Oleh:
Kementrian Kesehatan RI
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan berkah dan rahmatnya bagi kelancaran pembuatan makalah untuk pemenuhan
nilai mata kuliah Etika Keperawatan dan Hukum Kesehatan. Judul makalah ini adalah
“Liability, Negligence dan Malpraktek”
Makalah ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :
1. selaku dosen yang mengajar di mata kuliah Etika Keperawatan dan Hukum
Kesehatan, yang telah memberi dorongan, motivasi, dan petunjuk-petunjuk kepada
penulis.
2. Pihak Keluarga yang sepenuhnya telah membantu dan memberi dorongan moril
maupun materiil yang juga sangat membantu dalam proses penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi
maupun teknik penulisannya, mengingat terbatasnya pengetahuan dan kemampuan yang
penulis miliki. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu liability atau tanggungjawab dalam praktik keperawatan
2. Untuk mengetahu apa itu negligence atau kelalaian dalam praktik keperawatan
3. Untuk mengetahui apa itu malpraktik dalam praktik keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
Sebutan ini menunjukkan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara
hati – hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur.(Koziers
1983:25) Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki
kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya.
Kepercayaan tumbuh dalam diri klien, karena kecemasan akan muncul bila klien
merasa tidak yakin bahwa perawat yang merawatnya kurang terampil, pendidikannya
tidak memadai dan kurang berpengalaman. Klien tidak yakin bahwa perawat memiliki
integritas dalam sikap, keterampilan, pengetahuan (integrity) dan kompetensi.
Istilah tanggung gugat, merupakan istilah yang baru berkembang untuk meminta
pertanggung jawaban seseorang karena kelalaiannya menimbulkan kerugian
bagi pihak lain. Di bidang pelayanan kesehatan, persoalan tanggung gugat
terjadi sebagai akibat adanya hubungan hukum antara tenaga medis ( dokter,
bidan, perawat) dengan pengguna jasa ( pasien) yang diatur dalam perjanjian.
Tanggung Gugat dapat diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat dalam
membuat suatu keputusan dan belajar dengan keputusan itu konsekuensi-
konsekunsinya. Perawat hendaknya memiliki tanggung gugat artinya bila ada
pihak yang menggugat ia menyatakan siap dan berani menghadapinya.
Terutama yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan profesinya.Perawat harus
mampu untuk menjelaskan kegiatan atau tindakan yang dilakukannya.
A. Kelalaian ( Negligence )
Kelalaian (Negligence) adalah salah satu bentuk pelanggaran praktek
keperawatan, dimana perawat melakukan kegiatan prakteknya yang seharusnya
mereka lakukan pada tingkatannya, lalai atau tidak mereka lakukan. Kelalaian
ini berbeda dengan malpraktek, malpraktek merupakan pelanggaran dari
perawat yang melakukan kegiatan yang tidak seharusnya mereka lakukan pada
tingkatanya tetapi mereka lakukan.
Menurut Hanafiah dan Amir (1998) dalam Soekidjo Notoatmodjo (2010)
mengatakan bahwa kelalaian adalah sikap yang kurang hati-hati, yaitu tidak
melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati melakukannya dengan
wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-hati
tidak akan melakukannya dalam situasi tersebut.
Sedangkan Guwandi (1994) mengatakan bahwa kelalaian adalah
kegagalan untuk bersikap hati-hati yang umumnya seorang yang wajar dan hati-
hati akan melakukan di dalam keadaan tersebut , ia merupakan suatu tindakan
yang seorang dengan hati-hati yang wajar tidak akan melakukan di dalam
keadaan yang sama atau kegagalan untuk melakukan apa yang seorang lain
dengan hati-hati yang wajar justru akan melakukan di dalam keadaan yang
sama.
Kelalaian dapat disebut sebagai bentuk pelanggaran etik ataupun bentuk
pelanggaran hukum, tergantung bagaimana masalah kelalaian itu dapat timbul,
maka yang penting adalah bagaimana menyelesaikan masalah kelalaian ini
dengan memperhatikan dari berbagai sudut pandang, baik etik, hukum,
manusianya baik yang memberikan layanan maupun penerima layanan.
Peningkatan kualitas praktek keperawatan, adanya standar praktek keperawatan
dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia keperawatan adalah hal
penting.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kelalaian
cenderung mengarah kesifat ketidaksengajaan, tidak berhati-hati dalam bekerja,
tidak teliti dalam melakukan suatu tindakan, tidak memperhatikan kepentingan
orang lain, namun akibat yang ditimbulkan memang bukanlah menjadi
tujuannya. Kelalaian bukanlah suatu pelanggaran hukum atau kejahatan, jika
kelalaian itu tidak sampai membawa kerugian atau cedera kepada orang lain dan
orang itu dapat menerimanya (Hanafiah & Amir, 1999). Tetapi jika kelalaian itu
mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merengut nyawa orang
lain, maka ini dklasifikasikan sebagai kelalaian berat (culpa lata), serius dan
kriminal.
B. Jenis-jenis kelalaian
Bentuk-bentuk dari kelalaian menurut sampurno (2005), sebagai berikut:
a. Malfeasance : yaitu melakukan tindakan yang menlanggar hukum atau
tidak tepat/layak, misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi
yang memadai/tepat
b. Misfeasance : yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat
tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat, misal: melakukan tindakan
keperawatan dengan menyalahi prosedur
c. Nonfeasance : Adalah tidak melakukan tindakan keperawatan yang
merupakan kewajibannya, misal: pasien seharusnya dipasang pengaman
tempat tidur tapi tidak dilakukan.
Kelalaian bisa sebagai indikasi malpraktik dan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Kelalaian perdata
Merupakan kelalaian petugas kesehatan tidak menyebabkan
pelanggaran undang-undang, akibat kelalaian tersebut tidak
menyebabkan pasien cidera, cacat ataupun kematian dan sanksinya
adalah sanksi etik yang diatur oleh kode etik profesi.
2. Kelalaian pidana
Merupakan kelalaian petugas kesehatan atau medis mengakibatkan
pelanggaran hukum atau undang-undang. Kelalaian tersebut
menyebabkan pasien cidera, cacat atau meninggal. Sanksi pelanggaran
adalah pidana yang ditentukan pengadilan dalam proses pengadilan yang
terbuka.
C. Dampak Kelalaian
Kelalaian yang dilakukan oleh perawat akan memberikan dampak yang
luas, tidak saja kepada pasien dan keluarganya, juga kepada pihak Rumah Sakit,
individu perawat pelaku kelalaian dan terhadap profesi. Selain gugatan pidana,
juga dapat berupa gugatan perdata dalam bentuk ganti rugi. (Sampurna, 2005).
Bila dilihat dari segi etika praktek keperawatan, bahwa kelalaian merupakan
bentuk dari pelanggaran dasar moral praktek keperawatan baik bersifat
pelanggaran autonomy, justice, nonmalefence, dan lainnya (Kozier, 1991) dan
penyelesainnya dengan menggunakan dilema etik. Sedangkan dari segi hukum
pelanggaran ini dapat ditujukan bagi pelaku baik secara individu dan profesi dan
juga institusi penyelenggara pelayanan praktek keperawatan, dan bila ini terjadi
kelalaian dapat digolongan perbuatan pidana dan perdata (pasal 339, 360 dan 361
KUHP).
2.3 Malpraktik Dalam Praktik Keperawatan
a. Duty
Pada saat terjadinya cedera, terkait dengan kewajibannya yaitu, kewajiban
mempergunakan segala ilmu fan kepandaiannya untuk menyembuhkan atau
setidak-tidaknya meringankan beban penderitaan pasiennya berdasarkan standar
profesi. Hubungan perawat-klien menunjukkan, bahwa melakukan kewajiban
berdasarkan standar keperawatan.
d. Proximate caused
Pelanggaran terhadap kewajibannya menyebabkan terjadinya an cedera yang
dialami pasien. Misalnya, cedera yang terjadi secara langsung berhubungan.
dengan pelanggaran kewajiban perawat terhadap pasien).
a. Assessment errors,
Termasuk kegagalan mengumpulkan data atau informasi tentang pasien
secara adekuat atau kegagalan mengidentifikasi informasi yang diperlukan,
seperti data hasil pemeriksaan laboratorium, tanda-tanda vital, atau keluhan
pasien yang membutuhkan tindakan segera. Kegagalan dalam pengumpulan
data akan berdampak pada ketidaktepatan diagnosis keperawatan dan lebih
lanjut akan mengakibatkan kesalahan atau ketidaktepatan dalam tindakan.
Untuk menghindari kesalahan ini, perawat seharusnya dapat mengumpulkan
data dasar secara komprehensif dan mendasar.
b. Planning errors
Termasuk hal-hal berikut :
c. Intervention errors
a. Criminal malpractice
Perbuatan seseorang dapat dimasukkan dalam kategori criminal
malpractice manakala perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik
pidana,yaitu :
2. Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens rea) yang berupa
kesengajaan (intensional) misalnya melakukan euthanasia (pasal 344
KUHP), membuka rahasia jabatan (pasal 332 KUHP), membuat surat
keterangan palsu (pasal 263 KUHP), melakukan aborsi tanpa indikasi
medis pasal 299 KUHP). Kecerobohan (reklessness) misalnya
melakukan tindakan medis tanpa persetujuan pasien informed consent.
Atau kealpaan (negligence) misalnya kurang hati-hati mengakibatkan
luka, cacat atau meninggalnya pasien, ketinggalan klem dalam perut
pasien saat melakukan operasi. Pertanggungjawaban didepan hukum
pada criminal malpractice adalah bersifat individual/personal dan oleh
sebab itu tidak dapat dialihkan kepada orang lain atau kepada badan
yang memberikan sarana pelayananjasa tempatnya bernaung.
b. Civil malpractice.
c. Administrative malpractice.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya.
Sebutan ini menunjukkan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara
hati – hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Kelalaian praktek
keperawatan adalah seorang perawat tidak mempergunakan tingkat ketrampilan dan
ilmu pengetahuan keperawatan yang lazim dipergunakan dalam merawat pasien atau
orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama. Kelalaian merupakan
bentuk pelanggaran yang dapat dikategorikan dalam pelanggaran etik dan juga dapat
digolongan dalam pelanggaran hukum, yang jelas harus dilihat dahulu proses
terjadinya kelalaian tersebut bukan pada hasil akhir kenapa timbulnya kelalaian.
Kelalaian tidak sama dengan malpraktek, tetapi kelalaian termasuk dalam arti
malpraktik, artinya bahwa dalam malpraktek tidak selalu ada unsur kelalaian.
Harus dilakukan penilaian terlebih dahulu atas sikap dan tindakan yang dilakukan
atau yang tidak dilakukan oleh tenaga keperawatan dengan standar yang berlaku.
Sebagai bentuk tanggung jawab dalam praktek keperawatan maka perawat sebelum
melakukan praktek keperawatan harus mempunyai kompetensi baik keilmuan dan
ketrampilan yang telah diatur dalam profesi keperawatan, dan legalitas perawat
Indonesia dalam melakukan praktek keperawatan telah diatur oleh perundang-
undangan.
3.2 Saran
1. Seorang tenaga kesehatan diharapkan memiliki kompetensi keilmuan dan ketrampilan
yang baik sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik dan sesuai
dengan kewenangan profesi.
2. Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam pembuatan
makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul makalah ini, diharapkan
kekurangan yang ada pada makalah ini dapat diperbaharui dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi ketiga: Jakarta:
EGC.Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan; Yogyakarta: Kanisius.
https://www.slideshare.net/merryismalia/materi-malpraktekkep
https://id.scribd.com/doc/242781009/Kelalaian-Dan-Malpraktek-Dalam-Keperawatan