Anda di halaman 1dari 11

TUGAS METODE PENELITIAN PENDIDIKAN KIMIA

“PENELITIAN TINDAKAN KELAS”

OLEH:

RAHMANIAR
REZKY ZEPRIANI RAIS
SRI NURFADHILLAH NINGSIH
ANDI TENRI ULENG

PENDIDIKAN KIMIA B

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


PENDIDIKAN KIMIA
2019/2020
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Suharsimi (2002), Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu


obyek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau
informasi yg bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat
dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan .
Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yg sama menerima pelajaran
yang sama dari seorang guru. Sehingga PTK adalah PTK adalah tindakan yang
dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki / meningkatkan mutu praktik
pembelajaran
Menurut Siswojo Hardjodipuro, PTK yaitu memaknai penelitian tindakan
kelas sebagai pendorong seorang guru untuk lebih memerhatikan praktik
mengajarnya agar menjadi lebih kritis dan bersedia memperbaikinya atau
melakukan perubahan demi kualitas pendidikan yang lebih baik
Menurut Kemmis dan Taggart (1988), penelitian tindakan adalah suatu
bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-
situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan
sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif
mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua
hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan
mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk
memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti
meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksana- kannya;
serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut
dilaksanakan
Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian
tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom
Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di
dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas
atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas
Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam sebuah kelas
yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah siswa, guru, materi pelajaran, peralatan
atau sarana pendidikan, hasil pembelajaran (kognigtif, afektik, psikomotor),
lingkungan belajar, dan pengelolaan. Seorang guru dapat menemukan masalah
penelitian tindakan kelas berdasarkan komponen tersebut. PTK merupakan suatu
bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah
aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan
guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu kegiatan penelitian yang
dilakukan guru di dalam kelasnya dengan permasalahan diperoleh dari kegiatan
refleksi diri dan disertai suatu tindakan dengan tujuan untuk menyelesaikan
masalah tersebut atau meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan.
B. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
 Membuat seorang guru menjadi lebih peka dan tanggap terhadap
dinamika pembelajaran di dalam kelasnya
 Membuat seorang guru menjadi lebih reaktif dan kritis terhadap
perilaku murid – muridnya dan juga bagaimana sebaiknya seorang guru
menghadapi murid – muridnya
 Meningkatkan tingkat profesionalitas seorang guru
 Membuat seorang guru menjadi lebih aktif dalam berupaya dan
berinovasi serta lebih kreatif dalam menyampaikan pembelajaran
terhadap muridnya, baik secara teknik, teori, maupun bahan ajar yang
digunakannya
 Membuat seorang guru memperbaiki proses pembelajaran yang
diberikannya sebagai respon terhadap permasalahan yang terjadi di
kelasnya
 Membantu seorang guru dalam menemukan solusi terhadap
permasalahan yang timbul di dalam kelasnya
 Penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara berkesinambungan
mampu meningkatkan kualitas mutu pendidikan yang ditekankan
melalui kualitas guru yang terus ditingkatkan.
C. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Setiap tindakan dalam proses pembelajaran pasti mempunyai tujuan.
Keberhasilan suatu tindakan dapat diukur dengan melihat manfaatnya. Demikian
juga dengan penelitian tindakan kelas, selain bertujuan meningkatkan dan atau
memperbaiki proses pembelajaran di kelas keberhasilannya diukur dari
kemanfaatan tindakan alternatif bagi perbaikan tersebut.
Adapun manfaat yang dapat dipetik dari penelitian tindakan kelas mencakup
(a) inovasi pembelajaran, (b) pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan
kelas, (c) peningkatan professional guru.
Dalam inovasi pembelajaran, guru selalu perlu mencoba untuk mengubah,
mengembangkan, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan
model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru selalu berhadapan
dengan siswa yang berbeda-beda setiap tahun. Oleh sebab itu kalau guru
mengadakan penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalahan yang dihadapi
di kelasnya dan menghasilkan solusi terhadap masalahnya. Dengan proses belajar
di kelas seperti itu guru tersebut telah melakukan inovasi pembelajaran.
Dari aspek pengembangan kurikulum, penelitian tindakan kelas juga dapat
dimanfaatkan secara efektif oleh guru. Guru kelas harus bertanggung jawab
terhadap pengembangan kurikulum dalam tingkat sekolah maupun kelas, penelitian
tindakan kelas akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan.
Dari aspek profesionalisme guru dalam proses pembelajaran memiliki
manfaat yang sangat penting. Guru yang professional tentu tidak enggan melakukan
perubahanperubahan dalam praktek pembelajarannya sesuai dengan kondisi
kelasnya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu media yang dapat
digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, untuk selanjutnya
meningkatkan ke arah perbaikan secara profesional.
Guru profesional menurut Suyanto (1997) perlu melihat dan menilai sendiri
secara kritis terhadap parktek pembelajarannya di kelas. Dengan melihat unjuk
kerjanya sendiri, kemudian direfleksikan, lalu diperbaiki guru akhirnya akan
mendapatkan otonomi secara profesional. Konsep penting dalam pendidikan adalah
selalu adanya upaya perbaikan dari waktu ke waktu pada proses pemebalajarnnya.
Hal ini terjadi karena guru mau melakukan penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan profesionalismenya.
D. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
1. Kritik Refleksi
Yaitu dilakukannya tindakan refleksi pada penelitian tindakan kelas yang
merupakan bagian dari proses evaluasi atau penilaian dalam penelitian
tindakan kelas terhadap hasil observasi mengenai sebuah tindakan yang telah
dilakukan. Untuk dapat melakukan refleksi tersebut diperlukan kritik agar
terjadi perubahan – perubahan yang berarti terhadap tindakan refleksi
tersebut.
2. Kritik Dialektis
Yaitu kritik terhadap fenomena yang sedang menjadi kajiannya. Kemudian
melakukan pemeriksaan konteks secara menyeluruh di dalam satu unit kajian
dan tidak lupa di balik unit yang cenderung untuk berubah meskipun bersifat
stabil
3. Kolaboratif
Adalah karakteristik penelitian tindakan kelas yang ditandai dengan adanya
kerjasama semua pihak yang menjadi sumber data dalam sebuah penelitian
tindakan kelas. Kemudian menerima sudut pandang dari berbagai pihak
tersebut mengenai pemahamannya terhadap sebuah permasalahan. Oleh
karena itu diperlukan banyak pihak dalam menyampaikan sudut pandang
guna melengkapi kekurangannya, namun sebuah permasalahan pun akan
menjadi kurang efektif bila menampung semua sudut pandang dari berbagai
pihak. Oleh karena itu peneliti tetap yang memegang kendali terhadap
keputusan digunakannya atau tidak sebuah sudut pandang dengan melihat
kesesuaiannya terhadap permasalahan dan yang menjadi kajian sang peneliti.
4. Risiko
Karakteristik ini mendorong seorang peneliti untuk berani mengambil risiko
selama proses penelitian berlangsung. Risiko yang biasa terjadi selama proses
penelitian tindakan kelas berlangsing seperti hipotesis yang meleset (kurang
tepat), tuntutan untuk dilakukannya transformasi (perubahan secara bertahap)
baik terhadap satu, beberapa, bahkan seluruh bagian penelitian. Risiko
lainnya yang mungkin terjadi adalah perubahan terhadap sudut pandang. Hal
ini dapat terjadi karena pengaruh dari sudut pandang yang diberikan oleh
unsur – unsur dalam penelitian.
1. Susunan Jamak
Bersifat jamak karena penelitian tindakan kelas melibatkan lebih dari satu
komponen demi tercapainya hasil yang komperhensif. Kemudian sifat
penelitian dalam kelas yang dialektif, reflektif, dan kolaboratif atau
partisipasi.
2. Internalisasi Teori dan Praktik
Dalam penelitian tindakan kelas melihat bahwa teori dan praktik adalah dua
tahap yang berbeda, namun saling bergantung satu dengan lainnya. Teori
yang diperlukan sebagai dasar dari sebuah praktik, dan praktik yang
diperlukan sebagai aplikasi dari sebuah teori. Baik teori maupun praktik
mendukung dalam perubahan bertahap (transformasi)
E. Prinsip Pelaksanaan PTK
 Guru dalam melaksanakan Tridarma PT, pelaksanaan penelitian tidak
boleh mengganggu atau menghambat kegiatan pembelajaran.
 Metodologi yang digunakan harus reliabel artinya terencana dengan
cermat sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis
tindakan yang dapat diuji di lapangan
 Permasalahan yang dipilih harus menarik, nyata, tidak menyulitkan,
dapat dipecahkan, berada dalam jangkauan peneliti untuk melakukan
perubahan, dan peneliti merasa terpanggil untuk meningkatkan diri.
 Pegumpulan data tidak mengganggu atau menyita waktu terlalu banyak.
 Metode dan teknik yang digunakan tidak terlalu menuntut, baik dari
kemampuan guru itu sendiri maupun dari segi waktu.
 Harus memperhatikan etika penelitian, tatakrama penelitian, dan rambu-
rambu pelaksanaan yang berlaku umum, seperti yang diteliti harus
dihormati kerahasiannya, semua yang terkait setuju dengan prinsip-
prinsip penelitian, harus ada laporan dan lain-lain.
 Kegiatan penelitian pada dasarnya harus merupakan gerakan yang
berkelanjutan (on-going), karena cakupan peningkatan dan
pengembangan sepanjang waktu menjadi tantangan.
 Situasional artinya berkaitan langsung dengan permasalahan yang
konkrit dihadapi guru dalam kesehariannya. Hal ini dapat berkaitan
dengan diagnosis masalah dalam konteks tertentu. Masalah diangkat dari
praktik pembelajaran keseharian yang dapat dirasakan oleh guru atau
siswa atau keduanya
 Kontekstual artinya upaya penyelesaian atau pemecahannya demi
peningkatan mutu pendidikan, prestasi siswa, profesi guru dan mutu PT
tidak terlepas dari konteksnya dengan cara merefleksi diri, yaitu sebagai
praktisi dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sekaligus secara sistemik
meneliti dirinya sendiri
F. Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas
1. Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik
Jenis PTK yang menggunakan diagnosa dan peneliti masuk secara langsung
dalam situasi penelitian, sehingga menuntun peneliti terhadap suatu
tindakan.
2. Penelitian Tindakan Kelas Partisipan
Jenis PTK yang mengharuskan peneliti terlibat langsung dari awal hingga
akhir penelitian, dan terus menerus, dari pembuatan perencanaan hingga
selesainya penelitian dan terbentuk sebuah laporan penelitian. Pemantauan,
pencatatan, pengumpulan data, dan menganalisa hasil yang didapat
dilakukan oleh peneliti.
3. Penelitian Tindakan Kelas Empiris
Yaitu jenis PTK terkait dengan pembukuan atau pencatatan terhadap
pelaksanaan tindakan atau aksi yang dilakukan oleh peneliti. Selain itu apa
saja yang terjadi selama pelaksanaan tindakan atau aksi pun menjadi data
dalam penelitian nantinya
4. Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental
Apabila Anda melakukan PTK tentang penerapan berbagai teknik, strategi
yang Anda nilai lebih efektif dan efisien digunakan dakan kegiatan belajar
– mengajar. PTK jenis eksperimental berguna untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diberikan sehingga mudah diterima oleh murid – murid
dalam kelas.
G. Subyek Penelitian Tindakan Kelas
Cukup banyak subjek yang terlibat dalam penelitian tindakan kelas.
Diantaranya subjek peneliti, yaitu Anda. Subjek yang diteliti dalam penelitian
tindakan kelas di dunia pendidikan adalah murid – murid, terutama bila
dilakukan dalam lingkup kecil, yaitu di dalam kelas. Penelitian dilakukan ketika
kegiatan belajar – mengajar sedang berlangsung, baik secara keseluruhan
maupun terkait dengan materi tertentu.
Dan yang diteliti antara lain seperti daya tangkap, motivasi belajar murid –
murid, dan lain sebagainya. Kemudian subjek yang merupakan komponen inti
yang biasa dilibatkan seperti para guru, kepala sekolah, kemudian pengamat luar
yang ahli di bidangnya. Komponen yang demikian disebut sebagai kontributor.
Banyaknya dan siapa saja kontributor yang digunakan dalam penelitian
tergantung Anda sebagai peneliti.
H. Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan/ Planning
Perencanaan yang dimaksud disini adalah perencanaan tindakan. Perencanaan
tindakan adalah tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas yang akan Anda susun
setelah dilaksanakannya pra PTK. Perencanaan tindakan dilakukan untuk menguji
secara empiris terhadap hipotesis tindakan yang Anda buat saat pra PTK.
Pada tahap ini Anda akan menyusun secara terperinci mengenai tindakan –
tindakan yang Anda akan lakukan selama PTK, baik langkah – langkahnya, materi,
bahan ajar, teknik, metode pengajaran, serta kendala – kendala yang mungkin akan
terjadi ketika PTK berlangsung. Dengan penyusunan perencanaan tindakan yang
matang dan terperinci menentukan kelancaran penelitian tindakan kelas nantinya, serta
hipotesis yang tidak berubah (tepat).

2. Pelaksanaan/ Acting
Merupakan realisasi dari semua rencana yang telah Anda susun pada tahap
perencanaan tindakan. Pelaksanaan ini dilakukan di dalam kelas. Apabila Anda
menggunakan unsur lain di dalam pelaksanaan atau yang disebut
kontributor/kolaborator hanya bertujuan untuk mempertajam refleksi dan evaluasi Anda
kelak
3. Pengamatan/Observing
Tahapan ini sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksa naan tindakan.
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung dalam
waktu yang sama. Pada tahapan ini, peneliti (atau guru apabila ia bertindak sebagai peneliti)
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan
format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan
hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil
kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain), tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan
keaktifan siswa, atusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain.
Instrumen yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis; (b) rubrik; (c) lembar observasi;
dan (d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak
dapat terekam melalui lembar observasi, seperti aktivitas siswa selama pemberian tindakan
berlangsung, reaksi mereka, atau pentunjukpetunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan
dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna
menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis,
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika
terdapat masalah dan proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan
pengamatan ulang sehingga permasalahan yang dihadapi dapat teratasi.
I. Sumber-Sumber Masalah dan Contoh Masalah yang Dapat Diungkap
Dijadikan PTK
No. Sumber Masalah Contoh Masalah
1. Siswa  Siswa kurang berani bertanya
 Kerja kelompok yang pasif
 Minat belajar siswa rendah
 Minat baca siswa rendah
2. Guru  Keterampilan teknik bertanya
 Keterampilan memimpin diskusi
kelompok kecil
 Pengelolaan kelas
 Keterampilan membuka dan menutup
kelas, keterampilan menjelaskan
3. Proses Pembelajaran  Menggunakan metode dan media
pembelajaran yang kurang tepat
 Proses pembelajaran tidak demokratif
 Kelas cenderung tidak aktif
 Kurangnya interaksi antar siswa
 Proses PBM didominasi guru

Anda mungkin juga menyukai