Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori

Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang
dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'.
Hukum ini terdiri dari dua bagian: Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai
Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independentassortment) dari Mendel,
juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hukum mandel 2 adalah persilangan antara dua tetua yang
mempunyai dua sifat beda (dihibrid). Dalam hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of
Independent assortmenofgenesatau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas dinyatakan bahwa selama
pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang
bukan alelnya. (Dotti Suryati,2019).

Hukum mendel II dikenal pula sebagai Hukum Asortasi atau Hukum Berpasangan Secara Bebas.
Menurut hukum ini, setiap gen/sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen/sifat lain. Meskipun
demikian, gen untuk satu sifat tidak berpengaruh pada gen yang lain yang bukan termasuk alelnya.
(Syamsuri, 2004).

Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu
yang memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda. Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan
dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat beda, akan menghasilakn perbandingan 9:3:3:1. Fenotif adalah
penampakan/ perbedaan sifat dari suatu individu tergantung dari susunan genetiknya yang dinyatakan
dengan kata-kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb).Genotif adalah susunan genetik
dari suatu inidividu yang ada hubungannyadenganfenotif; biasanya dinyatakan dengan simbol/tanda
huruf.(Fandri, 2008).

Oleh karena itu pada contoh dihibrid itu terjadilah 4 macam pengelompokan dari dua pasang gen
yaitu:

1. Gen B mengelompok dengan gen K, terdapat dalam gamet BK.

2. Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet Bk.

3. Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet bK.

4. Gen B mengelompok dengan gen k, terdapat da;lam gamet bk.

Apabila dominasi nampak penuh, maka perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan
perbandingan fenotip 9:3:3:1. Juga telah diketahui bahwa hasil perkawinan dihibrid = hasil perkawinan
monohybrid 1 x hasil perkawinan monohybrid dua. Pada semidominansi ( artinya dominansi tidak
nampak penuh. Sehingga ada sipat intermedier ) maka hasil perkawinan monohybrid menghasilkan
keturunan dengan perbandingan 1:2:1. Tentunya mudah dimengerti bahwa pada semidominansi,
perkawinan dihibrid menghasilkan keturunan dengan perbandingan 1:2:1 x 1:2:1 = 1:2:1:2:4:2:1:2:1.
(Wikipedia.org)

Prinsip segregasi mendel berlaku pada segregasi kromosom homolog. Mendel menyilangkan
tanaman yang mempunyai dua macam alel yang berbeda.Ia menyilangkan tanaman ercis yang berwarna
kuning dan berbiji bulat dengan tanaman tanaman yang berwarna hijau dan berbiji keriput.
F1 penyilangan 2 parental homolog adalah dihibrid (heterozigot) untuk dua gen yang terkait individu
F1 ini disebut individu dihibrid dan persilangannya disebut persilangan dihibrid. (sisunandar, 2011).

Kalau disilangkan kacang ercis kuning-bulat dengan kacang ercis hijau-keriput ternyata F1 terdiri
atas kacang ercis yang bijinya kuning-bulat semua. Ini menunukkan karakter kuning dan bulat sama
dominan terhadap hijau dan keriput. Lalu kalau F1 melakukan penyerbukan sendiri, terdapat F2 yang
bukan terdiri atas 2 kelas saja fenotipenya tapi ada 4 kelas. Keempat kelas fenotipe F2 yaitu: kuning-bulat,
kuning-keriput, hijau-bulat, hijau keriput. Ratio perbandingan F2 kalau dijumlahkan semua yang memiliki
karakter sama dari keempat macam itu, akan didapat : 9 kuning-bulat : 3 kuning-keriput : 3 hijau-bulat : 1
hijau-keriput. Bila disingkat : Ratio Fenotipe dihibrid F2 : 9 : 3 : 3 : 1. Berlakunya hukum mendel II yaitu
ketika terjadinya meiosis pada gametogonium individu yang memiliki genotipe double-heterozigot, triple-
heterozigot, atau poli-hiterozigot, dan seterusnya sesuai dengan jenis hibridnya, apakah di, tri atau poli-
hibrid. Sesuai anafase I saat pemisaahan dan pengelompokkan gen-gen secara bebas, ke kutub atas atau
ke kutub bawah. (yatim, 2003).

1.2 Tujuan Pratikum

Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hukum mendel pada persilangan dengan
dua sifat beda (dihibrid).
BAB II
BAHAN DAN ALAT
2.1 Bahan dan Alat

Kancing genetic 4 warna

Dua buah

2.2 Cara Kerja

1. Pertama mengambil sepasang model gen merah, putih, kuning, dan hijau. Dalam hal ini warn
gen merah (B) pembawa sifat untuk biji bulat dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk biji
keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk biji kuning dan dominan terhadap
warna hijau (k) pembawa sifat untuk biji warna hijau.

2. Kemudian menbuka pasangan gen tersebut diatas. Hal ini dimpamakan sebagai pemisah gen
pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini di asumsikan bahwa fertilisasi terjadi
secara acak.

3. Lalu menentukan kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1.

4. Selanjutnya membuat pasangan model gen untuk meneruskan macam gen yang terbentuk pada
F1. Harus diingat bahwa 1 pasang gen dianggap satu macam gamet.

5. Lalu membuat model gamet yang sama seperti diatas (langkah 4). Masing-masing 16.

6. Delapan pasang dari masing-masing pasangan model gen (gamet) dimasukkan kedalam stoples
I dan 8 pasangan lagi ke toples II. Kocok atau aduk hingga bercampur dengan baik.

7. Model gamet dari masing-masing stoples tersebutdiambil secara serentak dan acak,, lalu
dipasangkan guna menentukan kombinasi genotipe nya.

8. Kemudian mencatat hasil kombinasi yang didapatkan. Bila stoples I terambil model gen
(gamet) pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka kombinasi
genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.

9. Pasangan yang terambil kembalikan ke stoples masing-masing dan dilakukan pengambilan


sebanyak 32 kali dan 64 kali.
BAB III
HASIL PENGAMATAN

4.1 Tabel Nisbah Pengamatan Fenotipe


Frekuensi genotipe Rasio Fenotipe
Fenotipe Genotipe
32x 64x 32x 64x
BBKK IIIII I IIIII III
BBKk IIII IIIII IIII
Bulat-Kuning 19 34
BbKK IIIII IIIII III
BbKk IIII IIIII IIII
BBkk IIII IIIII III
Bulat-Hijau 7 14
Bbkk III IIIII I
bbKK II IIIII
Keriput-Kuning 5 10
bbKk III IIIII
Keriput-Hijau bbkk I IIIII I 1 6
Total 9 32 64 32 64

4.2 Tabel Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan Nisbah


harapan/teoritis/expected (E).
Pengamatan Harapan Deviasi
Fenotipe
32x 64x 32x 64x 32x 64x
Bulat-Kuning 19 34 18 36 1 -2
Bulat-Hijau 7 14 6 12 1 2
Keriput-Kuning 5 10 6 12 -1 -2
Keriput-Hijau 1 6 2 4 -1 2
Total 32 64 32 64 0 0
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan praktikum Genetika kali ini dengan sub bab pembahasan mengenai hukum
mendel II dimana ada percobaan ini hanya melakukan persilangan dengan dua sifat beda, yang sesuai
dengan hukum Mendel II, atau yang lebih dikenal dengan Persilangan Dihibrid. Adapun sifat sifat yang
akan di silangkan yaitu antara warna biji dan bentuk biji. Dimana pada postulat Mendel mengatakan
bahwa Biji Bulat dan warna merah dijadikan sebagai sifat yang dominan dan diberi lambang (B) dan
kemudian untuk sifat kedua yaitu biji keriput dilambangkan dengan warna Putih (b) karena sifatnya yang
resesif. Dan kemudian untuk sifat kedua, dimana pemberian lambang untuk sifat dominan yaitu pada
warna kuning ( K ) dan untuk sifat yang resesif yaitu warna hijau ( k ).

Dari hasil persilangan antara (BBKK) dimana pada saat praktikum ini kita menggunakan
kancing genetik berwarna merah dan kuning yang kemudian disilangkan dengan biji keriput berwarna
hijau (bbkk) yang diwakil kancing genetik hijau dan merah. Persilangan ini dilakukan dengan mengacak
dua sifat tersebut kedalamtoples yang telah di bagi dua, dan diambil menggunakan kedua belah telapak
tangan dan di balik untuk melihat hasil persilangannya. Ketika kedua persilangan tersebut dilakukan,
antara biji bulat berwarna kuning terhadap biji keriput berwarna hijau, karena biji bulat berwarna kuning
merupakan sifat yang dominan berdasarkan postulat Mendel maka didapat kan lah hasil F1 nya yang 100
%berwarna bulat kuning ( BbKk ).

Jika F1 disilangkan dengan sesamanya (F1), maka diperoleh empat macam fenotipe yaitu Bulat-
Kuning, Bulat-Hijau, Keriput-Kuning, dan Keriput-Hijau. Dengan genotipe untuk Bulat-Kuning (1
BBKK; 2 BBKk; 3 BbKK dan 4 BbKk), Bulat-Hijau (1 BBkk; 2 Bbkk), Keriput-Kuning (1 bbKK; 2
bbKk) serta Keriput-Hijau (bbkk). Menurut hukum Mendel II, perbandingan fenotipe untuk persilangan
dihibrid pada F2 adalah 9:3:3:1.

Dalam praktikum ini diperoleh hasil yaitu :

1. Pengambilan 32x

Pada pengambilan 32x hasil yang diperoleh adalah :

a. Bulat-Kuning

Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 19, dengan frekuensi genotip BBKK=6, BBKk=4, BbKK=5,
dan BbKk=4.
b. Bulat-Hijau

Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 7, dengan frekuensi genotip BBkk=4, dan Bbkk=3.

c. Keriput-Kuning

Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 5, dengan frekuensi genotip bbKK=2, dan bbKk=3.

d. Keriput-Hijau

Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 1, dengan frekuensi genotipnya adalah bbkk=1.

Jadi, hasil dari percobaan pada pengambilan 32x diperoleh data rasio fenotifnya, yaitu sifat Bulat-
Kuning sebanyak 19 kali, Bulat-Hijau sebanyak 7 kali, Keriput-Kuning sebanyak 5 kali dan Keriput-
Hijau sebanyak 1 kali, sedangkan hasil yang diharapakan adalah Bulat-Kuning sebanyak 18 kali, Bulat-
Hijau sebanyak 6 kali, Keriput-Kuning sebanyak 6 kali dan Keriput-Hijau sebanyak 2 kali.
Sehingga deviasi yang diperoleh adalah -1 untuk Bulat-Kuning, -1 untuk Bulat-hijau, 1 untuk Keriput-
Kuning dan 1 untuk Keriput-Hijau dengan total deviasi adalah 0. Deviasi menyatakan besarnya
penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan, maka mengacu pada teori maka percobaan
ini bisa dianggap benar.

2. Pengambilan 64x

Pada pengambilan 64x hasil yang diperoleh adalah :

a. Bulat-Kuning

Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 34, dengan frekuensi genotip BBKK=8, BBKk=9, BbKK=8,
dan BbKk=9.

b. Bulat-Hijau

Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 14, dengan frekuensi genotip BBkk=8, dan Bbkk=6.

c. Keriput-Kuning

Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 10, dengan frekuensi genotip bbKK=5, dan bbKk=5.
d. Keriput-Hijau

Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 6, dengan frekuensi genotipnya adalah bbkk=1.

Jadi, hasil dari percobaan pada pengambilan 64x diperoleh data rasio fenotifnya, yaitu sifat Bulat-
Kuning sebanyak 34 kali, Bulat-Hijau sebanyak 14 kali, Keriput-Kuning sebanyak 10 kali dan Keriput-
Hijau sebanyak 6 kali, sedangkan hasil yang diharapakan adalah Bulat-Kuning sebanyak 36 kali, Bulat-
Hijau sebanyak 12 kali, Keriput-Kuning sebanyak 12 kali dan Keriput-Hijau sebanyak 4 kali.
Sehingga deviasi yang diperoleh adalah 2 untuk Bulat-Kuning, 2 untuk Bulat-hijau, 2 untuk Keriput-
Kuning dan -4 untuk Keriput-Hijau dengan total deviasi adalah 0. Deviasi menyatakan besarnya
penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan, maka mengacu pada teori maka percobaan
ini bisa dianggap benar.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang kami lakukan dapat kami simpulkan bahwa:

1. Hukum mendel II merupakan hukum pengelompokan secara bebas (perkawinan dua tetua yang
mempunyai dua sifat beda).

2. Rasio fenotipe persilangan dihibrid, yaitu 9 : 3 : 3 : 1. Walaupun dalam percobaan ini hasilnya tidak
sama persis, tetapi hasilnya hampir mendekati.

3. Gen yang bersipat dominan akan menutupi gen yan g bersipatresesip. Tujuan dari persilangan dua
sipat beda adalah untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alela dari karekter tersebut.

4. Gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan


gen lain yang bukan alelnya

5. Dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat beda, akan menghasilakn perbandingan 9:3:3:1. Pada
percobaan ini persilangan yang dilakukan adalah antara biji bulat warna kuning dengan biji keriput warna
hijau.

6. Perbandingan fenotip yang diperoleh dalam praktikum ini adalah pada pengambilan 32x yaitu
19:5:7:1 dan pengambilan 64x yaitu 36:13:10:5, sedangakan total deviasi yang diperoleh adalah 0.
Fenotip yang diperoleh adalah bulat-kuning, bulat-hijau, keriput-kuning, dan keriput-hijau.

7. Gen yang bersifat dominan menutupi gen yang resesif.

8. Tujuan dari persilangan dua sifat beda untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan
alel dari karekter tersebut.
Jawab pertanyaan
1. Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut?

Ada sembilan macam yaitu, BBKK, BBKk, BBkk, Bbkk, bbKK, bbKk dan bbkk.

2. Tulis perbandingan fenotipe yang diperoleh!

9 : 3 : 3 : 1.

3. Jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan diatas dengan kejadian di alam nyata?

Misalnya untuk memperoleh tanaman mangga yang rasanya manis dan berbuah banyak, maka
disilangkanlah tanaman yang rasanya asam dan berbauh lebat dengan tanaman yang rasanya manis dan
berbuah sedikit. Sehingga F2 yang terbentuk diharapkan tanaman mangga yang rasanya manis dan
berbuah lebat.
DAFTAR PUSTAKA
Suryati, Dotti dkk. 2019. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas
Bengkulu.

Syamsuri, istamar dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga

Fandri. 2009. Hukum Mendel II. http://samudra-fox.blogspot.com Diakses pada 30 September 2019

Wikipedia.org. 2013.Pewarisan Hukum Mendel.http://id.wikipedia.org Diakses pada 30 September 2019

Sisunanadar, 2011.Penuntun Praktikum Genetika. Purwokerto : Universitas MuhammadiyahPurwokerto.

Yatim wildan, 2003 .Genetika edisi ke 5.Bandung : Tarsito


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

ACARA 4

HUKUM MENDEL II

Disusun Oleh :

Nama : Anggy Juki Pratama

NPM : E1J018019

Shift :A( Selasa`, 08.00-10.00 WIB)

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019

Anda mungkin juga menyukai