan rumput
pada pukul 08.00–12.00 adalah 5,45x105 laut baik yang menggunakan sinar matahari dan
CFU/gr, dan untukpengeringan 40 jam pada cabinet dryer , lebih lama waktu pengeringan
pukul 12.00–16.00 5,13x10 5 CFU/gr. maka kadar air dari rumput laut tersebut lebih
Sedangkan, untuk pengeringan menggunakan berkurang.
cabinet dryer untuk pengeringan selama 12 jam 20
127
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 1, Januari 2017
Oviantari dan Purwata (2007) dalam menggunakan dua metode pengeringan yaitu
Masduqi (2014), menyatakan bahwa proses bersifat asam.
pengeringan yang tidak merata dan perubahan
temperatur secara fluktuatif tersebut KESIMPULAN DAN SARAN
mempengaruhi kandungan air. Semakin lama
Kesimpulan
waktu pengeringan yang dilakukan, maka kadar
Berdasarkan hasil penelitian Analisa
air yang terdapat pada suatu bahan akan
total bakteri (TPC), kadar air dan pH yang
semakin rendah.
terdapat pada rumput laut (Kappaphycus
alvarezii) dengan dua metode pengeringan
Hasil Analisa pH
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Hubungan antara rumput laut yang
1. Pengeringan rumput laut dengan
dikeringkan dengan dua metode pengeringan
menggunakan cabinet dryer merupakan
yaitu menggunakan sinar matahari dan cabinet
salah satu inovasi untuk pengeringan
dryer terhadap nilai pH rumput laut dapat
rumput laut khususnya jenis Kappapphycus
dilihat pada Gambar 3.
6 alvarezii.
5.58 5.57
5.13 4.93 2. Jumlah koloni bakteri pada Rumput Laut
5 (Kappaphycus alvarezii) dengan dua
4 metode pengeringan tidak menunjukkan
Nilai pH
128
Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol. 5, No. 1, Januari 2017
Hardoko, 2007. Studi Penurunan Glukosa Darah Diabet Prajitno, Arief. 2007. Uji Sensitifitas Flavonoid Rumput
Dengan Konsumsi Rumput Laut Eucheuma cotonii. Laut (Eucheuma cottoni) Sebagai Bioaktif Alami
Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya Malang. Terhadap Bakteri Vibrio Harveyi. Skripsi. Fakultas
FPIK Institut Pertanian Bogor. 90 hal. Perikanan, Universitas Brawijaya.
Koentjaraningrat. 1985. Metode-metode Penelitian Pramono, S. 2006. Penanganan Pasca Panen Dan
Masyarakat. Jakarta Gramedia. Pengaruhnya Terhadap Efek Terapi Obat Alami.
Muller, J and Heindl. 2006. Drying Of Medical Plants In Prosiding Seminar nasional Tumbuhan Obat Indonesia
R.J. Bogers, L. E. Cracer, and D> Lange (eds), XXVIII, Bogor, 15-18 Sept.2005. Hal 1-6.
Medical and Aromatic Plant, springer, The Soegiarto, A.W., S. Ayadja, Sulistidjo dan H. Mubarak.
Netherland, p.237-252. 1987. Rumput Laut (Algae): manfaat, potensi dan
Naiu S, L. Mile. Kalaka S.R. 2011. Karakteristik usaha budidaya. Lembaga Oseanologi Nasional LIPI.
karaginan dari rumput laut K. alvarezii pada umur Jakarta: 15-17.
panen yang berbeda. Laporan Hasil Penelitian Sugiono 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif
Pengembangan Program Studi: Hal 1-36. dan R & D, Alfabeta, Bandung.
Oviantari M.V. dan Parwata I.P. 2007. “Optimalisasi Suptijah, Pipih. 2003. Rumput Laut: Prospek dan
Produksi Semi-Refined Carrageenan Dari Rumput Tantangannya.
Laut Eucheuma cotonii Dengan Variasi Teknik
Pengeringan Dan Kadar air Bahan Baku” Jurnal
Penelitian dan Pengembangan Sains & Humaniora, 1
(1): 62-71.
129